Claim Missing Document
Check
Articles

Pemetaan Kawasan Hutan Mangrove Menggunakan Drone Di Kawasan Wisata Hutan Mangrove Sebagai Salah Satu Upaya Konservasi Kawasan Hutan Mangrove Di Desa Tukak Kabupaten Bangka Selatan arthur muhammad farhaby arby; Muhammad Rizza Muftiadi; Okto Supratman; Wahyu Adi
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 16 No 1 (2022): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/akuatik.v16i1.3881

Abstract

Pengelolaan lingkungan selain berdimensi pengelolaan sumber daya alam, juga berdimensi pemanfaatan ruang. Suatu ruang tertentu dapat digunakan untuk berbagi alternatif kegiatan, seperti pemukiman, industry, pertanian, dan sebagainya. Kegiatan ini selain dapat menyebabkan adanya konflik penggunaan, misalnya perebutan lokasi, tumpang tindih penggunaan, juga dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan lain yang berada di dekatnya. Keterpaduan pengelolaan lingkungan dengan tata ruang ditegaskan dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang menegaskan bahwa tata ruang sebagai instrument pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Salah satu cara yang di perlukan untuk memastikan penggunaan lahan di wilayah pesisir sudah sesuai dengan peruntukannya yaitu melakukan pemetaan menggunakan drone. Hal ini penting dilakukan dikarena data spasial sangat di butuhkan dibidang perikanan, pertanian, pertambangan dsb. Universitas Bangka Belitung memiliki sumberdaya manusia yang memumpuni untuk memberikan bantuan dalam bentuk melakukan pemetaan Kawasan hutan mangrove di kawasan Desa Tukak untuk mencegah adanya penyerobotan lahan untuk digunakan sebagaimana yang bukan peruntukannya maka perlu adanya peta kawsan yang terkini berdasar kondisi riil di lapangan dan cara tersebut adalah melakukan pemetaan menggunakan drone.
Bioakumulasi timbal (Pb) dan cadmium (Cd) pada Lamun Cymodocea serrulata di Perairan Bangka Selatan Suci Puspita Sari; Dwi Rosalina; Wahyu Adi
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.032 KB) | DOI: 10.13170/depik.6.2.7783

Abstract

The purpose of this study was to measure the heavy metal content of cadmium (Cd) and lead (Pb) in water, sediment and seagrass Cymodocea serrulata from Southern Bangka waters. The research was conducted in two locations in South Bangka Regency, namely Desa Pasir Putih and Tanjung Kerasak.The sediments, waters, and seagrass were collected using purposive random sampling method. Measurement of water quality data was in situ. Seagrass sampling is done by transect method. The Cd and Pb contents in the Water, sediments and sea grass samples were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results showed that Cd concentration in water was higher than Pb, with the range of between 0.29 to 0.39 mg/l. Pb was higher than Cd in the sediment ranges between 4.74 to 7.68 mg/kg. The highest Cd concentration was detected at the seagrass leaf with a range of 1.76⎼2.44 mg/kg, while the highest Pb concentration at the seagrass roots ranged from 1.94 ⎼ 6.52 mg/kg. The high content of heavy metals Cd and Pb on seagrass sections, when compared to water and sediments, shows that seagrass accumulates metals derived from water and sediment. The Bioconcentration factor (BCF) showed that seagrass leaves can accumulate Cd of 6.16 and Pb of 5.31. While The BCF value of the seagrass roots is able to accumulate Cd of 0.53 and metal Pb of 0.55Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kandungan logam berat cadmium (Cd) dan timbal (Pb) pada air, sedimen dan lamun Cymodocea serrulata. Penelitian dilakukan di 2 lokasi di Kabupaten Bangka Selatan, yaitu Desa Pasir Putih dan Tanjung Kerasak. Metode Penelitian merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Sampling dalam penelitian ini meliputi sampling kualitas, pengambilan sampel air, sedimen dan lamun menggunakan metode Purposive Random Sampling. Pengukuran data kualitas air dilakukan secara insitu. Pengambilan sampel lamun dilakukan dengan metode transect. Sampel air, sedimen dan lamun dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil analisis logam berat Cd dan Pb di air menunjukkan bahwa konsentrasi Cd di air lebih tinggi daripada Pb, dengan kisaran 0,29⎼0,39 mg/l. Konsentrasi logam berat tertinggi pada sedimen yaitu Pb, berkisar antara 4,74⎼7,68 mg/kg. Konsentrasi Cd tertinggi terdeteksi pada bagian daun lamun dengan kisaran 1,76⎼2,44 mg/kg, sedangkan konsentrasi Pb tertinggi pada akar lamun berkisar antara 1,94 ⎼ 6,52 mg/kg. Tingginya kandungan logam berat Cd dan Pb pada bagian lamun jika dibandingkan di air dan sedimen, menunjukkan bahwa lamun mengakumulasi logam yang berasal dari air dan sedimen. Nilai faktor biokonsentrasi (BCF) menunjukkan bahwa daun lamun dapat mengakumulasi logam Cd sebesar 6.16 dan logam Pb sebesar 5,31. Nilai BCF akar lamun dan logam berat menunjukkan bahwa akar lamun mampu mengakumulasi logam Cd sebesar 0,53 dan logam Pb sebesar 0,55.
MEMBANGUN KEMAMPUAN SPASIAL LEWAT PELATIHAN PEMETAAN DENGAN TEKNOLOGI DRONE Okto Supratman; Okto Supratman; Wahyu Adi; Guskarnali Guskarnali
Dharma Pengabdian Perguruan Tinggi (DEPATI) Vol 3 No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/depati.v3i1.3790

