Yunita Nita
Departemen Farmasi Praktis, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK DAN ANTIPIRETIK PADA IBU HAMIL A. A. Rai Mas Feby Kumala Dewi; Aina Senja Yuliyani; Bella Rizkia Dianita; Diah Ayu Wakita Trimanda; Febria Tri Erliana; Helmy Kurniawan; Muhammad Zaesal Rizki Muzaffar; Rossika Rachmafebri; Sakinah Sakinah; Vidya Annisa Pebriastika; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7 No. 1 (2020): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.949 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v7i1.21658

Abstract

Pada saat kehamilan terjadi beberapa keluhan salah satunya adalah nyeri. Nyeri selama kehamilan baik yang disebabkan oleh kehamilan ataupun keadaan akut perlu ditangani secara memadai. Berbagai analgesik dan antipiretik diresepkan untuk mengobati rasa sakit pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang pengetahuan, penggunaan, dan pengaruh usia serta hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil terhadap obat analgesik dan antipiretik pada ibu hamil. Penelitian dilakukan secara cross sectional di wilayah Surabaya Timur di beberapa puskesmas dan praktik bidan swasta pada tanggal 11-14 September 2019. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel bebas dalam penelitian adalah umur dan pendidikan, serta variabel terikat adalah pengetahuan tentang penggunaan analgesik dan antipiretik. Pada hasil pengetahuan, diperoleh total skor rata-rata 6,3 yang tergolong sebagai tingkat pengetahuan sedang dan hasil penggunaan obat analgesik dan antipiretik pada ibu hamil sudah dipahami dengan baik. Berdasarkan uji ANOVA diperoleh p-value>α sebesar (0,373>0,05) dan uji Fisher diperoleh p-value>α sebesar (0,469>0,05). Sehingga, variabel usia dan variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap variabel pengetahuan ibu hamil tentang obat analgesik dan antipiretik selama kehamilan.
PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN PRODUK PEMUTIH DAN PENCERAH DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA Khintan Rizky Fadhila; Dwi Rekno Ningrum; Anisah Febrian Rahmawati; Athaya Bella Azzahrya; Dewi Fatima Auzianingrum Muntari; Rini Ayu Agustin; Ayu Larasati; Dyandra Anjani Putri; Azza Maulidia El Java; Siti Sarah; Andreas Bayu Eka Wijayanto; Rahmadi Wahyu Bowolaksono; Firman Wahyudi; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.472 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v7i2.21806

Abstract

Konsep cantik di masyarakat salah satunya memiliki kulit putih dengan cara menggunakan produk pemutih dan pencerah kulit. Namun terdapat sejumlah produk pemutih yang mengandung bahan berbahaya. Pemilihan produk pemutih harus diperhatikan dengan baik dan benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan penggunaan masyarakat mengenai produk pemutih dan pencerah, serta hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat mengenai produk pemutih dan pencerah. Penelitian dilakukan pada bulan September 2019 menggunakan metode survei, rancangan studi cross sectional dengan teknik purposive random sampling. Responden dalam penelitian adalah wanita berusia 16–35 tahun (n=130). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa produk pemutih dan pencerah yang paling banyak digunakan adalah produk komersil teregistrasi BPOM dengan persentase 69,2% (92 responden). Tingkat pendidikan pengguna produk pemutih dan pencerah tertinggi adalah tingkat sarjana dan pascasarjana yaitu dengan persentase 64,6% (84 responden). Rata-rata skor yang didapatkan dari 130 responden adalah 3,8. Sebanyak 87 responden (67%) memiliki skor di bawah 4,6 yang dikategorikan memiliki pengetahuan rendah mengenai produk pemutih dan pencerah. Uji korelasi Spearman menujukkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden mengenai produk pemutih dan pencerah (p=0,016). Responden dalam penelitian memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai produk pemutih dan pencerah serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang produk pemutih dan pencerah.
PENGETAHUAN MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGENAI DISPEPSIA, GASTRITIS, DAN GERD BESERTA ANTASIDA SEBAGAI PENGOBATANNYA Friesca Surya Nurhaidah; Shafira Dwita Anugrah; Annisa Febriani Putri; Wiwin Dwi Rahmadani Tukloy; Salsabila Khairunnisa; Luthfia Hany Primadani; Tri Wahyudi; Aisyia Aisyia; Abby Rahmat Kamaruzzaman; Kambarwati Nur Shofa; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 8 No. 2 (2021): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.693 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v8i2.24116

