Claim Missing Document
Check
Articles

KARAKTERISASI RESERVOIR BATUPASIR FORMASI KEUTAPANG MENGGUNAKAN ANALISIS AVO (AMPLITUDE VERSUS OFFSET) PADA STRUKTUR “X” SUMATERA BAGIAN UTARA Okci Mardoli; Dwi Pujiastuti; Daz Edwiza; Ari Febriana Kabisat
Jurnal Fisika Unand Vol 3 No 2: April 2014
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1930.497 KB) | DOI: 10.25077/jfu.3.2.74-83.2014

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan karakterisasi reservoir batupasir formasi Keutapang melalui analisis AVO (Amplitude Versus Offset) dengan software Hampson-Russel (HRS) pada struktur “X” Sumatera Bagian Utara. Reservoir batupasir dikarakterisasi menggunakan AVO Product, Scaled Poisson’s Ratio Change, Shear Reflectivity, dan Fluid Factor. Disamping itu dilakukan pembagian AVO berdasarkan analisis hasil crossplot. Analisis AVO dari hasil crossplot diperoleh dari hasil atribut AVO intercept dan gradient. Hasil menunjukkan bahwa reservoir formasi Keutapang yang berada pada zona 1275 di kedalaman 1250 meter mengindikasikan adanya kandungan gas. Dari hasil analisis didapatkan bahwa reservoir batupasir memiliki impedansi yang rendah seiring peningkatan AVO yang merupakan sifat dari AVO kelas III.Kata kunci: karakterisasi reservoir batupasir, Hampson-Russel, analisis AVO,  intercept, gradient, AVO kelas IIIAbstractReservoir of structure “X” of Keutapang formations in the northern part of Sumatera by AVO (Amplitude Versus Offset) analysis has been conducted. The data were processed by Hampson-Russel (HRS) software. The characterisation was based on AVO Product analysis, Scaled Poisson’s Ratio Change, Shear Reflectivity and the concept of AVO classification based on crossplot analysis. It was found that reservoir zone 1275 located at 1250 meters in depth of Keutapang formation has low impedance sandstone reservoir (AVO class III), which indicates the presence of gas deposits. Keywords : characterization sandstone reservoir, Hampson-Russel, AVO  analysis, gradient, intercept, AVO class III
ANALISIS VARIABILITAS TEMPERATUR UDARA DI DAERAH KOTOTABANG PERIODE 2003 – 2012 Wildan Hafni; Dwi Pujiastuti; Wendi Harjupa
Jurnal Fisika Unand Vol 4 No 2: April 2015
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1368.391 KB) | DOI: 10.25077/jfu.4.2.%p.2015

