p-Index From 2020 - 2025
9.837
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Humaniora Dialektika Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Litera Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Indonesian Journal of Applied Linguistics (IJAL) BAHASTRA BAHASA DAN SASTRA Lingua Cultura LITERASI: Jurnal Ilmu-Ilmu Humaniora Semantik : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurnal Arbitrer Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia KEMBARA Kajian Linguistik dan Sastra Jurnal Gramatika Indonesian Language Education and Literature International Journal of Humanity Studies (IJHS) Jurnal Orientasi Baru Briliant: Jurnal Riset dan Konseptual Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Aksara RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Diglosia Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Kandai Adabiyyat: Jurnal Bahasa dan Sastra Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Linguistik Indonesia Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Sawerigading SALINGKA Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Suar Betang Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme Jurnal Edukasi Sumba (JES) Jurnal Pena Indonesia Loa : Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan TANDA: Jurnal Kajian Budaya, Bahasa dan Sastra Journal of Pragmatics and Discourse Research Jurnal Gramatika: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran BAHASTRA Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Aksara JURNAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MISSIO Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra
Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Ekolinguistik Metaforis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Upacara Pernikahan Adat Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur Fransiskus O Sanjaya; R. Kunjana Rahardi
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7 No 2 (2020): DEIKSIS: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v7i2.3283

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian dalam perspektif ekolinguisitk metaforis ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam upacara pernikahan adat  masyarakat Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Deskripsi makna nilai kearifan lokal tidak dapat dilepaskan dari wujud kearifan lokal itu sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode simak, cakap, dan wawancara. Data yang terkumpul diklasifikasikan dan selanjutnya dianalisis dengan  metode padan. Metode padan merupakan metode analisis bahasa yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode padan ektralingual, yaitu metode analisis yang digunakan untuk menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang ada di luar bahasa, yakni konteks sosial dan konteks budaya masyarakat Manggarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal dalam upacara pernikahan adat Manggarai berwujud nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Kearifan lokal tangible berupa tuak, sirih pinang, belis, cincin, telur ayam kampung dan ayam jantan putih, sedangkan kearifan lokal yang intangible berupa ungkapan-ungkapan (goet). Kearifan lokal yang bersifat tangible mengandung makna persaudaraan, ketulusan hati, cinta kasih dan keturunan. Sementara itu, kearifan lokal yang bersifat intangible mengandung makna sopan santun, gadis, perjuangan, kerendahan hati dan keturunan.Kata kunci: nilai-nilai kearifan lokal, upacara pernikahan adat, masyarakat Manggarai, linguistik metaforis
Socio-Political Hate Speech: Manifestations of Language Malfunctions in the Perspective of Cyberpragmatics R. Kunjana Rahardi; Septa Firda Utami
Jurnal Gramatika Vol 10, No 2 (2024)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2024.v10i2.8255

Abstract

The presence of language on the internet that appears on various platforms forces language to be interpreted in a multimodal way. This research aims to: (1) Describe the forms of language functioning in socio-political hate speech in public spaces; (2) Describe the pragmatic meaning of language use in socio-political hate speech in public spaces. The data for this research is in the form of excerpts of speech on social media which contain forms of the early functions of language in socio-political hate speech. Data was collected using the listening method, not listening in the sense of listening, but listening in the sense of reading the text. The extralingual matching analysis method is applied with social, social, cultural and situational extralinguistic context matching tools. This matching analysis method is also applied by matching cybertext contexts, including cybertexts with visual, spatial, aural, gestural and linguistic dimensions. The steps in carrying out analysis include identification, classification, typification, and interpretation. This research produces findings in the form of manifestations of the form and pragmatic meaning of socio-political hate speech in public spaces. Form manifestations include slurs, harassment, propaganda, innuendo, cynicism, sarcasm, innuendo. Manifestations of pragmatic meaning include: insulting, insulting, defaming, insinuating, and ridiculing
ILOKUSI-ILOKUSI HOAKS COVID-19 DI MEDIA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF CYBER-PRAGMATICS/COVID-19 HOAX ILLOCUTIONS IN INSTAGRAM IN THE PERSPECTIVE OF CYBERPRAGMATICS R. Kunjana Rahardi
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.561.313-322

