Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA Try Nesia Nurhemy; Sutarno Sutarno; Baskoro Adi Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 8, No 2 (2019): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v8i2.37751

Abstract

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah mengetahui keefektivan modul berbasis Problem solving untuk meningkatkan kekampuan analisis siswa. Metode yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan sesuai dengan prosedur Borg and Gall yang dimodifikasi menjadi sembilan tahapan dengan menerapkan sintaks model pembelajaran Problem solving. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan rancangan eksperimen one group pretest posttest design. Hasil penelitian dan pengembangan ini menyatakan bahwa modul berbasis Problem solving pada materi pencemaran lingkungan efektif meningkatkan kemampuan analisis siswa. Hasil uji Wilcoxon terdapat perbedaan antara nilai sebelum diberikan modul berbasis Problem solving dan sesudah diberikan modul dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Menurut hasil uji Wilcoxon dapat disimpulkan bahwa modul berbasis Problem solving efektif meningkatkan kemampuan analisis pada materi pencemaran lingkungan
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS GUIDED DISCOVERY PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 1 BULU Sugeng Waluyo; Baskoro Adi Prayitno; Sugiyarto Sugiyarto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 1 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i1.17266

Abstract

Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah: 1) mengetahui karakteristik modul berbasis Guided Discovery, 2) menguji kelayakan modul berbasis Guided Discovery, 3) mengukur keefektifan modul berbasis Guided Discovery terhadap kemampuan berpikir analitis pada materi jamur (fungi). Penelitian dan pengembangan modul ajar menggunakan prosedur Borg & Gall yang telah dimodifikasi menjadi sembilan tahapan: 1) tahap penelitian dan pengumpulan informasi, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan rancangan awal produk, 4) tahap uji coba lapangan permulaan, 5) tahap revisi produk tahap pertama, 6) tahap uji lapangan terbatas, 7) tahap revisi produk tahap kedua, 8) tahap uji lapangan operasional, 9) tahap revisi produk akhir. Teknik pengumpulan data melalui angket, observasi dan tes. Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara & saran saat uji lapangan. Data kuantitatif diperoleh dari penilaian validasi modul oleh ahli, uji lapangan operasional dan tes hasil belajar. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) produk modul biologi berbasis Guided Discovery dikembangkan berdasarkan sintak Guided Discovery. 2) Kelayakan modul biologi berbasis Guided Discovery pada materi jamur berdasarkan penilaian dari ahli materi berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 93.04%, ahli pengembangan modul ajar berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 86,25%, ahli pengembangan perangkat pembelajaran berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 89.47%, dan ahli tata bahasa/keterbacaan berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 96,87%, penilaian dari praktisi pendidikan satu berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 98,21% dan praktisi pendidikan dua berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 94,25% serta penilaian dari siswa berkualifikasi “baik” dengan persentase skor 84.99%. 3) Modul biologi berbasis Guided Discovery efektif meningkatkan kemampuan berpikir analitis, karena berdasarkan hasil uji anakova menunjukkan adanya perbedaan hasil postes antara kelas kontrol yang menggunakan buku ajar sekolah sebesar 71.97 dan kelas eksperimen yang menggunakan modul biologi berbasis Guided Discovery sebesar 78.14 pada materi jamur.
PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI BERPIKIR KRITIS DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Muhamad Ajwar; Baskoro Adi Prayitno; Widha Sunarno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 3 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i3.9638

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi, berpikir kritis, kedisiplinan belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu X MIA 1 yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi dan X MIA 2 yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Data dikumpulkan dengan tes untuk kemampuan kognitif, lembar observasi untuk mengukur kemampuan aspek psikomotorik, afektif, berpikir kritis, dan kedisiplinan belajar. Uji coba instrumen penelitian yaitu: (1) Validitas instrumen pembelajaran; (2) Uji validitas butir soal kognitif sebesar; (3) Daya beda butis soal kognitif; (4) Uji taraf kesukaran butir soal kognitif; (5 ) Uji reliabilitas butir soal kognitif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.039 < 0.05; (2) ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.049 < 0.05; (3) ada pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.033 < 0.05; (4) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.040 < 0.05; (5) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar dengan P- value 0.047 < 0.05; (6) ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis dengan kedisiplinan belajar dengan P- value 0.045 < 0.05; (7) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Inkuiri Bebas Termodifikasi, kedisiplinan belajar, dan kemampuan berpikir kritis dengan P-value 0.002 < 0.05.
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI KOLABORATIF DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL PADA MATERI TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU Langgeng Langgeng; Sajidan Sajidan; Baskoro Adi Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 1 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i1.17256