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian tentang analisis variabilitas temperatur udara selama periode 2003-2012 di daerah Kototabang. Temperatur udara diukur dengan optical rain gauge (ORG) dengan sampling data temperatur setiap satu menit. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai batas atas tertinggi yaitu 32,2 °C dan nilai batas bawah terendah yaitu 19,0 °C. Pola rata-rata temperatur di Kototabang mulai mengalami kenaikan pada pukul 07:00–08:00 WIB dan mengalami puncaknya pada pukul 12:00–13:00 WIB. Dari pukul 13:00-14:00 temperatur mengalami penurunan hingga pada pukul 19:00–20:00 WIB dan temperatur mulai stabil hingga pukul 23:00-24:00 WIB. Nilai rata-rata temperatur harian tertinggi di Kototabang terjadi pada tanggal 11 Juni 2010 yaitu sebesar 25,4 °C dan nilai rata-rata temperatur terendah terjadi pada tanggal 3 September 2007 yaitu sebesar 18,8 °C. Temperatur bulanan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 23 °C dan terendah terjadi pada bulan Desember yaitu 22 °C. Rata-rata temperatur bulanan tertinggi terjadi pada saat curah hujan bulanan terendah dan begitu pula sebaliknya. Temperatur tahunan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu 22,4 °C dan yang terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu 21,9 °C. Secara umum kenaikan dan penurunan temperatur masih berada dalam range batas atas dan batas bawah kecuali untuk rata-rata temperatur harian terendah. Faktor lokal masih mendominasi pola temperatur di Kototabang dan tidak adanya kecendrungan kenaikan temperatur di Kototabang akibat faktor global.Kata kunci : Variabilitas, temperatur udara, KototabangAbstractThe research about variability analysis of air temperature for 2003-2012 in Kototabang area has been conducted.  Air temperature were measured using optical rain gauge (ORG) with temperature data sampling was every minute. Results show that the value of upper limit was 32.2 °C and the value of lower limit was 19.0 °C. The average daily temperature in Kototabang start to increased at 07:00-08:00 and the reached the highest value at 12:00-13:00. The temperature decreased from 13:00-14:00 until 19:00-20:00 and start to stabile at 23:00-24:00. The highest of average daily temperature occurred at June 11, 2010 that was 25.4 °C. The lowest average daily temperature occurred at September 3, 2007. Its value was 18.8 °C. The highest monthly temperature was 23 °C in May and the lowest temperature was 22 °C in December.  The highest monthly temperature occurred when the rainfall was the lowest and the lowest temperature occurred when the rainfall was the highest. The highest annual temperature was 22.4 °C in 2003 and the lower annual temperature was 21.9 °C in 2008. In general, the increasing and decreasing of temperature was still in upper and lower limit, axcept for the lower average daily temperature.  Local factor was still predominate the temperature pattern in Kototabang and there was no increasing temperature trend that caused by global factor in Kototabang.Keywords : Variability, air temperature, Kototabang
Studi Bahaya Seismik dengan Metode Probabilistic Seismic Hazard Analisys di Kabupaten Mentawai Riska Wulan Dari; Dwi Pujiastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.701 KB) | DOI: 10.25077/jfu.10.4.532-539.2021

Abstract

Telah dilakukan penelitian bahaya/hazard gempa bumi untuk Kabupaten Mentawai sebagai daerah dengan resiko bahaya gempa bumi tinggi menggunakan metode probabilictic seismic hazard analysis (PSHA). Data gempa yaitu kejadian gempa bumi rentang tahun 1900-2019 yang diperoleh dari katalog BMKG, ISC, dan USGS. Dilakukan pemisahan gempa utama dan susulan menggunakan metode Garnerd dan Knopoff. Selanjutnya ditentukan nilai b-value dan a-value dengan persamaan maximum likelihood. Nilai percepatan gerakan tanah maksimum (PGA) dicari menggunakan rumus fungsi atenuasi yang didasarkan pada sumber gempa dengan menggunakan bobot ketidakpastian logic tree. Hasil yang diperoleh untuk nilai b-value sebesar 0,747 menunjukkan banyak terjadi gempa dengan magnitudo kecil di Kabupaten Mentawai. Besar a-value yaitu 6,19 menandakan Kabupaten Mentawai memiliki tingkat seismisitas tinggi. Nilai PGA diperoleh berkisar 0,4-0,7 gal untuk seluruh Kabupaten Mentawai. Nilai PGA untuk masing-masing Pulau di Kabupaten Mentawai yaitu berkisar 0,5-0,7 gal di Pulau Siberut, 0,4-0,6 gal di Pulau Sipora, 0,4-0,5 gal di Pulau Pagai Utara dan 0,6-0,7 gal di Pulau Pagai Selatan. Berdasarkan nilai PGA maka didapatkan bahwa Kabupaten Mentawai memiliki tingkat bahaya gempa sedang untuk keseluruhan daerah dan tinggi untuk Siberut Utara dan Pagai Selatan.
Pemetaan Percepatan Tanah Maksimum dan Intensitas Gempa Kota Padang Menggunakan Rumusan Fukushima-Tanaka Fitri Gustiana; Dwi Pujiastuti; Maya Minangsih
Jurnal Fisika Unand Vol 7 No 4 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.915 KB) | DOI: 10.25077/jfu.7.4.346-352.2018

