Claim Missing Document
Check
Articles

MORFOMETRI ROTIFER Brachionus rotundiformis STRAIN SS ASAL TAMBAK MINANGA DAN TAMBAK WATULINEY SULAWESI UTARA YANG DIKULTUR PADA SALINITAS YANG BERBEDA Inneke Fenny Melke Rumengan; Marseni Sulung; Zammrud Lantiunga; John Kekenusa
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.612 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.2.2007.221-229

Abstract

Rotifer Brachionus rotundiformis ditemukan mendominasi tambak Minanga dan Watuliney, Sulawesi Utara. Lokasi kedua tambak ini terpisah sekitar 7 km, terletak di pantai bagian tenggara jazirah Sulawesi Utara yang menghadap Laut Maluku. Morfometri kedua populasi rotifer yang dikultur pada salinitas berbeda di laboratorium, diduga dipengaruhi oleh salinitas asal tambak dari mana rotifer itu diisolasi, yaitu 25—33 ppt untuk tambak Minanga dan 0—3 ppt untuk tambak Watuliney. Kedua populasi rotifer dikultur pada salinitas 5—30 ppt masing-masing dengan interval 5 ppt. Rotifer asal tambak Minanga diadaptasikan secara bertahap dengan menurunkan salinitas dari 30 sampai 5 ppt, di mana pada salinitas perlakuan yaitu 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppt disisihkan sebagian untuk stok eksperimen. Hal sebaliknya dilakukan pada rotifer tambak Watuliney, di mana rotifer diadaptasikan bertahap dengan menaikkan salinitas dari 5 ke 30 ppt, dan pada setiap salinitas perlakuan juga disisihkan sebagian untuk stok eksperimen. Pada setiap perlakuan, 5 ekor rotifer hasil tetasan turunan pertama dimasukkan kedalam tabung reaksi yang mengandung suspensi Nannochloropsi oculata dengan kepadatan 3x106 cells/mL pada suhu 25°C. Sesudah 7 hari, jumlah populasi rotifer meningkat akibat reproduksi partenogenesis, di mana sejumlah 30 rotifer yang membawa telur dari setiap perlakuan diukur bagian-bagian tubuhnya di bawah mikroskop. Ternyata kisaran ukuran rotifer Minanga dalam semua perlakuan lebih rendah dari rotifer Watuliney. Morfometri kedua populasi yang berasal dari tambak yang berlainan, mempunyai perbedaan yang nyata secara statistik. Ada kecenderungan panjang lorika rotifer Watuliney meningkat dengan meningkatnya salinitas, sedangkan rotifer Minanga tidak menunjukkan perbedaan ukuran dengan perubahan salinitas.The rotifers Brachionus rotundiformis were found predominantly in Minanga and Watuliney brackishwater ponds in North Sulawesi. The two ponds are located 7 km apart at south-eastern coast of North Sulawesi facing to Maluku Sea. Morphometry of the two groups may associate with the original salinities of the ponds, 25—33 and 0—3 ppt in Minanga and Watuliney ponds, respectively. The rotifers were cultured at different salinities in laboratory in order to observe the plasticity of their size. Rotifers from Minanga ponds were gradually adapted by lowering salinities from 30 ppt to 25, 20 until 5 ppt. In contrast, Rotifers from Watuliney ponds were adapted gradually by increasing salinities from 5 ppt to 10, 15, 20, 25, and 30 ppt. In each treatment, 5 first laid eggs were put into each test tube containing Nannochloropsi oculata (3x106 cells/mL) at 25°C, and after 7 days, the rotifer population remarkably increased due to parthenogenetic reproduction, and then body size of 30 egg-carrying rotifers of each treatment were measured under microscope. Body size of rotifers from Minanga ponds in all treatment was lower than that of rotifers from Watuliney ponds. Statistically, morphometry of the two groups was significantly different. However, there was a tendency for that lorica length of rotifers from Watuliney ponds to increase as the salinity increase, while rotifers from Minanga  ponds did not significantly changed in their sizes as the salinity changed.
MEKANISASI SISTEM PANEN PADA KULTUR MASSAL ROTIFER, Brachionus rotundiformis Inneke F.M. Rumengan; Budiyanto Budiyanto; Rinny Modaso; Didit Dewanto; Daniel Limbong
Jurnal Riset Akuakultur Vol 7, No 1 (2012): (April 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1145.207 KB) | DOI: 10.15578/jra.7.1.2012.111-119

