Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENERAPAN DALAM PEMANFAATAN ARANG JERAMI YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG PAYA BUJOK BRAMO Samsu, Nur; Mutia, Tari; Saraswati, Dara; Wahyuni, Ida
Jurnal Jeumpa Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Jeumpa
Publisher : Department of Biology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Samudra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat penggunaan spidol whiteboard sangat tinggi terutama dalam bidang pendidikan. Spidolwhiteboard digunakan sebagai sarana kegiatan belajar mengajar oleh guru, dosen, atau para tentor di lembaga-lembaga bimbingan belajar. Berbeda dengan kapur, spidol yang beberapa diantaranya memilki kadar VOC (Volatile Organic Compound) yang tinggi sangat membahayakan kesehatan. VOC (Volatile Organic Compound) adalah senyawa yang mengandung karbon yang mudah menguap pada tekanan dan temperatur tertentu yang mampu mencemari udara. VOC dapat teremisi sebagai gas dari bahan padatan atau cairan yang mengandung VOC. Efek yang ditimbulkan terhadap kesehatan oleh VOC bisa akut atau kronik tergantung dari jenis VOC yang teremisi. Konsentrasi VOC yang teremisi didalam ruangan jauh lebih tinggi jika dibandingkan diluar ruangan karena terjadi akumulasi VOC didalam ruangan tersebut. Efek kesehatan dari VOC diantaranya adalah iritasi pada mata,hidung dan tenggorokkan,sakit kepala atau pusing,kehilangan koordinasi,mual,kerusakan hati,ginjal,dan sistem saraf pusat. Kampung Paya Bujok Bramo adalah sebuah dusun yang dimana penduduknya berada di daerah lahan pertanian .dengan para ibu-ibu rumah tangganya yang pada umum nya ke sawah.jadi bisa memberikan informasi untuk lahan mereka sendiri.masyarakat Paya Bujok Bramo masih alami mereka belum pernah memanfaatkan limbah jerami. Hal ini menjadi motivasi kami sebagai mahasiswa Universitas Samudra memberikan pengetahuan tentang jerami. Bahwa jerami dapat dijadikan usaha rumah tangga yang akan dijadikan tinta spidol yang berguna untuk pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu 1) Khalayak sasaran kegiatan, 2) Bentuk Kegiatan, 3) Alat dan Bahan. Hasil kegiatan pelaksanaan pembuatan tinta arang jerami proses pembuatan limbah jerami yang dijadikan tinta spidol, dengan komposisi takaran proses pembuatan yaitu: jerami 35%, resin 5%, aquades 25%, propilen glikol 5%, alkohol 30%. Proses dalam pelatihan ini mendapatkan respon yang baik dari perangkat desa dan masyarakat setempat
Jurnal Ilmiah di Indonesia: Kondisi Masa Lalu, Saat Ini dan Potensi Kedepan Samsu, Nur
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Edisi Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Province of East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.642 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.1

Abstract

Alhamdulillah, atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya redaksi Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan (JK-RISK) dapat menerbitkan edisi perdananya. JK-RISK merupakan jurnal ilmiah online, open access, dan peer-reviewed yang dikelola oleh tim Penelitian dan Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar, Malang, Indonesia. JK-RISK bertujuan utama untuk menyebarluaskan informasi dibidang Kesehatan dan Kedokteran, sehingga menambah khazanah ilmu pengetahuan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendorong semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas penulisan artikel ilmiah di Indonesia pada umumnya.
Strategi Memerangi Resistensi Antibiotik Samsu, Nur
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 2 No 1 (2022): Edisi Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Province of East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jk-risk.02.1.1

Abstract

Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM): Prosedur, Interpretasi dan Penggunaan Klinik Samsu, Nur
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 2 No 3 (2023): Edisi Juni
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Province of East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jk-risk.02.3.4

