Claim Missing Document
Check
Articles

EKOLOGI BENTANG LAHAN Soeprobowati, Tri Retnaningsih
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 13, No. 2, Tahun 2011
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.881 KB) | DOI: 10.14710/bioma.13.2.46-53

Abstract

Ekologi Bentang lahanmerupakan dasar dari lingkungan manusia.Manusia sendiri dalam hidupnya tidak dapatterlepas dari hewan dan tumbuhan. Oleh karena itubentang lahan dapat didefinisikan sebagaikarakteristik alami suatu area dari dan atau dekatpermukaan bumi yang terbentuk oleh adanyainteraksi antara faktor abiotik (batuan, air, udara,tanah) dan faktor biotik (tumbuhan, hewan danmanusia) yang saling mempengaruhi dandipengaruhi. Oleh karena itu maka kajian bentanglahan fokus pada kajian hubungan antara ruangdan waktu antara fenomena alam dan proses didalam bentang lahan atau geosfer termasukkomunitas tumbuhan, hewan dan manusia
Biokonsentrasi Faktor Logam Berat Pb, Cd, Cr dan Cu pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn.) di Karamba Danau Rawa Pening Hidayah, Anny Miftakhul; Purwanto, Purwanto; Soeprobowati, Tri Retnaningsih
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 16, No.1, Tahun 2014
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.057 KB) | DOI: 10.14710/bioma.16.1.1-9

Abstract

Lake Rawapening has potential as an aquaculture development especially for caged aquaculture activities. Water quality is one of the important requirements in aquaculture bussiness sustainability and safe fish production for human consumption. Previous researches showed that the cage regions of Lake Rawapening have decreased its water quality in the presence of heavy metal content of Pb, Cd, Cr and Cu in water, sediment and tilapia (Oreochromis niloticus Linn.). This research aimed to determine the value of bio-concentration factors of heavy metals Pb, Cd, Cr and Cu in tilapia (Oreochromis niloticus Linn.) which is cultured in cages Lake Rawapening and maximum daily consumption of tilapia that  is safe for human consumption. Sampling was done by purposive random sampling at three cages stations. The results showed that the highest BCF values of heavy metals in tilapia (Oreochromis niloticus Linn.) was on Cu 146-172, while the lowest metal on Cd metal 1.25-2. According to the category of the BCF rate, Cu was categorized as moderately accumulated, whereas Pb, Cd, and Cr were categorized as low accumulated.  so that farmed tilapia cages are suitable for consumption. Daily consumption of farmed tilapia in Lake Rawapening was maximum 1,4 kg/day Keywords: Lake Rawapening, heavy metals, tilapia, BCF .
POTENSI TEH HIJAU (Camelia sinensis L.) DALAM PERBAIKAN FUNGSI HEPAR PADA MENCIT YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) Anindita, Reza; Soeprobowati, Tri Retnaningsih; Suprapti, Nanik Heru
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 20, No 2 (2012): VOL XX, NOMOR 2, TAHUN 2012
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.021 KB) | DOI: 10.14710/baf.v20i2.4768

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi histologi hepar yang diberi teh hijau pada mencit yang diinduksi MSG dan menganalisis potensi teh hijau (Camelia sinensis L.) dalam memperbaiki fungsi hepar pada mencit yang diinduksi MSG. Penelitian dilakukan selama 30 hari dengan hewan uji berupa mencit jantan strain Balb/c. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Tiap perlakuan terdiri dari P0 sebagai kontrol yang diberi akuades 0,5 ml/bb/hr, P1 yang diberi teh hijau 0,015 gr/bb /hari, P2 yang diberi MSG 0,84 gr/bb/hr, P3 yang diberi MSG 0,84 gr/bb/hr dan teh hijau 0,015 gr/bb/hr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi MSG dosis 0,084 gr/bb/hr memberi dampak pada penurunan bobot hepar, peningkatan kadar SGPT dan diameter hepatosit. Adapun pemberian teh hijau dosis 0,015 gr/bb/hr pada mencit yang diinduksi MSG maupun tanpa induksi MSG mampu meningkatkan bobot hepar, penurunan kadar SGPT dan diameter hepatosit. Interaksi MSG dan teh hijau terjadi pada diameter hepatosit, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian teh hijau dosis 0,015 gr/bb/hr mampu memperbaiki kerusakan pada hepatosit yang disebabkan oleh induksi MSG dosis 0,084 gr/bb/hr.
DINAMIKA Nypa fruticans Wurmb. DI MUARA BANJIR KANAL TIMUR SEMARANGBERDASARKAN BUKTI POLENNYA Agung Suedy, Sri Widodo; Soeprobowati, Tri Retnaningsih; Hidayat, Jafron Wasiq
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 23, No 1 (2015): VOLUME XXIII, NOMOR 1, MARET 2015
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.697 KB) | DOI: 10.14710/baf.v23i1.8740

