Claim Missing Document
Check
Articles

Technological, Pedagogical, Content Knowledge (TPACK): A Discursions in Learning Innovation on Social Studies Mutiani Mutiani; Nana Supriatna; Ersis Warmansyah Abbas; Tika Puspita Widya Rini; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 2, No 2 (2021): The Innovation of Social Studies Journal, March 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v2i2.3073

Abstract

Terobosan berpikir dan kebaruan merupakan satu tantangan yang harus dijawab dalam abad 21. Tantangan tersebut harus direspon oleh pendidikan guna menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan melek terhadap perkembangan teknologi. Pengintegrasian informasi, komunikasi, dan technology dalam pembelajaran dikenal dengan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Artikel ini bertujuan mendeskripsikan telaah konseptual TPACK sebagai inovasi dalam pembelajaran IPS. Artikel diuraikan dengan studi literatur yang memanfaatkan mesin pencari dalam mendapatkan ebook dan jurnal. Pembahasan yang diuraikan dalam artikel melingkupi tujuh domain pengetahuan dalam TPACK dan kaitannya dengan pembelajaran IPS. TPACK dalam pembelajaran IPS diyakini sebagai satu role model pembelajaran yang berorientasi pada perubahan dan tuntuntan abad 21 dalam merespon era pengetahuan. Pengorganisasian materi akan bersifat kontekstual. Guru dapat mengembangkan materi yang bersifat aktual.
Overview of Rationalism and Empiricism Philosophy in Social Studies Education Mutiani Mutiani; Disman Disman; Erlina Wiyanarti; Ersis Warmansyah Abbas; Sutarto Hadi; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 3, No 2 (2022): The Innovation of Social Studies Journal, March 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v3i2.4671

Abstract

Artikel ini menjelaskan perbedaan antara kedua pandangan tersebut dan bagaimana kaitannya dengan pendidikan IPS. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan analisis tentang perkembangan filsafat ilmu dan hubungannya dengan ilmu-ilmu sosial. Tinjauan pustaka digunakan untuk mendeskripsikan pembahasan secara deskriptif. Penulis mengumpulkan literatur menggunakan buku dan mesin pencari seperti; google sarjana, gerbang penelitian, dan akademisi. Hasil dan pembahasan menggambarkan bahwa rasionalisme sebagai pernyataan aksioma dasar yang digunakan untuk membangun sistem pemikiran yang berasal dari ide. Ide yang dimaksud harus jelas, tegas, dan berasal dari pemikiran manusia—Sedangkan empirisme adalah salah satu pandangan di mana seluruh atau sebagian pengetahuan didasarkan pada pengalaman menggunakan indera. Adapun hubungan antara rasionalisme dan empirisme dalam studi sosial, pendidikan adalah studi masalah sosial berdasarkan metode analitis untuk mendapatkan pengetahuan baru. Pendidikan IPS mengajarkan konsep-konsep sebagai mata pelajaran untuk sekolah menengah pertama atau sederajat. Pengajaran konsep dapat diuraikan dengan metode penyelidikan sosial. Metode ini memberikan keleluasaan untuk memperoleh pengetahuan baru baik secara induktif maupun deduktif.
Exploitation of Children as Buskers in Banjarmasin Muhammad Adhitya Hidayat Putra; Muhammad Rezky Noor Handy; Rusmaniah Rusmaniah; Fitri Mardiani; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 3, No 1 (2021): The Innovation of Social Studies Journal, Sept 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v3i1.3990

