p-Index From 2020 - 2025
10.266
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Kertha Semaya JURNAL MAGISTER HUKUM UDAYANA EGALITA Pandecta Jurnal Ketahanan Nasional Arena Hukum Jurnal Asy-Syari'ah Diponegoro Law Review Ahkam: Jurnal Hukum Islam Jurnal Hukum Acara Perdata ADHAPER SAMARAH: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam JURNAL CENDEKIA HUKUM Widya Yuridika Jurnal Ius Constituendum Res Judicata JURNAL HERITAGE Yurispruden: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Islam Malang Awang Long Law Review Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum Negara Hukum: Membangun Hukum untuk Keadilan dan Kesejahteraan MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender ADLIYA: Jurnal Hukum dan Kemanusiaan PALAR (Pakuan Law review) Jurnal Simbur Cahaya Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) JURNAL RECHTENS Jurnal Hukum Acara Perdata Jurnal Ilmiah Dunia Hukum Khazanah Hukum Metafora: Education, Social Sciences and Humanities Journal KRTHA BHAYANGKARA Mu'amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah Jurnal Supremasi Jurnal Syntax Transformation Mutawasith: Jurnal Hukum Islam Risalah Hukum Journal of Sharia Economics Hukum Responsif : Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Batulis Civil Law Review Journal Justiciabelen (JJ) As-Sidanah : Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Hukum Legalita Journal of Economic & Business Law Review Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial Teknik Jurnal Hukum dan Sosial Politik Jurnal Dialektika Hukum Jurnal Ilmiah Ekotrans & Erudisi (JIEE) Jurnal Multidisiplin Ibrahimy Jurnal Hukum Islam Jurnal Hukum Mimbar Justitia SASI aktivisme: Jurnal Ilmu Pendidikan, Politik dan Sosial Indonesia Jurnal Legislasi Indonesia
Claim Missing Document
Check
Articles

Kepastian Hukum Bagi Nasabah Yang Mengalami Pemblokiran Sepihak Oleh Bank Rahmadi Indra Tektona
Jurnal Risalah Hukum Volume 15, Nomor 2, Desember 2019
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banks in blocking accounts must be based on the applicable laws and regulations to maintain the trust of customers. Banks as financial service institutions should always follow the existing account blocking procedures and have been regulated in the prevailing laws and regulations so that errors do not result in losses for their customers. The mistake that can be detrimental to customers is unilaterally blocking accounts by the bank. This study aims to determine the form of legal protection for customers who experience unilateral account blocking, thereby resulting in the certainty of the right to unused customer funds. Based on the study results, it was found that customers can make Internal Dispute Resolution and External Dispute Resolution efforts to defend their rights when experiencing unilateral blocking by the bank.Keywords: Legal protection; account balance; blocking; customer; bank
Perlindungan Hukum Nasabah Bank Mandiri Atas Perubahan Saldo Pada Rekening Nasabah Akibat Kesalahan Sistem Teknologi Informasi Rahmadi Indra Tektona; Fona Kartika Listiyapuji
Res Judicata Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.545 KB) | DOI: 10.29406/rj.v3i1.2111

Abstract

The progress and development of technology, telecommunications, multimedia and information technology or commonly referred to as telematics can ultimately change the organizational structure, social relations, and society. Consumers can also be parties who place funds and / or utilize services available at Financial Services Institutions. Related to this, consumers who use financial services institutions include customers in banks, investors in the capital market, participants in pension funds, and others. As in the opinion of Muhamad Djumhana, the public can trust the bank if the bank has guaranteed the confidentiality of the customer's data. Every bank has an information technology system, without exception Bank Mandiri. The information technology system of each bank has a very important role. If something goes wrong even though it's a small thing it has a huge impact on the system at the bank that is running. As explained in the online media Kontan.co.id. On July 20, 2019. Related to this, customers were worried about the balance in their account, which greatly affected the customer and the customer felt disadvantaged. Related to this there is a need for legal protection for the loss-making customer, in which the customer as a consumer has the rights to the goods and / or services obtained.
Kepastian Hukum Pelaksanaan Khiyar Syarat Dalam Bai’Salam Online Melalui Instagram Wahyu Wahyu; Rahmadi Indra Tektona
Journal of Sharia Economics Vol 2 No 2 (2020): Journal of Sharia Economics
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Al Hikmah Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35896/jse.v2i2.117