Abstract

Rotifer adalah salah satu jenis zooplankton yang populer dimanfaatkan sebagai pakan alami untuk pemeliharaan larva fauna air. Beberapa kajian dewasa ini juga mempromosikan rotifer sebagai sumber senyawa bioaktif seperti khitin. Salah satu permasalahan utama dalam upaya pemanfaatan rotifer untuk akuakultur maupun untuk memproduksi senyawa bioaktif, adalah ketidakberlanjutan dan rendahnya produksi rotifer. Berdasarkan eksperimen di laboratorium menyangkut biologi dan ekologi rotifer, kultur massal yang intensif telah berhasil dilakukan pada kolam beton berukuran panjang 5 m, lebar 1 m, dan dalam 1 m. Teknik panen dan hal lain yang terkait, dipandang sebagai faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan sistem kultur massal tersebut. Mengacu pada beberapa aspek teknik yang sedang dijalankan, studi ini dilakukan untuk memperbaiki mekanisasi teknik pemanenan yang diharapkan akan meningkatkan efektivitas produksi biomassa rotifer yang bermutu baik. Beberapa uji penerapan dari hasil mekanisasi teknik pemanenan, menampilkan kapasitasnya dalam memperbaiki mutu produksi rotifer, mereduksi waktu panen dan tenaga kerja, serta mempertahankan kontinuitas siklus produksi.
PENGAWETAN ALAMI BERBAHAN DASAR SISIK IKAN PADA BUAH TOMAT HASIL PERTANIAN KELOMPOK TANI WORI Inneke Fenny Melke Rumengan
Jurnal Abadimas Adi Buana Vol 3 No 1 (2019): Juli
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.336 KB) | DOI: 10.36456/abadimas.v3.i1.a1916

Abstract

Desa Wori khususnya kelompok Tani Wori merupakan salah satu desa yang memiliki potensi dibidang pertanian. Selain potensi yang dimiliki ada beberapa permasalah yang dihadapi diantaranya permasalah pasca panen, seperti cepat membusuknya hasil produksi pertanian hortikultura. seperti buah tomat. Tomat dengan kandungan airnya yang tinggi memilki masa simpan cukup singkat bila tidak diberikan perlakuan. Sisik ikan dapat diolah menjadi senyawa yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pengawet alami. Pelaksanaan kegiatan ini berlokasi di Desa Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Aplikasi produk pengawet alami diuji cobakan pada buah tomat yang dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok tanpa perlakuan (kontrol), kelompok dengan pemberian kitosan, dan kelompok dengan nanokitosan. Observasi dilakukan pada hari ke-1, 3, 6 dan 9 setelah perlakuan diberikan, kemudian dilakukan analisis kadar airnya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kelompok dengan pemberian kitosan dan nanokitosan dapat disimpan lebih lama sampai lebih dari 9 hari pada suhu ruang, sedangkan kelompok tomat kontrol hanya bertahan < 7 hari, terlihat dengan mengerutnya permukaan buah tomat karena proses respirasi yang meningkatkan kadar air, sehingga mempercepat pembusukan. Kadar air buat tomat dengan kitosan dan nanokitosan masing-masing 88.67±6.42% dan88.66±3.05% , sedangkan tomat kontrol 94.66±3.05 %. Dengan demikian, pemberian kitosan dan nanokitosan dapat menjadi solusi bagi kelompok tani untuk mendapatkan produk yang lebih lama tingkat kesegarannya. Hasil pelaksanaan kegiatan ini membuka peluang peningkatan pendapatan petani serta pemanfaatan limbah sisik ikan untuk peningkatan kualitas produk pertanian.
Molecular Identification And Conservation Status Of Sharks From The Fins Trade In Manado City North Sulawesi Mopay, Maratade; Wullur, Stenly -; Onibala, Hens -; Ginting, Elvy Like; Rumengan, Inneke F. M; Sondak, Calvyn F.A; Sumilat, Deiske A.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 2 (2021): ISSUE JULY-DECEMBER 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v9i2.36016