Abstract

Pemetaan nilai percepatan tanah maksimum (PGA) dan intensitas gempa di Kota Padang telah dilakukan menggunakan rumusan empiris Fukushima-Tanaka. Kota Padang digrid dengan spasi jarak 0,02⁰ untuk sumber gempa di Segmen Mentawai dan sekitarnya dari tahun 1976-2017. Perhitungan nilai percepatan tanah dilakukan pada setiap titik grid yang berjumlah 234 titik. Pemetaan dilakukan dengan memisahkan kejadian gempa sebelum dan sesudah gempa besar 30 September 2009. Nilai PGA sebelum gempa 30 September 2009 berkisar dari 48,27-94,2 gal dengan PGA terendah terdapat di Kecamatan Bungus Teluk dan PGA tertinggi di Kecamatan Koto Tangah. Nilai PGA sesudah gempa 30 September 2009 berkisar dari 76,10-96,58 gal dengan PGA terendah terdapat pada sebagian Kecamatan Bungus Teluk, sedangkan PGA tertinggi terdapat di Kecamatan Koto Tangah, Padang Utara, dan sebagian Kecamatan Padang Barat. Intensitas gempa sebelum gempa 30 September 2009 berskala VI MMI pada Kecamatan Bungus Teluk, Padang Selatan dan sebagian Padang Barat, Lubuk Begalung, dan Lubuk Kilangan, selain kecamatan tersebut berskala VII MMI. Intensitas gempa sesudah gempa 30 September 2009 berskala VII MMI pada semua kecamatan di Kota Padang. Hal ini menunjukkan terjadinya perluasan daerah dengan intensitas VII MMI di Kota Padang setelah gempa 30 September 2009.Kata kunci: PGA, Fukushima-Tanaka, intensitas gempa, Segmen Mentawai
Analisis Deformasi Koseismik Gempa Mentawai 2008 Menggunakan Data GPS SuGAr Regina Mai Anggriani; Dwi Pujiastuti; Deasy Arisa
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.416 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.2.150-155.2020

Abstract

Deformasi koseismik Gempa Mentawai 2008 telah dianalisis menggunakan data GPS SuGAr. Data GPS yang digunakan dari Day of Year (DoY) 052 hingga DoY 061 dari stasiun BSAT, PRKB, SLBU, SMGY, KTET, PPNJ, dan MKMK yang tersebar pada Pulau Sipora, Pulau Pagai, dan Bengkulu. Pengolahan data menggunakan software GAMIT 10.40. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa besar deformasi masing-masing stasiun adalah BSAT sebesar 9,7 mm ke arah South East, PRKB sebesar 3,07 mm ke arah North East, SLBU sebesar 214,5 mm ke arah South West, SMGY terdeformasi sebesar 100,09 mm ke arah South West, PPNJ terdeformasi sebesar 13,83 mm ke arah South East, KTET terdeformasi 126,02 mm ke arah South West, PPNJ terdeformasi 13,84 mm ke arah South East, dan MKMK 7,8 mm ke arah North West. Deformasi koseismik terbesar terjadi pada stasiun SLBU, SMGY, dan KTET. Arah deformasi koseismik Gempa Mentawai 2008 menunjukkan pola yang beragam. Namun secara umum arah deformasi koseismik berlawanan dengan fase preseismik, dengan besar deformasi mencapai 2,1 cm pada stasiun SuGAr yang berada dekat dengan episenter gempa. Coseismic deformation of the Mentawai Earthquake 2008 has been analyzed using GPS data from SuGAr.  GPS data are used from Day of Year (DoY) 052 to DoY 061 from BSAT, PRKB, SLBU, SMGY, KTET, PPNJ, and MKMK on Sipora Island, Pagai Island, and Bengkulu.  Data processing using GAMIT 10.40 software.  From this research it can be seen that the deformation size of each station is BSAT of 9.7 mm towards South East, PRKB of 3.07 mm towards North East, SLBU of 214.5 mm towards South West, SMGY deformed by 100.09 mm towards the South West, PPNJ deformed by 13.83 mm towards the South East, KTET deformed 126.02 mm towards the South West, PPNJ deformed 13.84 mm towards the South East, and MKMK 7.8 mm to  in the direction of North West.  The biggest coseismic deformation occurred at SLBU, SMGY, and KTET stations.  The direction of coseismic deformation in the Mentawai Earthquake in 2008 shows a variety of patterns.  But in general the direction of coseismic deformation is opposite to the preseismic phase, with the deformation reaching 2.1 cm at the SuGAr station which is close to the earthquake epicenter.
Analisis Kecocokan Nilai Percepatan Tanah Pulau Lombok Berdasarkan Perhitungan Empiris dengan Data Percepatan Tanah dari Akselerograf di Stasiun Mataram Diana Saputri; Dwi Pujiastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.933 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.1.79-84.2020