Abstract

Islam strongly emphasizes that all economic activities carried out by humans in the world are an accountability that must be in accordance with Islamic law. In the Sharia economy there are khiyar rights which are expected to provide good benefits in the sale and purchase agreement and make buying and selling activities in accordance with the principles of Islamic law, it is consensual and also providing benefits to the parties in accordance with the provisions in Islamic law and the existence of willingness or sincerity in buying and selling activities in accordance with the Koran and hadith. Currently, many buying and selling transactions are carried out online, one of which is using the social media, Instagram, which has millions of users who can exceed time and space. Many business actors ranging from housewives, students, state employees, private employees who post goods to be traded on Instagram, behind this convenience, of course there are problems, it is the existing image and the merchant’s reputation is something that is highly valued in online trading. The problem that arises in the online buying and selling contract is the mismatch of goods with pictures and descriptions on social media resulting in a one-sided cancellation of the purchase of ordered goods by the buyer and this results in losses to the seller, even though before the transaction the two parties have mutually agreed. The research objective of this paper was to analyze legal certainty in the implementation of khiyar in purchasing ordered goods in online buying and selling transactions via Instagram, the research method used is normative juridical, the results of research on the form of legal certainty in the implementation of khiyar. Keywords: Legal certainty, Khiyar Syarat, Bai’ Salam Online
PENGATURAN BEA METERAI DALAM KEGIATAN PERDAGANGAN ELEKTRONIK DI INDONESIA MENURUT TEORI TUJUAN HUKUM Triasita Nur Azizah; Rahmadi Indra Tektona; Ermanto Fahamsyah
PALAR (Pakuan Law review) Vol 7, No 1 (2021): Volume 7, Nomor 1 Januari-Maret 2021
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.401 KB) | DOI: 10.33751/palar.v7i1.2934

Abstract

Pemerintah telah secara resmi mengesahkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai. Dengan pengesahan tersebut, maka ketentuan lama yang mengatur mengenai bea meterai, yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai resmi dicabut. Perubahan ini disebabkan karena pertimbangan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kelaziman internasional dalam kegiatan perekonomian, dimana perdagangan elektronik makin marak dan meluas jangkauannya. Maka dari itu, perlu dikaji terkait konsep pengaturan kedepan terhadap pengaturan bea meterai dalam kegiatan perdagangan elektronik di Indonesia. Tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penulisan ini adalah agar lebih dipahami konsep pengaturan kedepan terhadap pengaturan bea meterai dalam kegiatan perdagangan elektronik di indonesia dilihat dari segi teori tujuan hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual.Hasil penelitian yang dicapai adalah Konsep pengaturan kedepannya terhadap pengaturan bea meterai dalam kegiatan perdagangan elektronik di Indonesia yaitu model bea meterai bersifat elektronik yang diatur dalam Undang - UndangNomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai adalah alternatif dalam hal pelaksanaan pembubuhan bea meterai terhadap perjanjian perdagangan secara elektronik yang terjadi di Indoneisa. Model ini merupakan model bisnis berbasis layanan elektronik dengan tujuan secara hukum untuk memberikan kepastian hukum kepada masyarakat terhadap pelaksanaan nantinya terkait pengenaan bea meterai dalam kegiatan perdagangan elektronik.
KEPASTIAN HUKUM KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP KEPAILITAN LEMBAGA PERBANKAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN Rahmadi Indra Tektona; Choirur Roziqin
PALAR (Pakuan Law review) Vol 6, No 1 (2020): Volume 6, Nomor 1 Januari-juni 2020
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.995 KB) | DOI: 10.33751/palar.v6i1.2048

