Korean drama is one of the Korean wave outputs that is increasingly popular around the world. One of the Korean dramas that has recently become a topic of discussion among the public is Mask Girl. This drama tells the story of a talented woman who, since childhood, has been treated badly by her environment because of her physical appearance, which is considered not in accordance with South Korean beauty standards. This research aims to find out how female beauty is standardized and constructed by Korean society. With a qualitative approach to phenomenological methods, this study is analyzed using Sara Mills' critical discourse analysis with a focus on the position of subjects-objects and viewers through three main points: scenes, characters, and dialogues. The researcher interviewed one South Korean citizen, one Indonesian citizen living in South Korea, a watcher of the drama Mask Girl, and two female experts. The result of this research is that female beauty is still standardized and constructed by society. Women are called beautiful if they have a small face, double eyelids, a sharp nose, white skin, red/pink lips, and attractive breast size. As a result of the standardized beauty and construction by society, there is appearance discrimination and injustice in society. Drama Korea merupakan salah satu hasil dari Korean wave yang semakin populer di seluruh dunia. Salah satu drama Korea yang menjadi topik perbincangan di kalangan masyarakat adalah drama Mask Girl. Drama ini menceritakan mengenai seorang perempuan berbakat bernama Kim Mo Mi yang sejak kecil menerima perlakuan buruk oleh lingkungan sekitar karena penampilan fisiknya yang dianggap tidak sesuai dengan standar kecantikan Korea Selatan. Penelitian ini ingin mengetahui dan menujukkan bagaimana kecantikan seorang perempuan distandarisasi dan dikonstruksikan oleh masyarakat Korea. Dengan pendekatan kualitatif metode fenomenologi, analisis wacana kritis Sara Mills digunakan sebagai teknik analisis data dengan fokus pada posisi subjek-objek dan penonton melalui tiga poin utama yaitu adegan, karakter dan dialog. Penulis mewawancarai satu warga Korea Selatan, satu warga Indonesia yang tinggal di Korea Selatan, penonton drama Mask Girl dan dua ahli kajian media kritis. Hasil dari penelitian ini adalah kecantikan perempuan sampai saat ini masih terstandarisasi dan dikonstruksi oleh masyarakat. Perempuan dianggap cantik jika memiliki wajah yang mungil, kelopak mata ganda, hidung mancung, kulit putih, bibir berwarna merah atau merah muda dan tubuh yang langsing dengan ukuran payudara yang menarik. Akibat kecantikan yang terstandarisasi oleh masyarakat tersebut, terjadilah diskriminasi penampilan dan ketidakadilan yang dialami oleh perempuan yang tidak memenuhi standar kecantikan dalam kehidupan bermasyarakat.