Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Processing of Plastics Waste into Fuel Oil by Communal Scale Pyrolysis Method in Kedungringin Village, Muncar, Banyuwangi Prabuditya Bhisma Wisnu Wardhana; Agung Fauzi Hanafi; Asmar Finali; Mega Lazuardi Umar; Andrean Bagus Prasetyo
GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/gandrung.v3i2.2008

Abstract

Plastic waste is a big problem in society because it can pollute the environment. The purpose of this assisted village grant program is to apply plastic waste processing technology into fuels that can be used for household and small-scale industrial purposes for the residents of Kedungringin village. The activities of the assisted village grant program are carried out by observing partners, then identifying equipment needs and designing and fabricating pyrolysis equipment. After the fabrication process is complete, then it is continued with socialization and training for Kedungringin villagers. Reactor performing tests using 1.5 kg of polyethylene plastic waste were able to produce about ± 1.2 liters of oil and ± 200 grams of charcoal from plastic waste. We hoped that with this plastic waste processing tool, the problem of environmental pollution due to the accumulation of plastic waste can be solved without causing new problems.
Potensi Limbah Plastik sebagai Sumber Energi Terbarukan Menggunakan Proses Degradasi Termal dan Katalitik Prabuditya Bhisma Wisnu Wardhana; Agung Fauzi Hanafi; Asmar Finali; Mega Lazuardi Umar
J-Proteksion Vol 7, No 1 (2022): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v7i1.8242

Abstract

Limbah plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai secara alami dikarenakan laju degradasinya yang lambat. Pemusnahan sampah plastik akibat pembakaran pada suhu tinggi dapat menimbulkan bahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pengolahan limbah plastik menjadi sumber energi terbarukan untuk mendukung kebutuhan energi. Bahan baku dari penelitian ini adalah limbah plastik polietilen. Degradasi termal mampu mengkonversi sekitar 65% minyak, 26% gas yang tidak bisa dikondensasi, dan 9% produk padat yang berupa arang limbah plastik (char). Sedangkan pada proses degradasi menggunakan katalis zeolit alam mampu menghasilkan 59% minyak, 36% gas dan 5% char. Degradasi termal dan katalitik mampu menghasilkan produk minyak yang memiliki kecenderungan mirip dengan sebaran karbon pada biosolar. Penggunaan katalis menurunkan kuantitas fraksi sedang (C12-C22) dan meningkatkan kuantitas fraksi ringan (C4-C11). Penggunaan katalis zeolit alam mempengaruhi distribusi produk (cair, gas, padat), distribusi senyawa karbon, distribusi kelompok senyawa hidrokarbon dan sifat minyak dari limbah plastik. Penggunaan katalis zeolit alam juga menurunkan kuantitas senyawa karbon fraksi sedang (C12-C22) yang cenderung setara dengan biosolar dan fraksi berat (C23) yang cenderung setara dengan parafin atau aspal, namun meningkatkan kuantitas fraksi ringan (C4-C11) yang cenderung setara dengan bensin.
Failure Analysis of Fuel System Main Engine Fishing Vessel (Case Study : KM. Sumber Mutiara) Rizqi Ilmal Yaqin; Mohamad Akmal; Juniawan Preston Siahaan; Mega Lazuardi Umar; Bambang Hari Priyambodo; Yuniar Endri Priharanto
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 20, No 1 (2023): February
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kapal.v20i1.48530

Abstract

Failure analysis on the fishing vessel's main engine is one of the works that must be completed because it is crucial for the operation of the ship. Analysis of determining the cause and effect of the failure main engine fuel system is the goal of this study. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) is a method used to determine priority components in failure. The use of Pareto diagrams is an additional method of analysis. RCFA (Root Cause Failure Analysis) is used to analyze the root cause of the failure of the main engine fuel system. The results obtained are the injector component (168) is the component that has the highest RPN value and is the largest contributor to failure according to the Pareto diagram. The root of the failure identified is the lack of checking before operating. The results of the recommendations obtained are the use of corrective maintenance based on the RPN value and the use of a clean filter for the fuel system. The injector is a component that needs to be maintained so as not to experience a fuel system failure on the main engine. The impact of the results of this study is that it becomes a scientific finding using FMEA and RCFA as a method of analyzing failures in the main engine fuel system on fishing vessels
Simulasi dan Validasi Panel Surya dengan Kolektor Pemanas Udara: Studi Pengaruh Jarak Lapisan Tedlar dan Insulation Panel Mega Lazuardi Umar; Rochmad Eko Prasetyaning Utomo; I Gusti Ngurah Agung Satria Prasetya Dharma Yudha; Ahmad Arbi Trihatmojo; Rizqi Ilmal Yaqin; Agung Fauzi Hanafi
J-Proteksion Vol 7, No 2 (2023): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v7i2.9165

