Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

ingkat Kecemasan Pasien Post Operasi yang Mengalami Fraktur Ekstremitas Seviya Gani Maisyaroh; Urip Rahayu; Siti Yuyun Rahayu
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.866 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i2.103

Abstract

Kecemasan merupakan salah satu masalah psikologis yang dialami oleh pasien fraktur ekstremitas setelah dilakukannya pembedahan. Kecemasan yang tidak teratasi akan berdampak pada lamanya proses penyembuhan, akan tetapi data kecemasan pasien post operasi masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien post operasi fraktur ekstremitas berdasarkan karakteristik pasien. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 46 orang yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner STAI (State-Trait Anxiety Inventory). Tingkat kecemasan dikategorikan menjadi ringan, sedang, dan berat. didapatkan bahwa state anxiety paling banyak berada pada tingkat sedang 54,3% dan trait anxiety paling banyak berada pada tingkat ringan 60,9%. Terdapat 46,4% responden yang memiliki state anxiety sedang berasal dari trait anxiety ringan. Berdasarkan karakteristik baik pada state anxiety ataupun trait anxiety, kecemasan berat dialami oleh pasien usia dewasa awal, perempuan, berpendidikan terakhir SMP dan SMA, bekerja sebagai pegawai swasta, belum pernah menjalani operasi sebelumnya, lokasi fraktur pada bagian ekstremitas bawah, dan merasakan nyeri sedang. Kondisi post operasi fraktur ekstremitas menjadi faktor yang dapat memengaruhi kecemasan. Terlihat dari pasien yang memiliki state anxiety yang sedang, memiliki trait anxiety yang ringan. Maka disarankan bagi perawat untuk melakukan pengkajian dan penanganan kecemasan terhadap state anxiety dan trait anxiety.Kata kunci: Fraktur ekstremitas, post operasi, state anxiety, trait anxiety.Anxiety Levels of Patients with Extremity Fractures after SurgeryAbstractAnxiety is one of the psychological problems experienced by patients with extremity fractures after undergoing surgery. Anxiety that is not managed well will have an impact on the recovery process. However, anxiety in patients with extremity fractures is not well understood. The aim of this study was to determine the anxiety level of patients with extremity fractures after surgery based on the patients’ characteristics. This study used descriptive quantitative method. Fourty six patients were recruited in this study by consecutive sampling technique. The data was collected by STAI (State-Trait Anxiety Inventory) quetionnaires. Anxiety levels were categorized into mild, moderate, and severe. The results showed that 54.3% of patients experienced state anxiety at a moderate level, and 60.9% had trait anxiety at a mild level. There were 46.4% of the patients whose moderate state anxiety originated from mild trait anxiety. Based on the characteristics of both state and trait anxiety, severe anxiety was experienced by young adults, women, patients with secondary school-level educational background, private employees, patients who have never had surgery before, patients with lower extremity fractures and patients in moderate pain. The postoperative state of extremity fractures is a factor that affects anxiety. Patients who had moderate state anxiety were found to also have mild trait anxiety.  Thus, assessment and intervention of anxiety should be conducted on both state and trait anxiety.  Key words: Extremity fracture, post-operative, state anxiety, trait anxiety.
Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayi Sakit Kritis di Neonatal Intensive Care Unit Sri Hendrawati; Sari Fatimah; Siti Yuyun Rahayu Fitri; Ikeu Nurhidayah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1323.111 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i2.453