Abstract

Sharks are a group of cartilaginous fish that are vulnerable to overfishing.  Genetics approaches play an important role in shark conservation. Shark fishing has become the main activity of fishermen in several areas, including in North Sulawesi. This research is focused on the molecular aspects and conservation status of shark species obtained from the shark fin trade in Manado, North Sulawesi. COI gene was amplified using Fish BCL5 (for) and HCO219 (rev) primers. Nucleotide sequences of each sample were aligned with the closest sequences in the GenBank database using the BLAST (Basic Local Alignment and Search Tool) method. The conservation status of the shark species is carried through the IUCN (International Union for the conservation of nature red list) Red list website. Molecular identification results showed that the shark’s fins from Manado had high similarity with Carcharhinus falciformis (HM1 and HM2) and Carcharhinus melanopterus (HM3). According to IUCN red list data, the C. falciformis and C. melanopterus were categorized as vulnerable to extinction (VU).Keywords:  Molekuler; COI; Shark; Manado and IUCN Red list . AbstrakHiu merupakan kelompok ikan bertulang rawan yang sangat rentan terhadap dampak penangkapan secara berlebihan.  Informasi terkait genetik hiu  yang semakin terancam populasinya sangat berperan penting dalam upaya konservasi hiu. Penangkapan hiu telah menjadi aktivitas utama nelayan di beberapa daerah, termasuk di Sulawesi Utara. Penelitian ini difokuskan pada aspek  molekuler dan penentuan status konservasi spesies hiu menggunakan sampel sirip yang di dapatkan  dari perdagangan sirip  hiu, di kota Manado.  Amplifikasi gen COI dilakukan dengan menggunakan primer Fish BCL5 (for) dan HCO219 (rev). Sekuens nukleotida masing-masing sampel disejajarkan dengan nukleotida terdekat yang ada dalam database genbank menggunakan metode BLAST (Basic Local Aligment and Search Tool)  Penentuan status konservasi dilakukan melalui penelusuran spesies rujukan di situs IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red list. Hasil identifikasi molekuler menunjukan bahwa sampel sirip hiu dari  kota Manado  memiliki kemiripan yang tinggi dengan spesies : Carcharhinus falciformis  (HM1 dan HM2) dan C. melanopterus (HM3).  Menurut data IUCN Red list, C. falciformis dan C. Melanopterus merupakan jenis hiu dalam status konservasi rentan punah (VU). Kata Kunci: Molekuler; COI; hiu; Manado dan IUCN Red list
Antibacterial Activity and Zoochemical Analysis of Sea Urchin Diadema setosum (Leske, 1778) Extract From Aertembaga Waters, Bitung City Rompas, Gebriela; Lintang, Rosita A. J.; Sumilat, Deiske A. A.; Rumengan, Inneke F. M.; Ginting, Elvy L.; Pangkey, Henneke D.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 2 (2022): ISSUE JULY-DECEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i2.42322