Abstract

Peningkatan kasus penyakit tidak menular terjadi dalam 5 tahun terakhir di Indonesia, salah satunya adalah Indigestion yang merupakan sekumpulan gejala saluran pencernaan atas meliputi rasa nyeri atau tidak nyaman di area gastro-duodenum. Yang termasuk dalam indigestion diantaranya dispepsia, gastritis, dan GERD dimana seringkali antasida digunakan sebagai terapi pengobatan pada ketiga penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan mahasiswa fakultas kesehatan dan non-kesehatan Universitas Airlangga mengenai dispepsia, gastritis dan GERD dan penggunaan obat antasida. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei cross sectional, dengan instrumen kuesioner online. Sejumlah 102 orang, mahasiswa fakultas kesehatan sebanyak 30 orang dan non kesehatan sebanyak 72 orang diambil dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan semua orang mengenai dispepsia, gastritis dan GERD yang baik sebesar 12 (11,8%) orang cukup sebesar 40 (39,2%) orang, dan kurang sebesar 50 (49%) orang. Tingkat pengetahuan semua orang pada aspek pengobatan yang baik sebesar 8 (7,8%) orang, cukup 35 (34,3%) orang, dan kurang sebesar 59 (57,8%) orang. Adanya perbedaan bermakna (p=0.000) tingkat pengetahuan antara sampel mahasiswa kesehatan dan sampel mahasiswa non-kesehatan. Upaya promosi kesehatan merupakan hal penting untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai perbedaan dispepsia, gastritis, GERD beserta antasida sebagai pengobatan.
Pengetahuan Mahasiswa Non-Kesehatan tentang Penggunaan Obat Antipiretik secara Swamedikasi Nursanti Arya Pratiwi; Aanisah Nabiilah; Ajeng Ambar Sari; Andyko Ismareka Putra; Cordellia Calista Amelia; Hana Sofiana Maghfira; Nada Aprilliya; Rizdamaya Lintang Herfadanti; Virnanda Syafira Hartatiningrum; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 9 No. 1 (2022): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.5 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v9i1.24127

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya pengobatan sendiri tanpa resep dokter. Antipiretik menempati posisi pertama sebagai obat yang paling banyak dibeli dalam pelaksanaan swamedikasi. Swamedikasi juga banyak dilakukan oleh mahasiswa. Namun, kesalahan dalam swamedikasi masih banyak ditemukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang penggunaan dan praktik pemilihan obat antipiretik secara swamedikasi oleh mahasiswa non- kesehatan Universitas Airlangga. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross-sectional dengan cara survei. Responden dipilih menggunakan metode purposive sampling. Instrumen pengambilan data adalah kuesioner yang disebarkan secara online melalui google form. Survei diikuti oleh 111 responden yang merupakan mahasiswa non-kesehatan Universitas Airlangga yang pernah melakukan swamedikasi obat antipiretik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 13 (11,71%) responden memiliki pengetahuan rendah, 74 (66,67%) memiliki pengetahuan sedang, dan 24 (21,62%) memiliki pengetahuan tinggi tentang penggunaan obat antipiretik secara swamedikasi. Mayoritas pengetahuan mahasiswa non-kesehatan Universitas Airlangga tentang penggunaan obat antipiretik secara swamedikasi masuk dalam kategori sedang. Pengetahuan penggunaan dan praktik yang benar dalam pemilihan obat antipiretik secara swamedikasi perlu ditingkatkan agar terwujud keberhasilan dalam pengobatan.
Clustering of Drug Sampling Data to Determine Drug Distribution Patterns with K-Means Method : Study on Central Kalimantan Province, Indonesia Wahyuri Wahyuri; Umi Athiyah; Ira Puspitasari; Yunita Nita
Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence Vol. 5 No. 2 (2019): October
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1970.953 KB) | DOI: 10.20473/jisebi.5.2.208-218