Abstract

Mengingat peran penting hipertensi sebagai salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas prematur global, maka untuk diagnosis dan tatalaksana hipertensi secara tepat, hal yang sangat penting adalah melakukan pengukuran tekanan darah (TD) yang tepat. Secara historis, diagnosis, tatalaksana, dan prediksi risiko kematian pada pasien hipertensi didasarkan pada pembacaan TD di klinik. Namun, pembacaan TD di klinik terbukti tidak selalu dapat mencerminkan TD pasien yang sebenarnya. Dilain pihak, telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) adalah prediktor yang lebih baik untuk kejadian kardiovaskular utama dibandingkan pengukuran TD di klinik. ABPM mengurangi jumlah pembacaan yang salah, bersamaan dengan manfaat tambahan untuk memahami variabilitas dinamis TD. ABPM memungkinkan pencatatan pengukuran TD setiap 15 – 30 menit dalam 24 jam dan mengevaluasi berbagai parameter seperti TD rata-rata 24 jam, TD rata-rata siang hari, TD rata-rata malam hari, dan persentase penurunan TD pada malam hari. Tulisan ini fokus pada pentingnya ABPM, kelebihan dan keterbatasannya dibandingkan dengan pengukuran TD klinik standar serta prosedur dan interpretasinya dalam mendiagnosis dan melakukan tatalaksana hipertensi secara lebih tepat
Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi Krisis Samsu, Nur
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 3 No 1 (2023): Edisi Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Province of East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jk-risk.03.1.6

Abstract

Hipertensi krisis dibagi menjadi hipertensi darurat dan mendesak. Bagi sebagian besar dokter, perbedaan antara kedua jenis hipertensi krisis ini memberikan tantangan tersendiri, utamanya dalam hal terapi dan tindak lanjut. Ciri pembeda utama dari kedua jenis hipertensi krisis ini adalah adanya kerusakan organ target akut yang sedang berlangsung, bukan derajat tekanan darah (TD) nya. Hipertensi darurat merupakan keadaan darurat medis yang sebenarnya, yang umumnya memerlukan penurunan TD segera, di ruang perawatan intensif dan terapi obat antihipertensi intravena jangka pendek yang mudah dititrasi. Strategi umum tatalaksana berdasarkan pada hypertension mediated organ damage (HMOD) yang spesifik; onset terjadinya HMOD, khususnya yang sensitif waktu seperti stroke iskemik akut, infark miokard akut dengan elevasi ST; dan ketersediaan fasilitas dan sumber daya. Hipertensi mendesak adalah keadaan peningkatan TD yang berat atau bermakna tetapi tanpa kerusakan akut organ target. Hipertensi seperti ini tidak memerlukan penurunan TD secara cepat, dan dapat diterapi secara rawat jalan dengan obat oral yang sesuai.
Tantangan Terhadap Tatalaksana Sindroma Nefrotik Samsu, Nur
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 3 No 1 (2023): Edisi Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Province of East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jk-risk.03.1.1

Abstract

The Role of Physical Activity in Improving QOL of Patients Undergoing Hemodialysis Ferdiana, Asihanti Rosita; Samsu, Nur
Indonesian Journal of Kidney and Hypertension Vol 1 No 1 (2024): Volume 1 No. 1, April 2024
Publisher : PERNEFRI (PERHIMPUNAN NEFROLOGI INDONESIA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32867/inakidney.v1i1.114

Abstract

Patients undergoing hemodialysis (HD) experience increased mortality rates and decreased physical activity, which has an impact on patients' low quality of life (QOL). Physical activity has positively affected cardiovascular function, strength, and overall health status. On the other hand, physical activity has not been proven to cause any health hazards in HD patients. However, physical activity has not become a routine practice for HD patients, and there are no clear guidelines for physical activity in HD patients. Due to the inherent condition, intradialytic aerobic exercise appears to be the most suitable physical activity method for HD patients. However, research is still needed to assess the effectiveness and safety of intradialytic exercise (IDE) for HD patients in the long term. Research results can be used as a reference in developing the most appropriate IDE guidelines for HD patients.
Determinants of Nutritional Status and Quality of Life in Hemodialysis Patients Samsu, Nur
Indonesian Journal of Kidney and Hypertension Vol 1 No 1 (2024): Volume 1 No. 1, April 2024
Publisher : PERNEFRI (PERHIMPUNAN NEFROLOGI INDONESIA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32867/inakidney.v1i1.124