Abstract

Drone technologys are now widely used not only for taking photos, videos, but also for mapping. Therefore, it is necessary to conduct mapping training activities with drone technology so that participants can improve their competence in using drones for mapping. Training purposes are 1) To provide an understanding of spatial knowledge through training with drone technology, 2) To increase competence related to Mapping using drones and 3) To produce high resolution maps. The methods or stages of training activities are 1) Coordination of training implementation with cooperation partners, 2) Preparation of training materials, 3) Opening of registration, 4) Opening of Training Classes, 5) Training of spatial data retrieval using drones, 6) Training of Spatial Data Processing from Drones. The results of the mapping training activity with drone technology were attended by 73 participants, of which 29 participants were declared passed and received certificates. Participants who passed were participants who had followed all the training materials and submitted aerial photography and contour maps assignments. Mapping training activities are carried out in online and offline blended learning. Online activities are carried out when opening classes, delivering material, processing data and closing classes, while offline activities are when the practice of taking aerial photos using drones will be used as data processing material. In addition, the results of the training activities include aerial photo maps and high-resolution contour maps from aerial photographs with drones made by training participants.
The Analysis of Coral Reef Coverage Condition in The Waters of Central Bangka Regency Sudirman Adibrata; Wahyu Adi; Fera Angelia; Umam Komarullah; Dedi; Arham Hafidh Akbar; Eka Maulana; Sapriyadi; Sofyan; Dia Aldia; Animah; Citra Ayu; Robi Gunawan; Muhammad Mahatir; Sandri; Rizki Evitulistiono; Febrianto; Muhammad Ichsan Efendi; Agung Susanto; Muhammad Faris Alqodri; Nico Adriyansyah; Adisti Hafizah; Jemi Ferizal; Oka Arizona
Coastal and Marine Journal Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Yayasan Serumpun Karang Konservasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61548/cmj.v1i1.1

