Articles
Manajemen Pendidikan Islam Terpadu Sebagai Solusi Problema Pendidikan Masa Kini
Akhmad Alim;
Ahmad Sastra;
M. Ikbar Muhyi Maulani
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (806.403 KB)
|
DOI: 10.36418/syntax-literate.v8i1.11040
Istilah manajemen pendidikan Islam sudah banyak diketahui bahwa pembahasannya tidak akan jauh dari istilah manajemen pendidikan, pemaparannya di setiap referensi terkait manajemen pendidikan Islam pada akhirnya akan berujung di penjabaran manajemen pendidikan secara umum. Akan sulit jika menjelaskan tentang manajemen Pendidikan Islam tanpa melihat referensi dari bahasan umum dari manajemen pendidikan itu sendiri. Begitupun jika disambungkan dengan ruang lingkup manajemen pendidikan Islam sudah bisa dipastikan akan berkaitan erat secara umum dengan ruang lingkup manajemen pendidikan. Ruang lingkup tersebut dapat dimaknai dengan batasan objek yang menjadi tujuan bagi pengelola lembaga pendidikan Islam dalam melakukan pengelolaan lembaganya. Oleh karena itu dirasa sangat penting dan dipandang perlu untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup manajemen pendidikan Islam secara menyeluruh dan menjadi suatu pengetahuan yang bermanfaat untuk kepentingan umat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa lembaga-lembaga pendidikan yang melakukan pengelolaan dengan menggunakan manajemen pendidikan Islam. Dalam pelaksanaannya apakah sudah berjalan dengan maksimal atau masih banyak yang harus dibenahi. Tentunya dibatasi pada runag lingkup manajemen Pendidikan Islam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dengan metode kajian pustaka yang disajikan dengan berdasarkan fakta-fakta di lapangan. Menjadi konsekuensi yang logis jika sistem Pendidikan yang dijalankan sebagai Pendidikan Islam Terpadu akan memaksa menggunakan manajemen khusus terpadu pula. Manajemen Pendidikan yang efektif dan efisien yaitu dengan cara manajemen kolektif, dilakukan dengan semangat kolektifitas.
The Implementation of Amil Zakat Education in Sekolah Amil Indonesia
Ade Salamun;
Didin Hafidhuddin;
E Bahruddin;
Akhmad Alim
International Journal of Science Education and Cultural Studies Vol. 2 No. 2 (2023): ijsecs
Publisher : Sultan Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58291/ijsecs.v2i2.135
This article aims to find out the implementation of amil zakat education at the Sekolah Amil Indonesia. This article was created using is a case study method at the Sekolah Amil Indonesia (SAI) with a qualitative approach. Data was collected by means of in-depth interviews using a guideline of questions. The data that has been collected will be analyzed using content analysis. The results of the study indicate that the basis for the establishment of SAI is that amil zakat in Indonesia must be competent. SAI was established with the aim of ensuring that amil zakat competencies are identified, developed and certified so that they have an entity in Indonesia. The SAI curriculum design refers to SKKNI, but SAI formulates its own curriculum, materials and methods for learning. There is no special character education learning material in SAI, but it is still integrated into the learning material. The learning method at SAI is currently carried out online, offline and hybrid. Learning materials are delivered in a classical way (lectures), presentations, discussions, simulations/case studies, assignments, and going to the field. Measuring the success of learning outcomes is carried out through pretest, posttest, and assignments that must rely on the certification aspect.
Program Pendidikan Tasawuf Untuk Rohis Tingkat Sekolah Menengah Atas
Supradijono;
Akhmad Alim;
Hasbi Indra
Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 9 No. 3 (2023)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v9i3.556
Program pendidikan tasawuf sebagai pokok masalah pada penelitian ini karena pada dewasa ini umat Islam pada umumnya kurang memahami secara benar akan agamanya, akibat kurangnya pemahaman spiritual ini timbul banyak perilaku kehidupan yang menyimpang dari ajaran agamanya, paradigma materialis dan hedonis sangat terasa pada generasi umat pada saat ini, seolah tidak mempedulikan Allah SWT yang mengatur alam raya ini. Tujuan penelitian ini adalah ilmu untuk mensucikan jiwa dengan melakukan proses latihan dalam kesungguhan (riyadhah, mujahadah), dalam memperdalam kerohanian untuk mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah. Menurut Buya Hamka tujuan pendidikan adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat dengan cara menggabungkan antara ilmu dunia dan akhirat. Metode penelitian kualitatif bercorak study pustaka (library research) dan penelitian lapangan (field research), sumber data dari naskah dokumen dan data lapangan. “Tasawuf Modern” karya Buya Hamka merupakan sumber data utama pada penelitian ini.. Sudah bukan rahasia lagi bahwa masalah pendidikan agama Islam pada hampir setiap sekolah (negeri) adalah sangat kurang dalam segalanya, kurang waktunya, kualitas pembinaannya dan sarananya, Ini harus kita sadari dan mencarikan solusi. Rohis dengan kegiatan ektrakurikuler tasawuf sebagai salah satu solusi untuk dapat menambah pemahaman dan pelatihan pratek ibadah secara mendalam (esoteric). Ajaran Islam dibangun atas tiga hal penting yaitu : Islam, Iman dan Ihsan, maka dari “Ihsan” melahirkan ilmu akhlak atau tasawuf. Diharapkan siswa akan mempunyai “karakter religius” yang tertermin dalam sikap kehidupannya diantaranya : 1).kekhusu’an komunikasi dengan Allah, 2) ketaatan dalam beragama, 3) keikhlasan, 4) selalu dalam kebaikan, 5) mencintai sesama manusia.