Abstract

-
The Role of Plasma Osmolarity in the Mortality of Patients with Covid-19 Indiastari, Dewi; Candradikusuma, Didi; Sutanto, Heri; Budiarti, Niniek; Samsu, Nur
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 33 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2024.033.02.12

Abstract

Covid-19 (Coronavirus disease 2019) is a new infectious disease that attacks the respiratory tract and is caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARSCoV-2), causing multiorgan failure, often requiring temporary support such as the use of a ventilator or hemodialysis equipment. This condition is related to an imbalance in fluid distribution associated with changes in osmolarity or hyperosmolarity. This research aims to explain the role of plasma osmolarity in Covid-19 patients at dr. Saiful Anwar Hospital, Malang, in patient outcomes, especially death outcomes. The sample for this study was 205 medical records of Covid-19 patients, recorded from September 2021 to May 2022. This study used a retrospective cohort design to describe plasma osmolarity in Covid-19 patients and the outcome of hospitalized patients. There were 205 patient data obtained, with 85 patients dying aged <65 years. Sixty-eight patients of Covid-19 with comorbidities (DM, HT, AKI, CKD, combination) died. There was no difference in plasma osmolarity for living and deceased patients. Repeated plasma osmolarity (retest) had a good degree of accuracy in predicting the outcome of Covid-19 patients, where sensitivity was 71.3% and specificity was 73.4% at a cut-off value of 277.32mOsm/L. The repeat plasma osmolarity value of ≥277.32 had a PPV value of 75%, while plasma osmolarity <277.32 had an NPV value of 69.3%. The OR value was 6.77, meaning that Covid-19 patients with repeated plasma osmolarity levels ≥277.32 would have 6.77 times the risk of mortality compared to Covid-19 patients with repeated plasma osmolarity levels <277.32.
Differences in Nutritional Status and Quality of Life in Hemodialysis Patients Compared to CAPD Kosasih, Angelia; Samsu, Nur; Rifa'i, Achmad
Clinical and Research Journal in Internal Medicine Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1, May 2024
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.crjim.2024.005.01.02

Abstract

Background: Patients with chronic kidney disease who undergo hemodialysis and CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis) modalities often experience disturbances in nutritional status and quality of life. The condition is affected by the chosen modalities and duration. Aim: This study assesses the differences in nutritional status and quality of life in individuals undergoing hemodialysis therapy with a duration of 4-hour, hemodialysis with a duration of 5-hour, and CAPD in order to determine the best modalities for patients with chronic kidney disease. Methods: Data were collected with cross-sectional from patients with chronic kidney disease at the hemodialysis polyclinic at RSUD dr. Saiful Anwar Malang, Panti Nirmala Hospital Malang, Wava Husada Kepanjen Hospital, and the CAPD polyclinic at RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Classified into CAPD group, 4-hour hemodialysis group, and 5-hour hemodialysis group. Assessment with a questionnaire consisting of the patient’s baseline characteristics, subjective global assessment (SGA), and SF-36 are used to assess and analyze differences in nutritional status and quality of life of patients with chronic kidney disease against the selected dialysis modality. Results: The physical health of the 5-hour hemodialysis group showed significant results compared to the 4-hour hemodialysis and CAPD (p <0.05). Mental health in the 5-hour hemodialysis procedure showed significant results compared to the 4-hour hemodialysis and CAPD (p <0.05). The nutritional status of 5-hour of hemodialysis was better than 4-hour of hemodialysis and CAPD (p<0.05). Conclusion: Hemodialysis with a duration of 5-hour has a better nutritional status and quality of life compared to a duration of 4-hour or CAPD.