Abstract

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk : (1) mengetahui proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah sebagai dasar pengembangan model pembelajaran, (2) mengembangkan model pembelajaran inkuiri  kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal untuk siswa kelas X SMA/ MA, (3) mengetahui kelayakan model pembelajaran inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal beserta perangkatnya berdasarkan penilaian ahli, guru senior/ praktisi pendidikan, (5) mengetahui efektifitas model pembelajaran inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal dan model inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal yang dikombinasi dengan media dan modul inkuiri dengan memanfaatkan potensi lokal pada materi tumbuhan lumut dan paku, (6) mengetahui potensi model pembelajaran ikuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan (6) mengetahui potensi model pembelajaran inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal dalam menurunkan kesenjangan hasil belajar antara kelompok siswa berkemampuan akademis rendah dan kelompok siswa berkemampuan akademis tinggi. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) yang mengadaptasi model Borg & Gall (1983). Data hasil belajar meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Penelitian pengembangan yang telah dilaksanakan memberikan kesimpulan: (1) proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah pada umumnya masih dilaksanakan secara konvensional sehingga perlu pengembangan, (2) pengembangan model pembelajaran inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal dilakukan dengan menggunakan metode Research and Development oleh Borg & Gall yang dimodifikasi melalui tahapan-tahapan Reseacrh information collecting, Planning, Developmentpreliminary form of produc, Preliminary field testing, Main product revision, Main field testing, Final product revision, (3) kualitas produk model dan perangkat pembelajaran inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal mendapat nilai 84,79 dari ahli dan 93,53 dari guru senior, keduanya berkatagori “sangat baik”, dan (4) model pembelajaran inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotor, (5) model pembelajaran inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal berpotensi meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, dan (6) model pembelajaran inkuiri kolaboratif dengan memanfaatkan potensi lokal berpotensi menurunkan kesenjangan hasil belajar antara kelompok siswa berkemampuan akademis rendah dengan kelompok siswa berkemampuan akademis tinggi.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING DAN TRANSFERRING (REACT) PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA Ervan Setya Bakti Nugroho; Baskoro Adi Prayitno; Maridi Maridi
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 7, No 1 (2018): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v7i1.19788

Abstract

Tujuan penelitian yaitu: 1) menyusun karakteristik modul berbasis Relating, Experiencing, Applying, Cooperating dan Transferring (REACT) pada materi Jamur untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA, 2) menguji validasi modul berbasis Relating, Experiencing, Applying, Cooperating dan Transferring (REACT) pada materi Jamur untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA, 3) menguji keefektifan modul berbasis Relating, Experiencing, Applying, Cooperating dan Transferring (REACT) pada materi Jamur untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA. Pengembangan modul berbasis Relating, Experiencing, Applying, Cooperating dan Transferring (REACT) mengacu pada 9 langkah model research and development (R&D) dari Borg and Gall meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji coba produk awal, 5) revisi produk I, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk II, 8) uji coba lapangan operasional, 9) revisi produk akhir. Analisis hasil penelitian menggunakan dua teknik yaitu deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian  menunjukkan: 1) karakteristik modul berbasis REACT untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dikembangkan berdasarkan sintaks model pembelajaran REACT yang bermuatan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis yang divisualisasikan pada tujuan, materi, kegiatan, dan soal evaluasi modul; 2) validasi modul siswa dinilai berkualifikasi sangat baik oleh penilaian ahli materi dengan pemenuhan 88,75% dengan kriteria sangat baik; ahli penyajian modul 93,44% dengan kriteria sangat baik; ahli keterbacaan 93,75% dengan kriteria sangat baik; dan ahli perangkat pembelajaran 92,40% dengan kriteria sangat baik; validasi modul guru dinilai berkualifikasi sangat baik oleh penilaian dari ahli materi dengan pemenuhan 94,40% dengan kriteria sangat baik; ahli penyajian modul 97,66% dengan kriteria sangat baik; ahli keterbacaan 93,75% dengan kriteria sangat baik; dan ahli perangkat pembelajaran 86,46% dengan kriteria sangat baik; rata-rata penilaian paktisi pendidikan 98,69% dengan kriteria sangat baik; serta rata-rata penilaian siswa 81,88% dengan kriteria sangat baik; 3) hasil uji lapangan modul berbasis REACT dengan rerata hasil kemampuan berpikir kritis siswa kelas modul (75,56), lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol (70,60) dapat disimpulkan bahwa modul berbasis REACT dinyatakan efektif serta dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar di sekolah.
LEMBAR KEGIATAN BELAJAR IPA BERBASIS “SINAU” PADA ANAK-ANAK KOMUNITAS SEDULUR SIKEP DI KECAMATAN SUKOLILO, KABUPATEN PATI Anang Christian Widyanarko; Widha Sunarno; Baskoro Adi Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 3 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i3.9584

