Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Proceedings Series on Physical

Kajian Penerimaan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Karet Pasca Peremajaan di Kabupaten Batanghari Gina Fauzia; Rozaina Ningsih; Mirawati Yanita
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v4i.479

Abstract

Rumah tangga petani karet berkaitan erat dengan penerimaan dan pengeluaran, dimana penerimaan diperoleh dari berbagai sumber penghasilan sebagai seorang petani ataupun buruh. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan rumah tangga, petani juga dihadapkan pada produktivitas hasil produksi yang cenderung menurun. Salah satu upaya meningkatkan produktivitas adalah dengan peremajaan terhadap tanaman karet yang mana menjadi usaha dimana dapat memberikan kontribusi untuk penerimaan rumah tangga petani karet. Peremajaan kebun karet milik petani diduga memberikan pengaruh pada penerimaan rumah tangga. Petani akan memutuskan melakukan peremajaan dengan asumsi bahwa kebutuhan rumah tangga mereka dapat terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan usahatani karet petani dan menganalisa penerimaan dan pengeluaran rumah tangga petani pasca peremajaan. Ruang lingkup penelitian dilakukan di 5 desa yaitu Napal Sisik, Sridadi, Pasar Terusan, Rambahan dan Rantau Puri pada kecamatan mauara bulian Kabupaten Batanghari dengan jumlah petani 47 sampel petani. Pemilihan daerah penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa 5 desa tersebut merupakan daerah yang paling banyak melakukan peremajaan dilihat dari luas lahan. Analisa data yang digunakan ialah analisa deskriptif dengan menggambarkan usahatani karet petani dan analisa kuantitatif dengan menghitung penerimaan dan pengeluaran rumah tangga petani karet pasca peremajaan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa luas lahan kebun karet rata-rata 3 ha dengan produksi 680,35 kg/ha/thn yang menggunakan bibit pada klon unggul. Penerimaan rumah tangga petani diperoleh dari kegiatan on farm dan off farm dimana total penerimaan yang diterima sebesar Rp. 74.637.446,81/thn. Sementara pengeluaran rumah tangga petani meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dihitung dari pengeluaran sandang, pangan, perumahan, pendidikan dan kesehatan dengan total pengeluaran sebesar Rp.34.080.000,-/thn. Pengeluaran rumah tangga dari sisi usahatani adalah pengeluaran yang dikeluarkan petani dalam usahatani karet dan usahatani kelapa sawit. Selain itu peremajaan lahan karet merupakan salah satu bagian pengeluaran rumah tangga petani sebesar Rp. 26.499.109,12/thn sehingga pengeluaran keseluruhan dari rumah tangga petani sebesar Rp. 60.579.109,12/thn. Penerimaan rumah tangga petani yang memberikan selisih lebih besar (positif) dari pengeluaran rumah tangga, menunjukkan bahwa sebaiknya petani lebih memafaatkannya sebagai penambahan penerimaan rumah tangga dengan memanfaatkan sumber daya sumber daya sebagai tambahan penerimaan di masa mendatang. Petani juga harus melakukan peremajaan tanaman usahatani mereka yang seyogyanya adalah kewajiban petani sehingga perlu adanya perhitungan dana saving setiap tahun atau bulan untuk menjaga keberlanjutan perkebunan karet.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Biodiesel Indonesia Mirawati Yanita; Zulkifli Alamsyah; Gina Fauzia
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v4i.486

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar nabati pengganti solar yang dinilai lebih ramah lingkungan dan industrinya sedang didorong oleh pemerintah Indonesia dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor solar, sekaligus dalam penyerapan minyak sawit Indonesia yang kini posisinya mulai terancam akibat munculnya kampanye hitam di beberapa negara pengimpor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan biodiesel Indonesia dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penelitian seperti harga biodiesel sawit, harga solar non-subsidi, jumlah produksi mobil bermesin diesel dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan biodiesel Indonesia, di mana menurunnya harga biodiesel, tingginya harga solar, meningkatnya produksi mobil dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat akan berpengaruh terhadap besarnya permintaan biodiesel di Indonesia. Besarnya peningkatan permintaan biodiesel ini dapat dicapai lebih maksimal lagi dengan lebih memperhatikan harga minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel, agar tidak terjadi lonjakan harga indeks pasar biodiesel di masa depan.
Studi Pola Kemitraan Petani Kelapa Sawit Swadaya pada Koperasi Perkasa Nalo Tantan Kabupaten Merangin Mirawati Yanita; Ardiyan Saputra; Gina Fauzia
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 5 (2023): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v5i.729

Abstract

Pembangunan perkebunan kelapa sawit dilakukan untuk perbaikan kesejahteraan petani kelapa sawit salah satunya melalui kegiatan kemitraan. Namun implementasi bentuk pola kemitraan petani kalapa sawit swadaya masih menjadi isu yang menarik terkait kewajiabn dan hak dari masing maisg pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola kemitraan yang dilaksanakan antara petani kelapa sawit swadaya dengan koperasi Perkasa Nalo Tantan Kabupaten Merangin. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Ulak Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin yang ditentukan secara sengaja. Jumlah petani responden dalam penelitian ini sebanyak 33 petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan yang terbentuk dari kemitraan yang dilaksanakan antara petani kelapa sawit dengan Koperasi Perkasa Nalo Tantan adalah pola subkontrak. Ke depan kedua belah pihak diharapkan memperhatikan kontrak perjanjian kerjasama antara petani kelapa sawit dengan Koperasi Perkasa Nalo Tantan agar kedua belah pihak memahami hak dan serta kewajiban masing-masing.
Pola Pendapatan Petani Kelapa Sawit Swadaya Pasca Peremajaan Sistem Underplanting di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi Gina Fauzia; Ernawati Hamid; Mirawati Yanita
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 5 (2023): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v5i.739

Abstract

Komoditas kelapa sawit merupakan komoditi yang banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, disamping merupakan wilayah pertama pengembangan budidaya kelapa sawit juga memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan petani kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan petani kelapa sawit swadaya pasca peremajaan sistem underplanting di Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 42 petani pasca peremajaan sistem underplanting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani pasca melakukan peremajaan sistem underplanting sebesar Rp 24.813.711/tahun. Pola pendapatan petani terdiri dari pola I usahatani kelapa sawit sebesar Rp 53.273.933/petani/tahun, Pola II usahatani kelapa sawit+ ternak sapi Rp 49.612.100/tahun, Pola III usahatani kelapa sawit + buruh tani sebesar Rp 45.254.210/tahun, Pola IV usahatani kelapa sawit + pedagang sebesar Rp 44.053.140/tahun dan Pola V usahatani kelapa sawit + pegawai sebesar Rp 51.086.368/tahun. Pendapatan petani kelapa sawit swadaya pasca peremajaan dengan sistem underplanting memberikan gambaran bahwa petani kelapa sawit swadaya harus mempunyai sumber sumber pendapatan lain dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga petani dan mampu melakukan saving untuk menghadapi peremajaan berikutnya. selain itu dari pola yang terbentuk pendapatan petani dari pola I yang bersumber hanya dari usahatani kelapa sawit memiliki pendapatan terbesar, hal ini ditenggarai dengan pilihan sistem underplanting petani masih memiliki pendapatan dari tanaman tua yang belum ditumbang. hal ini masih menjadi pilihan sebagaian petani swadaya terutama yang hanya memiliki 1 hamparan lahan kelapa sawit. Meskipun sistem underplanting juga memiliki kelemahan disisi hama penyakit tanaman.