Pengembangan Modul Pembelajaran Akidah Kelas X di Madrasah Aliyah
Joko Susilo;
Abas Mansur Tamam;
Akhmad Alim
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 03 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/ei.v12i03.4136
The purpose of this article is to comprehend the teaching of Islamic creed and its development especially in Islamic Senior High school (Madrasah Aliyah). By doing comparative study on the teaching of Tauhid and Aqedah of Ahlussunnah wal jamaah in connection with Wahhabism, the writer tries to find the middle ground as moderate Islamic understanding in reference to the book of tauhid “Qathrul Ghaib “ by Naser bin Muhammad As Samarqandi Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi and the book of Aqedah by Abdul Aziz Bin M. Alu Abdul Lathif as the source material with expectation of making moderate teaching of Islamic creed module for first the grade senior high school. This module is expected to be the reference to standardized practical Islamic understanding mainly about 6 pillars of Islamic faith, to be accepted by all group of people and to accommodate the needed of basic Islamic knowledge. Its simplicity and deep explanation about 6 pillars of Islamic faith make us as readers not only believe in it and but also reflected in our deeds.
Adab Education in the Online Learning Process
Kamaludin;
Ulil Amri Syafri;
Akhmad Alim
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 6 No. 4 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31943/afkarjournal.v6i4.771
The Covid-19 pandemic has changed the face of world education, including Indonesia. Education, which was originally carried out face-to-face, now has to be carried out through internet media, commonly known as "Online". This is done in an effort to reduce the spread of the Covid-19 virus. However, this new face of education presents various complex problems for educators, students, and parents of students. In the concept of Islamic Education, the process of adab education is not only in face-to-face learning but also created online. Even though they don't meet face to face, adab in studying science can always be applied in order to give birth to students who have strong character in their morals who are able to realize the development of intellectual amaliyah so that they are efficient for the good of the wider community in their capacity as servants of Allah Subhanahu wa Ta'ala.
MODUL PEMBELAJARAN AKIDAH DI KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS
Joko Susilo;
Abas Mansur Tamam;
Akhmad Alim
Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 6, No 02 (2023): Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/im.v6i02.4135
Sebagai salah satu unsur yang dipertanggung jawabkan dalam keberhasilan dan kemajuan pendidikan, modul pembelajaran akidah harus dan dituntut mengacu kepada pemahaman konsep tauhid yang refresentatif. Hal ini disadari benar oleh penulis, yaitu dengan melakukan studi komparasi terkait pemahaman tauhid dan akidah ahlussunnah wal jamaah dengan pemahaman wahabi yang kemudian mencari titik tengah sebagai pemahaman Islam moderat dengan merujuk kepada buku tauhid karya Abdul Aziz Bin M. Alu Abdul Lathif dan buku akidah karya Musthafa Al-Faqi sebagai landasan utama, sehingga akan melahirkan modul pembelajaran akidah yang moderat dan praktis untuk tingkat SMA kelas X yang dapat diterima oleh semua kalangan serta menjadi rujukan untuk standar pemahaman beragama yang praktis terkait rukun iman iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir, dan Taqdir. Modul pembelajaran akidah ini akan sebagai modul yang dapat mengakomodir kebutuhan beragama umat Islam.
ANALISIS BUKU AJAR AL-'ARABIYYAH BAINA YADAIK JILID II
Adam Hanip;
Ahmad Ahmad;
Akhmad Alim
Al Mi'yar: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Vol 6, No 2: Oktober 2023
Publisher : STIQ Amuntai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35931/am.v6i2.2576
One of the Arabic language textbooks that is widely used in Integrated Islamic High Schools in Indonesia is the book Al-'Arabiyyah Baina Yadaik. This book is organized into four levels and eight volumes. If each volume is completed in one year, it requires ten hours of study in one week, while the study hours at Integrated Islamic High Schools average four to six hours of study in one week. Therefore, from the aspect of completing the Al-'Arabiyyah Baina Yadaik book, it is difficult to achieve this in schools where there are few teaching hours. This study aims to formulate an Arabic language learning module for SMP IT class VIII through analysis of the book Al-'Arabiyyah Baina Yadaik by Abdurrahman Bin Ibrahim Al-Fauzan, Mukhtar Ath-Thahir Husain, and Muhammad Abdul Khaliq Muhammad Fadhl. The type of research used is library research with content analysis techniques. The primary source for this research is the book Al 'Arabiyyah Baina Yadaik by Abdurrahman Bin Ibrahim Al-Fauzan, Mukhtar Ath Thahir Husain, and Muhammad Abdul Khaliq Muhammad Fadhl. The secondary sources are Al'Arabiyyah Li Al-Nasyiin, Silsilat Ta'lim Lughah 'Arabiyah, Al-'Arabiyah li Al-Kibar fi Ta'lim Al-Lughah Al-'Arabiyyah lighairi Al-Nathiqina Biha, and Arabic MTs Kls VIII Ministry of Religion. The purpose of this writing is to analyze the book Al 'Arabiyyah Baina Yadaik Volume II based on four language skills; al-istima>' (listening), al-kala>m (speaking), al-qira>'ah (reading), and al-kita>bah (writing). It is hoped that the results of this analysis will provide an idea of how the model for preparing Al 'Arabiyyah Baina Yadaik is as well as its completeness if applied in schools with few teaching hours.
