Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Meningkatkan Pengetahuan dan Rasa Ingin Tahu Anak-Anak di Desa Giri Tembesi Melalui Program Literasi dan Numerasi Riamelinda Harmonis; Komang Ayu Mertasari; Dea Yolanda Aulia; Fitri Ramdani; Reni Anggriani; Mohamad Mustari
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 1 (2023): Januari - Maret
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i1.3245

Abstract

Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh mahasiswa dibawah bimbingan Perguruan Tinggi adalah program pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berisikan butir pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Mahasiswa KKN-PLP Universitas Mataram membuat program literasi & numerasi yang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan rasa ingin tahu anak-anak di Desa Giri Tembesi. Program literasi dan numerasi ini dikembangkan oleh mahasiswa KKN-PLP dengan sasaran anak-anak Sekolah Dasar di Desa Giri Tembesi. Kegiatan literasi dan numerasi ini dilakukan setiap tiga kali dalam satu minggu, yaitu pada Hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Hari Selasa diisi dengan kegiatan literasi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Inggris dimulai dengan vocabulary yang kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia berupa story telling. Hari Kamis diisi dengan numerasi Matematika ceria yang dimulai dengan penjumlahan & pengurangan bersusun serta perkalian cepat & pembagian. Hari Sabtu diisi dengan eksperimens sains (IPA) yang menggunakan konsep-konsep dasar IPA Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kegiatan eksperimen ini diisi dengan bagaimana menerapkan ilmu pembelajaran yang didapatkan di sekolah ke dalam kehidupan nyata. Selama dilakukannya kegiatan literasi dan numerasi ini mahasiswa KKN-PLP menemukan adanya hambatan-hambatan seperti ada beberapa anak yang kurang interaktif pada saat materi disampaikan karena jenjang pendidikan yang berbeda sehingga materi yang dipelajari pun berbeda sehingga kurang efektif jika disamakan untuk dipelajari dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menjadi catatan untuk kelompok KKN – PLP Universitas Mataram untuk lebih menyamaratakan pola pembelajaran dengan cara membagi tugas antara masing-masing mahasiswa untuk turun tangan mengajarkan anak-anak di Desa Giri Tembesi ini pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing agar tujuan diadakannya literasi dan numerasi ini terwujud.
Ethnocivic: Eksplorasi Potensi Kearifan Lokal Sasak sebagai Sumber Belajar PPKn Sekolah Menengah Atas Kelas XII Lalu Sumardi; Mohamad Mustari; Edy Herianto; Ahmad Fauzan; Edy Kurniawansyah
Journal of Classroom Action Research Vol. 5 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v5i2.2289

Abstract

Masyarakat Sasak sangat kaya dengan kearifan lokal baik berupa pengetahuan, kepercayaan, persepsi, ataupun adat istiadat. Di sektor pendidikan kearifan lokal Sasak dapat menjadi instrumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya menjadi sumber belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengkategorisasi, dan memadankan kearifan lokal Sasak yang relevan menjadi sumber belajar PPKn SMU Kelas XII . Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan naturalistik dengan jenis penelitian etnograpi. Sumber data penelitian ini adalah para tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pelaku budaya Sasak, serta dokumen. Informan penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik bola salju (snowball sampling) dimana penentuan informan dimulai dari informan kunci dan terus bergulir sampai data dirasa cukup. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara terbuka dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara dan teknik dekumentasi dengan instrumen lembar catatan dokemen. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif tiga tahap dari Miles, Huberman, & Saldana, yaitu; kondensasi data, display data, dan penarikan simpulan. Temuan penelitian ini menunjukkan semua PB PPKn Kelas XII inline dengan kearifan lokal Sasak. Banyak kearifan lokal Sasak yang relevan menjadi sumber belajar PPKn Kelas XII. Berkaitan dengan bentuk relevansi ada 2 bentuk relevansi kearifan lokal Sasak dengan materi PPKn Kelas XII, yaitu; relevansi substantif dan relevansi valuatif.
Sosialisasi dan Intervensi Literasi, Numerasi (Pada Jenjang SMP di Kota Mataram) Mohamad Mustari; Muhammad Zubair; Bagdawansyah Alqadri; Basariah
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 3 (2023): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i3.5935