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud-wujud ilokusi hoax Covid-19 di media sosial Instagram dalam perspektif Cyberpragmatics. Data penelitian berupa tuturan-tuturan dalam Instagram yang di dalamnya terkandung ilokusi-ilokusi hoax covid-19. Data dikumpulkan dengan metode simak. Teknik yang digunakan dalam rangka penerapan metode simak adalah teknik simak bebas libat cakap sebagai teknik dasar dan teknik rekam dan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Setelah tipe-tipe data tersaji dengan baik, langkah selanjutnya adalah memvalidasi data. Metode dan teknik analisis data diterapkan adalah metode analisis distribusional. Teknik yang digunakan dalam rangka menerapkan metode distribusional adalah teknik bagi unsur langsung. Adapun dimensi-dimensi ekstrakebahasan penelitian ini dianalisis dengan menerapkan metode kontekstual atau metode padan khususnya padan ekstralingual. Penelitian ini berhasil menemukan ilokusi-ilokusi hoax Covid-19 sebagai berikut: (1) ilokusi menebar informasi tidak jelas, (2) ilokusi menyoal informasi keliru, (3) ilokusi menebar berita palsu, (4) ilokusi menyoal desas-desus, (5) ilokusi menebar berita tidak benar, (6) ilokusi membesar-besarkan informasi keliru, (7) ilokusi menebar informasi yang tidak jelas, (8) ilokusi membesar-besarkan masalah. Kata Kunci: cyberpragmatics, ilokusi hoax, Covid-19 Abstract The purpose of this research is to describe the forms of Covid-19 hoax illocution in Instagram social media in the perspective of Cyberpragmatics. The research data were in the form of utterances in which contained the illusion of covid-19 hoaxes. Data were collected by the observation method. The technique used in the framework of applying the refer to method was a free, engaging, involved listening technique as the basic technique and the record technique and the note technique as an advanced technique. After the types of data were presented properly, the next step was to validate the data. The method and data analysis technique applied was the distributional analysis method. The technique used in the framework of applying the distributional method was the technique for the direct element. The extra dimensions of this research were analyzed by applying the contextual method or the matching method speci cally the extralingual padding. This research succeeded in nding Covid-19 hoax illocution as follows: (1) illocution to spread unclear information, (2) illocutionary to erroneous information, (3) illocution to spread false news, (4) illocution to rumors, (5) illocution to spread untrue news, (6) illocution to exaggerate misinformation, (7) illocution to spread information that is not clear, (8) illocution to exaggerate the problem. Keywords: cyberpragmatics, illocution hoaxes, Covid-19
Penanda Fatis Sosial-Politik: Perspektif Pragmatik Diskursif-Integratif Epistemologis Noviance, Kristina Marta; Rahardi, R. Kunjana
SAWERIGADING Vol 31, No 1 (2025): Sawerigading, Edisi Juni 2025
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/sawer.v31i1.1536