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dinamika Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) di muara Banjir Kanal Timur Semarang berdasarkan bukti polennya. Sampel sedimen diambil pada bulan Maret 2014 dengan pengeboran menggunakan bor tangan berdiameter 4 cm sedalam 2 m pada titik koordinat pengeboran: 06° 56’ 26.9” S dan 110° 26’ 41.9” E. Sampel sedimen dipotong tiap 5 cm dan dibuat preparat mikroskopis dengan metode Asetolisis. Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil bahwa telah terjadi dinamika Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) berdasarkan kehadiran polennya pada kedalaman yang berbeda. Polen Nipah ditemukan mulai pada sampel yang terletak pada kedalaman 186 cm (KS200-4), dan kehadiran polen Nipah terakhir di sedimen muara Banjir Kanal Timur Semarang adalah pada sedimen yang terletak pada kedalaman 12 cm dari permukaan (KS50-39) dan tidak ditemukan lagi pada sedimen di atasnya. Kondisi ini berkorelasi keadaan terkini dengan tidak ditemukannya komunitas Nipah di sekitar area muara Banjir Kanal Timur Semarang. Kata kunci: Nipah; polen; asetolisis; Banjir Kanal Timur
KOMUNITAS DIATOM PADA EKOSISTEM MANGROVE PANTAI UTARA JAWA TENGAH R. Soeprobowati, Tri Retnaningsih; W.A. Suedy, Sri
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 18 Issue 3 Year 2010
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8190.287 KB)

Abstract

Diatom is a unique microalgae, undoubtly good bioindicator of water quality, andable to be usedf or paleoreconstructione nvironmentacl hangesI.t s relatedt o the silicious frustule,t hat remainpreserved in the sediment. Diatom have widespread distribution, including in the mangrove ecosystem.Mangrove€ cosystema lso unique, influenceb y freshwatera nd salinew ater, therefore,t he biodiversity in themangrovee cosystema re very high. However,t he sharpd egradationo f mangrovee cosystemin the NorthernCoast of Central might reduce the biodiversity, particularly diatom. This research is conducted in order tostudy the diatom community vertically in the Norther Coast of Central Java and their correlation with waterquallty. From 54 sediments amples, 147 diatoms speciesw are identified, 10.88% of Centrophycidaea nd89.12o/o of PennatophycidaeP. lanktonic and benthonic ( epifitic, epilitic and epipelic) diatoms werecomposed iatoms community in the mangrovee cosystemF. reshwaterd iatom have an important role in themangreovee cosystemi,n dicatedb y the dominanceo f freshwaterd iatOmsin all sites.permalink : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm/article/view/2850
Bioakumulasi Timbal (Pb) oleh Hydrilla verticillata L.f. Royle di Danau Rawapening, Ambarawa Semarang Marthana, Wildan Suyuti Mustofa; Soeprobowati, Tri Retnaningsih; Izzati, Munifatul
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 22 Issue 2 Year 2014
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5778.397 KB)

