Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

POTENSI LIMBAH PERTANIAN DAN AGROINDUSTRI SEBAGAI PAKAN TERNAK DI KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG Nining Suningsih; Nur’aini Nur’aini; Muhammad Hakim; Umar Ibrahim; Arif Rahman Azis; Sudarmanto Sudarmanto
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Peternakan ( Jurnal Of Animal Science )
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jac.v6i1.6420

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipotensi  limbah pertanian dan agroindustry sebagai pakan ternak di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong. Penelitian ini telah  dilaksanakan dari bulan Juni – Oktober 2021. Lokasi penelitian adalah kecamatan Selupu Rejang kabupaten Rejang Lebong. Prosedur penelitian yang telah dilaksanakan meliputi tahapan: persiapan, koordinasi dengan perangkat daerah, pengambilan data primer dan sekunder melalui survey, pengambilan sampel limbah pertanian dan agroindustry, persiapan sampel untuk analisis proksimat, tabulasi data, analisis data, dan pembuatan output penelitian. Metode pengumpulan data melalui wawancara, survey, dan pengambilan sampel limbah pertanian dan agroindustry.Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dan penentuan jumlah petani ditentukan secara proporsional sampling.Data yang diperoleh dilakukan tabulasi data selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil survey menunjukkan bahwa komoditas tanaman di kecamatan Selupu Rejang terdiri atas tanaman hortikultura 83,33%, tanaman perkebunan 10,61%, dan palawija 6,61%. Produksi limbah pertanian terdiri limbah tanaman hortikultura rata – rata 36,04%, limbah tanaman palawija (Jagung) 100-231,67%, dan limbah agroindustri rata – rata 55%. Hasil analisis proksimat: Tebon Jagung mengandung Abu 11.23%, Lemak kasar 0,6%, Protein Kasar 10,02%, dan Serat Kasar 27,12%. Kulit Biji Kopi mengandung Abu 32,20%, Lemak kasar 0,94%, Protein kasar 10,68%, dan Serat Kasar 14,20%. Kulit buah Aren mengandung Abu 13,72%, Lemak kasar 0,81%, Protein kasar 11,21%, dan Serat kasar 17,61%. Simpulan dari penelitian ini adalah dari segi kuantitas dan kualitas nutrisi, limbah pertanian dan agroindustri di kecamatan Selupu Rejang berpotensi sebagai pakan ternak, yaitu tebon jagung, kulit buah kopi, dan kulit buah aren. Kandungan nutrisi limbah pertanian perlu ditingkatkan kualitasnya dengan menerapkan teknologi pengolahan makanan ternak.
Pelatihan Pembuatan Sambal Botol Ikan Lele (Satole) Sebagai Upaya Diversifikasi Produk Perikanan Dan Hortikultura Muhammad Subhan Hamka; Arif Rahman Azis; Asih Sriyanti; Neti Sumarni; Prayoga Gumilar Geri Winarno; Sadisman Hadi; Maisya Zahra Al Banna
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.586 KB)

Abstract

Tujuan utama dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang pengolahan ikan lele sebagai produk perikanan budidaya air tawar dan cabai sebagai produk tanaman hortikultura agar menjadi produk olahan bernilai ekonomis tinggi. Tahapan dalam  pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi empat tahapan diantaranya adalah  tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap monitoring dan tahap evaluasi. Desain yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu quasi experiment, untuk melihat dan mengukur pemahaman serta pengetahuan peserta pelatihan dengan membandingkan tingkat efektivitas pelaksanaan pelatihan sebelum dan setelah pelatihan yang diukur melalui one group pre-test dan post-test. Sedangkan tingkat kepuasan peserta dengan menghitung kecenderungan tinggi rendahnya nilai skor berdasarkan kriteria skor ideal. Hasil uji menunjukkan perbedaan  signifikan dengan nilai p-value 0.014 sedangkan pengukuran tingkat kepuasan 40% peserta sangat puas dan 60% peserta puas. Berdasarkan hasil uji tersebut disimpulkan bahwa pelatihan pembuatan sambal botol ikan lele efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman warga Desa Karang Jaya Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong akan pentingnya produk olahan. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan lain yang berkaitan dengan pengolahan produk perikanan budidaya air tawar dan tanaman hortikultura agar produk olahan bisa dijadikan bekal berwirausaha bagi masyarakat Desa Karang Jaya Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Optimalisasi Peluang Pertumbuhan: Analisis Strategis Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Rejang Lebong Arif Rahman Azis Azis; Muhammad Subhan Hamka; Woki Bilyaro; Muhammad Dani; Wahidin
AgriMalS Vol 4 No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47637/agrimals.v4i1.1215