Abstract

Pengabdian ini dilaksanakan dengan Kerjasama Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Barat (BGP) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek. Pengabdian ini berdasarkan sumber informasi mutu pendidikan dan rapor pendidikan Kota Mataram, sebagai bahan pertimbangan untuk dilakukannya pengabdian. Hasil rapor pendidikan tersebut menunjukkan bahwa dari sebaran satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 46 sekolah sedangkan 13 SMP baik negeri maupun swasta untuk indikator Literasi dan Numerasi di bawah kompetensi minimum. Untuk meningkatan indikator Literasi dan Numerasi di 13 SMP tersebut diperlukan analisa permasalahan serta menententukan akar masalahnya. Dalam menyelesaikan masalah tersebut perlu adanya rekomendasi skala prioritas dapat dilihat di rapor pendidikan. Indikator Literasi dan Numerasi yang menunjukkan belum tercapainya kompetensi minimum perlu mendapat perhatian. Dalam rapor pendidikan dinyatakan bahwa hal tersebut perlu dibenahi. Ada beberapa aspek yang perlu dibenahi yaitu: Peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran, mendorong motivasi belajar siswa dan kolaborasi antar stakeholders sekolah dimana diperlukan pemimpin instruksional. Langkah pertama dalam mengatasi masalah tersebut adalah melakukan sosialisasi dan intervensi semua pihak, kami sebagai dosen terpanggil dan turut membantu mengurangi beban sekolah dalam mengatasi masalah rendahnya kemampuan literasi dan numerasi pada satuan Pendidikan di 13 SMP tersebut, hal ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian kepada Masyarakat Pendidikan yakni sekolah. Pelaksanaan pengabdian tersebut dilaksanakan pada tanggal, 23 Mei 2023 bertempat di Mitra Universitas Mataram yaitu Balai Guru Penggerak Provinsi NTB.
STRATEGI GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMAN 1 AIKMEL Susi Pujianingsih; Mohamad Mustari; Basariah; Yuliatin
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 01 (2025): Volume 10, Nomor 01, Maret 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i01.20951

Abstract

The purpose of this study is to find out the teacher's strategy in shaping the character of student discipline in SMAN 1 Aikmel, which is reviewed from: 1) the teacher's strategy in shaping the character of student discipline in SMAN 1 Aikmel, 2) the supporting and inhibiting factors in shaping the character of student discipline in SMAN 1 Aikmel. The research approach uses a qualitative approach with a descriptive type of research. The research subjects were determined using the Snowball Sampling technique and the data analysis technique using the Miles and Huberman model which consisted of several components, including data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. The procedure for obtaining data uses observation guidesheets, interview guideline sheets and documentation sheets. Interview and observation sheets are used as a reference to find out how teachers strategies in shaping students disciplinary character. The results of the data acquisition will then be reduced according to the information needed, then the data will be presented and finally the conclusion of the data results that have been analyzed. The results of the research show that 1) teachers strategies in shaping student discipline characters at SMAN 1 Aikmel, namely through learning/designing lesson plans, habituation, example, regulations, punishment and rewards; 2) the driving factors in shaping the character of student discipline, namely from within the student and from the school environment. Meanwhile, the inhibiting factor is from the family environment and the technological factor is the unwise use of cellphones.
Strategi Guru PPKn Dalam Membangun Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Terintegrasi (Studi Kasus di SMPN 11 Mataram) Tri Rahayu; Putri Jasmine; Mohamad Mustari
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 3 No. 1 (2025): Agustus
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v3i1.5053