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) karakteristik lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” pada anak-anak komunitas Sedulur Sikep; 2) kelayakan lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” pada anak-anak komunitas Sedulur Sikep; 3) efektivitas lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” pada anak- anak komunitas Sedulur Sikep. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) yang mengacu pada model 4-D yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi di lapangan. Penelitian dibagi menjadi 4 tahap: 1) pendefinisian (define); 2) perancangan (design); 3) pengembangan (develop); dan 4) penyebaran (disseminate). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) karakteristik lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” pada anak-anak komunitas Sedulur Sikep adalah mudah diterima dan dipahami, serta tidak melanggar aturan adat; 2) lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” dengan materi konsep dasar air pada anak-anak komunitas Sedulur Sikep dapat diterapkan setelah mendapat penilaian layak dari ahli materi, akademisi pengamat budaya dan tokoh masyarakat Sedulur Sikep, karena sesuai dengan kebutuhan sehari-hari, tidak melanggar aturan adat dan tidak melanggar prinsip “sinau”; 3) lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” efektif digunakan pada anak-anak Komunitas Sedulur Sikep karena menggunakan metode eksperimen berbasis lingkungan yang dimodifikasi sesuai kondisi, sehingga anak-anak Sedulur Sikep mudah menerima dan memahami. Mereka menganggap seperti bermain, sangat antusias karena menjumpai sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan, mudah dilakukan karena menggunakan bahan dan media yang mudah ditemukan di sekitar mereka, tanpa mereka sadari bahwa mereka telah mempelajari konsep dasar IPA seperti yang diberikan di sekolah formal.
DLPS DIPADU DENGAN NHT PADA PEREDARAN DARAH MANUSIA Aris Joko Sulistyo; Sajidan Sajidan; Baskoro Adi Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 3 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i3.17874

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik model pembelajaran DLPS dipadu dengan NHT, 2) menguji kelayakan model pembelajaran DLPS dipadu dengan NHT, 3) menguji efektifitas model pembelajaran DLPS dipadu dengan NHT terhadap hasil belajar siswa SMP N 2 Tangen. Penelitian menggunakan metode Research And Development (R & D) mengacu pada model Gall, Borg, and Gall (1983) yang dimodifikasi menjadi sembilan tahap. Responden pengembangan meliputi respon uji coba lapangan awal berjumlah 3 validator dan 2 praktisi, respon uji coba lapangan terbatas berjumlah 10 siswa, dan responden uji lapangan operasional berjumlah 32 siswa kelas existing class, 39 siswa modeling class. Instrumen yang digunakan adalah angket, observasi, wawancara, dan tes. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, lembar observasi, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan hasil belajar kognitif dianalisis dengan uji t (t test). Hasil penelitian diperoleh: 1) model yang dikembangkan mengacu pada model Gall, Borg, and Gall (1983) dan model pembelajaran  DLPS dipadu dengan NHT terdapat sembilan sintak pembelajaran; 2) hasil pengembangan model pembelajaran DLPS dipadu denganNHT yang diperoleh dari ahli, praktisi, dan siswa masuk kedalam kategori baik, sehingga model pembelajaran DLPS dipadu dengan NHT layak digunakan sebagai model pembelajaran; 3) Hasil efektivitas model pembelajaran DLPS dipadu dengan NHT pada materi peredaran darah manusia terdapat kenaikan hasil belajar, dengan demikian model pembelajaran DLPS dipadu dengan NHT efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model yang telah dikembangkan dan diuji cobakan memperoleh hasil yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CEPOGO BOYOLALI Prihatin Prihatin; Baskoro Adi Prayitno; Yudi Rinanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 1 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i1.17268