Abstract

Usaha peternakan ayam petelur memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani dan mendorong ekonomi lokal. Kabupaten Rejang Lebong memiliki potensi besar untuk pengembangan usaha ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi usaha peternakan ayam petelur di Kabupaten Rejang Lebong melalui analisis IFE dan EFE dan merumuskan strategi pengembangan yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode analisis IFE dan EFE dengan data primer yang diperoleh dari wawancara dengan 27 peternak ayam petelur dan data sekunder dari Bdan Pusat Statistik Kabupaten Rejang Lebong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam petelur di Kabupaten Rejang Lebong memiliki potensi besar untuk berkembang. Faktor-faktor internal yang mendukung adalah kepemilikan penggilingan pakan mandiri, ketersediaan lahan yang luas, kualitas telur yang sesuai standar, hubungan konsumen yang baik, dan reputasi yang baik terhadap lembaga keuangan. Namun, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diatasi, seperti produksi yang belum optimal, sistem pencatatan keuangan yang belum terstruktur, proses produksi yang belum efisien, upaya promosi yang belum optimal, dan pemanfaatan teknologi yang belum maksimal. Faktor-faktor eksternal yang mendukung adalah permintaan pasar yang tinggi akan telur, masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya konsumsi protein hewani, kebijakan pemerintah yang sangat mendukung, efektivitas managemen komunikasi dan informasi, dan sektor peternakan yang tetap bertahan dalam keadaan krisis. Terdapat beberapa ancaman yang perlu diwaspadai, seperti pengaruh negatif fluktuasi harga pakan dan harga telur, pendatang baru dalam pengembangan usaha ayam petelur, kemudahan pelanggan untuk pindah ke produsen lain, dan kenaikan harga BBM. Penerapan strategi-strategi tersebut secara konsisten dan terarah, diiringi dengan penelitian lebih lanjut, sosialisasi, edukasi, pendampingan, dan pembinaan dari pihak terkait, diharapkan mampu mengantarkan usaha peternakan ayam petelur di Kabupaten Rejang Lebong menuju kesuksesan yang berkelanjutan dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal.
Pelatihan Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal Di Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang Muhammad Subhan Hamka; Andika Prawanto; Ikromatun Nafsiyah; Maisya Zahra Al Banna; Widiastini Arifuddin; Arif Rahman Azis
MESTAKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/mestaka.v3i1.308