Abstract

Telah dilakukan perhitungan nilai percepatan tanah Pulau Lombok yang divalidasi dengan nilai percepatan tanah di Stasiun Mataram.  Percepatan tanah dihitung dengan beberapa rumusan empiris, yaitu Mc. Guire, Fukushima-Tanaka, Esteva dan Donovan.  Data gempa yang digunakan adalah data gempa bumi di Pulau Lombok dan sekitarnya pada periode 1979-2018.  Hasil validasi menunjukkan rumusan Fukushima adalah rumusan terbaik untuk menghitung percepatan tanah di Pulau Lombok dengan persentase kesalahan rata-rata terendah 220%, sedangkan rumusan lainnya memiliki persentase kesalahan rata-rata Mc. Guire 2.586%, Esteva 614%, dan Donovan 3.906%.  Berdasarkan hasil yang diperoleh maka rumusan Fukushima-Tanaka adalah rumusan yang paling cocok untuk menghitung nilai percepatan tanah di Pulau Lombok. The calculation of Lombok Island ground acceleration values which are validated with the value of acceleration of the land at Mataram Stationhas been carried out.  Land accelerationis calculated by several empirical formulations,  namely Mc. Guire, Fukushima-Tanaka, Esteva and Donovan.Earthquake data used is earthquake data on the Lombok Islandand its surrounding in the periode 1979-2018. Validation result show thatFukushima-Tanaka is the best formula for calculating the acceleration of land on the Lombok Island with the average percentage error 220%, while the other formulations have an average percentage error Mc. Guire 2.586%, Esteva 614%, and Donovan 3.906%. Based on the result obtained, the formula Fukushima-Tanaka is the most suitable formula for calculating the value of land acceleration on the Lombok Island.
Penentuan Zona Intrusi Air Laut di Area Pelabuhan Perikan Samudera Bungus Menggunakan Metoda Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner Dua Dimensi Yoci Darwita Putri; Dwi Pujiastuti; Afdal Afdal
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.589 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.4.465-471.2020