Abstract

Background: Drug sampling and testing in the context of post-marketing control is an important component to ensure drug safety in the supply chains. The results are used by the Indonesian National Agency for Drug and Food Control (NA-FDC) for conducting public warnings, evaluating the Good Manufacturing Practice (GMP) and Good Distribution Practice (GDP) implementation, and enforcing the law against drug violation.Objective: This study aimed to identify and analyze drug distribution patterns to provide an overview of drug sampling in the public sector. Methods: The data was collected from Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palangka Raya’s database. The collected data were the drug sampling data from Integrated Information Reporting Systems (IIRS) application from 2014 to 2018. Next, we employed CRISP-DM methodology to analyze the data and to identify the pattern. K-means clustering model was selected for data modeling.Results: The dataset contained five attributes, i.e., drug name, therapeutic classes, district/city, sample category, and evaluation of drug surveillance. The drug distribution pattern formed three clusters. First cluster contained 522 drug items in eight therapeutic classes and spread over ten districts, second cluster contained 1542 drug items in five therapeutic classes and spread over five districts, and third cluster contained 503 drug items in eleven therapeutic classes and spread across nine districts.Conclusion: To conclude, the applied data mining technique has improved the decision on the drug sampling planning. It also provides in-depth information on the improvement of drug post-marketing control performance in Central Kalimantan Province.Keywords: Clustering, CRISP-DM, Data Mining, Drug distribution patterns, Drug quality control, Drug sampling
Cost of Illness pada Pasien Diabetes Melitus dengan Diabetic Foot: Systematic Review Alvina Dewi Astuty; Gusti Noorizka Veronika Achmad; Yunita Nita; Lestiono Lestiono
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 7 No. 1SI (2020): Special Issue: Seminar Inovasi Teknologi dan Digitalisasi pada Pelayanan Kefa
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v7i1SI2020.20-30

Abstract

Pendahuluan: Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyebab kematian akibat penyakit tidak menular terbesar di dunia. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut jika pasien tidak patuh dalam menjalani terapi yang diberikan, salah satunya yaitu diabetic foot. DM dengan diabetic foot membawa kerugian ekonomi yang besar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui cost of illness pada pasien DM dengan diabetic foot dengan systematic review. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode systematic review dengan menggunakan PRISMA statement yang dilakukan pada bulan April – Juli 2020. Pencarian artikel dilakukan pada Pubmed, Cochrane, Sciencedirect, Scopus, dan Ebscohost dengan menggunakan PICO hingga pada tanggal 22 Juli 2020 dengan kriteria inklusi yaitu studi terkait cost of illness, subyek penelitian merupakan pasien diabetic foot, dan artikel memuat hasil penelitian berupa cost dari diabetic foot untuk menentukan kata kunci yang akan digunakan. Hasil: Dari hasil tujuh artikel didapatkan bahwa total beban biaya yang dihasilkan yaitu 2341,63 USD/tahun hingga 20977,56 USD/tahun untuk perspektif pasien, 2703,24 USD/tahun hingga 8790,41 USD/tahun dan 8129,96 USD/episode untuk perspektif rumah sakit, serta 2144,21 USD/episode dan 14819,78 USD/tahun untuk perspektif pembayar pihak ketiga. Mayoritas penelitian menggunakan metode pengambilan data retrospektif dan bottom-up, sedangkan untuk perspektif yang paling banyak digunakan adalah perspektif rumah sakit. Biaya yang paling banyak dihitung adalah direct medical cost dengan biaya yang dihabiskan mencapai 51,7% hingga 98,4% dari total keseluruhan biaya. Lalu biaya yang dihabiskan untuk pengobatan untuk pasien DM dengan diabetic foot mencapai dua hingga empat kali lebih besar daripada pasien DM tanpa diabetic foot dengan persentase biaya untuk komplikasi diabetic foot mencapai 55,9% hingga 71,7% dari total biaya yang dikeluarkan. Kesimpulan: Pasien DM dengan diabetic foot menghabiskan lebih banyak sumber daya sehingga meningkatkan biaya pengobatan dibandingkan dengan DM tanpa diabetic foot.
Comparative Analysis of Actual Cost and INA CBG Rate in Diabetic Gangrene Inpatients Diajeng Putri Kinanti; Umi Athiyah; Yunita Nita; Muhammad Noor Diansyah
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 3 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i32021.284-292