Abstract

Rawapening lake is the one of national priority 2010 – 2014 that must get safe because the worse condition from eutrofication and water degradation quality. Eutrofication of Rawapening lake caused by nutrients/organic compounds enrichment naturally  or anthropogenically, that signed by higher concentration of  Nitrogene and Phosphate that trigger hydrilla blooming. The blooming of hydrilla disturb Rawapening Lake functions like flood bender, fisheries and tourism. However in another side this plants can be used to heavy metal remediation such as Pb as act of human activities like farming, fisheries, tourism, and home industry around the lake.  There were many researchs to explore hydrilla potention for remediation, but still laboratory scale with under control condition. Because of these, it’s required to do a research to find out fitoremediation potention of hydrilla to remediate heavy metal Pb in Rawapening Lake water and sediment (In – situ) to study its Pb bioaccumulation. Research was start in August – October 2013 used hydrilla in three weeks. That plants was planted in pond 1 m3. It was planted one plant each pond with 100 gram fresh weight and observed each week to calculated the Pb concentration. The parameter was observed is BAF (bioaccumulation factor) Pb sediment. The result is hydrilla has highest BAF value in week two with 97,90%. Hydrilla has potention to remediate heavy metal Pb that contain in sediment and it can harvested in two weeks.   Keywords : Eutrofication, Rawapening Lake, hydrilla, bioaccumulation, fitoremediation.    Danau Rawapening merupakan salah satu danau prioritas nasional 2010 – 2014 yang perlu diselamatkan karena kondisinya yang sudah sangat memprihatinkan akibat adanya proses eutrofikasi dan degradasi kualitas air. Kondisi eutrofik Danau Rawapening disebabkan oleh pengkayaan unsur hara karena pasokan bahan organik secara alami maupun yang berasal dari aktivitas manusia, yang ditandai dengan tingginya konsentrasi total Nitrogen dan Posfat sehingga memacu pertumbuhan yang tidak terkontrol / blooming hydrilla. Blooming  hydrilla mengganggu fungsi Danau Rawapening sebagai pengendali banjir, perikanan dan kegiatan wisata. Namun di sisi lain bisa jadi mampu meremediasi logam berat Pb dengan cara mengakumulasi sebagai akibat dari aktivitas manusia yang meliputi pertanian, peternakan, industri pariwisata, dan industri perumahan. Sudah ada penelitian – penelitian  yang dilakukan untuk mengeksplorasi potensi hydrilla untuk remediasi, namun masih dalam skala laboratorium dengan  kondisi lingkungan yang terkontrol. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai potensi fitoremediasi hydrilla yang ditanam di Danau Rawapening (in - situ) untuk mengkaji bioakumulasi Pb pada hydrilla di Danau Rawapening. Penelitian  dimulai bulan Agustus – Oktober 2013 menggunakan 1 jenis tanaman yaitu hydrilla dan lama waktu tanam  3 minggu. Tanaman di tanam dengan metode mesocosm yaitu ditanam di dalam plot ukuran 1m3 dengan kepadatan tiap plot yaitu 1 individu dengan berat basah 100 gram dan diamati tiap minggu untuk dihitung kandungan  logam Pb. Parameter yang diamati adalah kandungan logam berat Pb sedimen dan akar hydrilla untuk memperoleh nilai BAF (bioaccumulation factor). Hasilnya adalah nilai bioacumulation factor (BAF) Pb sedimen paling tinggi oeh hydrilla adalah minggu kedua sebesar 97,90%. Hydrilla memiliki potensi untuk mengurangi pencemaran logam berat Pb yang terkandung di dalam sedimen dan dapat dipanen dalam waktu 2 minggu.   Kata Kunci : Eutrofikasi, Danau Rawapening, hydrilla, bioakumulasi, fitoremediasi
STATUS TROFIK DANAU RAWAPENING DAN SOLUSI PENGELOLAANNYA Soeprobowati, Tri Retnaningsih; Suedy, Sri Widodo Agung
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 18 Issue 4 Year 2010
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.813 KB)

Abstract

ABSTRACT---Eutrofikasi adalah pengkayaan perairan oleh unsur hara, khususnya nitrogen dan fosfor sehingga mengakibatkan pertumbuhan tidak terkontrol dari tumbuhan air. Berdasarkan kandungan unsur haranya, maka perairan dapat dikategorikan menjadi oligotrofik, mesotrofik dan eutrofik. Danau Rawapening menerima inlet dari 16 sungai dan hanya memiliki 1 outlet, menyebabkan akumulasi materi yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status trofik Danau Rawapening, sehingga dapat menjadi landasan dalam upaya pengembangan pengelolaannya. Pengambilan sampel air dilakukan pada Februari 2008 pada 7 titik untuk analisis fitoplankton dan kandungan total nitrogen, fosfor, silikon, potasium, kalsium dan mangaan. Pengukuran temperatur, DO, pH, kekeruhan, konduktivitas, turbiditas dilakukan secara in-situ. Pengambilan sampel air untuk analisis BOD dilakukan menggunakan 2 botol gelap 300mL, botol pertama diukur DO0, botol ke-2 diinkubasi selama 5 hari kemudian dihitung DO5.. Penghitungan kandungan klorofil menggunakan metode spektrofotometri. Berdasarkan kandungan klorofilnya, maka dapat dihitung nilai produktivitas primer. Berdasarkan kandungan Total Fosfor Danau Rawa Pening dalam kondisi mesotropik, tapi berdasarkan kandungan Total Nitrogen dankecerahan perairan yang kurang dari 2 meter termasuk dalam kondisi eutrofik. Hal ini ditunjukkan oleh dominannya Aulacoseira granulata dan Melosira varians. Kualitas air seperti pH, DO, kecerahan, kandungan logam berat mengalami degradasi dan cenderung melebihi ambang batas Baku Mutu Lingkungan. Ekoteknologi merupakan pendekatan yang dapat diimplementasikan di Danau Rawapening, menjadikan eceng gondok sebagai sabuk hijau, dan pembuatan preimpoundment di hilir inlet sebelum masuk ke danau.Key words: status trofik, eutrofikasi, danau Rawapening, pengelolaan danau
Diatom Epipelik sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Danau Rawa Pening Soeprobowati, Tri Retnaningsih; Hidayat, Jafron Wasiq; Baskoro, Karyadi
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 19 Issue 4 Year 2011
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8064.443 KB)