Mandatory Learning Of Islamic Religious Education In The Perspective Of The National Education Policy
Dedi Supriadi;
Akhmad Alim;
Abdu Rahmat Rosyadi
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 No. 001 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Special Issue)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/ei.v10i001.1720
Konsep pendidikan Islam yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadits menegaskan bahwa belajar agama Islam menjadi kewajiban yang mutlak perlu dilakukan oleh secara individual (fardhu `ain), sedangkan penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan agama Islam secara komunal (fardhu kifayah) menjadi kewajiban negara, pemerintah, masyarakat dan keluarga. Penelitian yang berkaitan dengan wajib belajar pendidikan agama Islam dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional ini dilakukan dengan pendekatan normatif. Data yang digunakan bersumber dari peraturan dan perundang-undangan serta ketentuan lainnya dengan analis data dilakukan secara deskriptif-normatif. Hasi penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, Pendidikan agama Islam wajib diajarkan dalam bentuk mata pelajaran/kuliah agama di jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang keberadaannya diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Pendidikan agama Islam menjadi bagian inti kurikulum pendidikan nasional dari jenjang pendidikan dasar, menengah dan pendidikan dalam bentuk pendidikan formal, nonformal dan informal. Kedua, di masa otonomi daerah, Pemerintah Daerah dapat menetapkan kebijakan pendidikan agama Islam melalui regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, dan bentuk peraturan lainnya dalam menyelenggaran wajib belajar pendidikan agama Islam oleh lembaga Pendidikan Agama Islam nonformal. Kebijakan Negara atau pemerintah di Indonesia telah menetapkan dalam konstitusi Negara, undang-undang, dan peraturan pemerintah, peraturan Menteri Agama tentang Pendidikan agama Islam menjadi suatu yang wajib diselenggarakan oleh setiap lembaga pendidikan Islam maupun pendidikan umum sejak dari pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi
DISKURSUS PENDIDIKAN ISLAM BERWAWASAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN TAFSIR MAUDHU’I
Akhmad Alim;
Bahrum Subagiya
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 11 No. 01 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/ei.v11i01.2036
The issue of environmental damage has become a concern of the international community. World leaders come together to find solutions to address the impacts of environmental degradation in different parts of the world. One of the important points to raise public awareness is through education, by teaching environmental education. The purpose of this study is to offer an environmentally friendly Islamic education approach with the Tafsir Maudhu'i approach, in which Islamic education has a role in public awareness to protect the environment and preserve nature. The method used in this research is thematic interpretation or Maudhu'i interpretation. The results of this study reveal that the Qur'an and Hadith have hinted at humans to protect and preserve the environment. Although in the Qur'an the word environment is not explicitly mentioned, the components that make up the environment and their interactions have been explained clearly. The purpose of Islamic education with an environmental perspective with a maudhu'i interpretation approach is to form humans who believe in Allah and the Last Day. The methods that can be used are tadabur, contemplation, and direct practice in the field in preserving the environment as exemplified by the Prophet.
Konsep Manajemen Waktu dalam Perspektif Pendidikan Islam
Endin Mujahidin;
Rachmat Rachmat;
Abbas Manshur Tamam;
Akhmad Alim
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 11 No. 01 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/ei.v11i01.2203
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Pentingya manajemen waktu. 2) Konsep dasar Manejemen waktu dalam Islam. Pendekatan kualitataif yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis yang berkaitan dengan waktu. Kemudian ayat dan Hadis tentang waktu itu dijelaskan dengan merujuk kepada penjelasan para ulama Tafsir dan para pensyarah hadis. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukan penitngnya setiap muslim untuk memenej waktunya agar ia sukses dalam segala perannya. Dan konsep manajemen waktu dalam Islam didasarkan atas empat (4) prinsip dasar 1) pemahaman yang benar mengenai urgensi waktu sehingga merasa penting untuk memanfaatkannya dalam setiap fase dan detik-detiknya. 2) memvariasikan aktivitas dan kegiatan secara seimbang, sehingga semua kegiatan ditunaikan secara moderat dan seimbang. 3) mendistribusikan waktu sesuai dengan fungsi dan kegiatan yang cocok. 4) Fleksibel dan tidak kaku. Â