Abstract

Background: Diabetic gangrene is a complication of diabetes mellitus that imposes a substantial financial burden on patients and their families as well as the health care system. Objective: To determine the total cost of disease, and the difference between real cost and INA CBG rate for diabetic gangrene inpatients from January - December 2017 at Universitas Airlangga Hospital, Surabaya Methods: The study was conducted retrospectively by using a total sampling method. The perspective used was the hospital perspective. This study's direct medical costs were laboratory, drug and consumable medical device costs, medical equipment rental, radiology examination, red cross, oxygen, service, and room costs. Data analysis was performed using an independent samples t-test. Results: The results showed that 148 patients met the inclusion criteria. The total real cost of diabetic gangrene inpatients at Universitas Airlangga Hospital in 2017 was IDR 1,339,949,381, and the total INA CBG rate for inpatients with diabetic gangrene was IDR 1,365,047,500. The difference was (p = 0.000) between real cost and INA CBG rate. Conclusion: There is a difference between the actual cost and the INA CBG rate for diabetic gangrene inpatients.
Linguistic Validation of Indonesian Version of the Audit of Diabetes-Dependent Quality of Life Questionnaire Putri Amelia Rooswita; Yunita Nita; Elida Zairina; Gesnita Nugraheni; Libriansyah Libriansyah
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 3 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i32021.293-300

Abstract

Background: One of the impacts experienced by diabetes mellitus patients is a decrease in their quality of life. The Audit of Diabetes-Dependent Quality of Life (ADDQoL) is a widely used individualized diabetes-specific quality of life measure. However, there was no version available in the Indonesian language. Objective: This study is aimed to undertake linguistic validation, including a cultural adaptation of the ADDQoL questionnaire into the Indonesian language. Method: The original developer granted permission to use and modify the questionnaire. The international linguistic validation procedure developed by the Mapi Research Institute was used. There were six steps involved: forward translation, reconciliation, back translation, expert panel review by a psychologist and clinician, cognitive debriefing with diabetes patients, and proofreading. Result: Problems that arose during the linguistic validation process were resolved by finding conceptually equivalent alternatives and changing sentence structures to achieve equivalence in language, concept, and culture with the original version of the ADDQoL. The developer's team reviewed and discussed all actions taken. Cognitive debriefing interviews with five respondents showed that the ADDQoL questionnaire was simple to understand. Conclusion: The Indonesian version of the ADDQoL is linguistically and culturally validated. Further studies are needed to confirm the structure and reliability of the Indonesian ADDQoL.
Faktor yang Mempengaruhi Praktik Pelaporan Adverse Drug Reactions (ADRs) oleh Apoteker di Beberapa Rumah Sakit di Surabaya Tamzil Azizi Musdar; Muhammad Thariq Nadhafi; Lestiono Lestiono; Lichijati Lichijati; Umi Athiyah; Yunita Nita
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i2.49794

Abstract

Permasalahan kurangnya pelaporan ADRs sudah berjalan lama diseluruh dunia. Partisipasi apoteker dalam pelaporan ADRs diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi praktik pelaporan ADRs oleh apoteker yang bekerja di beberapa rumah sakit di wilayah Surabaya. Penelitian ini adalah studi cross sectional. Responden pada penelitian ini adalah seluruh apoteker yang bekerja di tiga rumah sakit di Surabaya. Kriteria rumah sakit adalah yang pernah mengirimkan laporan ADRs kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Sejumlah 49 apoteker berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara. Kuesioner yang digunakan sebelumnya telah melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Kuesioner terdiri dari pernyataan-pernyataan meliputi demografi responden, pengetahuan, sikap, akses sarana, lingkungan (perilaku tenaga kesehatan lain), dan praktik yang berkaitan dengan pelaporan ADRs. Pada lembar wawancara berisi pernyataan-pernyataan meliputi ketersediaan sarana dan kebijakan/peraturan terkait pelaporan ADRs. Pada uji pengaruh menggunakan regresi linear berganda diperoleh variabel pengetahuan (p=0,036), dan variabel ketersediaan dan akses sarana pelaporan ADRs (p=0,002) berpengaruh signifikan terhadap praktik pelaporan ADRs. Diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan dan ketersediaan dan akses sarana merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktik pelaporan ADRs oleh apoteker di rumah sakit.
Bersama Apoteker, Pelajar Sekolah Menengah Atas Bijak dan Cermat dalam Menggunakan Obat Arie Sulistyarini; Ana Yuda; Andi Hermansyah; Yunita Nita; Elida Zairina
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 1 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i1.5577