Abstract

Sea urchin is one of the marine biotas that produce bioactive compounds and has biological activity, one of which is antibacterial. This study aims to determine the antibacterial activity of the crude extract of D. setosum gonad and its fractionation against test bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli and to conduct a zoochemical analysis to determine the content of bioactive compounds. The antibacterial test used the disc diffusion method while the chemical analysis was carried out qualitatively. The results showed that the methanol, ethyl acetate, and n-hexane fraction had antibacterial activity against the two test bacteria. The ethyl acetate fraction was the fraction that showed the highest antibacterial activity, its inhibition zone was 8 mm against S. aureus and 7,5 mm against E. coli. The zoochemical analyses of the ethyl acetate fraction from gonads extract showed positive results for alkaloid compound, phenolic, and saponinKeywords: Sea urchin Gonad, Antibacterial, Disc diffusion, Zoochemistry, ExtractionAbstrakBulu babi merupakan salah satu biota laut yang memproduksi senyawa bioaktif dan memiliki aktivitas biologis salah satunya adalah antibakteri. Tujuan penelitian ini mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar gonad bulu babi D. setosum dan hasil fraksinasi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta melakukan analisis zookimia untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif. Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram sedangkan analisis kimia dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan baik fraksi metanol, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksana memiliki aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji. Fraksi etil asetat merupakan fraksi yang memperoleh aktivitas antibakteri tebaik dengan diameter zona hambat 8 mm terhadap bakteri S.aureus dan 7,5 mm terhadap bakteri E. coli. Hasil uji zookimia fraksi etil asetat menunjukkan bahwa ekstrak gonad D. setosum mengandung senyawa dari golongan alkaloid, fenolik, dan saponin.Kata kunci : Gonad Bulu Babi (D. setosum ), Antibakteri, difusi cakram, Zookimia, Ekstraksi
Proximate Analysis Of Collagen Cockatoa Fish Scales (Scarus sp.) Herson, Nur Afiah; Sumual, Maria Fransisca; Rumengan, Inneke F. M; Pongoh, Jantje; Mandey, Lucia C.
Jurnal Agroekoteknologi Terapan Vol. 4 No. 2 (2023): EDISI JULI-DESEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/jat.v4i2.52484

Abstract

Collagen is the main component of the dermis layer of skin (bottom of the epidermis) which is made by fibroblast cells. Collagen sourced from marine biological materials in the form of properly extracted fish scales can be an alternative source to collagen from cows and pigs. This research aims to analyze the composition of the collagen material (proximate) of Cockatua fish (Scarus sp) scales. This research was carried out in March 2023 – August 2023 at the regional technical implementation unit, Laboratory for Development and Quality Testing of Fishery Products, Gorontalo Province. Proximate analysis of parrot fish scale collagen was carried out on four parameters, namely water content, ash content, fat content and protein content. The proximate analysis method refers to the SNI 2354.2:2015 (moisture content), SNI 01-2354.1-2006 (dust content), SNI 01-2354.4-2006 (protein content), SNI 2354-3:2017 (fat content). The water content of parrotfish scale collagen is 4.35%, ash content is 0.76%, protein content is 82.17% and fat content is 1.18%. From the results of the proximate analysis it is known that all observation parameters have met BSN 8076:2014 standards. Keywords : Collagen, parrot fish scale, proximate Abstrak Kolagen merupakan komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis) yang dibuat oleh sel fibroblast. Kolagen yang bersumber dari bahan hayati laut berupa sisik ikan yang terekstraksi dengan tepat dapat menjadi sumber alternatif selain kolagen dari sapi dan babi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposis bahan (proksimat) kolagen sisik ikan kakatua (Scarus sp). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2023 – Agustus 2023 di unit pelaksana teknis daerah Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Provinsi Gorontalo. Analisis proksimat kolagen sisik ikan kakatua dilakukan pada empat parameter yaitu kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar protein. Metode analisis proksimat mengacu pada metode SNI 2354.2:2015 (kadar air), SNI 01-2354.1-2006 (kadar debu), SNI 01-2354.4-2006 (kadar protein, SNI 2354-3:2017 (kadar lemak). Hasil penelitian menunjukkan kadar air dari kolagen sisik ikan kakatua yaitu 4.35 %, kadar abu 0.76 %, kadar protein 82.17 % dan kadar lemak 1.18 %. Dari hasil analisis proksimat diketahui seluruh parameter pengamatan telah memenuhi standar BSN 8076:2014. Kata kunci : kolagen, sisik ikan kakatua, proksimat.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI GRANULOMETRI SEDIMEN DI PADANG LAMUN DESA MOKUPA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA Lahimade, Melisa; Rampengan, Royke; Sondak, Calvyn; Rumengan, Inneke; Rimper, Joice; Djamaluddin, Rignolda
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.12.3.2024.57842