Abstract

This research aims to discover the percentage of coral reef coverage and the condition of the coral reef ecosystem in small islands in Central Bangka regency waters. The research was conducted on May 2022 on six small islands: Panjang Island, Semujur Island, Ketawai Island, Ketugas Island, Gusung Asam Island, and Bebuar Island. The method used was underwater photo transect (UPT) and then analyzed using Coral Point Count with Excel extension software (CPCe). The result shows that of 6 small islands, only Semujur Island is populated. Coral reefs in small islands in Central Bangka regency were a type of fringing reef dan patch reefs with 3,0 - 8,8 meter depth. Standard damage criteria show that the damage was Moderate (44,60%) to Excellent (87,00%). The details were Moderate category on Ketugar Island, Good category was in Panjang Island, Gusung Asam Island, and Bebuar Island, while the coral reefs in Excellent category were in Semujur Island and Ketawai Island. 24 lifeform types were found with a dominant percentage value of approximately 18,47 - 46,87%. Lifeform was dominated by Coral Foliose (CF), Acropora Tabulate (ACT), dan Dead Coral with algae (DCA). Live coral reefs closer were dominated by healthy lifeforms, with most of the close being Dead Coral with algae. It showed that coral reefs might get disturbed by algae occurrence and triggers massive algae expansion. Fish in Coral reefs primarily targeted fish. It prefers the lifeform type to dead coral with algae lifeform.
Bioakumulasi timbal (Pb) dan cadmium (Cd) pada Lamun Cymodocea serrulata di Perairan Bangka Selatan Suci Puspita Sari; Dwi Rosalina; Wahyu Adi
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.2.7783

Abstract

The purpose of this study was to measure the heavy metal content of cadmium (Cd) and lead (Pb) in water, sediment and seagrass Cymodocea serrulata from Southern Bangka waters. The research was conducted in two locations in South Bangka Regency, namely Desa Pasir Putih and Tanjung Kerasak.The sediments, waters, and seagrass were collected using purposive random sampling method. Measurement of water quality data was in situ. Seagrass sampling is done by transect method. The Cd and Pb contents in the Water, sediments and sea grass samples were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results showed that Cd concentration in water was higher than Pb, with the range of between 0.29 to 0.39 mg/l. Pb was higher than Cd in the sediment ranges between 4.74 to 7.68 mg/kg. The highest Cd concentration was detected at the seagrass leaf with a range of 1.76⎼2.44 mg/kg, while the highest Pb concentration at the seagrass roots ranged from 1.94 ⎼ 6.52 mg/kg. The high content of heavy metals Cd and Pb on seagrass sections, when compared to water and sediments, shows that seagrass accumulates metals derived from water and sediment. The Bioconcentration factor (BCF) showed that seagrass leaves can accumulate Cd of 6.16 and Pb of 5.31. While The BCF value of the seagrass roots is able to accumulate Cd of 0.53 and metal Pb of 0.55Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kandungan logam berat cadmium (Cd) dan timbal (Pb) pada air, sedimen dan lamun Cymodocea serrulata. Penelitian dilakukan di 2 lokasi di Kabupaten Bangka Selatan, yaitu Desa Pasir Putih dan Tanjung Kerasak. Metode Penelitian merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Sampling dalam penelitian ini meliputi sampling kualitas, pengambilan sampel air, sedimen dan lamun menggunakan metode Purposive Random Sampling. Pengukuran data kualitas air dilakukan secara insitu. Pengambilan sampel lamun dilakukan dengan metode transect. Sampel air, sedimen dan lamun dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil analisis logam berat Cd dan Pb di air menunjukkan bahwa konsentrasi Cd di air lebih tinggi daripada Pb, dengan kisaran 0,29⎼0,39 mg/l. Konsentrasi logam berat tertinggi pada sedimen yaitu Pb, berkisar antara 4,74⎼7,68 mg/kg. Konsentrasi Cd tertinggi terdeteksi pada bagian daun lamun dengan kisaran 1,76⎼2,44 mg/kg, sedangkan konsentrasi Pb tertinggi pada akar lamun berkisar antara 1,94 ⎼ 6,52 mg/kg. Tingginya kandungan logam berat Cd dan Pb pada bagian lamun jika dibandingkan di air dan sedimen, menunjukkan bahwa lamun mengakumulasi logam yang berasal dari air dan sedimen. Nilai faktor biokonsentrasi (BCF) menunjukkan bahwa daun lamun dapat mengakumulasi logam Cd sebesar 6.16 dan logam Pb sebesar 5,31. Nilai BCF akar lamun dan logam berat menunjukkan bahwa akar lamun mampu mengakumulasi logam Cd sebesar 0,53 dan logam Pb sebesar 0,55.
PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP KOSITEM PESISIR (MANGROVE ) DAN SOSIALISASI PERPRES NO 73 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI DESA TANAH BAWAH KAB.BANGKA Arthur M Farhaby; Andi Gustomi; Kurniawan Kurniawan; Wahyu Adi; Siti Aisyah; Okto Supratman; M.Rizza Muftiadi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jpu.v5i1.674