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mendeteksi intrusi air laut di area Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus Padang. Data yang diambil merupakan data sekunder dari Loka Riset Sumber Daya Kerentanan Pesisir Bungus Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Data diperoleh dengan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner 2 dimensi. Pengukuran dilakukan pada 2 lintasan yang sejajar pantai yaitu Lintasan 1 dan 2, dan 1 lintasan tegak lurus dengan pantai yaitu Lintasan 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga lintasan sudah mengalami intrusi air laut. Intrusi terjadi sejauh 85 m dari bibir pantai. Lintasan 3 telah mengalami pertambahan luas intrusi dibandingkan pada penelitian Kusumah pada tahun 2015 namun kedalaman dan jarak intrusi dari pantai yang hampir sama. A Research to detect seawater intrusion zone in the area of Bungus Ocean Fisheries Port (PPS), Padang has been carried out. The resistivity data taken from the Bungus Coastal Vulnerability and Resource Research Station, Marine and Fisheries Research and Human Resources Agency, Ministry of Marine Affairs and Fisheries. Survey conducted using resistivity geoelectric method with 2 dimensional Wenner configuration. Measurement conducted at two lines paralel to coastal line (Line 1 and 2) and one line prependicular to coastal line (Line 3). The results show that all lines have experienced sea water intrusion. Intrusion occurs as far as 85 m from the shoreline. Line 3 has experienced an increase in area  of intrusion compared to Kusumah's study in the year of 2015 but depth and the distance from intrusion from the coast is almost the same.
Identifikasi Sebaran Anomali Magnetik pada Daerah Prospek Panas Bumi Nagari Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar Hanif Hidayat; Ardian Putra; Dwi Pujiastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3536.242 KB) | DOI: 10.25077/jfu.10.1.48-54.2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran anomali magnetik pada daerah prospek panas bumi Nagari Aie Angek untuk mengetahui potensi panas bumi yang digambarkan dalam bentuk pemodelan sistem panas bumi. Penelitian yang dilakukan pada daerah berdimensi 1300 m × 1300 m yang terdiri dari 198 titik pengambilan data. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai anomali magnetik yang berada pada daerah tersebut berada pada rentang -2800 nT hingga 1800 nT dan didominasi oleh nilai magnetik negatif. Anomali magnetik negatif ini disebabkan oleh adanya sumber panas, reservoir dan pengaruh batuan sedimen vulkanik yang telah mengalami demagnetisasi. Data sebaran anomali magnetik ini diplot menjadi peta kontur yang selanjutnya dikontinuasi ke atas (smoothing) untuk menghilangkan pengaruh magnetik pada permukaan dan menekankan pengaruh regional. Berdasarkan hasil pemodelan dari sistem panas bumi didapatkan adanya indikasi caprock, reservoir dan batuan panas serta zona sesar yang berkaitan erat dengan sistem fluida hidrotermal. This research aims to identify the distribution of magnetic anomalies in the Nagari Aie Angek geothermal prospect area and determine the geothermal potential described in geothermal system modeling. This research was conducted in an area with 1300 m × 1300 m, consisting of 198 data collection points. From the research result, the magnetic anomaly values obtained are in the range -2800 nT to 1800 nT and are dominated by negative magnetic values. This negative magnetic anomaly is caused by heat sources, reservoirs, and the influence of demagnetized volcanic sedimentary rocks. This magnetic anomaly distribution data is plotted into a contour map, which is then performed by upward continuation (smoothing) to eliminate magnetic influence on the surface and emphasize regional effects. Based on the geothermal system’s modeling results, it is found that there are indications of caprock, reservoir, and hot rock, as well as a fault zone that is closely related to the hydrothermal fluid system.
Analisis Vektor Deformasi Stasiun SuGAr Akibat Gempa Bengkulu 12 September 2007 Annisa Zahratul Hilma; Dwi Pujiastuti; Deasy Arisa
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1703.89 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.3.338-344.2020

