Abstract: Panjang Baru Village in Pekalongan City is one of the coastal areas affected by tidal flooding. This condition has a direct impact on the quality of life of the community and the sustainability of settlements in the area. This study aims to identify sustainable settlement adaptations implemented by local communities in facing the risk of tidal flooding. The method used is a descriptive qualitative approach, with primary data collection through field observations, in-depth interviews, and documentation, as well as secondary data from literature reviews and local government data. The results show that the community developed various forms of individual and communal environmental, economic and cultural adaptations, such as house repairs, road and water channel repairs, the use of waterproof building materials, independent drainage systems, and strengthening community social networks. In addition, the role of local government in supporting these adaptation efforts is to build tidal embankments, repair roads and water channels, procurement of large-capacity water pumps and also through settlement planning programs and disaster education. This study concludes that participatory and locally based settlement adaptation is key to realizing environmental resilience and sustainability in disaster-prone coastal areas. Keywords: adaptation, sustainable settlement, tidal flooding, coastal areas, Pekalongan Abstrak: Kelurahan Panjang Baru di Kota Pekalongan merupakan salah satu kawasan pesisir yang terdampak banjir rob. Kondisi ini berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat serta keberlanjutan permukiman di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adaptasi permukiman berkelanjutan yang diterapkan oleh masyarakat lokal dalam menghadapi risiko banjir rob. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data primer melalui observasi lapangan, wawancara mendalam, dan dokumentasi, serta data sekunder dari kajian literatur dan data pemerintah setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat mengembangkan berbagai bentuk adaptasi individu dan komunal lingkungan, ekonomi dan budaya, seperti perbaikan bangunan rumah, perbaikan jalan dan saluran air, penggunaan material bangunan tahan air, sistem drainase mandiri, serta penguatan jaringan sosial komunitas. Selain itu, peran pemerintah daerah dalam mendukung upaya adaptasi tersebut adalah membangun tanggul rob, perbaikan jalan dan saluran air, pengadaan pompa air berkapasitas besar dan juga melalui program penataan permukiman dan edukasi kebencanaan. Studi ini menyimpulkan bahwa adaptasi permukiman yang partisipatif dan berbasis lokal merupakan kunci dalam mewujudkan ketahanan lingkungan dan keberlanjutan kawasan pesisir yang rawan bencana. Kata kunci: adaptasi, permukiman berkelanjutan, banjir rob, pesisir, Pekalongan