Abstract

Informasi menyangkut kondisi substrat di padang lamun merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan ekosistem lamun. Pantai Desa Mokupa memiliki kawasan padang lamun yang infomasi menyangkut ukuran butir sedimennya belum pernah dihadirkan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan komposisi dan menganalisis distribusi granulometri sedimen di padang lamun Desa Mokupa Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Pengambilan sedimen dilakukan menggunakan metode sistematis di mana sedimen yang diambil pada kawasan padang lamun adalah pada area berkategori tutupan lamun jarang, sedang, padat dan sangat padat. Hasil yang diperoleh adalah komposisi sedimen   padang lamun sekitar Desa Mokupa terdiri dari sedimen berukuran debu sampai kerakal.  Pada kawasan dengan kategori tutupan lamun padat dan sangat padat, sedimen pasir halus berada pada proporsi yang terbesar. Sebaliknya sedimen kerakal proporsinya mengecil dibandingkan dengan yang terdapat pada kawasan dengan kategori tutupan sedang dan jarang. Berdasarkan nilai rataan empirik, granulometri sedimen pada kawasan berkategori tutupan sangat padat adalah yang paling halus.  Nilai penyortiran menunjukkan hampir keseluruhan sampel sedimen kawasan padang lamun berada pada kriteria buruk sampai buruk sekali.  Kemencengan umumnya berada pada kriteria asimetris kuat ke ukuran besar.  Kriteria peruncingan pada kawasan berkategori tutupan padat adalah leptokurtik, sedangkan pada kategori tutupan sangat padat adalah sangat leptokurtik. Kata kunci: Padang lamun, Komposisi sedimen, Distribusi granulometri, Mokupa
Morphometry of Limpet, Patelloida heroldi (Dunker, 1861) on Exposed and Sheltered Intertidal Stony Shores at Magarizaki Beach, Amakusa, Japan Roring, Jordan Iglesias; Paruntu, Carolus Paulus; Rumengan, Inneke Fenny Melke
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.58533

Abstract

This study aims to determine the differences in shell dimensions (length, width, and height) of Patelloida heroldi between two locations: an exposed intertidal stony shore and a sheltered intertidal stony shore. The research was conducted at Magarizaki Beach, Tomioka Peninsula, Amakusa, Japan, over two months from March to April 2024. Sampling was conducted using 25 x 25 cm quadrats along a line transect. The results showed that the average shell size of P. herolda at the exposed shore was 7.52 mm in length, 5.57 mm in width, and 2.23 mm in height, while, at the sheltered shore was 5.34 mm in length, 4.10 mm in width, and 1.81 mm in height. The shell size of limpets living on the exposed shore was significantly larger than those on the sheltered shore (t-student, P < 0.05). This study suggests that the difference in limpet shell sizes between the two locations was not influenced by population density, but was likely affected by differences in food supply and sedimentation levels in the areas. The impacts of environmental factors and food supply on the growth of limpets at the two locations are necessary to study in the future. Keywords: Exposed intertidal stony shore, morphometry, Patelloida heroldi, shell, sheltered intertidal stony shore Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan perbedaan dimensi cangkang P. heroldi (panjang, lebar, dan tinggi) di antara dua lokasi berbeda, yaitu pantai berbatu intertidal terbuka dan pantai berbatu intertidal terlindung. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Magarizaki, Semenanjung Tomioka, Amakusa, Jepang selama 2 bulan, Maret-April 2024. Metode yang digunakan yaitu metode sampling kuadrat dengan menggunakan transek garis dan kuadrat yang berukuran 25 x 25 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ukuran cangkang Patelloida heroldi di pantai berbatu terbuka, yaitu masing-masing panjang, lebar, dan tinggi cangkang sebesar 7,52 mm, 5,57 mm, dan 2,23 mm, sedangkan yang di pantai berbatu terlindung, yaitu masing-masing panjang, lebar, dan tinggi cangkang sebesar 5,34 mm, 4,10 mm, dan 1,81 mm. Ukuran cangkang limpet yang hidup di pantai berbatu terbuka lebih besar dibandingkan dengan yang hidup di pantai terlindung (t-student, P < 0,05). Penelitian ini memperlihatkan bahwa perbedaan ukuran cangkang limpet di kedua lokasi tidak dipengaruhi oleh faktor kepadatan, melainkan diduga dipengaruhi oleh perbedaan suplai makanan dan tingkat sedimentasi pada kedua area pantai intertidal berbatu yang terbuka dan terlindung. Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan suplai makanan terhadap pertumbuhan limpet pada kedua lokasi perlu diteliti lebih lanjut. Kata kunci: Cangkang, morfometri, pantai berbatu intertidal terbuka, pantai berbatu intertidal terlindung, Patelloida heroldi
Variability Of Chlorophyll-A and Sea Surface Temperature in The Maluku Sea During El Nino Period 2023 Leksono, Anindito; Patty, Wilhelmina; Manu, Lusia; Rumengan, Inneke Fenny Melke; Budiman, Johny; Lumuindong, Frans
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 13 No. 1 (2025): ISSUE JANUARY-JUNE 2025
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v13i1.57199