Abstract

Seberang Musi sub-district launched a food security program through catfish farming using tarpaulins in 2020. This is one way for the sub-district government to socialize household-scale fish farming, especially catfish commodities, so that people get additional income benefits by utilizing the yard around the house. The problems that exist in the residents of Talang Babatan Village and Benuang Galing Village are the lack of technical skills in fish farming, because both villages are villages that produce plantation products. Therefore, the service team was invited to provide training in an effort to succeed the village development program. In addition to being an effort to alleviate poverty in rural communities, and accelerate poverty alleviation programs in rural areas. The purpose of this activity is to provide training in catfish farming in tarpaulin ponds as well as a medium for disseminating knowledge and transferring technology through community service activities. The methods used were: 1. counseling to participants about catfish farming in tarpaulin ponds; 2. demonstration of methods and practices by giving examples of how to assemble tarpaulins as maintenance containers and how to handle fish directly to participants; 3. evaluation. The collected data were tabulated and analyzed using descriptive analysis method. The purpose of the evaluation was to assess the response of participants in the transfer of knowledge and skills. This was done by assessing the results of the initial and final questionnaires filled out by the participants. The results of the questionnaire showed that there was an increase in participants' knowledge by 12.5% with a minimum value in the pre-test of 37.5 and a maximum value of 87.5 while the minimum value in the post-test was 50.0 and a maximum value of 87.5.
PELATIHAN PEMBUATAN BIOAKTIVATOR BERBASIS ISI RUMEN SEBAGAI STARTER PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN DI KELOMPOK TANI GEMBALA JAYA DESA KARANG JAYA Syawali, Tri Putra; Nur’aini, Nur’aini; Sharah, Yulian; Suningsih, Nining; Hakim, Muhammad; Yeni, Atni; Azis, Arif Rahman
Jurnal Pengabdian Nasional Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok Tani Gembala Jaya adalah kelompok tani yang mata pencaharian utamanya adalah sebagai petani. Kelompok tani ini juga memiliki usaha sampingan yaitu usaha ternak kambing. Secara prinsip kelompok tani ini telah menerapkan pertanian terpadu yaitu dengan memanfaatkan pupuk kandang yang dihasilkan ternak sebagai pupuk di lahan pertanian. Masalah  prioritas pada Kelompok Tani Gembala Jaya adalah kekurangan pupuk kandang yang disebabkan lambatnya proses dekomposer dan belum tepatnya penanganan limbah pupuk kandang ternak kambing yang dimilikinya sehingga perlu disuplai dari luar Desa Karang Jaya. Solusi untuk permasalahan tersebut diantaranya : 1) Melakukan sosialisasi tentang penanganan limbah peternakan yang baik, 2) Melakukan sosialisasi tentang manfaat pembuatan dekomposer  berupa bioaktivator berbasis isi rumen, dan 3) Melakukan pendampingan pelatihan pembuatan bioaktivator berbasis isi rumen sebagai dekomposer limbah ternak yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Pelatihan ini juga bermanfaat bagi kelompok tani ternak untuk bisa mengolah limbah peternakan sehingga meminimalisir pencemaran lingkunga serta peningkatan pengetahuan mereka, sehingga dengan kegiatan in ada peningkatan pengetahuan terkait dengan penggunaan teknologi terbarukan. Mitra sasaran untuk kegiatan ini adalah Kelompok Tani yang berjumlah 15 orang. Tahapan kegiatan dimulai dengan melakukan kegiatan sosialisasi tentang pengolahan limbah peternakan terutama feses kambing, dilanjutkan dengan pendampingan pembuatan bioktivator berbasis isi rumen. Dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani tentang pembuatan bioaktivator sebagai starter pengolah limbah peternakan.
TEKNOLOGI PEMBUATAN UREA MOLASSES BLOCK SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (FEED SUPPLEMENT)TERNAK SAPI POTONG DI DESA KAYU MANIS KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG Hakim, Muhammad Hakim; Nur'aini; Nining Suningsih; Kiky Nurfitri Sari; Andika Prawanto; Arif Rahman Azis; Tri Putra Syawali
Jurnal Pengabdian Nasional Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok Tani Tunas Muda merupakan salah satu kelompok tani yang memelihara ternak sapi potong dengan jumlah populasi ± 50 ekor di Desa Kayu Manis, dimana jumlah kepemilikan per anggota mencapai 1- 4 ekor/orang. Saat ini peternak belum menerapkan pemberian pakan tambahan (feed supplement) apapun dalam manajemen pemeliharan ternak sapi potong seperti urea molasses block. Upaya meningkatkan dan memenuhi nutrisi yang kurang dari pakan sapi potong maka dapat diberikan pakan tambahan (feed supplement) berupa urea molasses block sehingga nutrisi ternak dapat terpenuhi. Tujuan dari pengabdian pada masyarakat untuk meningkatkan pengatahuan, minat dan keterampilan anggota Kelompok Tani Tunas Muda tentang pembuatan Urea molasses block sebagai pakan tambahan ternak sapi potong. Metode yang digunakan yaitu sosialisasi, pelatihan dan pendampingan. Hasil dari kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah menunjukkan bahwa aspek pengetahuan, minat dan keterampilan peserta sebelum mengikuti pelatihan pembuatan orea molasses block yaitu pengatahuan 29 %, minat100 %, dan keterampilan 20 %. Aspek pengetahuan, minat dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan dan praktik langusng mengalami peningkatan yaitu pengatahuan 90%, minat 100 %, dan keterampilan 80 %. kesipulan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah urea molasses block yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan, beraroma, dan bertekstur kering serta keras serta ternak sapi potong memiliki tingkat palatabilitas cukup tinggi.
Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Kelor Fermentasi dalam Ransum terhadap Organoleptik Daging Broiler. Yosi, Yosi Fenita; Warnoto, Warnoto; Azis, Arif Rahman Azis; Febri , Febri Endriansya
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.1.89-98