Abstract

Kepailitan merupakan jalan keluar bagi kreditor dan debitor dari permasalahan utang piutang, untuk memberikan perlindungan kepada kreditur untuk pemenuhan pelunasan utang oleh debitor. Khusus dalam hal lembaga perbankan bertindak sebagai debitor, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tetang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang memberikan ketentuan yang berbeda dengan debitor pada umumnya. Pengajuan permohoanan pailit lembaga perbankan hanya dapat diajukan oleh Bank Indonesia. Ketentuan yang demikian, didasarkan pada kedudukan Bank Indonesia sebagai lembaga yang mengawasi lembaga perbankan. Berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan meneyebabkan pengawasan lebaga perbankan menjadi tugas Otoritas Jasa Keuangan. Tidak adanya pengaturan pengalihan wewenang untuk mengajukan permohonan pailit menyebabkan adanya ketidak pastian hukum mengenai subjek hukum pemohon pernyataan pailit terhadap lembaga perbankan sebagai debitor. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisa kepastian hukum subjek pemohon pernyataan pailit lembaga perbankan menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif
UPAYA HUKUM ATAS PENENTUAN NILAI LIMIT LELANG OLEH BANK DI BAWAH HARGA PASAR Rahmadi Indra Tektona; Ulhfah Mutiarachmah
Yurispruden: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Islam Malang Vol 4, No 2 (2021): Yurispruden: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Islam Malang
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.037 KB) | DOI: 10.33474/yur.v4i2.9576

Abstract

he limit value was a key part in the auction. The bank was as a seller who would determine auction limit value which was based on the assessor’s assessment and evaluator’s estimation ruled in the article 44 paragraph (1) and (2) and the article 45 of Minister of Finance’s Regulation 27/PMK.06/2016 on the instructions of auction. The problem was whether the auction cancellation could be performed based on the limit value determination below the market price? Second, what were the legal efforts which could be attempted by the debtor when the auction limit value determination from bank was under the market price? This research was a juridical normative research. Based on the research finding, the researcher drew a conclusion that the determination of auction limit value below the market price could not be a base of auction cancellation on pre-auction stage and auction stage, since the auction cancellation could only be cancelled upon the seller’s request or based on court’s decision or sentence. Furthermore, the debtor who might feel harmed over the auction limit value determination could do some legal efforts to file a lawsuit.
Keabsahan Akta Hibah yang Dibuat oleh Ppat Bagi Anak Angkat Tanpa Persetujuan Salah Satu Ahli Waris Haldin Perdana Putra; Dyah Ochtorina Susanti; Rahmadi Indra Tektona
JURNAL RECHTENS Vol. 11 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56013/rechtens.v11i1.1177

Abstract

Abstrak Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, akta hibah yang obyeknya tanah dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang mempunyai kewenangan dalam membuat akta otentik terkait perbuatan hukum mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun. Terkait itu, yang menjadi permasalahan apabila PPAT membuat akta hibah bagi anak angkat tanpa persetujuan salah satu ahli waris. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Keabsahan akta hibah yang dibuat oleh PPAT bagi anak angkat tanpa persetujuan salah satu ahli waris, apabila akta tersebut terbukti secara sah melanggar ketentuan perundang-undangan maka akta tersebut menjadi akta yang terdegradasi atau akta di bawah tangan bahkan menjadi batal demi hukum. Kata Kunci : Keabsahan, Akta Hibah, Anak Angkat Abstract Based on the provisions of Article 1 point 1 of Government Regulation Number 37 of 1998 concerning the Regulation of the Position of the Land Deed Maker Official, the grant deed whose object is land is made by the Land Deed Making Official (PPAT) who has the authority to make authentic deeds related to legal actions regarding land rights or rights. property of the apartment unit. Related to that, the problem is when PPAT makes a deed of grant for adopted children without the approval of one of the heirs. The research method used is normative juridical. So that it can be concluded that the validity of the deed of grant made by PPAT for adopted children without the approval of one of the heirs, if the deed is proven to have legally violated the provisions of the law, the deed becomes a deed that is degraded or a deed under the hand and even becomes null and void by law.  Keywords: Validity, Deed of Grant, Adopted Child
Kedudukan Jaminan Hak Tanggungan Yang Dibuat Tanpa Persetujuan Mantan Istri Dalam Perbankan : Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 222k/Pdt/2017 Rahmadi Indra Tektona
Khazanah Hukum Vol 2, No 2 (2020): Khazanah Hukum Vol 2, No 2 August (2020)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.685 KB) | DOI: 10.15575/kh.v2i2.8478