Abstract

Telah dilakukan analisis deformasi yang terjadi akibat gempa Bengkulu 12 September 2007.  Dalam penelitian ini vektor deformasi dapat dilihat dari pergeseran beberapa stasiun SuGAr yang tersebar di sepanjang pantai barat Pulau Sumatera.  Data yang digunakan yaitu data pengamatan GPS pada fase koseismik dan pascaseismik dari 9 stasiun SuGAr yaitu stasiun BSAT (Bulasat), LAIS (Lais), LNNG (Lunang), MKMK (Muko-Muko), NGNG (Nyang Nyang), PPNJ (Pulau Panjang), PRKB (Parak Batu), PSKI (PulauSikuai), dan SLBU (Silabu).   Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan software GAMIT/GLOBK 10.70 dan pemetaan vektor deformasi menggunakan software GMT 5.4.5.  Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan arah pergerakan stasiun SuGAr secara horizontal akibat gempa yaitu ke arah barat laut.  Hal ini menunjukkan bahwa subduksi lempeng ke arah timur laut mengalami perubahan secara signifikan akibat gempa Bengkulu 2007.  Stasiun yang mengalami pergeseran paling besar adalah stasiun  PRKB di Pulau Pagai Selatan  dengan besar pergeseran 180,89 cm, sedangkan stasiun yang memiliki pergeseran paling kecil adalah stasiun NGNG di Pulau Siberut bergeser sejauh 16,38 cm . Pada fase pascaseismik arah deformasi masih mengikuti fase koseismik, tapi nilai pergeserannya lebih kecil. Dapat disimpulkan semakin dekat lokasi stasiun dengan episenter gempa, maka deformasi yang terjadi juga akan semakin besar.   Deformation due to the Bengkulu earthquake on September 12th  2007 has been analyzed.  The deformation vector could be seen from the displacement of SuGAr stations distibuted along the west coast of Sumatra Island. This study used the GPS observation data of  the coseismic and  postseismic phase recorded by 9 SuGAr stations which were BSAT (Bulasat), LAIS (Lais), LNNG (Lunang), MKMK (Muko-Muko), NGNG (Nyang Nyang), PPNJ (Panjang Island), PRKB (Parak Batu), PSKI (Sikuai Island), and SLBU (Silabu).  The data processed by GAMIT / GLOBK 10.70 software and GMT 5.4.5 for mapping of the deformation vector.  The results showed direction of the displacement from the SuGAr station horizontally to the northwest in the coseismic phase.  It showed that the subduction of the plate toward the northeast have a significant change due to Bengkulu Earthquake.  The PRKB station located in South Pagai Island had the biggest displacement value which was  180.89 cm, while the NGNG station  located in Siberut Island had the smallest displacement which was 16.38 cm. At the postseismic phase, direction of deformation following the coseismic phase. Therefore, the closer station located to the earthquake epicenter, the greater deformation occured.
Analisis Kecocokan Nilai Percepatan Tanah Kota Padang Panjang-Bukittinggi Berdasarkan Perhitungan Secara Empiris dengan Data Percepatan Tanah dari Akselerograf yang Terpasang Di Stasiun Padang Panjang Violina Oktaviani; Dwi Pujiastuti
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.191 KB) | DOI: 10.25077/jfu.9.1.118-124.2020

