Articles
PENGGUNAAN METODE PECS (Picture Exchange Communication System) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS
Heryati, Euis;
RA, Riksma Nurahmi;
Ratnengsih, Een
PEDAGOGIA Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/pedagogia.v14i2.3877
Qualitative disorders of communication are one of the characteristics possessed by children with autism. In children with autism occurred late speech development and the child is trying to communicate nonverbally. In this study tested method of Pecs (Picture Exchange Communication System) is an approach that can be used as an alternative to training communication autistic children. This method adjusts the communication characteristics and uniqueness of children with autism. This research aims to develop an approach to improve the communication skills of children with autism before and after the intervention and the extent of influence methods of Pecs in improving the communication skills of children with autism. The subjects were two autistic children who experience barriers to communication. The method used is an experimental method with the approach of Single Subject Research design A-B-A. The results showed that the mean level of capability to the subject 1 in the communication capabilities at baseline-A (A-1) of 4.7 in the intervention phase obtaining the mean level of 6.5, while the baseline phase-2 (A-2) after a given intervention get the mean level of 10. the early ability subject 2 in communication skills at baseline-A (A-1) of 5.7 in the intervention phase obtaining the mean level of 7.63, whereas the baseline phase-2 (A-2) after being given intervention to get the mean level of 11. the results of the study the two subjects above results in improved communication skills of children with autism in both subjects. Keywords : Communication Skills, Autistic, Pecs ( Picture Exchange Communication System)
PENGGUNAAN METODE PECS (Picture Exchange Communication System) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS
Heryati, Euis;
Ratnengsih, Een
PEDAGOGIA Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/pedagogia.v15i1.6558
This study was conducted to test the method of Pecs (Picture Exchange Communication System) as an approach that can be used as an alternative in the communication train children with autism because this method adjusts the communication characteristics and uniqueness of children with autism. This research aims to develop an approach to improve communication skills, knowing the communication skills of children with autism before and after the intervention and determine the extent of the influence of Pecs method to improve the communication skills of children with autism. Subjects in this study were two children with autism who have problems in communication. The method used is an experimental method using Single Subject Research approach to research design A-B-A. These results indicate that the mean level of capability to the subject 1 in the communication capabilities at baseline-A (A-1) of 4.7 in the intervention phase obtaining the mean level of 6.5. While the baseline phase-2 (A-2) after being granted intervention to get the mean level of 10. while the initial ability of the subject 2 in communication skills at baseline-A (A-1) of 5.7. In the intervention phase obtaining the mean level of 7.63, whereas the baseline phase-2 (A-2) after given intervention to get the mean level of 11. The results above two subjects have meant that there are increased communication skills of children with autism in both subjects.
Early Intervention Program Through Bibliotherapy Approach For Reducing Fear In Orientation And Mobility Of Children With Visual Impairment
Heryati, Euis;
Rochyadi, Endang;
Homdijah, Oom Sitti;
Ehan, Ehan
Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus Vol 5 No 2 (2021): In Press
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/jpkk.v5i2.586
Orientation and mobility skills are special skills that must be mastered by children with visual impairment, thus an orientation and mobility intervention program is important to develop. Fear or anxiety in children with visual impairment related to orientation and mobility can be caused by fear from within the children or from the environment. Personality, motivation, psychosocial factor, and family and community attitudes all contribute to one's reaction to mobility activities independently. This research aims to reduce the fear of children with visual impairment in performing orientation and mobility activities by implementing an intervention program through bibliotherapy technique. This research is a case study research with a qualitative approach. Bibliotherapy was carried out on two young children with visual impairment. The results of the program implementation show that children's fear or anxiety could be reduced in both cases in this research as seen by autonomous moves of the two children from the mother and caregiver and began to learn to trace the walls of the room.