Abstract

Diatom is a unicellular micro algae that had an important role in the food web and major contributor of oxygen in the water. The short life cycle, rapid reproduction, cosmopolite, wide spread distribution, variation in population, most are sensitive to the environmental changes, easily handle samples and identification, low cost of  sampling and data analysis may promote diatoms as a powerful bioindicator of water quality. The unique siliceous frustules make diatoms able to preserve in the sediment. Rawa Pening is a semi natural lake that administratively surrounded by four districts that consist of 27 villages. The main problem of this lake is erosion in the upstream and sedimentation in the downstream area as well as uncontrolled of aquatic plant growth, particularly water hyacinth (Eichornia crassipes) that induce lake shallowness. For people who live around Rawa Pening, this lake had been used for agricultural irrigation, fisheries, electricity power and tourism. To conserve the lake, as 3rd World Water Forum in Tokyo, March 2003 and 2006 – 2009 National Research Agenda there is a need of limnological research on the environmental changes. This research was conducted in order to study the potential used of epipelic diatom as bioindicator of lenthic ecosystem, particularly Rawa Pening Lake. Water and sediment samples were taken from 27 sites from inlet, outlet and water body of Rawa Pining Lake. There were 254 diatom species that consist of 8 Centrophycidae species and 246 Pennatophycidae species. The population varied between 6,989 and 3,781,000 individual/gram. Based on diversity indices of diatom, some part of Rawapening Lake was unstable, whereas the others were stable based on the diversity indices. Based on epipelic diatom, Rawa Pening Lake and its catchments area might be divided into 3 groups: agricultural lotic ecosystem, settlement lotic ecosystem and lenthic ecosystem. The high population of Synedra ulna, Nitzschia palea and Aulacoseira indicated that the lake is eutrophic that tent to be hypereutrophic. It was supported by high concentration of total nitrogen and phosphorous. The concentration of heavy metals Cadmium, Chromium, Copper and Lead were very high in sediment. However, the government of Indonesia has not yet set up sediment quality criteria. The following research would be proposed on this matter. Key words: diatom, bioindicator, water quality, Rawapening
Variabilitas Keanekaragaman dan Distribusi Vertikal Diatom Danau Rawa Pening Soeprobowati, Tri Retnaningsih
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 19 Issue 3 Year 2011
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4531.342 KB)

Abstract

Secara spasial, diatom tersebar hampir di semua ekosistem perairan, bahkan di tempat lembab dan basah. Dinding sel diatom tersusun dari silika, sehingga fosil diatom dapat tersimpan dengan baik dalam sedimen. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji variabilitas keanekaragaman diatom Danau Rawa Pening secara vertikal. Perbedaan keanekaragaman dan kemelimpahan diatom pada perlapisan sedimen mengindikasikan perbedaan lingkungan saat diatom tersebut diendapkan. Sampel sedimen diambil dari 2 lokasi di Danau Rawa Pening, dengan representasi inlet dan tengah danau. Pengambilan sampel dilakukan dengan hand auger. Sampel sedimen dalam corer kemudian diiris tiap 0,5 cm. Diatom dipisahkan dari sedimen dengan perlakukan HCl dan H2O2. Identifikasi diatom dilakukan dengan mikroskup perbesaran 1.000 kali hingga dijumpai minimal 300 valva. Selanjutnya dilakukan penghitungan kemelimpahan relatif dan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Secara vertikal, keanekaragaman diatom variatif antara 1,49 – 3,49. Rendahnya indeks keanekaragaman berkaitan dengan dominansi spesies. Diatom centrales mendominasi lapisan permukaan dengan populasi relatif tinggi dengan spesies dominan Aulacoseira ambigua, A. distans dan A. granulata. Genus Eunotia mendominasi pada lapisan tengah dan Nitzschia palea dan Synedra ulna mendominasi lapisan dalam. Berdasarkan perbedaan kemelimpahan spesies tersebut mengindikasikan  perbedaan kandungan total fosfor dan pH pada saat diatom tersebut diendapkan. Rekonstruksi masa lampau Danau Rawa Pening perlu dilakukan untuk memastikan adanya perubahan kualitas perairannya.   Keywords: diatom, keanekaragaman, Rawa Pening, distribusi vertikal, kualitas perairan
Komunitas Fitoplankton Danau Rawapening Soeprobowati, Tri Retnaningsih; Suedy, Sri Widodo Agung
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 19 Issue 1 Year 2011
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6164.341 KB)