Abstract

Telah dilakukan perhitungan nilai percepatan tanah Kota Padang Panjang-Bukittinggi menggunakan data gempa bumi dari Segmen Sianok dan sekitarnya. Perhitungan dilakukan dengan persamaan empiris yang divalidasi dengan data percepatan tanah dari akselerograf yang terpasang di Stasiun Padang Panjang. Rumusan empiris yang digunakan adalah Mc.Guire, Fukushima-Tanaka, Esteva, Donovan, dan Kanai. Hasil validasi menunjukkan bahwa rumusan Esteva merupakan rumusan paling cocok  digunakan untuk Kota Padang Panjang-Bukitting dengan persentase kesalahan rata-rata sebesar 73%, sedangkan 4 rumusan lainnya mempunyai persentase kesalahan rata-rata masing-masing Mc.Guire 581%, Fukushima-Tanaka 79%, Donovan 514%, dan Kanai 191%. The calculation peak ground acceleration (PGA) of Padang Panjang-Bukittinggi using the earthquake data from the Sianok Segment and its surroundings. Calculations are carried out from several empirical equations which are validated with ground acceleration data from accelerographs installed at Padang Panjang Station. Empirical formulations were use Mc.Guire, Fukushima-Tanaka, Esteva, Donovan, dan Kanai. Validation results show that the Esteva formula is the most suitable formula for the City of Padang Panjang-Bukittinggi with the average error percentage of 73%, while the other 4 formulas have an average error percentage of each Mc.Guire 581%,Fukushima-Tanaka 79%, Donovan 514%, dan Kanai 191%.
Co-Authors Adrial, Rico Afdal Afdal Afdal Afdal Afdal, Afdal Afdhal Muttaqin Afrizal Afrizal Ahmad Fauzi Pohan Ahmad Furqan Alifvia Daswita Alimin Mahyudin Andiyansyah Sabarani Andiyansyah Z Sabarani Annisa Zahratul Hilma Annisa Zahratul Hilma Ardian Putra Ardian Putra Ardian Putra Ari Febriana Kabisat Arif Budiman Arif Budiman Ariqah Ardelia Arisa, Deasy Asep Firman Ilahi Astuti Astuti - Astuti Astuti Astuti Astuti Atin Nur Aulia Atin Nur Aulia Aulia Latifah Aulya Rahayu Badrul Mustafa Badrul Mustafa, Badrul Br. Sitanggang, Regina Mai Anggriani Dahyunir Dahlan Damayanti, Elok Daz Edwiza, Daz Deasy Arisa Deasy Arisa Deasy Arisa Dedi Mardiansyah Denisa Syafriana Desi Indriani Dian Fitriyani Dian Fitriyani Dian Milvita Diana Saputri Dika Aprilia Susanti Dimas Pramudito Dwi Puryanti Ednofri - Ednofri - Ednofri Ednofri, Ednofri Edwards Taufiqurrahman, Edwards Ekarama Putri Eldiani Arifya Elistia Liza Namigo, Elistia Elvaswer Elvaswer Fadilla Monica Fadilla Monica Feriska Handayani Irka, Feriska Handayani Fery Kurnia Sandi Fhatihatul Rahmi Fitri Gustiana Fitri Gustiana Friska Puji Lestari Gustiana, Fitri Hamdy Arifin Hamdy Arifin Hamdy Arifin, Hamdy Hanif Hidayat Harmadi Harmadi Herifa - Hilma, Annisa Zahratul Ikhwan Safrima Illona giovanni, Vannessa Imam Taufik Imam Taufiq Indah Putri Utami Indri Septiani Iqbal Ramadhan Irma Kurniawati Jarnal Witarsa Koko Ondara Lina Handayani Lusi Fitrian Sani Luthfia Hafizhah M. Arif Mairisdawenti - Marlisa Marlisa Marzuki Marzuki Marzuki Marzuki Maya Minangsih Maya Minangsih Mayang Putri Andini Mayola Fariza Meqorry Yusfi Minangsih, Maya Mochammad Imron Awalludin Mohammad Ali Shafii Mora Mora Muhamad Rizki Agfustian Muhammad Arif Muhammad Kahfi Muhammad Razi Muhammad Ridho Amirudin Muldarisnur, Mulda Mutya Vonnisa Nadila Syarah Nadya Rezky Ananda Naela Amalia Zulfa Nini Firmawati Nofaslah, Rido Novia Anggraini Novia Dwi Agusri Nurdin Nurdin Nurul Annisa Nurul Hasanah Okci Mardoli Rachmad Billyanto Rachmad Billyanto Rachmad Billyanto Rahma Fidia Rahmad Aperus Rahmad Aperus Rahmad Baihaqi Rahmat Rasyid Rahmi Nanda Pertiwi Ramacos Fardela Regina Mai Anggriani Regina Mai Anggriani Br. Sitanggang Rido Nofaslah Rido Nofaslah Rika Desrina Saragih Rika Desrina Saragih Riska Wulan Dari Rita Ummi Sahida Tanjung Rohadatul Aisy Syafda Solly Aryza Sri Handani Sri Oktamuliani Sri Wahyuni Sucy Lestari Wirma Sumi Daniati, Sumi Titi Anggono Toni Widianto Trengginas Eka Putra Sutantyo Trevi Jayanti Puspasari Usna, Sri Rahayu Alfitri Velli Shinta Violina Oktaviani Vira Friska Wendi Harjupa Widi Satria Indriani Wildan Hafni Wiwit Reflidawati Yoci Darwita Putri Yoci Darwita Putri Yudi Darma Zulfi Zulfi Abdullah