Abstract

This study aims to evaluate the impact of using Moringa leaf flour fermented with Aspergillus niger in rations on the organoleptic properties of broiler meat. The research was conducted in the period August - September 2021 in the Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) cage of the Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, UNIB. The research method used was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replicates. Each replicate involved 8 broilers, so the total sample used was 160 for all treatments. The treatments given include P0: Control (without the use of fermented moringa flour), P1: Use of 5% fermented moringa flour, P2: Use of 10% fermented moringa flour, and P3: Use of 15% fermented moringa flour. Observations were made on the 35th and 36th days after treatment, with an interval scale used to assess categories of organoleptic properties such as color, odor, taste, and texture of broiler meat. The results showed that fermented Moringa leaf flour did not improve the color, taste and texture of broiler meat. Using 10-15% fermented Moringa leaves produces a less fishy odor. It can be concluded that the use of 10% and 15% fermented Moringa leaf flour reduces the fishy odor of broiler meat without improving the color, taste and texture of the meat.   Keywords: Organoleptic Properties, Fermentation, Moringa Leaves, Broiler Meat   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera) yang difermentasi dengan Aspergillus niger dalam ransum terhadap sifat organoleptik daging broiler. Penelitian dilakukan pada periode Agustus – September 2021 di kandang Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, UNIB. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap ulangan melibatkan 8 ekor broiler, sehingga total sampel yang digunakan adalah 160 ekor untuk semua perlakuan. Perlakuan yang diberikan meliputi P0: Kontrol (tanpa penggunaan tepung daun kelor fermentasi), P1: Penggunaan 5% tepung daun kelor fermentasi, P2: Penggunaan 10% tepung daun kelor fermentasi, dan P3: Penggunaan 15% tepung daun kelor fermentasi. Pengamatan dilakukan pada hari ke-35 dan 36 setelah perlakuan, dengan skala interval digunakan untuk menilai kategori sifat organoleptik seperti warna, bau, rasa, dan tekstur daging broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung daun kelor fermentasi tidak memperbaiki warna, rasa dan tesktur daging broiler. Penggunaan 10-15% daun kelor fermentasi menghasilkan bau yang kurang amis. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan 10% dan 15% tepung daun kelor fermentasi menurunkan bau amis daging broiler tanpa memperbaiki warna, rasa, dan tekstur daging.   Kata Kunci: Sifat Orgaoleptik, Fermentasi, Daun Kelor, Daging Broiler
Analisis Location Quotient (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Usaha Peternakan Sapi Potong di Provinsi Bengkulu Azis, Arif Rahman; Hamka, Muhammad Subhan; Bilyaro, Woki; Dani, Muhammad
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.1.46-54

Abstract

The cattle industry has a strategic role in supporting food security and national economic growth. Bengkulu Province with sufficient area, a tropical climate suitable for feed growth, and adequate human resources is the main capital to support the beef cattle development sector. Location Quotient (LQ) and Growth Ratio Model (MRP) analysis approaches were used to evaluate the condition and development potential of this sector. Secondary data from 2018-2022 were analyzed using these methods. The results of the LQ analysis revealed significant variations in the specificity of the beef cattle sector across districts. Meanwhile, the MRP analysis showed that although the overall growth of the beef cattle population was not very prominent, some districts showed higher growth compared to the province as a whole. In conclusion, a targeted and contextualized development strategy is required to increase the beef cattle population in Bengkulu Province. Further research is needed to understand the factors underlying variations in beef cattle development potential and performance across districts and to develop innovative and environmentally friendly livestock technologies. With the right strategy, Bengkulu Province can increase its beef cattle population, improve the welfare of local farmers, and boost regional economic growth.   Key words: Beef Cattle, Bengkulu Province, Location Quotient, Growth Ratio Model   ABSTRAK Industri peternakan sapi potong memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Provinsi Bengkulu dengan luas wilayah yang cukup, iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan pakan, dan sumber daya manusia yang memadai menjadi modal utama untuk mendukung sektor pengembangan sapi potong. Pendekatan analisis Location Quotient (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan potensi pengembangan sektor ini. Data sekunder dari 2018-2022 dianalisis menggunakan metode ini. Hasil analisis LQ mengungkapkan variasi signifikan dalam kekhususan sektor sapi potong di berbagai kabupaten. Sementara itu, analisis MRP menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan populasi sapi potong secara keseluruhan tidak terlalu menonjol, beberapa kabupaten menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi secara keseluruhan. Kesimpulannya, strategi pengembangan yang terarah dan kontekstual diperlukan untuk meningkatkan populasi sapi potong di Provinsi Bengkulu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mendasari variasi potensi dan kinerja pengembangan sapi potong di berbagai kabupaten, serta untuk mengembangkan teknologi peternakan yang inovatif dan ramah lingkungan. Dengan strategi yang tepat, Provinsi Bengkulu dapat meningkatkan populasi sapi potongnya, meningkatkan kesejahteraan peternak lokal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.   Kata kunci: Sapi Potong, Provinsi Bengkulu, Location Quotient, Model Ratio Pertumbuhan.  
Integrasi Location Quotient (LQ) dan Model Ratio Pertumbuhan (MRP) untuk Pemetaan Potensi Pengembangan Sapi Potong Azis, Arif Rahman; Pramusintho, Bagus; Yurleni, Yurleni; Hamka, Muhammad Subhan; Bilyaro, Woki
Baselang Vol 4, No 2: OKTOBER 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v4i2.200