Abstract

Sistem perawatan bayi di NICU memberikan dampak negatif bagi bayi dan orang tua. Upaya yang dapat dikembangkan untuk meminimalkan dampak tersebut yaitu dengan mengaplikasikan family centered care (FCC). Langkah pertama upaya tersebut adalah mengidentifikasi kebutuhan orang tua. Dalam penelitian sebelumnya, kebutuhan orang tua sangat bervariasi. Penelitian bertujuan mengidentifikasi kebutuhan FCC dalam perawatan bayi sakit kritis di NICU. Metode penelitian menggunakan mixed method dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Penelitian kuantitatif dilakukan terhadap 45 responden dan menggunakan kuesioner NICU Family Need Inventory. Analisis data dilakukan dengan mean. Penelitian kualitatif dilakukan terhadap 7 partisipan dengan menggunakan pedoman wawancara. Analisis data menerapkan teknik content analysis. Penelitian dilaksanakan di NICU Rumah Sakit Pemerintah Wilayah Bandung Raya. Orang tua memiliki urutan prioritas kebutuhan terhadap kepastian (M = 3,90), informasi (M = 3,82), kedekatan (M = 3,76), dukungan (M = 3,49), dan kenyamanan (M = 3,37). Pada penelitian kualitatif didapatkan, orang tua lebih membutuhkan kepastian terkait jaminan bayinya mendapatkan perawatan terbaik; kebutuhan terhadap informasi jujur, jelas, dan rutin mengenai kondisi, perkembangan, dan tindakan yang dilakukan terhadap bayi; dan kebutuhan terhadap kedekatan untuk selalu dekat dan melakukan kontak dengan bayi. Kebutuhan orang tua lebih berfokus pada kesejahteraan bayi. Dalam melakukan asuhan keperawatan, selain meningkatkan pelayanan terhadap bayi, perawat harus memerhatikan kebutuhan orang tua terkait jaminan kepastian bayinya mendapatkan perawatan terbaik, penyampaian informasi dengan komunikasi terbuka, dan menjalin kontak dengan bayi. Dengan mengidentifikasi kebutuhan orang tua, dapat menuntun perawat mengintegrasikan kebutuhan orang tua kedalam FCC sehingga orang tua dapat memenuhi kebutuhannya, mendapatkan kepuasan, dan meningkatkan kualitas hidup bayi.Kata kunci: Bayi sakit kritis, kebutuhan orang tua, perawatan berpusat pada keluarga. Study of Family Centered Care Needs in Critically Ill Infants Care in the Neonatal Intensive Care UnitAbstractInfants hospitalization in the NICU adversely affect for infants and parents. Efforts can be developed to minimize this impact is by applying family centered care (FCC). The first step is identify needs of parents. In previous study examined the differences needs of parents. This study aimed to identify the FCC needs in critically ill infants care in the NICU. The research method was mixed method design with sequential explanatory strategy. The samples in quantitative research were 45 respondents and using questionnaires NICU Family Need Inventory. Data analysis was done by mean. Qualitative research using 7 participants and using interview guidelines. Data analysis used analysis content technique. This research has been carried out in the NICU Government Hospital of Bandung Raya. The quantitative result indicated that parents with critically ill infants in the NICU need assurance most (M = 3.90), followed by information (M = 3.82), proximity (M = 3.76), support (M = 3.49), and comfort (M = 3.37). The main themes from qualitative analysis demonstrated needs of parents in assurance associated with assured the best care possible is being given to infants; information is honest, clear, and routine regarding condition, prognosis, and procedures that performed to infants; and proximity to always close and make contact with the infants. Needs of parents are focused on the wellbeing of their infants. In doing nursing care, beside improving care to the infants, the nurses should pay attention to needs of parents related the assurance their infants get the best care, open communication, and close contact with their infants. By identifying the needs of parents in the NICU, it can allow nurses to integrate the needs of parents into FCC so that parents can meet these needs, get satisfaction, and can improve the quality of life infants.Keywords: Critically ill infants, family centered care, needs of parents.
PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR MELALUI PENGATURAN SIKLUS PENCAHAYAAN DAN NESTING Dhona Andhini; Nanan Sekarwana; Siti Yuyun Rahayu Fitri
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Bayi prematur seringkali mengalami hipotermi karena berbagai sebab, salah satunya adalah luas permukaan yang lebih besar dari massa tubuh akibat berat badan yang rendah. Hipotermia sangat berbahaya karena dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang akan menyebabkan bayi prematur dalam kondisi kritis dan akhirnya meninggal. Developmental care adalah suatu intervensi komprehensif yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan bayi prematur, berbagai keterbatasan menyebabkan intervensi pendukung developmental care tidak dapat diterapkan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh intervensi nesting dan pengaturan siklus pencahayaan yang merupakan komponen pendukung developmental care terhadap berat badan bayi prematur dengan usia gestasi antara 32-36 minggu.Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pre test and post test nonequivalent control group, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan besar sampel 32 bayi prematur yang terdiri dari 16 responden pada kelompok yang mendapatkan pengaturan siklus pencahayaan dan nesting dan 16 responden pada kelompok yang mendapatkan perawatan standar di ruangan.Hasil: Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara rata-rata selisih berat badan bayi prematur pada kelompok yang mendapat perlakuan nesting dan pengaturan siklus pencahayaan dengan kelompok kontrol dengan nilai p value < 0,05 (p value 0,017).Simpulan: Penelitian ini merekomendasikan penggunaan intervensi nesting dan pengaturan siklus pencahayaan dalam penanganan bayi prematur di ruangan.Kata kunci: nesting, siklus, pencahayaan, berat badan, prematur
Akupresur: Alternatif Mengurangi Mual dan Muntah Akibat Kemoterapi Literature Review Siti Rahmawati Ismuhu; Windy Rakhmawati; Siti Yuyun Rahayu Fitri
Journal of Nursing Care Vol 3, No 3 (2020): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v3i3.24502