Penerapan Strategi Think Talk Write Dalam Meningkatakan Kemampuan Berbahasa Anak Tunarungu
Fadilah, Nurul;
Gunawan, Dudi;
Heryati, Euis
JASSI ANAKKU Vol 16, No 2 (2016): JASSI Anakku: Volume 16, Issue 2, 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (980.318 KB)
|
DOI: 10.17509/jassi.v16i2.5749
Kemampuan berbahasa sangat erat kaitannya dengan pendengaran, karena kemampuan berbahasa diperoleh melalui proses mendengar. Pada anak tunarungu perkembangan bahasa berhenti akibat ketunarunguannya. Terhambatnya proses mendengar tersebut akan menghambat pula pada kemampuan berbahasa. Strategi Think Talk Write merupakan suatu strategi pembelajaran yang memfasilitasi anak tunarungu latihan dalam berbahasa secara lisan maupun tulisan. Pada strategi ini sebelum menulis dengan bahasanya sendiri dilaksanakan proses berpikir (think), setelah itu anak tunarungu harus memikirkan apa yang ingin ia ekspresikan dalam bahasa lisan maupun tulisan. Setelah menyimak dengan bantuan stimulus gambar, anak tunarungu mengekspresikan dalam bahasa lisan dan mengungkapkannya (talk) dalam bahasa oral ataupun isyarat. Setelah pengekspresian dalam bentuk bahasa lisan, kemudian anak tunarungu mengkonversikannya ke dalam tulisan (write). Maka dari itu hanya tiga aspek berbahasa yang dikembangkan dalam strategi ini, yaitu: menyimak, berbicara dan menulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pre Test – Post Test Design yang diterapkan kepada anak tunarungu kelas TKLB 3 di SLB-B Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi. Bentuk tes yang digunakan berbentuk tes perbuatan, tes lisan dan tes tulisan yang diberikan kepada subjek untuk mengetahui kemampuan berbahasa yang mencakup tiga aspek (menyimak, berbicara dan menulis). Subjek dalam penelitian ini berjumlah enam orang anak tunarungu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa anak tunarungu meningkat setelah penerapan strategi think talk write dalam pembelajaran berbahasa. Indikator meningkat terlihat dalam tiga aspek yaitu menyimak (menunjukkan benda sesuai dengan gambar), berbicara (mengucapkan nama benda sesuai dengan gambar) dan menulis (menuliskan nama benda sesuai dengan gambar).Kata Kunci : Strategi Think Talk Write, Berbahasa, Anak Tunarungu
Penggunaan Metode Contextual Teaching Learning pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan pada Anak Tunagrahita Ringan Di Kelas V
Herawati, Aat;
Tjasmini, Mimin;
Heryati, Euis
JASSI ANAKKU Vol 13, No 1 (2013): JASSI Anakku: Volume 13, Issue 1, 2013
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2670.87 KB)
|
DOI: 10.17509/jassi.v13i1.4050
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode Contextual Teaching Learning, yang dianggap sebagai metode pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran IPA, dengan tujuan meningkatkan kemampuan anak Tunagrahita ringan dalam mengenal bagian tumbuhan.Peneliti menggunakan metodologi dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan tujuan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menggunakan tiga siklus. Sebagai subyek penelitiannya adalah siswa SDLB SLB-C YKB kabupaten Garut, yang berjumlah empat orang, terdiri dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Data yang diperoleh dianalisis melalui peningkatan nilai berbentuk tabel perkembangan nilai siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan melalui tahapan siklus-siklus. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Contextual Teaching Learning dapat meningkatkan kemampuan memahami bagian dari tumbuhan pada anak Tunagragita ringan kelas V SDLB SLB-C YKB kabupaten Garut.Kata kunci: Metode pembelajaran, Contextual Teaching Learning
Penggunaan Permainan Raba Rasa (Tactile Play) dalam Meningkatkan Kesiapan Menulis pada Anak Tunarungu di TKLB
Aprilia, Imas Diana;
Warnandi, Nandi;
Tarsidi, Iding;
Nawawi, Ahmad;
Heryati, Euis
JASSI ANAKKU Vol 11, No 2 (2011): JASSI Anakku: Volume 11, Issue 2, 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (6076.03 KB)
|
DOI: 10.17509/jassi.v11i2.3982
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengaruh penggunaan permainan raba rasa {Tactile Play) dalam meningkatkan kesiapan menulis pada anak tunarungu. Penelitian dilakukan di SLB B Sumbersari Bandung dengan subjek penelitian anak tunarungu padajenjang TKLB berjumlah enam orang. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan desain Pre Test-Post Test One Group. Pengumpulan data menggunakan tes tertulis. Data yang diperoleh dianalisis melalui statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pemainan raba rasa dapat meningkatkan kesiapan menulis pada anak tunarungu di TKLB-B. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya persentase kemampuan kesiapan menulis setelahditerapkannya permainan raba rasa.Kata Kunci: permainan raba rasa, kesiapan menulis, anak tunarungu
PENGGUNAAN TEKNIK TASK ANALYSIS DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAKAI BAJU BERKANCING PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB-BC YPLAB BANJARAN
Fadhilah, Novie Husna;
Soendari, Tjutju;
Heryati, Euis
JASSI ANAKKU Vol 19, No 1 (2019): JASSI Anakku: Volume 19, Issue 1, 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (56.175 KB)
|
DOI: 10.17509/jassi.v19i1.22714
Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki hambatan dalam kecerdasan dan mengalami hambatan dalam perilaku adaptif. Subjek penelitian yang bersekolah di SLB-BC YPLAB Banjaran mengalami hambatan perilaku adaptif terutama pada pembelajaran kehidupan sehari-hari. Subjek memiliki hambatan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-harinya yaitu pada keterampilan memakai pakaian terutama dalam memakai baju berkancing. Subjek membutuhkan suatu teknik untuk meningkatkan kemampuan subjek dalam memakai baju berkancing. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik task analysis. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan teknik Task Analysis dalam peningkatan kemampuan memakai baju berkancing anak tunagrahita ringan kelas IV di SLB-BC YPLAB Banjaran. Metode yang digunakan adalah Single Subject Research dengan desain A-B-A. Data dikumpulkan melalui tes kinerja menggunakan instrumen tes. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif untuk ditampilkan melalui grafik garis sederhana. Penelitian ini dilakukan sebanyak 17 sesi yang terbagi ke dalam tiga kondisi yaitu kondisi baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2). Hasil analisis data menunjukan adanya peningkatan kemampuan subjek dalam memakai baju berkancing yang dibuktikan dengan meningkatnya mean level pada setiap kondisi, yaitu pada kondisi baseline-1 (A-1) sebesar 38,46%, kemudian pada kondisi intervensi (B) sebesar 59%, dan pada kondisi baseline-2 (A-2) sebesar 88,46%. Dengan demikian penggunaan teknik task analysis mampu meningkatkan kemampuan memakai baju berkancing pada anak tunagrahita ringan. Sehingga penggunaan teknik task analysis ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengajarkan anak tunagrahita dalam memakai baju berkancing atau program pengembangan diri yang lain.
Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana dengan Teknik Vaporizer terhadap Prilaku Agresif Anak Tunagrahita
Rahim, Reni Silvia;
Homdidjah, Oom Siti;
Heryati, Euis
JASSI ANAKKU Vol 14, No 1 (2014): JASSI Anakku: Volume 14, Issue 1, 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (4287.039 KB)
|
DOI: 10.17509/jassi.v14i1.4082
Dalam pandangan biologis, prilaku agresif dapat disebabkan oleh produksi serotonin yang rendah. Penggunaan aromaterapi cendana dengan teknik vaporizer disamping mampu meningkatkan produksi serotonin, juga mampu menghindari kebosanan, mengatasi masalah emosi, sehingga prilaku agresif menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterpi cendana dengan teknik Vaporizer terhadap prilaku agresif dengan metode eksperimen Single Subject Research (SSR) desain A-B-A. Subjek penelitian ini adalah seorang anak tunagrahita yang memiliki prilaku agresif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi cendana berpengaruh terhadap menurunnya frekuensi prilaku agresif. Namun demikian, efek dari intervensi tersebut tidak begitusignifikan setelahpemberian aromaterapi dihentikan.Kata Kunci: tunagrahita, agresif, aromaterapi
Indonesian Perspectives on Inclusion: Teachers, Parents, and Students Perspective
Heryati, Euis;
Ratnengsih, Een;
Faatinisa, Esty
Journal of ICSAR Vol 3, No 2 (2019): July
Publisher : Department of Special Education
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (321.254 KB)
One of the most significant changes in education over the past few decades has been the movement towards inclusive education. Many schools are encouraged to implement an inclusive approach in accepting and educating students with disabilities. One of the disabilities students encounter in the regular class is learning disability (LD). This study uses a case study approach to examine the perspectives of students with LD, parents of students, and classroom teachers in regular schools that held inclusive education. A number of similarities and differences in perspective between students, parents, and teachers in each case were identified. Similarities and differences in perspective were also found between each case. Some practical implications will emerge from this study.
PROGRAM TOILET TRAINING BERBASIS KELUARGA BAGI ANAK CEREBRAL PALSY RINGAN TIPE DIPLEGIA
Heryati, Euis;
Widiyanti, Citra R;
Wibowo, Setyo W;
Azizah , Farah H
JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi) Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26740/inklusi.v6n1.p18-30
This research aims to design a family-based toilet training program for children with mild cerebral palsy, diplegic type. The research method used is a case study with a qualitative approach. The subjects of this research were HW, an 8-year-old child with cerebral palsy, and her family. Data collection was carried out by interviewing parents and observing parent and child activities related to toilet training as well as toileting ability tests carried out on a child to clarify the data found. Based on the results, it was found that the parents had carried out toilet training activities but HW was still unable to do it because there were several obstacles including the motor aspect where the child was not being able to squat. Based on these problems, a program was created for parents to teach their children using task analysis and continuous training using portable toilets for children. This program specifically emphasizes several aspects, namely parental knowledge, physical readiness, intellectual and psychological readiness