Abstract

Desa Tanah Bawah merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Kab.Bangka., Kepulauan Bangka Belitung. Desa Tanah Bawah memiliki potensi besar di ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove yang terdapat di muara sungai upang, Ekosistem-ekosistem pesisir ini, menujang kehidupan masyarakat Desa Tanah Bawah dimana sekitar 30% masyarakat hidup bergantung ke ekosistem tersebut yang berprofesi sebagai penangkap ikan di sepanjang sungai upang. Saat ini masyarakat juga belum mengerti dan mengetahui adanya aturan Perpres No 73 Tahun 2012, yang melarang melakukan penebangan di area hutan mangrove sekaligus mengatur mengenai pelaksanaan dan pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Karena keberadaan ekosistem mangrove merupakan habitat tempat tinggal berbagai macam sumberdaya yang bernilai ekonomis. Selain itu sudah terdapat aturan mengenai sanksi yang akan dikenakan ketika masyarakat terbukti tertangkap sedang melakukan kegiatan penebangan mangrove. Sungai upang yang mengalir di daerah Desa Tanah Bawah menyimpan potensi jenis ikan yang sangat tinggi baik itu yang dapat digunakan untuk ikan konsumsi maupun untuk ikan hias. Masyarakat Desa Tanah Bawah mayoritas belum begitu mengetahui ikan apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian warga. Sungai upang menyimpan potensi jenis ikan sebanyak 14 spesies, terdiri dari ikan konsumsi 7 spesies, hias 3 spesies dan konsumsi-hias 4 spesies
Bioakumulasi timbal (Pb) dan cadmium (Cd) pada Lamun Cymodocea serrulata di Perairan Bangka Selatan Suci Puspita Sari; Dwi Rosalina; Wahyu Adi
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.2.7783

Abstract

The purpose of this study was to measure the heavy metal content of cadmium (Cd) and lead (Pb) in water, sediment and seagrass Cymodocea serrulata from Southern Bangka waters. The research was conducted in two locations in South Bangka Regency, namely Desa Pasir Putih and Tanjung Kerasak.The sediments, waters, and seagrass were collected using purposive random sampling method. Measurement of water quality data was in situ. Seagrass sampling is done by transect method. The Cd and Pb contents in the Water, sediments and sea grass samples were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results showed that Cd concentration in water was higher than Pb, with the range of between 0.29 to 0.39 mg/l. Pb was higher than Cd in the sediment ranges between 4.74 to 7.68 mg/kg. The highest Cd concentration was detected at the seagrass leaf with a range of 1.76⎼2.44 mg/kg, while the highest Pb concentration at the seagrass roots ranged from 1.94 ⎼ 6.52 mg/kg. The high content of heavy metals Cd and Pb on seagrass sections, when compared to water and sediments, shows that seagrass accumulates metals derived from water and sediment. The Bioconcentration factor (BCF) showed that seagrass leaves can accumulate Cd of 6.16 and Pb of 5.31. While The BCF value of the seagrass roots is able to accumulate Cd of 0.53 and metal Pb of 0.55Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kandungan logam berat cadmium (Cd) dan timbal (Pb) pada air, sedimen dan lamun Cymodocea serrulata. Penelitian dilakukan di 2 lokasi di Kabupaten Bangka Selatan, yaitu Desa Pasir Putih dan Tanjung Kerasak. Metode Penelitian merupakan penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Sampling dalam penelitian ini meliputi sampling kualitas, pengambilan sampel air, sedimen dan lamun menggunakan metode Purposive Random Sampling. Pengukuran data kualitas air dilakukan secara insitu. Pengambilan sampel lamun dilakukan dengan metode transect. Sampel air, sedimen dan lamun dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil analisis logam berat Cd dan Pb di air menunjukkan bahwa konsentrasi Cd di air lebih tinggi daripada Pb, dengan kisaran 0,29⎼0,39 mg/l. Konsentrasi logam berat tertinggi pada sedimen yaitu Pb, berkisar antara 4,74⎼7,68 mg/kg. Konsentrasi Cd tertinggi terdeteksi pada bagian daun lamun dengan kisaran 1,76⎼2,44 mg/kg, sedangkan konsentrasi Pb tertinggi pada akar lamun berkisar antara 1,94 ⎼ 6,52 mg/kg. Tingginya kandungan logam berat Cd dan Pb pada bagian lamun jika dibandingkan di air dan sedimen, menunjukkan bahwa lamun mengakumulasi logam yang berasal dari air dan sedimen. Nilai faktor biokonsentrasi (BCF) menunjukkan bahwa daun lamun dapat mengakumulasi logam Cd sebesar 6.16 dan logam Pb sebesar 5,31. Nilai BCF akar lamun dan logam berat menunjukkan bahwa akar lamun mampu mengakumulasi logam Cd sebesar 0,53 dan logam Pb sebesar 0,55.
Kajian Ikan Terumbu Karang dengan persentase Tutupan Terumbu Karang Hidup di Kawasan Konservasi Perairan Tanjung Labu Kabupaten Bangka Selatan Jemi Ferizal; Wahyu Adi; Adisti Hafizah; Fera Angelia; Fajar Hidayatullah Ramadhani; Ervansyah Maulana; Hendi Hendi; Rama Kristian Fitriyansah; Nadya Syasri Aryani; Jongki Arifandi; Terisna Terisna; Juliana Erika Putri
Journal of Marine and Aquatic Sciences Vol 9 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/jmas.2023.v09.i02.p08