Abstract

Kanker merupakan penyakit dimana sel-sel berkembang biak secara tidak normal. Salah satu terapi modalitas dalam pengobatan kanker yaitu kemoterapi. Efek samping yang sering dikeluhkan oleh pasien saat menjalani kemoterapi adalah mual dan muntah. Akupresur merupakan tindakan nonfarmakologi yang dapat mengurangi efek mual muntah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap mual muntah pada pasien kemoterapi. Desain yang digunakan adalah literature review. Artikel dikumpulkan menggunakan database EBSCO dan PubMed dengan kata kunci akupresur, mual, muntah, dan kemoterapi. Kriteria inklusi meliputi artikel yang terbit dari tahun 2000-2019, menggunakan bahasa Inggris, judul sesuai dengan keyword, desain penelitian RCT, dan usia responden baik anak maupun dewasa. Dari hasil pencarian diperoleh 158 artikel dan yang memenuhi kriteria sebanyak 8 artikel. Artikel yang dipilih memiliki full teks, judul yang sesuai dengan keyword, dan desain RCT. Berdasarkan hasil analisa terdapat 5 artikel yang menyatakan bahwa akupresur dapat memudahkan pengeluaran atau membebaskan aliran energy “Qi” yang tersumbat dan mengurangi mual muntah, sedangkan 3 artikel lainnya menyatakan bahwa akupresure tidak efektif untuk mengurangi mual muntah akibat kemoterapi. Tindakan akupresur dapat dijadikan sebagai pilihan alternative intervensi keperawatan dalam mengatasi mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Gambaran Kualitas Hidup Keluarga Dalam Merawat Anak Dengan Leukemia yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung PRILIANA GAMAYANTI; WINDY RAKHMAWATI; AI MARDHIYAH; SITI YUYUN
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 1 (2012): Jan - Mar 2012
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v6i1.148

Abstract

Leukemia adalah penyakit neoplastik yang umumnya terjadi pada anak berusia 2-6 tahun dan ditandai dengan akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang. Pengobatan utama pasien leukemia adalah kemoterapi dalam waktu lama sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup anak dan keluarganya sebagai caregiver. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas hidup keluarga dalam merawat anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan modifikasi instrumen yang dikembangkan oleh Munoz et al (2008) tentang kualitas hidup caregiver penderita kanker. Teknik sampling menggunakan accidental sampling selama 1 bulan sehingga diperoleh sampel sebanyak 33 responden. Hasil penelitian dianalisis menggunakan rumus Skor-T, kemudian diinterpretasikan menggunakan persentase dan distribusi frekuensi.Lebih dari setengah responden yang merawat anak leukemia yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki kualitas hidup tinggi (54,5%) dan hampir setengah responden memiliki kualitas hidup rendah (45,5%). Tingkat kualitas hidup yang dipersepsikan oleh sebagian besar keluarga pada masing-masing dimensi adalahrendah (60,6%) pada dimensi fisik, tinggi (51,5%) pada dimensi psikologis, rendah (54,5%) pada dimensi sosial, dan tinggi (51,5%) pada dimensi spiritual.Kualitas hidup keluarga tinggi karena keluarga telah beradaptasi dengan tanggung jawab perawatan sejak anak mengalami sakit. Saran yang dapat diberikan adalah keluarga dapat mempertahankan kualitas hidup dengan cara meningkatkan peran hubungan personal dan sosial dengan tenaga kesehatan profesional dalam usaha memperoleh informasi, dukungan, serta pengalaman dalam merawat anak dengan penyakit kronis.Kata Kunci: leukemia anak, kemoterapi, kualitas hidup keluarga
PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR MELALUI PENGATURAN SIKLUS PENCAHAYAAN DAN NESTING Dhona Andhini; Nanan Sekarwana; Siti Yuyun Rahayu Fitri
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 8 No. 1 (2021): Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKS.V8i1.15738