Abstract

Bank dalam memberikan pembiayaan atau kredit kepada masyarakat  memiliki keyakinan atas kesanggupan debitur dalam rangka pengembalian hutang  sesuai isi perjanjian yang telah disepakati. Salah satunya yakni diberikannya jaminan hak tanggungan sebagai agunan oleh debitur kepada pihak bank selaku kreditur. Kewenangan terkait pemberian Hak Tanggungan tercantum pada pasal 8 ayat (1) Undang – Undang Hak Tanggungan. Apabila objek jaminan terdapat dalam sebuah perkawinan, maka objek jaminan tersebut dikatakan sebagai harta bersama sehingga objek jaminan itu milik pasangan suami istri tersebut. Namun, perkawinan yang putus karena perceraian akan berakibat pada kewenangan terkait harta bersama tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aturan mengenai benda jaminan yang berasal dari harta yang diperoleh semasa perkawinan milik sepasang suami istri yang sudah bercerai/berpisah. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian Yuridis Normatif serta pendekatan kualitative sehingga memfokuskan penelitian terkait penerapan kaidah serta norma dalam hukum positif yang menghasilkan Kepastian hukum dalam pemberian benda jaminan yang berasal dari harta Bersama yang didapat semasa perkawinan pasangan suami istri yang sudah berakhir disebabkan perceraian tidak diatur dalam Hukum Perbankan.
Indonesian Legal Remedies Againts Tiongkok and Vietnam Dumping in Indonesia Rahmadi Indra Tektona; Nuzulia Kumala Sari; Amru Hanifa Mukti
Metafora: Education, Social Sciences and Humanities Journal Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/metafora.v4n2.p58-70

Abstract

Indonesia has a problem increasing the number of iron and steel imports from year to year, but Tiongkok and Vietnam are highlighted differently by government because they have experienced a significant increase, so they are suspected of dumping. And than, what the legal remedies should be taken against the alleged dumping carried out by Tiongkok and Vietnam by competent institutions and related parties and what the legal consequnces are. This research will be analyzed with normative legal research principles, legal doctrines, and international agreements with the law approach and conceptual approach.The Antidumping Code is the basis of Indonesias efforts towards Tiongkok and Vietnam given that the three countries are remembers of the World Trade Organization with General Agreement on Tariff and Trade. The Indonesian Anti-Dumping Committee is an institution that is given the authority to conduct dumping investigations, both offensively or defensively wich is inisiated based on initiatives or requests from the majority of the Domestic Industry of the similar goods. If the investigation process carried out by KADI is proven to be found dumping it will be subject sanctions in the form of the imposition of Anti-Dumping Import Duty according to the amount of dumping margin and if it is not found or deministic margin then the investigation process is terminated. And it is unfortunate because dumping specifically has not been regualated in a law in Indonesia.
KEPASTIAN HUKUM HAK WARIS ISLAM ANAK DIBAWAH UMUR TERHADAP HARTA PENINGGALAN IBUNYA (STUDI PENETAPAN PENGADILAN AGAMA NOMOR 0003/PDT.P/2015/PA.BDG) Rahmadi Indra Tektona; Savitri Indiarti
EGALITA Vol 16, No 1 (2021): June
Publisher : Pusat Studi Gender UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/egalita.v16i1.11790