Abstract

Fitoplankton merupakan produsen primer perairan, sehingga keberadaannya sangat penting untuk tingkatan trofik di atasnya. Komunitas fitoplankton sangat ditentukan oleh kualitas perairan, sehingga fitoplankton dapat digunakan sebagai bioindikator kualitas perairan. Tekanan lahan di bagian hulu merupapan problem utama Danau Rawapening.Volume air Danau Rawapening cenderung menurun sebagai akibat sedimentasi yang cukup tinggi, sehingga mengganggu fungsi utamanya. Penelitian ini bertujuan mengkaji komunitas fitoplankton Danau Rawapening. Pengambilan sampel dilakukan pada 7 lokasi di Danau Rawapening. Identifikasi fitoplankton dilakukan menggunakan SRC dan mikroskup perbesaran 400 – 1.000 kali. Dijumpai 58 spesies fitoplankton dengan dominansi Bacillariophyta. Berdasarkan keanekaragaman fitoplankton, maka ekosistem Danau Rawapening kurang stabil – cukup stabil. Dominannya Aulacoseira granulata mengindikasikan kondisi eutrofik danau. Penelitian perlu dilanjutnya pada musim dan waktu yang berbeda.   Keywords: fitoplankton, Danau Rawapening, eutrofik, bioindikator
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Agnes Indra Mahanani, Agnes Indra Agusta Rakhmat Taufani Ahmad Yusuf Afandi Ahmad, Halim Andin Vita Amalia, Andin Vita Anny Miftakhul Hidayah, Anny Miftakhul Arief Rachman Ariyanto Wibowo, Ariyanto Ayu Ambar Alina B Budiyono Barber, Paul Hendry Bayu Surarso Boedi Hendarto Budiyanto Toha Budiyono Budiyono Budiyono Budiyono Catur Edi Widodo Che Pee, Ahmad Naim Decenly - Dewi Arianti Wulandari Dewi Arianti Wulandari Dhony F Putra, Dhony F Dinar Mutiara Kusumo Nugraheni Dwiana, Islita Alis Dyah Ayu Kumalasari Edwin Nurimansyah Erry Wiryani Esa Prakasa Faiq Rahman, Faiq Fitriyanto, Eko Bambang Florensia Setyaningsih Purnamawat, Florensia Setyaningsih Fuad Muhammad Fuad Muhammad Haris, Amnan Hartuti Purnaweni Hendarko Soegondo Hendarko Sugondo Hendro Christi Suhry Hendro Christi Suhry Heriyanti, Andhina Putri Hermawan Setiyo Budi Hartanto Ign Budi Hendrarto, Ign Budi IIS SHOLIKHATI Imam Tahyudin Indro Sumantri Irfan Santiko Jafron Wasiq Hidayat Jumari Jumari Jumari Jumari, Jumari Kaban, Markus Karyadi Baskoro Kenanga Sari Kenanga Sari Kholifah, Rizqi Widya Nur Kristanti, Alberta Widya Kusworo Adi M Murningsih Marcelinus Christwardana Maryono Maryono Meinita, Maria Dyah Nur Muhammad Helmi Muhammad Sindhunata Prambodo, Muhammad Sindhunata Munifatul Izzati Nanik Heru Suprapti Ni Kadek Dita Cahyani, Ni Kadek Dita Nugraheni, Dinar Mutiara K Nurfitri Astuti Nurfitri Astuti Nurfitri Astuti Ovide Decroly Wisnu Ardhi Peter Gell Pireno, Purwanto Adi Poniman Poniman Prasetyo, Syarif Purnomo Putro, Sapto Purwanto Purwanto Rahim, Aulia Riche Hariyati Rifa’atunnisa, Rifa’atunnisa Rizki Nor Amelia Rully Rahadian S. Djalal Tandjung Sapto P Putro Sebong, Perigrinus Hermin Sesilia Rani Samudra Siti Mudhakiroh Sri Ariyati Sri W.A. Suedy Sri Widodo Agung Suedy Sudarno Sudarno Sutikno Sutikno Sutrisno Anggoro SUWARNO HADISUSANTO Tri Hastutiningsih Tyas Rini Saraswati Wandy Wandy Widjonarko . Wildan Suyuti Mustofa Marthana Zainal Arifin Hasibuan Zega, Enita Setiawati