Abstract

Community activities in Tanjung Labu waters include loading and unloading, fishing, coral reef mining, and others. Coral reefs and fish associated are directly affected by these activities. This research was carried out on June 2023 in Tanjung Labu Waters, Lepar District, South Bangka. The aimed of the research was to determined the number of individual indicator, major and target fish and the relationship between live coral reef cover and biomass. The coral reef data collection method uses UPT (Underwater Photo Transect), and coral reef fish use UVC (Underwater Visual Census). The results of the percentage of coral reef cover are in the moderately damaged category, the abundance of coral reef fish is in the very rare category. The relationship between the percentage of live coral reef cover and the abundance of fish in the indicator, major, target categories and coral reef fish biomass, had a positive relationship and was quite strong to strong. The relationship between coral reef fish abundance and biomass was perfectly positive with a very strong correlation coefficient. Factors that influenced the relationship between the percentage of live coral reef cover and the abundance and biomass of coral reef fish were food availability and anthropogenic activities. The relationship between abundance and biomass of coral reef fish was related to length and high abundance. Efforts to manage the Tanjung Labu Village conservation area on Lepar Island, reduce anthropogenic activities, increase education regarding applicable regulations, strengthen supervision and law enforcement (institutional) and rehabilitate coral reefs.
Kondisi dan Status Kesehatan Ekosistem Padang Lamun di Pulau Bangka Bagian Selatan, Kepulauan Bangka Belitung Okto Supratman; Okto Supratman; Wahyu Adi; M. Rizza Muftiadi; Henri Henri; Aditya Pamungkas
Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v13i1.56615