Abstract

The objective of this study is to describe the findings on the forms, pragmatic meanings, and functions of phatic markers in sociopolitical internet media, using an epistemologically-based discursive-integrative pragmatic perspective. The data consist of manifestations of forms, pragmatic meanings, and functions of phatic markers in sociopolitical discourse on internet platforms. The substantive data sources are sociopolitical texts containing phatic markers across various online platforms. The data collection method employed is the observation method, using recording and note-taking techniques. Data collection concluded upon the identification of clear classifications and types of data ready for appropriate analysis methods and techniques. The technique applied in the analysis is the comparative relationship technique. This study has produced the following findings: (1) The markers “Come On,” “Yes, Right?” and “Nah” to express the intention to convince; (2) The markers “I apologize inwardly”, “I appreciate”, and “Please…” to build an image and power relations; (3) The markers “Yes, right!”, narrative repetition, and personalization of reality to frame the narrative of optimism; (4) The markers “Nah”, “I am sure”, and “Yes” to express the intention of optimism; (5) The markers “Mr. President”, Causal Structure, and Digital Diction “Banget” as strategies for legitimization, rationalization, and audience adaptation; (6) The phatic markers “If You Can”, “99.9 Percent”, and “Can’t Live Him Back” as strategies for modulation, rationalization, and emotionalization in leadership representation.  AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil riset bentuk, makna pragmatik, dan fungsi penanda fatis sosial-politik media internet dalam perspektif pragmatik diskursif-integratif berbasis epistemologis. Data berupa manifestasi bentuk, makna pragmatik, dan fungsi penanda fatis sosial-politik dalam media internet. Sumber data substantif penelitian ini adalah teks-teks sosial-politik yang mengandung penanda-penanda kefatisan dalam berbagai platform internet. Metode pengumpulan data yang diterapkan adalah metode simak dengan teknik rekam dan catat. Metode analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode analisis padan ekstralingual. Metode analisis padan ini lazim disebut sebagai metode kontekstual. Selanjutnya teknik yang diterapkan dalam rangka analisis data tersebut adalah teknik hubung banding. Penelitian ini telah menghasilkan temuan-temuan berikut ini: (1) Penanda “Come On,” “Iya, Kan?” dan “Nah” untuk menyatakan maksud meyakinkan; (2) Penanda “Mohon maaf lahir batin”, “Saya apresiasi”, dan “Silakan…” untuk membangun citra dan relasi kekuasaan; (3) Penanda “Iya, kan!”, pengulangan naratif, dan personalisasi realitas untuk membingkai narasi optimisme; (4) Penanda “Nah”, “Saya yakin”, dan “Ya” untuk menyatakan maksud optimis; (5) Penanda “Bapak Presiden”, Struktur Kausal, dan Diksi Digital “Banget” sebagai strategi legitimasi, rasionalisasi, dan adaptasi Audiens dalam Pidato Sri Mulyani; (6) Penanda Fatis Sosial-Politik “Kalau Bisa”, “99,9 Persen”, dan “Nggak Bisa Hidupkan Dia Kembali” sebagai Strategi Modulasi, Rasionalisasi, dan Emosionalisasi dalam Representasi Kepemimpinan.
Unpacking Argumentative Fallacies in Indonesia's 2024 Presidential Debates: A Cognitive-Pragmatic Analysis Setyaningsih, Yuliana; Rahardi, R Kunjana; Rahmat, Wahyudi
Jurnal Gramatika Vol 11, No 1 (2025): Spring Issue (April-September)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2025.v11i1.9371

Abstract

This study examines the presence of argumentative inaccuracies in the 2023–2024 Indonesian presidential and vice-presidential debates through the lens of cognitive linguistics and contextual pragmatics. Using a qualitative descriptive approach, data were drawn from transcripts of five debate rounds and analyzed using Toulmin's model of fallacies combined with situational context theory. The research identifies five dominant fallacies: evading the issue, argument from ignorance, appeal to authority, ad hominem attacks, and hasty generalizations. Each fallacy is interpreted within its political and situational context—revealing how historical references, ethical deflections, appeals to seniority, lack of mastery, and satire are strategically employed. The findings offer insight into how these inaccuracies diminish the integrity of public political discourse and obscure substantive discussion of policies. Furthermore, the study underscores the critical role of context in shaping the interpretation and reception of political arguments. It contributes to the growing body of work on cognitive-pragmatic approaches in political linguistics, and emphasizes the need for educational efforts to cultivate critical thinking and argumentative literacy among citizens and students alike. This research also suggests practical implications for debate organizers, moderators, and media analysts—calling for clearer standards to reduce manipulative rhetoric in public forums. Future studies are encouraged to apply computational methods to expand this work or examine comparative debate formats across cultures.
Politeness in Communicating in Podcast Media: An Integrative-Epistemological Pragmatics Perspective Rahardi, R. Kunjana; Noviance, Kristina Marta
Jurnal Gramatika Vol 11, No 1 (2025): Spring Issue (April-September)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2025.v11i1.9350

