TPI Pangandaran merupakan fishing base dengan produktivitas pendaratan ikan tertinggi di Kabupaten Pangandaran, salah satu komoditas yang didaratkan salah satunya adalah udang jerbung (Fenneropenaeus merguiensis). Permintaan yang tinggi akan udang jerbung menyebabkan intensitas penangkapan meningkat, sehingga diperlukan analisis potensi lestari untuk menjaga kelestarian dari udang jerbung. Analisis potensi lestari dengan pendekatan Maximum Sustainable Yeield (MSY) penting untuk menjaga kelestarian sumber daya udang. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai CPUE, FPI, dan MSY dari udang jerbung. Metode yang digunakan untuk menganalisis nilai MSY adalah metode surplus produksi dengan pendekatan Walter Hilborn dan Schaefer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CPUE mengalami fluktuasi selama tahun 2017–2022, dengan nilai tertinggi sebesar 88,67 kg/trip pada tahun 2018 dan nilai terendah sebesar 23,44 kg/trip pada tahun 2022. Trammel net ditetapkan sebagai alat tangkap standar dengan nilai FPI tertinggi. Nilai MSY menggunakan metode Schaefer yaitu 917.990,50 kg/tahun dengan Total Allowable Catch (TAC) sebesar 734.392,4 kg/tahun, sedangkan metode Walter Hilborn menghasilkan nilai MSY sebesar 418.065,50 kg/tahun dengan TAC sebesar 334.452,4 kg/tahun. Eksploitasi udang jerbung di TPI Pangandaran masih dalam kondisi aman. Nilai R square dengan metode Walter Hilborn lebih besar dibanding dengan metode Schaefer, yaitu 0,90254. Nilai R square yang lebih besar atau mendekati 1 menunjukkan bahwa pada penelitian ini metode Walter Hilborn lebih relevan untuk menentukan MSY dan TAC udang jerbung