Abstract

Ide dari penelitian ini adalah memanfaatkan energi panas yang terbuang dari panel surya dengan cara menambahkan kolektor panas yang diletakkan di bawah panel surya, sehingga tercapai dua jenis energi yang keluar dari panel surya yaitu listrik dan panas. Untuk mencapai efisiensi dan luaran yang optimal, tentu saja dibutuhkan sistem konfigurasi panel surya dengan kolektor panas yang optimal, salah satu caranya adalah dengan memodifikasi jarak antara lapisan tedlar dan insulation panel. Penelitian ini fokus melakukan simulasi dengan bantuan software matlab/Simulink dan validasi eksperimen terkait pengaruh gap terhadap efisiensi dan energi luaran dari panel surya. Hasil validasi menunjukkan nilai galat yang baik dan berdasarkan perhitungan primary energy efisiensi tertinggi, jarak lapisan tedlar dan insulation panel terbaik adalah 1 cm.
Pendekatan Model Empiris untuk Prediksi Kehilangan Berat dan Laju Korosi AISI 304 pada Media Air Laut Rizqi Ilmal Yaqin; Mega Lazuardi Umar; Bambang Hari Priyambodo; Sugeng Slamet; Miftakhur Rohmah
Jurnal Metal Indonesia Vol 45, No 2 (2023): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2023.v45.48-59

Abstract

Penelitian sebelumnya telah melakukan evaluasi menggunakan pendekatan empiris untuk prediksi korosi pada baja karbon rendah dan baja paduan rendah. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian serupa yang dilakukan untuk baja tahan karat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan persamaan matematis guna mendapatkan model sederhana yang dapat digunakan untuk mengevaluasi laju korosi pada baja tahan karat akibat korosi air laut. Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan adalah baja tahan karat komersial 304. Pengkajian sifat fisiokimia bahan ini meliputi analisis komposisi kimia, struktur mikro, serta sifat mekanik seperti kekuatan tarik dan kekerasan berasal dari speifikasi produk. Metode pengurangan berat digunakan untuk mengukur tingkat korosi, dilanjutkan dengan penerapan persamaan prediksi penurunan kehilangan berat. Analisis korosi selanjutnya didapatkan dari plotting kehilangan berat yang kemudian dikonfirmasi dengan pengukuran kualitas air laut dalam eksperiment dan foto makro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model dan eksperimen memiliki persentase kesalahan terbaik saat waktu perendaman mencapai 600 jam. Selain itu, persamaan model laju korosi menunjukkan kecenderungan yang mendekati hasil eksperimen dengan bertambahnya waktu perendaman. Dengan demikian, penggunaan pendekatan empiris dalam prediksi kehilangan berat dan laju korosi pada baja tahan karat memberikan kontribusi alternatif yang berharga dalam memperkirakan laju korosi pada jenis bahan ini. Selain itu, penggunaan model empiris ini juga mampu memprediksi laju korosi stainless steel di lingkungan laut, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam merancang alternatif desain dengan material tersebut AbstractEvaluation of the use of an empirical approach for corrosion prediction has been carried out on low carbon and low alloy steels, but it still limited for stainless steel. The aim of this research is applying a mathematical equation to obtain a simple model, so that it can evaluate the corrosion rate of stainless steel due to seawater corrosion. Commercial stainless steel 304 was used as the tested material. The physiochemical properties in terms of chemical composition and microstructure as well as mechanical properties which are tensile strength and hardness were evaluated. The weight loss method is used for corrosion rate measurement, and further applicate to the the weight loss prediction equation. Corrosion analysis was obtained from plotting weight loss confirmed by water quality measurements and photo macro. The results of weight loss by model and experiment have the best percentage error at immersion time of 600 hours. Meanwhile, the equation for the corrosion rate model has a trend closer to the experimental results with increasing immersion time. The use of empirical approachment for weight loss prediction on the stainless steel can provide the alternative contribution for its corrosion rate prediction, especially in the marine environment. These results can be an alternative design consideration for future.
Optimalisasi Manfaat Ruang Terbuka Hijau Sebagai Tempat Edukasi Energi Terbarukan Masyarakat Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari Finali, Asmar; Handoko, Rudi Tri; Umar, Mega Lazuardi
Jurnal Abdimasa Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 1 (2024): Jurnal ABDIMASA Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36232/jurnalabdimasa.v7i1.4977

