Claim Missing Document
Check
Articles

Model Pengembangan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio di Jawa Tengah Wiratmo, Liliek Budiastuti; Irfan, Noor; Samudi, Samudi
Jurnal The Messenger Vol. 8 No. 2 (2016): July-December
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/themessenger.v8i2.340

Abstract

Local  Public  Broadcasting  radio  is  broadcasting  reform  that  seeks  to  restore  the  sovereignty of the people as the owners of the frequencies through Act No. 32 of 2002 on Broadcasting.   Government Regulation  No. 11/2005 create the space   to  Local Government Radio Broadcasting can adjust to the regulations on LPPL Radio. However, up to ten years since the birth of the Broadcasting Act, the presence of LPPL Radio presence in Central Java has not been fully able to show a real role. This study used a qualitative approach through bencmarking studies between LPPL radio with the Broadcasting Licence and the Broadcasting Operation Principle Permit, which is Radio Swara Kendal FM; Radio Kota Batik, Pekalongan; Radio Singosari, Brebes; In FM Radio, Kebumen; Irama FM Radio, Purworejo and LPP RRI Semarang. The result of this research is the Local Public Broadcasting Radio development model accordance with applicable regulations.
Pengembangan Smart Urban Farming Matching Dengan Pendidikan Sekolah Menegah Serta Memperkuat Ekonomi Daerah Menuju Swasembada Pangan Keluarga Samudi, Samudi
Ta'lim : Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 2 (2023): Ta'lim : Jurnal Multidisiplin Ilmu
Publisher : STAI Hidayatut Thullab Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin tinggi, sektor pertanian perlu menghadapi tantangan seperti keterbatasan lahan yang tersedia, perubahan iklim, dan ketergantungan pada impor pangan. Keterbatasan lahan pertanian mengakibatkan keterbatasan dalam memperluas produksi pangan. Sementara itu, perubahan iklim, seperti pola curah hujan yang tidak stabil dan suhu meningkat, dapat mempengaruhi produksivitas pertanian. Selain itu, ketergantungan pada impor pangan menempatkan negara dalam posisi rentan terhadap fluktuasi harga dan ketidakpastian pasokan. Pengembangan smart urban farming dapat membantu mencapai swasembada pangan keluarga di Indonesia dengan beberapa cara. Pertama, teknologi smart farming dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida. Hal ini dapat meningkatkan produksi pangan dan mengurangi biaya produksi. Kedua, urban farming dapat dilakukan di daerah perkotaan yang dekat dengan konsumen, sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan distribusi. Ketiga, urban farming dapat dilakukan di lahan-lahan kosong yang ada di daerah perkotaan, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan lahan pertanian dan mengurangi ketergantungan pada lahan pertanian di pedesaan. Keempat, urban farming dapat meningkatkan kemandirian pangan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Dengan demikian, pengembangan smart urban farming dapat membantu mencapai swasembada pangan keluarga di Indonesia. Sektor pertanian perkotaan memiliki potensi untuk memberikan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Urban farming dapat menjadi upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan memperbaiki ekologi kota. Urban farming dapat dilakukan di lahan-lahan kosong yang ada di daerah perkotaan dan dapat meningkatkan ketersediaan lahan pertanian. Urban farming juga dapat dilakukan di daerah perkotaan yang dekat dengan konsumen, sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan distribusi. Urban farming dapat meningkatkan kemandirian pangan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Selain itu, urban farming dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi biaya produksi. Urban farming dapat dilakukan dengan teknik seperti hydroponics, verticulture, fisheries, dan rooftop garden. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) juga dapat memberikan pelatihan dan pemagangan bagi petani untuk petani, sehingga mendorong petani berorientasi bisnis dan mandiri.Faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan smart urban farming meliputi penggunaan teknologi seperti artificial intelligence, remote sensing, dan IoT (Internet of Things). Selain itu, sistem kontrol dan monitoring tanaman yang efektif dan efisien juga diperlukan, seperti sistem pemantauan pencahayaan, ketinggian, dan penyiraman tanaman berbasis Arduino Uno dengan komunikasi modul Wi-Fi ESP8266-01. Dalam mengembangkan smart urban farming, perlu juga adanya pelatihan dan pemagangan bagi petani untuk mengadopsi teknologi dan memperoleh pengetahuan yang diperlukan.