Abstract

Fenomena anak-anak menjadi pengamen di kota-kota besar di Indonesia, seperti halmya fenomena di Kota Banjarmasin. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji factor-faktor sosial dan peran orang tua terhadap kegiatan anak-anak pengamen yang ada di kota Banjarmasin. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pengamen di Kota Banjarmasin berasal dari keluarga yang kurang mampu dan memiliki pendidikan yang sangat rendah, serta ekonomi yang dibawah, bentuk eksploitasi keluarga terhadap anak-anak tersebut adalah menjadikan mereka sebagai pengamen yang biasanya berada di wilayah lampu merah. Pemerintah juga telah melakukan berbagai macam upaya untuk mengurangi jumlah pengamen anak-anak di jalan kota Banjarmasin, tetapi hasilnya belum maksimal hingga saat ini terutama dalam masa pandemic covid-19 semakin menjamur.
The Social Capital of Banjar Community in The Implementation of Religious Rituals: A Literature Study Syaharuddin Syaharuddin; Muhammad Rezky Noor Handy; Mutiani Mutiani; Ersis Warmansyah Abbas; Bambang Subiyakto
The Innovation of Social Studies Journal Vol 3, No 1 (2021): The Innovation of Social Studies Journal, Sept 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v3i1.3992

Abstract

Perkembangan masyarakat dari waktu ke waktu mengahasilkan berbagai macam bentuk kebudayaan dan juga aktivitas yang sering dilaksanakan, diantaranya adalah aktivitas ataupun ritual keagamaan yang sering dilaksanakan oleh masyarakat Banjar, tujuan penulisan dari artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana modal sosial pada masyarakat Banjar dalam setiap pelaksanaan berbagai kegiatan ritual keagamaan. Menggunakan studi literatur sebagai desain dari penelitian ini dengan langkah-langkah yang dilakukan diantaranya pengumpulan data-data pustaka, membaca, mencatat, serta membandingkan berbagai literature yang dimana kemudian diolah menghasilkan kesimpulan sehingga menghasilkan pembahasan yang tepat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari berbagai macam aktivitas ataupun kegiatan ritual keagamaan yang sering dilaksanakan oleh masyarakat Banjar seperti bahaul, batahlil, baayun maulid, bahandil dan lainnya menunjukkan bahwa modal social yang kerekatan (bonding) yang terjalin dari berbagai hubungan seperti hubungan keluarga, kerabat dan sekitarnya menjadi salah satu bentuk dan kekuatan dari modal sosial bagi masyarakat Banjar yang masih bertahan hingga saat ini.
Education of Social Regulation Through Social Institution Materials in Social Studies Jumriani Jumriani; Bambang Subiyakto; Sutarto Hadi; Mutiani Mutiani; M. Ridha Ilhami
The Innovation of Social Studies Journal Vol 3, No 2 (2022): The Innovation of Social Studies Journal, March 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v3i2.4892

Abstract

Masyarakat memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur tersebut bekerja sama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan harmonis. Namun, jika hanya satu elemen yang tidak berfungsi dengan baik, dapat menyebabkan kekacauan sosial. Pada akhirnya, gangguan ini menciptakan suatu bentuk masalah sosial. Kondisi tersebut masih dirasakan hingga saat ini yang ditandai dengan adanya permasalahan sosial yang dapat mengganggu kerukunan masyarakat. Menyikapi hal tersebut, sekolah dengan segala mata pelajaran di dalamnya dapat mendidik pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mendukung terciptanya tatanan sosial. Hal ini juga dapat direspon melalui sub materi pranata sosial dalam mata pelajaran IPS. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi materi pranata sosial dalam mata pelajaran IPS sebagai materi untuk mendidik tatanan sosial bagi masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan. Pertama, studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai; kemudian dilakukan diskusi naratif. Hasil identifikasi dan deskripsi bahwa muatan materi pranata sosial dalam mata pelajaran IPS meliputi materi tentang pengertian, ciri, fungsi, dan jenis pranata sosial. Materi ini dapat dijadikan sebagai bahan pendidikan untuk memahami pentingnya tatanan sosial sebagai pranata sosial yang erat kaitannya dengan pedoman sikap dan perilaku dalam menghadapi permasalahan yang muncul atau berkembang di masyarakat.
Bonding Social Capital in Social Activities of Urang Banjar in the Martapura Riverbank Bambang Subiyakto; Nina Permata Sari; Mutiani Mutiani; M Faisal; Rusli Rusli
The Innovation of Social Studies Journal Vol 2, No 1 (2020): The Innovation of Social Studies Journal, Sept 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/iis.v2i1.2307