Abstract

Penetapan Pengadilan Agama Nomor 0003/Pdt.P/2015/PA.Bdg menerangkan bahwa seorang perempuan meninggal dunia dan meninggalkan harta warisan berupa tanah dan rumah yang akan diwariskan kepada ahli warisnya. Pewaris dan ahli waris beragama islam, sehingga berlaku ketentuan hak waris islam. Anak perempuannya sebagai salah satu ahli waris masih berusia dibawah umur dan belum dapat bertindak sendiri secara hukum, sehingga memerlukan perwalian. Mengenai hal tersebut bagaimana kepastian hukum hak waris islam anak dibawah umur terhadap harta peninggalan ibunya berdasar pada penetapan Pengadilan Agama?. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif (legal research), yakni penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif. Anak tunggal perempuan Pemohon dengan Pewaris mendapat hak waris separuh (½) bagian dari harta warisan sesuai dengan ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam. Namun, karena berusia dibawah umur, Pemohon sebagai ayahnya mengajukan permohonan untuk menjadi wali dan melakukan pengurusan harta waris yang menjadi hak anak tersebut untuk kepentingan masa depan anak pada Pengadilan Agama Badung dan permohonan tersebut dikabulkan.
Co-Authors Agusyanti, Kusuma Astuti Alifiyah, Fildza Shabrina Dias Alvian Romdani, Vina Amadis, Fay Alejandra Amalia Putri Vairus Amalina Roslan Amru Hanifa Mukti Anang Suindro Anang Suindro Anggita, Sheila Novia Arini Ayatik Auliya Safira Putri Ayu Citra Santyaningtyas Ayu Citra Santyaningtyas Ayudya Rizqi Rachmawati Bakhouya Driss, Bakhouya Bariroh, Ariska Zakiyatul Benu, Marthen Choirur Roziqin Chumaira, Aida Najma Devayanti, Rania Ayang Dewi Indriani Dwi Putra, Alifian Billie Dwi Ruli Handoko Dyah Ochtorina Susanti Efendi, Aan Elliani Sudjana Emi Zulaikha Emi Zulaikha Ermanto Fahamsyah Ermanto Fahamsyah Fendi Setyawan Ferdiansyah Putra Manggala Firman Floranta Adonara, Firman Floranta Fona Kartika Listiyapuji H.M Rifqinizamy Karsayuda Haldin Perdana Putra Handono, Mardi Helmi Septianto, Dea I Wayan Yasa, I Wayan Ikarini Dani Widiyanti Iswi Hariyani Khoidin Khoidin Kurniawan, Nidal Safaraz M Adriani Harefa, Jemi Maudyna Fitria Moh. Ali Moh. Ali Moh. Ali Mohammad Fasholli Nur Huda Mukti, Amru Hanifa Nadya Ulfa Safilia Nurdeng Deuraseh Nurhayati Nurhayati Nuzulia Kumala Sari Oktaviyani, Evin Paramita Cahyaning Dewanti Poesoko, Felly Felmmy Dwi Renaningtyas Provisky, Cedatendo Lambang Qoriatur Risma Qorina Fatimatus Zahro Raihana Mohd Raffi Regina Yurisprastita Jufri Rhama Wisnu Wardhana Risqullah Cahyanan Putra Santyaningtyas, Ayu Citra Savitri Indiarti Siti Nur Shoimah Slamet Ervin Iskliyono SRI ASTUTIK Suci, Ivida Dewi Amrih Tiya Ningrum Rahayu Triasita Nur Azizah Ulhfah Mutiarachmah Vela Ardian Ninda Wahjuni, Edi Wahyu Wahyu Yusmi Zam Zam Maharani Zulaikha, Emi