Abstract

Tujuan penelitian dan pengembangan: 1) mengembangkan produk modul berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa modul siswa dan modul guru, 2) menguji kelayakan modul berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa modul siswa dan modul guru, dan 3) mengukur efektifitas modul berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa modul siswa dan modul guru. Penelitian dan pengembangan modul ajar menggunakan model prosedur Borg & Gall yang telah dimodifikasi menjadi sembilan tahapan: 1) tahap penelitian dan pengumpulan informasi, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan rancangan awal produk, 4) tahap uji coba lapangan permulaan, 5) tahap revisi produk tahap pertama, 6) tahap uji lapangan terbatas, 7) tahap revisi produk tahap kedua, 8) tahap uji lapangan operasional, 9) tahap revisi produk akhir. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, lembar observasi, wawancara, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Kemampuan belajar kritis dianalisis dengan menggunakan uji anakova dengan desain Pretest-Posttest Non Equivalent Control Group Design. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) produk modul siswa berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan berdasarkan tahapan inkuiri terbimbing yang menggunakan indikator berpikir kritis yang divisualisasikan pada aspek tujuan, materi, kegiatan dan soal evaluasi sedangkan produk modul guru berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan berdasarkan tahapan inkuiri terbimbing yang menggunakan indikator berpikir kritis yang divisualisasikan pada aspek tujuan, materi, kegiatan, soal evaluasi, dan modul guru dilengkapi rencana pelaksanaan pembelajaran/ skenario pembelajaran, kisi-kisi soal, penilaian, pada setiap tahap pembelajaran dilengkapi petunjuk guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan dilengkapi dengan kunci jawaban. 2) kelayakan modul berbasis inkuiri terbimbing pada modul siswa menurut penilaian dari ahli pengembangan modul ajar berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 84,82%, ahli materi berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 94,04%, ahli bahasa berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 84,37%, ahli pengembangan perangkat pembelajaran berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 98,14%, sedangkan kelayakan modul berbasis inkuiri terbimbing pada modul guru menurut penilaian dari ahli pengembangan modul ajar berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 83,92%, ahli materi berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 90,47%, ahli bahasa berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 81,25%, ahli pengembangan perangkat pembelajaran berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 97,45%, penilaian dari praktisi pendidikan satu berkualifikasi “sangat baik” dengan presentase skor 91,59% dan praktisi pendidikan dua berkualifikasi “baik” dengan presentase skor 88,83% serta penilaian dari siswa berkualifikasi “baik” dengan persentase skor 87,44%. 3) Modul berbasis inkuiri terbimbing efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis, karena berdasarkan hasil uji anakova menunjukkan adanya perbedaan hasil postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi ajar jamur sebesar 39,2%.
PENGEMBANGAN MODUL IPATERPADU BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP DENGAN TEMAAIR LIMBAH RUMAH TANGGA Indriyani Palayaswati; Mohammad Masykuri; Baskoro Adi Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 3 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i3.9608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik modul IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan tema air limbah rumah tangga dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa di SMP; 2) kelayakan modul IPA Terpadu untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa; 3) efektivitas modul IPA Terpadu untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penelitian pengembangan modul IPA Terpadu ini menggunakan prosedur Borg and Gall yang dimodifikasi yang terdiri 7 tahap. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) Modul IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing dengan tema air limbah rumah tangga yang telah dikembangkan memiliki karakteristik: a) modul yang utuh, berdiri sendiri; b) materi IPA Terpadu bersifat holistik, bermakna, dan aktif dengan aktivitas modul berupa sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains. 2) Modul IPA Terpadu yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik ditinjau dari kelayakan kualitas isi/materi, relevansi dan kredibilitas buku sumber, kesesuaian inkuiri terbimbing dalam memberdayaan keterampilan proses sains siswa, kesesuaian basis inkuiri terbimbing, kualitas metode penyajian, penggunaan ilustrasi, kelengkapan bahan penunjang, penyajian pembelajaran, kegrafikan, dan tampilan umum. 3) Modul IPA Terpadu yang dikembangkan efektif meningkatkan keterampilan proses sains berdasarkan hasil N-gain score sebesar 0,40 yang menunjukkan kategori sedang.
PENGGUNAAN MODEL PROBLEM SOLVING DAN MODEL PROBLEM POSING DISERTAI BRIDGE CARD GAME TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA KELAS X SMA WAHIDIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Subandiyantoro Subandiyantoro; Baskoro Adi Prayitno; Mohammad Masykuri
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 7, No 3 (2018): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v7i3.31722

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model problem solving dan problem posing disertai bridge card game, kreativitas, kemampuan berpikir analitis, dan interaksinya terhadap prestasi belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dan dilaksanakan dari bulan Juli 2015-Juli 2016. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas X SMA Wahidiyah Kediri semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas X-2 dan X-4 yang diperoleh menggunakan teknik cluster random sampling. Kelas X-2 diberi pembelajaran model problem solving disertai bridge card game dan kelas X-4 diberi pembelajaran model problem posing disertai bridge card game. Data dikumpulkan dengan teknik tes untuk prestasi belajar kognitif, ranah psikomotor serta kemampuan berpikir analitis sedangkan teknik non tes menggunakan angket untuk kreativitas dan ranah afektif. Hipotesis diuji  Anava melalui software SPSS 23 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan: 1) Ada pengaruh model problem solving dan  model problem posing disertai bridge card game terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomontorik; 2) Ada pengaruh kemampuan berpikir analitis siswa terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik; 3) Ada pengaruh kemampuan Berpikir analitis siswa terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomontorik; 4) Ada interaksi antara model problem solving dan  model problem posing disertai bridge card game dengan kemampuan berpikir analitis terhadap prestasi belajar kognitif, dan afektif, sedangkan terhadap prestasi belajar psikomontorik siswa tidak ada interaksi; 5) Tidak ada interaksi antara model problem solving dan  model problem posing disertai bridge card game dengan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik; 6) Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir analitis dengan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik; 7) Tidak ada interaksi antara model problem solving dan  model problem posing disertai bridge card game, kemampuan berpikir analitis, dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.