Abstract

Kekuatan modal sosial dijelaskan secara teoritis melalui tiga tipologi, yaitu; bonding social capital, bridging social capital, dan linking social capital. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan satu tipologi modal sosial yakni sistem perekat (bonding social capital). Perihal ini dimaksudkan agar memberikan analisis nilai apa yang menjadi pengikat-perekat pada Urang Banjar. Penelitian dilakukan di tiga kelurahan yang berbeda, antara lain: sungai jingah, sungai bilu, dan kuin. Pemilihan lokasi untuk memberikan representasi aktivitas sosial Urang Banjar di bantaran sungai. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan pada penelitian. Observasi, wawancara, dan dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data penelitian. Analisis data model Miles dan Huberman yakni: reduksi data, penyajian data secara naratif, dan penarikan kesimpulan menghasilkan data yang redundan. Adapun uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian mendeskripsikan bonding social capital diwujudkan dalam aktivitas sosial gotong royong. Adapun aktivitas gotong royong tersebut antara lain; mengawah, babarasih, batimbuk/manimbuk, dan bahandil. Bonding social capital dipengaruhi oleh rasa kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan kemudian dijadikan sebagai pegangan dalam berinteraksi sosial untuk mewadahi asosiasi sosial internal keluarga.
Pattern Of Religious Character Development at The Aisyiyah Orphanage In Banua Anyar Village Banjarmasin City Jumriani Jumriani; Ersis Warmansyah Abbas; Uswatun Isnaini; Mutiani Mutiani; Bambang Subiyakto
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 2 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.412 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v14i2.1735

Abstract

The problem of neglected children is still a crucial problem seen from the complexity of the problem and the increasing quantity of neglected children. The social problems of neglected children are because they cannot meet the needs of children socially and economically due to internal and external factors of the family. Children's basic needs include survival, growth and development, protection, and participation. The existence of orphanages managed by individuals, groups, and organizations can provide educational space for neglected children. One of the main things is the development of religious character. Religion is the central aspect children must have as a filter to distinguish between good and bad things to live during the times. This article aims to identify the pattern carried out at the Putri Aisyiyah Orphanage, Banua Anyar Village, to instill a religious character. The approach used in this study is qualitative by describing the study's results to describe the cultivation of character education in children at the Aisyiah Orphanage in Banua Anyar Village. Data collection techniques through observation of activities in the orphanage, interviews with administrators, caretakers of the orphanage, and documentation in recordings and pictures. Data analysis uses data reduction based on research objectives, data presentation in words equipped with tables and figures, and data verification by concluding. Finally, test the validity of the data using triangulation, the extension of observation. The study results ensure that the coaching pattern is carried out through three methods, namely habituation, example, and giving advice. In this case, the role of the caregiver affects the growth and development of the religious character of the foster child. Therefore, the Aisyiyah orphanage in Banua Anyar Village has an essential role for foster children to develop religious characters valid for the present and the future.
INTERNALISASI NILAI PENDIDIKAN MELALUI AKTIVITAS MASYARAKAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Bambang Subiyakto; Mutiani Mutiani
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v17i1.2885