Abstract

The purpose of this study is to describe the meaning of politeness in communicating in podcast media with an integrative-epistemological pragmatic perspective. The data of this study are manifestations of the pragmatic meaning of politeness in communicating in podcast media. The substantive data sources are the texts in the transcribed podcasts and in them there are research data. The locational data source is the podcast media that can be accessed around the time of this study. Data were collected using the listening method with recording and note-taking techniques. The data that has been collected is then classified and typified to facilitate data analysis. The data reduction process is carried out in this research stage. Data are analyzed and interpreted to find the pragmatic meanings of politeness. The pragmatic meanings of politeness are found using the equivalence analysis method, especially extralingual equivalences. The analysis of extralingual equivalences plays the role of context as a tool for analysis and interpretation. The dominant context used as a tool for analysis and interpretation in this stage is the cybertext context, both visual, aural, gestural, spatial, and linguistic cybertexts. The stages applied in this data analysis are identification, reduction, classification, identification, and interpretation. This study has produced several findings of the pragmatic meaning of politeness in podcast media as presented below: (1) Gratitude, (2) Expression of Admiration, (3) Expression of Affirmation, (4) Personal Expression, (5) Expression of Disagreement, (6) Indirect Expression, (7) Expression of Direct Affirmation, (8) Personal Expression, (9) Expression of Covert Criticism.
Ketidaksantunan Berbahasa pada Generasi Milenial dalam Platform Media Sosial Instagram dalam Perspektif Jonathan Culpaper Damayanti, Yrmina; Rahardi, R. Kunjana
Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/imajeri.v8i1.17478

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena ketidaksantunan berbahasa pada generasi milenial di platform media sosial Instagram berdasarkan perspektif Jonathan Culpaper. Fokus utama kajian ini terletak pada tiga strategi ketidaksantunan, yaitu ketidaksantunan bersikap kasar secara langsung, ketidaksantunan negatif, dan ketidaksantunan sarkasme atau tidak langsung. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi berupa tangkap layar terhadap komentar dan video yang dianggap mengandung unsur ketidaksantunan berbahasa menurut Jonathan Culpaper. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketidaksantunan secara langsung sering muncul dalam bentuk ujaran eksplisit yang menyerang citra diri (face) individu, seperti hinaan langsung atau makian. Ketidaksantunan negatif ditemukan dalam bentuk ancaman, tekanan, atau ujaran yang mengganggu kebebasan berekspresi pengguna lain, terutama dalam diskusi yang bersifat kontroversial. Sementara itu, ketidaksantunan sarkasme atau tidak langsung tercermin dalam penggunaan ironi dan sindiran, yang sering kali terlihat sopan di permukaan tetapi menyampaikan maksud menyerang secara implisit.
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI LISAN TAKANAB: KAJIAN EKOLINGUISTIK Antonius Nesi; R. Kunjana Rahardi; Pranowo
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v11i1.753

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memerikan nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi lisan Takanab berdasarkan perspektif ekolinguistik. Perspektif ekolinguistik didukung dengan studi etnografi komunikasi. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode simak, teknik catat (linguistik). Metode dan teknik itu dipadukan dengan metode percakapan etnografis, teknik rekam (etnografi). Dalam analisis data digunakan metode padan ekstralingual, teknik analisis kontekstual. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa kearifan lokal dalam tradisi lisan Takanab termanifestasi melalui kearifan local berwujud nyata (tangible) berupa batu dan air, kain tenun motif, dan rumah adat; juga melalui kearifan lokal tidak berwujud nyata (intangible) berupa bidal, perumpamaan, petuah, dan syair. Setiap wujud kearifan lokal itu memanifestasikan nilai-nilai luhur yang mencerminkan penghayatan budaya kolektif masyarakat Dawan.
Analisis Kebutuhan Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Multimodalitas dengan Pendekatan Permainan Bahasa Anak Usia Dini: Indonesia Sulistyaningrum, Caecilia Fani; Widharyanto, B.; Rahardi, R. Kunjana
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 18 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v18i1.24640