Abstract

Integrasi Location Quotient (LQ) dan Model Ratio Pertumbuhan (MRP) menawarkan pendekatan inovatif dalam pemetaan potensi pengembangan sapi potong di Indonesia. Melalui review sistematis literatur terkini, analisis menunjukkan bahwa pendekatan terintegrasi ini secara signifikan meningkatkan akurasi identifikasi wilayah potensial dibandingkan penggunaan metode secara terpisah. Keunggulan utama terletak pada kemampuannya menggabungkan aspek statis dan dinamis, memungkinkan identifikasi komprehensif wilayah dengan keunggulan komparatif saat ini serta potensi pertumbuhan masa depan. Implementasi di Indonesia telah berkontribusi pada reorientasi kebijakan pengembangan sapi potong di tingkat provinsi dan nasional, termasuk adopsinya dalam pemetaan potensi peternakan nasional. Meskipun demikian, tantangan utama meliputi keterbatasan dalam menangkap faktor-faktor kualitatif dan ketersediaan data yang reliabel di tingkat kabupaten/kota. Berdasarkan temuan ini, direkomendasikan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan, investasi dalam sistem data, pengembangan framework mixed-method, dan integrasi faktor lingkungan dalam analisis. Implikasi dari pendekatan ini signifikan bagi perumusan kebijakan pengembangan sapi potong yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan di Indonesia, menawarkan landasan untuk optimalisasi strategi pengembangan sektor peternakan secara nasional.
Upaya Meningkatkan Produksi Sapi Potong melalui Penerapan Genetika Bilyaro, Woki; Rafian, Teguh; Azis, Arif Rahman; Dani, Muhammad
AgriMalS Vol 4 No 2 (2024): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47637/agrimals.v4i2.1425

Abstract

Di Indonesia, sapi potong tidak hanya sebagai salah satu sumber protein asal hewan, tetapi juga berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Peningkatan produksi sapi potong dalam memenuhi kebutuhan protein hewani akan terus meningkat. Salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi produktivitas sapi adalah genetika. Genetika merupakan fondasi dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas ternak sapi potong. Penerapan genetika dalam peternakan sapi potong yang dapat dilakukan diantaranya adalah seleksi, perkawinan silang, bioteknologi produksi, pemanfaatan marker molekuler dan rekayasa genetika. Penerapan genetika dalam upaya meningkatkan produksi sapi potong menunjukkan potensi yang sangat besar. Teknik-teknik seperti seleksi genetik, inseminasi buatan, dan transfer embrio telah terbukti efektif dalam memperbaiki sifat-sifat produksi seperti pertumbuhan dan kualitas daging. Namun, keberhasilan penerapan teknologi genetika sangat bergantung pada kualitas data genetik, pengelolaan data yang baik, serta dukungan infrastruktur yang memadai. Peningkatan produksi sapi potong melalui penerapan genetika merupakan upaya yang kompleks dan memerlukan pendekatan multidisiplin. Selain aspek genetik, faktor lingkungan, nutrisi, kesehatan, dan manajemen pemeliharaan juga berperan penting. Oleh karena itu, integrasi antara ilmu genetika dan peternakan sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Pengembangan program pemuliaan yang berkelanjutan, pemanfaatan teknologi informasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci keberhasilan upaya ini.