Abstract

The research purposes are  to describe what educational value is in the lives of the Banjar community in Sungai Rangas Ulu village, Kabupaten Banjar; and  to describe the contribution of the educational values of the life of the Banjar community in the Sungai Rangas Ulu village, Kabupaten Banjar, as a source of social sciences learning at junior high school. A qualitative approach is used in this research. The technique of collecting the data are interview, observation and documentation. Data analysis starts from the reduction, presentation, and verification of data. The results shows that the dominance of parents in rural communities seems so clear that makes people feel dependent on the presence of parents or elders in the community. Parents are used as role models for community life. Moreover, educational values that arise from life, namely; religious, ethical and social. The form is in the form of; Religious; dominant religious activity, Ethics; inheritance of cultural values from generation to generation, and  Social; manifestation of harmonious relations between owners and cultivators of agricultural land. The contribution of educational values and social cciences learning resources is an integrated form of educational value and Social Sciences learning. The resources of Social Sciences learning must be seen as a unified whole in a learning process. Thus, they are practical and effective in the soul and human actions and objectively institutionalize in society.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai pendidikan dalam kehidupan masyarakat Banjar di Desa Sungai Rangas Ulu Kabupaten Banjar, dan menggambarkan kontribusi nilai-nilai pendidikan dari kehidupan masyarakat Banjar di Desa Sungai Rangas Ulu Banjar sebagai sumber belajar IPS di SMP. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi; wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dimulai dari reduksi, presentasi, dan verifikasi data. Hasil penelitian menggambarkan dominasi orang tua di masyarakat pedesaan tampak begitu jelas sehingga membuat orang merasa tergantung pada kehadiran orang tua atau orang tua di masyarakat. Orang tua digunakan sebagai panutan bagi kehidupan masyarakat. Nilai-nilai pendidikan yang muncul dari kehidupan, yaitu; agama, etis, dan sosial. Bentuknya dalam bentuk; Agama; aktivitas keagamaan yang dominan, Etika; pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi, dan  Sosial; manifestasi hubungan yang harmonis antara pemilik dan penggarap lahan pertanian. Kontribusi nilai-nilai pendidikan dan sumber belajar pembelajaran sosial adalah suatu bentuk integrasi nilai pendidikan dalam pembelajaran sosial. Sumber belajar pembelajaran sosial harus dilihat sebagai kesatuan yang utuh dalam proses pembelajaran. Sebagai kesimpulan, sumber belajar pembelajaran sosial praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan secara objektif dilembagakan dalam masyarakat.
The relevance of social capital in efforts to develop entrepreneurship education Herry Porda Nugroho Putro; Rusmaniah Rusmaniah; Mutiani Mutiani; Jumriani Jumriani; Bambang Subiyakto
Journal of Education and Learning (EduLearn) Vol 16, No 3: August 2022
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.053 KB) | DOI: 10.11591/edulearn.v16i3.20384

Abstract

Universities in Indonesia create millions of graduates, but the labor market does not absorb most graduates, so they become unemployed. One of the ways to overcome unemployment is through entrepreneurship education to encourage them to become entrepreneurs to create their jobs. The success of entrepreneurship is determined by utilizing capital, one of which is social capital. This study aimed to find out how the relevance of social capital in developing entrepreneurship education. This was qualitative study, and data was gathered through in-depth interviews, observation, and documentation. Data analysis went through the stages of reduction, presentation, and conclusion drawing and was finally verified. The results of the research explained that the elements of social capital, including networks, norms, and trust was built through entrepreneurship education.
Activities at Van Der Pijl Park as Social Studies Learning Resources Riska Anita; Ersis Warmansyah Abbas; Akhmad Munaya Rahman; Bambang Subiyakto; Ismi Rajiani
The Kalimantan Social Studies Journal Vol 4, No 1 (2022): THE KALIMANTAN SOCIAL STUDIES JOURNAL, OCT 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan IPS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/kss.v4i1.3710

Abstract

Pembelajaran kontekstual merupakan kegiatan yang mengajak peserta didik melihat dunia nyata di sekitar sekolah dan luar sekolah. Pembelajaran yang hanya terfokus pada satu sumber dan di satu setting tempat saja membuat peserta didik merasa jenuh. Sebagai salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru adalah melibatkan tempat wisata sebagai sumber belajar IPS. Sejalan dengan pemanfaatan lingkungan dengan pembelajaran IPS maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan taman Van Der Pijl sebagai sumber belajar IPS. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan metode deskriptif dan data yang didapatkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pemanfaatan taman van der pijl sebagai sumber belajar IPS dilakukan dengan melihat aktivitas yang ada di taman seperti interaksi sosial, aktivitas jual beli, taman sebagai pusat pertumbuhan dan taman hijau di kota Banjarbaru yang bisa dijadikan sumber belajar IPS.