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pembelajaran PPKn yang terintegrasi dengan pembentukan karakter siswa dan mengevaluasi efektivitasnya dalam mengembangkan nilai-nilai karakter di SMPN 11 Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dan observasi partisipatif. Subjek penelitian terdiri dari guru PPKn dan 9 siswa yang mewakili kelas VII, VIII, dan IX. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PPKn terintegrasi berhasil diterapkan melalui pendekatan kontekstual dengan berbagai metode seperti diskusi kelompok, role playing, dan project-based learning. Implementasi pembelajaran terintegrasi terbukti efektif dalam mengembangkan nilai-nilai karakter seperti kejujuran, tanggung jawab, dan toleransi pada siswa. Dampak positif terlihat dari peningkatan partisipasi aktif siswa (89% memberikan respons sangat baik), penurunan tingkat keterlambatan dari 15% menjadi 5%, dan berkurangnya pelanggaran tata tertib dari 8 kasus menjadi 2-3 kasus per bulan. Pembelajaran terintegrasi juga berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa (78% memberikan respons sangat baik) dan kemampuan penerapan nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran PPKn terintegrasi dengan pembentukan karakter memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan kepribadian siswa secara holistik dan dapat menjadi model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan di sekolah-sekolah lain.  
PENGUATAN CIVIC PARTICIPATION MAHASISWA MELALUI ORGANISASI WAHANA MAHASISWA PENGABDI MASYARAKAT UNIVERSITAS MATARAM Rifal Affani, Lalu Rahmat Yoshie; Mohamad Mustari; Sawaludin; Edy Kurniawansyah
JPG: Jurnal Pendidikan Guru Vol. 6 No. 3 (2025): JPG: Jurnal Pendidikan Guru
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kehidupan sosial dan politik menunjukkan lemahnya kesadaran kewarganegaraan yang menjadi tantangan dalam pendidikan tinggi. Mahasiswa sebagai agent of change seharusnya memiliki peran aktif dalam mewujudkan kehidupan demokratis melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian ini berfokus pada penguatan Civic participation mahasiswa melalui organisasi Wahana Mahasiswa Pengabdi Masyarakat (WMPM) Universitas Mataram, yang secara konsisten menjalankan program-program pengabdian seperti Bina Desa, Sekolah Rakyat, Pojok Literasi, Bakti Sosial, dan WMPM Go To School. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta diuji keabsahannya dengan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program-program WMPM secara signifikan menguatkan tiga dimensi utama Civic participation, yaitu civic knowledge, civic skills, dan civic disposition. Mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih kontekstual tentang isu sosial, mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi, serta menumbuhkan sikap empati dan tanggung jawab sosial. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa WMPM UNRAM berperan penting dalam mengembangkan kesadaran dan keterlibatan kewarganegaraan mahasiswa, serta dapat menjadi model penguatan Civic participation berbasis organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi.
School Literacy Movement in Penujak Village, Central Lombok Regency (Community Service) Mohamad Mustari; Sudirman Wilian; Heri Hadi Saputra; Syarifuddin; Fahruddin
Unram Journal of Community Service Vol. 6 No. 3 (2025): September
Publisher : Pascasarjana Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ujcs.v6i3.1147

Abstract

The School Literacy Movement in Penujak Village, Central Lombok Regency, is discussed in this article. The goal is to increase children's literacy and reading interest in seven Elementary Education Schools (SD) in the Penujak Village Cluster, the target of this socialization is Principal and Teachers, as well as village libraries in the community are all involved in creating a sustainable literacy culture through a participatory approach and collaboration of this activity. This service was carried out with a work shop model socializing the school Literacy Movement with resource persons from lecturers, practitioners and village library managers. The basis for this community service is to see the achievement of literacy and numeracy indicators on the last two years of education report cards which show that several schools have experienced a decrease in achievement. These findings show that the implementation of literacy and numeracy programs needs to increase the involvement of the community and parents as well as village libraries in education while improving students' reading skills. The obstacles that must be overcome include problems such as lack of resources and infrastructure as well as collaboration between stakeholders. To strengthen the literacy and numeracy movement in hamlets, this article suggests that additional assistance with facilities and infrastructure is needed from the government, village libraries, and other non-governmental organizations.
The Role of PPKn Teachers in Developing Civic Responsibility Among Students at MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Qibthiya Anjani; Mohamad Mustari; Sawaludin
Jurnal Visionary : Penelitian dan Pengembangan dibidang Administrasi Pendidikan Vol. 13 No. 2 (2025): October
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/vis.v13i2.17455