Abstract

Oceanographic factors such as Sea Surface Temperature (SST) and Chlorophyll-a (Chl-a) during El Nino can make fishing easier. The research aims to analyze the variability of SST and Chl-a in the Maluku Sea during El Nino 2023 and determine the influence of El Nino on upwelling in the Maluku Sea. The method used uses SST from Remote Sensing data which has been validated using observation and Chl-a data. Rainfall data is used to ascertain the climatic conditions of the North and South Maluku Sea regions. Validation of remote sensing SST data with observations has a correlation coefficient of 0.677. The research results show that in the West Monsoon of North Maluku, the SST was 29.1ºC and Chl-a 0.24 mg/m3 due to the influence of La Nina 2022 as shown by the rainfall in February of 199 mm. During the transition monsoon, the SST in the North Maluku Sea is 29.3 ºC higher than the South 29.8ºC. The East Monsoon SST in the Southern Maluku Sea experiences a decrease in temperature reaching 27.9 ºC and Chl-a of 075 mg/m3. Transition Monsoon II SST is 30ºC and Chl-a 0.21 mg/m3. The research concludes that the El Nino phenomenon that will occur in 2023 will affect upwelling in the Maluku Sea by 84%. There is a mismatch between the Chl-a peak in August SST and the SPL peak that occurred in September. When El Nino 2023 occurs, Chl-a is higher in the southern part of the Maluku Sea compared to the northern part, as is the SST. Keywords: SST, Chl-a, East monsoon, El Nino, Upwelling Abstrak Mengetahui faktor oseanografi seperti Suhu Permukaan Laut (SPL) dan Klorofil-a (Chl-a) saat El Nino dapat mempermudah penangkapan ikan. Tujuan penelitian untuk menganalisis variabilitas SPL dan Chl-a di Laut Maluku saat terjadi El Nino 2023 dan mengetahui pengaruh El Nino terhadap upwelling di Laut Maluku. Metode yang digunakan menggunakan data Penginderaan Jauh SPL yang telah di validasi menggunakan data obsevasi dan Chl-a. data curah hujan digunakan untuk memastikan kondisi iklim wilayah Laut Mauluku bagian Utara dan Selatan. Validasi data SPL penginderaan jauh dengan observasi memiliki korefisien korelasi sebesar 0.677. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada Musim Barat Laut Maluku bagian Utara dengan SPL 29.1ºC dan Chl-a 0.24 mg/m3 dikarenakan pengaruh La Nina 2022 yang ditunjukkan dari curah hujan bulan Februari sebesar 199 mm. Saat Musim peralihan SPL di Laut Maluku bagian Utara 29.3 ºC lebih tinggi dari bagian Selatan 29.8ºC. Musim Timur SPL di Laut Maluku bagian Selatan mengalami penurunan suhu mencapai 27.9 ºC dan Chl-a sebesar 075 mg/m3. Musim Peralihan II SPl sebesar 30ºC dan Chl-a 0.21 mg/m3. Kesempulan penelitain adalah ini Fenomena El Nino yang terjadi pada tahun 2023 mempengaruhi upwelling di laut maluku sebasar 84%. Terjadi ketidak seuaian antara puncak Chl-a bulan Agustus SPL dengan puncak SPL yang terjadi bulan September. Saat terjadi El Nino 2023 Chl-a lebih tinggi di Laut Maluku bagian Selatan jika dibandingkan bagian Utara, begitu pula dengan SPL. Kata kunci: SPL, Chl-a, Musim Timur, El Nino, Upwelling
Study of e-DNA Quality at Fishing Ground of Manado Bay, North Sulawesi Province. Zebua, Nistiarni; Mandagi, Ixchel F.; Masengi, K.W.A; Luasunaung, Alfret; Rumengan, Inneke F. M.; Wulur, Stenly; Makapedua, Daisy M.; Masengi, E. I. K.G.; Sumilat, Deiske A.; Masengi, Akira W. R.; Manoppo, Victoria
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 13 No. 1 (2025): ISSUE JANUARY-JUNE 2025
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v13i1.57404