Abstract

RTH atau Ruang Terbuka Hijau, ruang terbuka hijau merupakan salah satu pendukung kenyamanan bagi kehidupan masyarakat sekarang ini. Kebutuhan akan tempat yang asri dan menyejukkan, sangat penting untuk aktivitas disuatu Desa. Salah satu RTH dimiliki oleh Desa Gintangan, yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan merupakan salah satu desa wisata kreatif yang ada di Indonesia. Desa ini juga disebut dengan desa Bambu, karena menjadi sentra kerajinan dari bambu, mulai dari berbagai kerajinan anyaman bambu hingga wayang bambu. Sebanyak 80% warga desa merupakan pengrajin bambu. Permasalahan yang terjadi dari kondisi RTH Desa Gintangan yang seperti diabaikan oleh masyarakat, minat warga Desa untuk memanfaatkan RTH masih minim. Oleh karena itu untuk meningkatkan daya tarik RTH Desa Gintangan maka direncanakan langkah-langkah sebagai berikut : pemanfaatan pohon taman untuk pemasangan penerangan lampu tenaga surya. Tujuan yang ingin diharapkan dalam pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan energi surya dan merawat taman desa, meningkatkan minat pengunjung ke RTH dengan menambahkan media penerangan yang menarik untuk mengedukasi masyarakat. Secara tidak langsung mengembangkan dan menata kembali RTH Gintangan dengan memberikan fasilitas berupa penerangan untuk memudahkan wisatawan.
Penerapan Boiler untuk Pemasakan Bubur Kedelai pada UMKM Produksi Tahu Kabupaten Banyuwangi Wicaksono, Driyanto Wahyu; Pamuji, Dian Ridlo; Umar, Mega Lazuardi
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): JIPPM - Desember 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.228

Abstract

Salah satu proses pembuatan tahu adalah proses pemasakan kedelai. Proses pemasakan kedelai yang dilakukan oleh UMKM saat ini umumnya masih menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu. Pada proses pemasakan menggunakan cara tradisional membutuhkan waktu yang lama, yaitu 40 hingga 50 menit, sedangkan untuk mendapatkan hasil pemasakan kedelai yang maksimal dibutuhkan hingga 3 kali mendidih. Salah satu mitra yang masih menggunakan pemasakan dengan tradisional adalah UMKM di Desa Glagah, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan analisa situasi dan permasalahan mitra yang telah diuraikan, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan kegiatan diantaranya adalah: survei lapangan ke mitra, diskusi dengan mitra untuk memecahkan masalah, pembuatan boiler, ujicoba alat yang meliputi penerapan, pengoperasian, dan perawatan Boiler. Jika dibandingkan dengan alat tradisional yang dipakai oleh mitra, pemasakan dengan boiler lebih efisien. Waktu yang dibutuhkan untuk memasak kedelai dengan bahan baku kedelai dengan berat 1-2.5 kg adalah 11-21 menit. Mitra mengaku senang telah diberikan teknologi tepat guna dan pelatihan penggunaan boiler
ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN PADA BELT CONVEYOR DI PT XYZ MENGGUNAKAN METODE FTA DAN FMEA Agung Priyambada; Asmar Finali; Igna Satria Prasetya DY; Mega Lazuardi Umar; Rochmad Eko Prasetyaning Utomo
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.412

