Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : DISCOURSE : Indonesian Journal of Social Studies and Education

MENINJAU MASALAH DAN MENCARI SOLUSI UNTUK TENAGA KERJA ANAK DI PERTAMBANGAN TIMAH BANGKA BELITUNG: MENGATASI TANTANGAN DIBALIK INDUSTRI PERTAMBANGAN Zamzani, Zamzani; Mutholib, Abdul
DISCOURSE: Indonesian Journal of Social Studies and Education Vol. 1 No. 2 (2024): March
Publisher : Citra Media Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69875/djosse.v1i2.108

Abstract

The phenomenon of social problems is considered to be an obstacle to the realization of social welfare. One of the social problems that occurs in the tin mining sector in Bangka Belitung is the prolonged exploitation of child labor. This situation must receive immediate attention so that there is no widespread impact. This research aims to describe and critically examine the background to the problem of exploitation of children in the tin mining of Bangka Belitung and to see what solutions are being implemented by the Gubuk Sejuta Motivasi Foundation in dealing with this problem. This type of research is qualitative-descriptive-analysis by describing field phenomena according to the reality that occurs in the field. To obtain data, researchers used interview, observation and documentation methods. The determination of informants was based on criteria, namely, 3 Foundation Management, 9 Mining Workers' Children and 3 people fostering children. The results of the study reveal that the problem of exploitation of children is caused by various problems. First, internal problems in children, namely, dropping out of education, early marriage, and child delinquency. Second, external problems, namely mining culture and traditions, the miner's environment, reasons for helping parents, weak parental education, and promising economic benefits. Based on field findings, as for the solution of the Gubuk Sejuta Motivasi Foundation in dealing with the problem of exploitation of tin worker children with several approaches. First, providing Soft Skills for children, in the fields of formal and non-formal education. Second, providing hard skills in the interests and talents of each child, some are in Gubuk Otomotif, Gubuk Seni, Gubuk Kayu, Bubuk Tani, and Gubuk Perikanan Viewed from a practical social science perspective, the approach taken by the Gubuk Sejuta Motivasi Foundation can be a reference and lesson for the parties responsible for social problems that continue to develop dynamically in society.
MASALAH SOSIAL PADA PERTAMBANGAN ILEGAL DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN N0 88/DLH 2021 KABUPATEN BUNGO Mutholib, Abdul
DISCOURSE: Indonesian Journal of Social Studies and Education Vol. 1 No. 1 (2023): November
Publisher : Citra Media Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69875/djosse.v1i1.71

Abstract

Penambangan ilegal terus mengalami perkembangan, dalam keberlangsunganya, aktivitas ini tidak mengantongi izin, dan tidak menerapkan prinsip-prinsip pertambangan yang baik dan benar (good mining practice). Terjadi kemudian aktivitas ini memimbulkan masalah-masalah sosial di Tengah Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi kebijakan Peraturan Daerah No 88/DLH 2021 dalam menertib dan mengawasi aktivitas pertambangan tanpa izin di Kabupaten Bungo, serta menggali lebih dalam apa saja yang menjadi penghambat dalam proses pelaksaan PERDA tersebut. Jenis penelitian ini kualitatif-deskriktif-analisis dengan menggambarkan fenomena dan realitas lapangan dengan apa adanya. Informan dalam penelitian ini adalah Tim Tepadu Penanganan Tambang Ilegal yaitu, Dinas Lingkungan Hidup, Kadis SDA, Kesbangpol dan Camat. Berdasarkan temuan lapangan, adapaun langkah strategis pencegahan yaitu 1) membentuk Tim Terpadu penanganan PETI, 2) mengeluarkan surat edaran PETI, 3) melakukan sosialisasi ke desa dan kecamatan, 4) bekerja sama dengan media dan Lembaga Swadaya Masyarakat pemerhati lingkunn dan, 5) mendayagunakan peran Camat dan Datuk Rio (Kepala Desa). Langkah-langkah penindakan aktivitas PETI adalah 1) melakukan razia gabungan ke lokasi PETI, 2) mendorong tokoh adat dalam memberikan sanksi bagi pelaku PETI, 3) menjadi saksi dalam proses hukum bagi pelaku PETI, serta 4) melakukan uji sampel air yang tercemar. Faktanya tidak semua kebijakan dapat terlaksana dengan baik karena antara lain : 1) kurangnya pola pikir positif masyarakat terhadap lingkungan, 2) adanya penolakan saat  operasi terpadu, 3) sulitnya pendataan kasus PETI, dan 4) adanya keterlibatan oknum yang tidak bertanggungjawab.