Abstract

Ekosistem lamun di Bangka Selatan terjadinya gangguan dan ancaman dari beberapa aktivitas antropogenik. Akan tetapi data tentang kondisi dan kesehatan padang lamun sangat terbatas. Tujuan penelitian adalah menganalisis kekayaan jenis, persentase tutupan dan kesehatan ekosistem padang lamun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2022 hingga Desember 2022 di Kabupaten Bangka Selatan yang meliputi pesisir Tanjung Kerasak, Pantai Tukak, Pantai Penutuk, Pulau Anak Air dan Pantai Puding. Tahapan penelitian terdiri dari 1) Pengumpulan data lamun, makroalga, dan epifit, 2) Pengukuran parameter lingkungan, 3) Analisis data meliputi analisis kesehatan lamun dengan metode Indeks Kesehatan Ekosistem Lamun (IKEL). Hasil penelitian  terdapat 8 jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Oceana serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila minor, Halophila ovalis, dan Halodule pinifolia. Nilai tutupan lamun berkisar antara antara 2,04% hingga 41,93%  dengan rata-rata tutupan lamun yaitu 26,8 % yang dikategorikan miskin. Indek kesehatan ekosistem lamun (IKEL) di Bangka Selatan berkisar antara 0,60 sampai dengan 0,70 atau dikategorikan sedang sampai dengan baik. Kondisi kesehatan ekosistem lamun dikategorikan baik ditemukan di Pentuk (0,70), sedangkan dikategorikan sedang ditemukan di Tanjung Kerasak (0,68), Pantai Tukak (0,62), Pantai Puding (0,60), dan Pulau Anak Air (0,61).   The seagrass ecosystem in South Bangka is experiencing disturbance and threats from several anthropogenic activities. However, data on the condition and health of seagrass beds is very limited. The aim of the research is to analyze species richness, percentage cover and health of the seagrass ecosystem. The research was carried out from February 2022 to December 2022 in South Bangka Regency which includes the coast of Tanjung Kerasak, Tukak Beach, Penutuk Beach, Anak Air Island and Puding Beach. The research stages consisted of 1) collecting data on seagrass, macroalgae and epiphytes, 2) measuring environmental parameters, 3) data analysis including analysis of seagrass health using the Seagrass Ecological Quality Index (SEQI) method. The research results showed that there were 8 spesies of seagrass found at the research location. Spesies founded is Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Oceana serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila minor, Halophila ovalis, and Halodule pinifolia. The seagrass cover value ranges from 2.04% to 41.93% with average seagrass cover is 26.8% which is categorized as poor. The seagrass ecology quality index in South Bangka ranges from 0.60 to 0.70 which categorized  as moderate to good. The health condition of the seagrass ecosystem was assessed as good in Pentuk (0.70), while moderate was found in Tanjung Kerasak (0.68), Tukak Beach (0.62), Puding Beach (0.60), and Anak Air Island (0. .60).
Karakteristik Morfologi Dan Sebaran Lamun Halophila spinulosa (R.Br.) Aschers. Di Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia Okto Supratman; Adi, Wahyu; Muftiadi, M. Rizza; Henri, Henri; Pamungkas, Aditya; Supratman, Okto
Journal of Tropical Marine Science Vol 6 No 2 (2023): Journal of Tropical Marine Science
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v6i2.4598