Abstract

ABSTRAK Pendidikan anak usia dini memerlukan inovasi media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan perkembangan mereka. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kebutuhan pengembangan buku cerita bergambar berbasis multimodal dan pendekatan permainan edukatif untuk membantu anak usia dini memperoleh bahasa. Penelitian ini berjenis deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner berskala likert yang dibagikan kepada 43 pendidik dan 17 orang tua siswa. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif sederhana dan hasil analisis disajikan dalam bentuk persentase yang dilengkapi dengan ilustrasi diagram batang. Secara ringkas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil survei berdasarkan tingkat persetujuan responden terhadap suatu pernyataan kuesioner. Sebagian kecil responden menyatakan sangat tidak setuju, 0,00% tidak setuju, 0,30% tidak setuju, 2,12% netral, 55,30% setuju, dan 42,27% sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Sebagian besar responden cenderung setuju atau sangat setuju, dengan persentase tertinggi terdapat pada kategori setuju 55,30% dan sangat setuju 42,27%, menunjukkan bahwa mayoritas memiliki pandangan positif terhadap pernyataan tersebut. Kata kunci: Buku cerita bergambar, multimodalitas, pembelajaran bahasa, anak usia dini, permainan edukatif   ABSTRACT Early childhood education requires innovation in learning media that is interesting and by their development. This study aims to describe the need for the development of multimodal-based picture storybooks and educational game approaches to help early childhood acquire language. This study is a quantitative descriptive study. Data were collected through a Likert-scale questionnaire distributed to 43 educators and 17 parents of students. The data were then analyzed using simple descriptive statistical techniques, and the results of the analysis were presented in the form of percentages accompanied by bar chart illustrations. In summary, the results of this study indicate that the survey results are based on the level of respondent agreement with a questionnaire statement. A small number of respondents stated that they strongly disagreed, 0.00% disagreed, 0.30% disagreed, 2.12% were neutral, 55.30% agreed, and 42.27% strongly agreed with the statement. Most respondents tended to agree or strongly agree, with the highest percentage in the agreed category of 55.30% and strongly agree 42.27%, indicating that the majority had a positive view of the statement. Keyword: Multimodality-based picture story books, Early childhood, Language learning, Educational game approach
LEKSIKON TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DALAM TUTURAN MASYARAKAT NIAS, SUMATERA UTARA: KAJIAN EKOLINGUISTIK (The Lexicon Of Traditional Herbal Medicine in Utterance Of Nias Community, North Sumatera: Ecolinguistics Studies) Gea, Titian Berkat; Rahardi, Kunjana
Salingka Vol 18, No 1 (2021): SALINGKA, Edisi Juni 2021
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v18i1.342

Abstract

Abstrak Pengalaman masyarakat leluhur Nias terhadap alam menciptakan beragam leksikon tumbuhan obattradisional dalam li niha (bahasa daerah Nias). Kearifan leluhurnya dalam menggunakan alamseharusnya tetap diteruskan oleh generasi penerus agar tetap menjadi kekayaan dan ciri khas yangmelekat bagi masyarakat Nias. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui leksikon tumbuhan obattradisional dan mendeskripsikan makna leksikon tumbuhan obat tradisonal yang digunakan dalamtuturan masyarakat Nias. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulandata berupa studi pustaka dan wawancara. Data berupa leksikon tumbuhan obat tradisional. Datadianalisis dengan tahapan: identifikasi data, klasifikasi, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkanterdapat leksikon tumbuhan obat tradisional dalam bahasa Nias yaitu langu wato , giti-iti, sofö-söfö, manaze, mali-mali, mboli, nduru-nduru, go’o, manawa danö, mbala. Sepuluh leksikontersebut ditemukan dalam tuturan masyarakat Nias dan mengandung makna teguran atau nasihat,sindiran, ajaran hidup, dan amarah atau kekesalan.Kata-kata kunci: ekolinguistik, leksikon, tumbuhan obat tradisional   Abstract The ancestral experience of Nias community on nature has created a variety of lexicons oftraditional herbal medicine in li niha (Nias regional language). Wisdom of ancestral in the useof nature should have been passed on by succeeding generations to remain a wealth andcharacteristic inherent to Nias community. The purpose of the study is to know about lexiconsof traditional herbal medicine and to describe the meaning of the lexicons of traditional ofherbal used in utterance of Nias community. The research using a qualitative approach withdata collection techniques of library studies and interviews. The research data is lexicons oftraditional herbal medicine. Data analyzed with steps: data identification, classification, andinterpretation. The research results show the lexicons of traditional herbal medicine in niasare langu wato, giti-iti, sofö-söfö, manaze, mali-mali, mboli, nduru-nduru, go’o, manawadanö, mbala. Ten lexicon is found in utterance of Nias community and contains the sense ofreproof or advice, insinuation, life lesson, and anger or resentment.Keywords: ecolinguistic, lexicon, traditional herbal medicine