Abstract

Education is a cultural subsystem that plays a strategic role in fostering human potential and talent. As the primary facilitator in human resource development, education plays a vital role in both enhancing individual capacity and shaping the nation's strength. In the context of national education, which is based on Pancasila and the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, the learning process is directed at shaping the character of students who are moral, intelligent, and responsible. Teachers, as a crucial component in the educational process, play a central role in instilling national values and civic responsibility in students. The Pancasila and Citizenship Education (PPKn) subject serves as the primary means of fostering citizens who are critical, democratic, tolerant, and aware of social and political responsibility. Instilling civic responsibility in students requires a continuous process through habituation and learning that addresses cognitive, affective, and psychomotor aspects. Therefore, the role of PPKn teachers is very important in guiding students to become good citizens, in accordance with the noble values of Pancasila in social, national and state life. Key Words: Role of PPKn Teachers, Civic Responsibility. Abstrak: Pendidikan merupakan subsistem budaya yang memiliki peran strategis dalam menumbuhkembangkan potensi dan bakat manusia. Sebagai fasilitator utama dalam pengembangan sumber daya manusia, pendidikan berfungsi vital baik dalam meningkatkan kapasitas individu maupun dalam membentuk kekuatan bangsa. Dalam konteks pendidikan nasional yang berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, proses pembelajaran diarahkan untuk membentuk karakter peserta didik yang berakhlak, cerdas, dan bertanggung jawab. Guru, sebagai komponen penting dalam proses pendidikan, memiliki peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan civic responsibility kepada siswa. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) menjadi sarana utama dalam membina warga negara yang kritis, demokratis, toleran, dan sadar akan tanggung jawab sosial serta politik. Penanaman civic responsibility kepada peserta didik membutuhkan proses yang berkelanjutan melalui pembiasaan dan pembelajaran yang menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, peran guru PPKn sangat penting dalam membimbing siswa menjadi warga negara yang baik (good citizenship), sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kata Kunci: Peran Guru PPKn, Civic responsibility.
Approach in Educational Management for Developing Teacher Professionalism at SDN 2 Lendang Kunyit Nurul Aulia; Mohamad Mustari
Insights: Journal of Primary Education Research Vol. 1 No. 2 (2024): Insights: Journal of Primary Education Research
Publisher : Yayasan Insan Mulia Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59923/insights.v1i2.261

Abstract

A collaborative approach in educational management in elementary schools is an important key to developing teacher professionalism. This article examines the implementation of a collaborative approach at SDN 2 Lendang Kunyit in improving the quality of teaching. Through qualitative methods with case studies, data was obtained from interviews with school principals and teachers as well as observations of collaborative activities. The research results show that group discussions, collaborative supervision, joint training, and professional learning communities (KKG) are effective in improving teachers' pedagogical and managerial competencies. Collaboration between teachers and principals in reflection-based supervision strengthens learning innovation and joint problem solving. Although challenges such as time constraints and resistance to change were encountered, this approach was able to overcome them through good time management and active support from the principal. Other positive impacts include increased student motivation and learning outcomes, indicating that collaboration at the teacher level can directly influence the quality of learning. Overall, implementing a collaborative approach at SDN 2 Lendang Kunyit can be an effective model for improving teacher professionalism and the quality of education in elementary schools.
Values in the Kalondo Wei Tradition in the Wedding Ceremony of the Mbojo Ethnic Group in Mawu Village, Ambalawi Subdistrict, Bima Regency Fatun Hairunnisyah; Mohamad Mustari; Sawaludin Sawaludin
JURNAL PENDIDIKAN IPS Vol. 15 No. 3 (2025): JURNAL PENDIDIKAN IPS
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpi.v15i3.3244

Abstract

The erosion of local culture due to modernization has increasingly influenced the mindset and lifestyle of society, especially among the younger generation. This study explores the values in the Kalondo Wei tradition in Mawu Village and its role in strengthening the cultural identity of the Mbojo ethnic community. The research employed a descriptive qualitative approach with in-depth interviews, participatory observation, and documentation. The samples consisted of traditional leaders, religious figures, family representatives, and community members involved in the wedding procession. The findings show that each stage of the Kalondo Wei procession—preparation, escort, parade, and celebration—contains noble values reflecting the principles of Pancasila. These include values of divinity, socio-cultural harmony, mutual cooperation, and the development of moral and mental strength. Kalondo Wei functions not only as a cultural ritual but also as a medium for transmitting values and character education to the younger generation. This research contributes to the preservation of local culture amidst the challenges of globalization.