Abstract

We used the Nansen Bottle Sampler to collect water samples in the deepsea area, ranging from 150 meters to 175 meters in six water points around Manado Bay, to test the quality of e-DNA water samples to detect target species in the fishing area. Therefore, the basis of the case study method with a sampling technique was carried out on July 29 2023 using Power Water Sterivex Kits, water samples were then stored at -250C and were then taken to TBRC, University of the Ryukyus for further laboratory works, such as; eDNA extract, eDNA quality testing, 1st and 2nd PCR and Electrophoresis eDNA analysis processes using MiFish-U primers with a target of 163–185bp and 375 bp, following the MiFish protocol.  Based on the results of the eDNA extract solution, it is known that the quality of eDNA from the 6 sampling sites locations ranged between 2.8 µg/mL – 4.4 µ g/mL, which means a good quality of eDNA. Moreover, it showed that the presence of DNA fragments at Kappa 60◦C Gelelectrophoresis 1st-PCR, 12S rRNA gene product (163–185bp), and Kappa 60◦C and 65◦C Geklelectrophoresis 2nd-PCR Products according to the target amplicon 375 bp. This means we can conduct the next step, the PCR sequence analysis.  Then, eDNA quality testing, 1st and 2nd PCR, and Electrophoresis of e-DNA analysis process were using MiFish-U F/R primers with a target of 375 bp, it is known that the concentration of Nanodrop from the 6 sampling locations ranges between 2.8 µg/mL – 4.4 µg/mL while the core or quality eDNA ranged from 1.56 µg/mL – 2.50 µg/mL. Based on identification results, five types of species were detected; Myctophum lychnobium, Selar crumenophthalmus, Photonectes sp., Oreochromis sp. Thunnus obesus and Homo sapiens were generated using eDNA metabarcoding on the mitochondria genome database MitoFish. Keywords: e-DNA, eDNA quality, species target, fishing area, Manado Bay   Abstrak Kami menggunakan Nansen Bottle Sampler untuk mengambil sampel air pada laut dalam berkisar 150meter sampai 175 meter di enam titik perairan Sekitar Teluk Manado, untuk menguji Kualitas e-DNA sample air yang digunakan untuk mendeteksi target spesies pada daerah penangkapan. Selanjutnya dasar metode studi kasus dengan teknik pengambilan sampel secara sampling dilakukan pada tanggal 29 Juli 2023 menggunakan Power Water Sterivex Kits, sapel air disimpan pada -250C yang selanjutnya dibawa ke TBRC, University of the Ryukyus untuk pnelitian laboratorium lanjutan seperti ekstrak eDNA, Pengujian kualitas eDNA, 1st and 2nd PCR dan Elektrophoresis proses analisis eDNA menggunakan primer MiFish-U dengan target 375 bp, mengikuti MiFish protokol. Berdasarkan hasil pengujian larutan ekstrak eDNA diketahui bahwa kualitas eDNA dari 6 titik lokasi sampling berkisar antara 2.8 