Abstract

Halophila spinulosa (R. Br.) Aschers is a type of seagrass found in Indonesia with limited distribution. One of the areas where Halophila spinulosa is found in the Bangka Belitung Islands. Although found in the Bangka Belitung Islands, information on this type of seagrass is very limited. The objectives of the study were to identify morphological characters, identify types of seagrass associated with Halophila spinulosa and present a distribution map of Halophila spinulosa in the Bangka Belitung Islands. The research method for seagrass morphological characters is based on field data in the form of photographs, then compared with identification sources from books and research journals. The seagrass distribution map was determined based on a literature search from 2015 to 2022 and then a map was made using Arcmap 10.8 software. The results of the research on the morphological characters of Halophila spinulosa species can be seen from the shape of the roots, rhizomes, leaves, flowers and fruit. This type of root form is unbranched root (simple root) and each node on the rhizome has one root. Compound leaves are elliptical in shape. These leaves are paired, in opposite positions, located in one plane, arranged obliquely around the stem and have serrated leaf tips. The distribution of Halophila spinulosa seagrass in the Bangka Belitung Islands is spread in the areas of Central Bangka Regency, South Bangka Regency and Belitung Regency. Halophila spinulosa species are often found mixed (associated) with seagrass species Halodule uninervis and Oceana serrulata.
Co-Authors Adha, Muhammad Thoriq Adibrata, Sudirman Adisti Hafizah Adisti Hafizah Adisti Hafizah Aditia Adit Aditia, Tias Aditya Hikmat Nugraha Aditya Pamungkas Agung Susanto Agung Susanto Agus Hartoko Agus Ramli Ahmad Habibi Andi Gustomi Andre Faizer Angelia, Fera Animah Animah Animah Animah Animah Aprilita, Desi Arham Hafidh Akbar Arham Hafidh Akbar Arham Hafidh Akbar Ari Anggara Arief Febrianto Arief Febrianto Arief Febrianto Arief Febrianto Aziz Aziz Benni Benni Bukhari Bukhari Bukhari Bukhari Calvyn F. A. Sondak, Calvyn F. A. Citra Ayu Citra Ayu Dedi Dedi Dedi Dedi Dedi Dedi Dedi Dedi Nopiansyah Denik Mardiatin Desinawati Desinawati Devi Ratna Sari Dewi Puspita Sari Dewi, Diah Puspita Dia Aldia Dia Aldia Dini Martasari Dwi Rosalina Edi Setiyono Eka Maulana Eka Maulana Emillia, Emillia Epanizar Epanizar Ervansyah Maulana Ety Febryanti Eva Utami Eva Utami Eva Utami Eva Utami Fadillah Sabri Fajar Hidayatullah Ramadhani Farhaby, Arthur M Farhaby, Arthur M Febrianto Febrianto Febrianto Fera Angelia Fera Angelia Fera Angelia feri feri yadi Ferizal, Jemi Fika Dewi Pratiwi Fitra Dwi Anjani Fitri Purnamasari Guskarnali, Guskarnali Hajrul Nurtami Dinata Haptari, Rapita Haris Apriyanto Hedi Sanjaya Hendi Hendi Heni Pujiastuti Henri Henri Henri Henri, Henri Ilham Akbar Imam Kantona Indra Ambalika Indra Ambalika Syari Indra Ambalika Syari Indra Ambalika Syari Jemi Ferizal Jemi Ferizal Jemi Ferizal Jongki Arifandi Juandi Juandi Juliana Erika Putri Juniagis, Berlianda Khaeruddin Khaeruddin Khoirul Amrillah Khoirul Muslih Khudory Mustofa Komarullah, Umam Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan La Ode Wahidin M. Rizza Muftiadi M.Rizza Muftiadi Maharani Maharani, Maharani Melia Umayya Mito, Mito Muftiadi, M. Rizza Muftiadi, Muhammad Rizza Muh Yusuf Muhammad Faris Alqodri Muhammad Faris Alqodri Muhammad Ichsan Efendi Muhammad Ichsan Efendi MUHAMMAD MAHATIR Muhammad Mahatir Muhammad Mahatir Muhammad Rizqi Ramadhani Muhammad Rizza Muftiadi Muhammad Tison Mutiara Febrina Nadya Syasri Aryani Navisa Savira Nico Adriyansyah Nico Adriyansyah Nursyah Putra Nurul Dhewani Mirah Sjafrie Oka Arizona Okto Supratman Pamungkas, Aditya Pamungkas, Aditya Prameswari, Thesa Pratama, Juanda Nikolas Putra, Nursyah Putri, Nabila Rahmawati Rachmana, Tyo Rama Kristian Fitriyansah Rama Supanji Reniati Reniati Riko Ardyansah Rizki Evitulistiono Rizki Evitulistiono Robi Gunawan Robi Gunawan Robi Gunawan Robika, Robika Ruspiansyah Maulana Sandri Sandri Sandri Sania Prisilia Sapriyadi, Wandi Sari Novita Dewi Sartini Sartini Sastra Apriza Setiadi, Geri Siska Oktavia Siti Aisyah Sofyan Sofyan Sofyan Sohibul Wafa Tadjul Arifin Sriyanti Sriyanti Suci Puspita Sari Suci Puspita Sari Suci Puspita Sari Sugandi, Sugandi Susi Susanti Susi Susi Terisna Terisna Tiara, Tiara Tomy Elfandi Umam Kamarullah Umam Kamarullah Umam Komarullah Umam Komarullah Umroh ST Umroh Umroh Yehiel Hendry Dasmasela Yusuf, Muh. Zulfakar, Zulfakar