Abstract

Persaingan yang ketat dalam industri mendorong perbaikan berkelanjutan dalam kualitas dan kuantitas produk, didorong oleh perkembangan teknologi dan permintaan pasar yang meningkat. Fokus pada peningkatan produktivitas di lantai produksi, khususnya optimalisasi penggunaan belt conveyor, menjadi penting mengingat peran krusialnya dalam transportasi material di berbagai sektor industri. Meskipun belt conveyor menawarkan keunggulan efisiensi, mereka rentan terhadap kerusakan yang dapat mengganggu proses produksi dan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.Studi ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kerusakan belt conveyor di PT.XYZ, perusahaan pertambangan emas. Data historis menunjukkan kerusakan belt conveyor sering terjadi, yang menyebabkan kerugian finansial yang substansial dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Analisis menggunakan metode FMEA dan FTA diusulkan sebagai langkah kritis untuk meningkatkan kinerja, meminimalkan risiko kerusakan, dan meningkatkan keamanan dalam lingkungan industri.
ANALISA CACAT HASIL PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON ST 41 DENGAN VARIASI PENDINGIN Adi Irawan; Asmar Finali; I Gusti Ngurah Agung Satria Prasetya Dharma Yudha; Mega Lazuardi Umar; Rochmad Eko Prasetyaning Utomo
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.445

Abstract

Kemajuan teknologi membuat kita tidak bisa lepas dari kebutuhan unsur logam, contohnya saja pada bidang kontruksi. Pengelasan SMAW (Shielded metal are welding) mempunyai aplikasi luas di dalam dunia industri, pengelasan SMAW memberikan efisiensi kekuatan sambungan yang tinggi. Magnetic Particle Inspection (MPI) merupakan salah satu pengujian tidak merusak yang digunakan untuk mendeteksi retakan dan diskontinuitas lain yang berada di permukaan material ferromagnetic, salah satunya yaitu hasil pada pengelasan steel structure. Penetrant Test adalah jenis pengujian tidak merusak atau non destructive test (NDT) yang bertujuan memeriksa permukaan material terdapat cacat las atau tidak. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dimana metode ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendingin satu dengan pendingin lainnya. Penelitian ini adalah menganilisis cacat hasil pengelasan baja karbon rendah ST 41 pasca pengelasan SMAW pada sambungan kampuh V dengan media variasi pendingin air, coolant, dan oli. Hasil pengelasan menggunakan metode Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan elektroda E6013 dan variasi arus pada masing-masing spesimen menunjukkan beberapa temuan penting. Proses pendinginan material ST41 proses tersebut dilakukan setelah proses pengelasan dengan menggunakan tiga jenis media pendingin yaitu: air, coolant, dan oli. Hasil dari pengujian menggunakan metode Magnetic Particle Inspection mendapatkan catat hasil pengelasan seperti : Underfill dan Undercut, sedangkan pada Metode Penetrant test mendapatkan hasil cacat hasil pengelasan seperti : Porosity, Underfill, Spatter, Slag Inclusion, dan Overlap. Metode Magnetic Particle Inspection dan Penetrant Test menunjukkan bahwa penggunaan air sebagai media pendingin memberikan hasil terbaik dalam mengurangi cacat pengelasan dibandingkan dengan coolant dan oli, Oleh karena itu, air sebagai media pendingin lebih efektif dalam menjaga kualitas pengelasan, menghasilkan sambungan yang lebih kuat dan lebih sedikit cacat.
Variasi Media Pendingin Proses Pengecoran Terhadap Kekuatan Material Dan Struktur Mikro Pada Pengecoran Aluminium ADC12 Ningsih, Pita Dwi Rahayu; Umar, Mega Lazuardi; W.W, Prabuditya Bhisma; Hanafi, Agung Fauzi; P.U, Rochmad Eko
Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi Vol 7, No 2: Juli 2024
Publisher : Fakultas Teknik UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/rmme.v7i2.20246

Abstract

Metal casting can influence the mechanical properties and materials’s microstructure such as aluminum. The mechanical properties, strength, and microstructural form are affected by the solidification process during casting. These changes occur due to the cooling media used in the solidification process. The mechanical properties of metals, especially material strength, are crucial in today's manufacturing industry. This research investigates various cooling media in the casting process, including air, radiator coolant, and oil. Tensile tests and microstructural analysis were conducted to determine the mechanical properties and grain structure of the castings. The tensile testing showed that the highest tensile strength was achieved with radiator coolant at 146.305 MPa, followed by oil at 141.297 MPa, and the lowest with air at 131.431 MPa. Microstructural analysis revealed that the finest grains were obtained with oil cooling, while the largest grains were observed with air cooling.