ng/mL – 4.4 ng/mL dan menunjukkan adanya fragment DNA pada Kappa 60◦C Geklelectrophoresis 1st-PCR Produk 12S rRNA gene (163–185bp, dan Kappa 60◦C dan 65◦C Geklelectrophoresis 2nd-PCR Produk sesuai amplikon target 375 bp. Hal ini berarti dapat dilanjutkan pada tahap analisis sekuens PCR. Pengujian kualitas eDNA, 1st and 2nd PCR dan Elektrophoresis proses analisis eDNA menggunakan primer MiFish-U F/R dengan target 375 bp, diketahui bahwa konsentrasi Nanodrop dari 6 titik lokasi sampling berkisar antara 2.8 µg/mL – 4.4 µg/mL sedangkan kemurnian atau kualitas eDNA berkisar antara 1.56 µg/mL – 2.50 µg/mL. Hasil identifikasi menyatakan lima jenis spesies terdeteksi; Myctophum lychnobium, Selar crumenophthalmus, Photonectes sp., Oreochromis sp. Thunnus obesus, Homo sapiens dihasilkan dengan menggunakan eDNA metabarcoding pada MitoFish database genom mitokondria. Kata kunci : e- DNA, kualitas eDNA, target spesies, daerah penangkapan, Teluk Manado.
Co-Authors Ahmad Ismail Akerina, J. Alfret Luasunaung Anggraeny, Dyta Anindito Leksono Ariyati H Fadel Budiyanto Budiyanto Calvyn F. A. Sondak, Calvyn F. A. Carolus Paulus Paruntu D. Sumilat Daniel Limbong Deiske Adeliene Sumilat, Deiske Adeliene Didit Dewanto Edi Suryanto Elvy L. Ginting, Elvy L. Emma Suryati Erly Kaligis Erly Kaligis F. Losung, F. Fallen B. Sandana Fembri, Fransiskus Gerung, Pramulya R.A Ginting, Elvy Like Gregoria S. S. Djarkasi Grevo S Gerung Harino, Hiroya Harino, Hiroya Henneke Pangkey Hens Onibala Herson, Nur Afiah Hety B Lahope Indra R.N. Salindeho Indriasari ., Indriasari Inoue, Koji Inoue, Koji Ixchel F Mandagi J. Rimper Jantje Pongoh John Kekenusa Johny Budiman Joice R.T.S.L Rimper Joppy Mudeng Julius Sampekalo K. W.A. Masengi Lahimade, Melisa Lintang, Rosita AJ Lucia Cecilia Mandey Lumuindong, Frans Luntungan, Aldian H. Luntungan, Aldian H. Makapedua, Daisy M. Manoppo, Victoria Manu, Lusia Markus T. Lasut Marseni Sulung Masengi, Akira W. R. Masengi, E. I. K.G. Masengi, K.W.A Melky R Pattiwael Mongan, Jemsi Mopay, Maratade N. D. Rumampuk, N. D. N.D. Rumampuk Nasution, Ali Napiah Nawangsari Sugiri Pangemaman, Trezya Nilam Sari Pangkey, Henneke D. Patricia Untu, Patricia Petrus P Letsoin Pipih Suptijah Rampengan, M. M.F. Rampengan, Royke Remy E. P Mangindaan RICHARDUS KASWADJI Rignolda Djamaluddin Rina Kundre Rinny Modaso Riny Modaso Rompas, Gebriela Roring, Jordan Iglesias Rudi Prabowo Rumampuk, N.D. Salindeho, Netty Salindeho, Netty Sammy N.J. Longdong Songgigilan, Anisha M.G Sri Yuningsih Noor Stenly Wullur Sumampouw, Eliza J Sumilat, Deiske A. A. Sumual, Maria Fransisca Talumepa, Anggun C. N. Trina Tallei Veibe Warouw Wattayakorn, Gullaya Wattayakorn, Gullaya Wilhelmina Patty Wulur, Stenly Yatsuzuka, Emi Yatsuzuka, Emi Zammrud Lantiunga Zebua, Nistiarni