Abstract

Hidup sehat perlu diterapkan bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari termasuk kepada siswa SMA. Hidup sehat salah satunya dengan cara mengetahui penggunaan obat yang benar. Selain itu siswa SMA merupakan calon mahasiswa. Penting bagi siswa tersebut untuk mengetahui tentang jurusan yang ada di suatu universitas serta salah satu profesi yang akan menjadi minat mereka bekerja, misalnya apoteker. Oleh karena itu kegiatan edukasi dilakukan untuk 109 siswa SMAN 1 Surabaya tentang Universitas Airlangga, profesi apoteker dan penggunaan obat yang benar. Pemberian materi diselingi sesi tanya jawab dan permainan yang melibatkan peserta untuk memudahkan pemahaman peserta. Kunjungan ke laboratorium di Fakultas Farmasi juga dilakukan untuk menambah wawasan siswa. Pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui efektifitas kegiatan ini. Hasil pretest tentang penggunaan obat bernilai rata-rata 3,4 dan nilai rata-rata posttest meningkat menjadi hampir 2 kali lipat yaitu menjadi 6,3 (dengan nilai maksimal 8). Pengetahuan siswa tentang profesi apoteker dan jurusan di Unair juga terjadi perbaikan yang bermakna. Selain itu 103 dari 109 peserta menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk diberika kepada siswa SMA dan seharusnya dilakukan secara rutin. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengabdian masyarakat yang ditujukan kepada siswa SMA perlu dilakukan agar apoteker dapat berkontribusi meningkatkan pemahaman penggunaan obat yang benar dan juga mengenalkan profesi apoteker ke masyarakat khususnya ke siswa SMA.
Co-Authors A. A. Rai Mas Feby Kumala Dewi Aanisah Nabiilah Abby Rahmat Kamaruzzaman Abdul Rahem Aina Senja Yuliyani Aisyia Aisyia Ajeng Ambar Sari Alfira Maulidyah Rahmah Alisa Sari Nastiti Alvina Dewi Astuty Alysa Intan Santika Amelia Ghaisani Ana Yuda Andi Hermansyah Andika Fajar Fortuna Dhonny Kusuma Andreas Bayu Eka Wijayanto Andwynanda Bhadra Nareswari Andyko Ismareka Putra Angeline Tirza Galuh Palupi Anisa Maulidi Syavira Anisah Febrian Rahmawati Anita Nur Azizah Annisa Febriani Putri Arie Sulistyarini Athaya Bella Azzahrya Ayu Larasati Azza Maulidia El Java Azzalin Devariany Mufidah Bella Rizkia Dianita Cordellia Calista Amelia Devinta Julian Tupenalay Dewi Fatima Auzianingrum Muntari Diah Ayu Wakita Trimanda Diajeng Putri Kinanti Dian Parwati Dwi Rekno Ningrum Dyandra Anjani Putri Elida Zairina Elsa Ananda Setya Budi Farhan Athallah Rafif Febria Tri Erliana Firman Wahyudi Friesca Surya Nurhaidah Gesnita Nugraheni Gusti Noorrizka Veronika Ahmad Hana Sofiana Maghfira Helmy Kurniawan Ira Puspitasari Jamhari Jamhari Jessica Febe Prawadi Kambarwati Nur Shofa Khintan Rizky Fadhila Lestiono Lestiono Lestiono Lestiono Libriansyah Libriansyah Libriansyah Lichijati Lichijati Luthfia Hany Primadani Mochammad Haris Firdaus Mufarrihah, Mufarrihah Muhammad Noor Diansyah Muhammad Thariq Nadhafi Muhammad Zaesal Rizki Muzaffar Musdar, Tamzil Azizi Nada Aprilliya Nadhira Mileni Tsalitsia Neva Safitri Salsabila Ni Putu Widya Sriastuti Noer Aqiel Natsier Nursanti Arya Pratiwi Oktarina Mahanggi Putri Amelia Rooswita Rahmadi Wahyu Bowolaksono Ridka Aulia Santi Rini Ayu Agustin Rizdamaya Lintang Herfadanti Rossika Rachmafebri Salsabila Khairunnisa Salsabilla Madudari Kasatu Seisye Junita Miru Shafira Dwita Anugrah Sinta Wahyu Nur Muthi Siti Sarah Sylvia Annisa Mahardiani Tasya Mahira Salsabila Theresia Florida Damayanti Tri Wahyudi Umi Athiyah Via Qurrota A’yun Vidya Annisa Pebriastika Virnanda Syafira Hartatiningrum Wahyuri Wahyuri Wikanti Sunaringtyas Wiwin Dwi Rahmadani Tukloy Yuniar Gusrianti Azzahra