Abstract

Tujuan: Bayi prematur seringkali mengalami hipotermi karena berbagai sebab, salah satunya adalah luas permukaan yang lebih besar dari massa tubuh akibat berat badan yang rendah. Hipotermia sangat berbahaya karena dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang akan menyebabkan bayi prematur dalam kondisi kritis dan akhirnya meninggal. Developmental care adalah suatu intervensi komprehensif yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan bayi prematur, berbagai keterbatasan menyebabkan intervensi pendukung developmental care tidak dapat diterapkan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh intervensi nesting dan pengaturan siklus pencahayaan yang merupakan komponen pendukung developmental care terhadap berat badan bayi prematur dengan usia gestasi antara 32-36 minggu. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pre test and post test nonequivalent control group, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan besar sampel 32 bayi prematur yang terdiri dari 16 responden pada kelompok yang mendapatkan pengaturan siklus pencahayaan dan nesting dan 16 responden pada kelompok yang mendapatkan perawatan standar di ruangan. Hasil: Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara rata-rata selisih berat badan bayi prematur pada kelompok yang mendapat perlakuan nesting dan pengaturan siklus pencahayaan dengan kelompok kontrol dengan nilai p value < 0,05 (p value 0,017). Simpulan: Penelitian ini merekomendasikan penggunaan intervensi nesting dan pengaturan siklus pencahayaan dalam penanganan bayi prematur di ruangan.
Edukasi kepada Kader Kesehatan tentang Penatalaksanaan Nyeri pada Bayi dan Anak Siti Yuyun Rahayu Fitri; Windy Rakhmawati; Tuti Pahria; Sri Hendrawati
Media Karya Kesehatan Vol 5, No 2 (2022): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v5i2.35648

Abstract

Kabupaten Pangandaran merupkan wilayah pemekaran dari Kabupaten Ciamis yang diresmikan berdasarkan undang-undang nomor 21 tahun 2012. Berbagai upaya telah dan tengah dilakukan untuk mencapai kemajuan sesuai misi, visi, dan tujuan Kabupaten Pangandaran. Pengabdian pada masyarakat yang dapat dilakukan sebagai landasan untuk pengembangan suatu daerah yang berkelanjutan dapat diarahkan pada upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat yang dilakukan sejak dini. Kualitas hidup pada masa anak akan mempengaruhi masa selanjutnya. Hal yang jarang diperhatikan oleh masyarakat adalah adanya nyeri pada masa bayi baru lahir sehingga penatalaksanaan untuk mengatasi atau menurunkan nyeri pada masa itu jarang dilakukan, padahal nyeri pada masa bayi jika tidak ditangani dapat memberikan dampak yang merugikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup individu. Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberi edukasi pada masyarakat tentang penatalaksanaan nyeri pada bayi dan anak. Metoda yang digunakan adalah analisis situasi dan ceramah interaktif kepada kader kesehatan di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Evaluasi kegiatan menggunakan analisis pretes dan posttest. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pada tahap kajian situasi masyarakat belum merasa yakin bayi baru lahir dapat merasakan nyeri. Setelah edukasi terdapat peningkatan pemahaman yang ditunjukkan dengan peningkatan poin sebesar 21,13 dimana rata-rata nilai pretest sebesar 65,48 ± 23,96 dan posttest 86,61± 18,10. Kata kunci: Anak, bayi, Desa Cintaratu, nyeri.
Optimalisasi Pencegahan Tuberkulosis melalui Peer Group Support pada Remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan Windy Rakhmawati; Siti Yuyun Rahayu Fitri; Fanny Adistie
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12254

Abstract

ABSTRACT Indonesia merupakan negara ketiga sebagai Tuberkulosis (TB) burden countries di dunia. TB pada remaja cenderung lebih menular, namun pengetahuan dan persepsi remaja tentang TB masih kurang sehingga remaja rentan tertular TB. Untuk itu diperlukan sebuah pendekatan komprehensif berupa promosi kesehatan sebagai upaya dalam menurunkan angka kejadian TB pada remaja. Promosi kesehatan dengan melibatkan remaja serta teman sebaya sebagai lingkungan terdekat dapat mengoptimalkan pencegahan TB di kalangan remaja. Oleh karena itu peer group support sangat diperlukan saat ini untuk mengoptimalkan pencegahan TB. Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual atau daring (hybrid) bekerja sama dengan mahasiswa dengan melakukan pendidikan kesehatan dan membentuk kader-kader remaja Palang Merah Remaja (PMR) untuk pencegahan Tuberkulosis sekaligus melakukan skrining TB secara online untuk menemukan kasus TB pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Pengabdian dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2021. Total remaja yang mengikuti pendidikan kesehatan berjumlah 45 orang. Sementara itu terbentuknya kader-kader peer group support sebanyak 36 orang. Formulir skrining tersebar kepada 105 remaja dan ditemukan 16 remaja yang harus dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kegiatan pengabdian masyarakat terkait optimalisasi pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinagor dan Tangerang Selatan dinilai efektif dan dapat meningkatkan partisipasi remaja dalamupaya pencegahan TB. Diharapkan optimalisasi pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan dapat menjadi pelopor remaja lainnya dalam mengoptimalkan pencegahan TB di kalangan remaja. Kata Kunci: Peer group supports, Pencegahan, Remaja, Tuberkulosis  ABSTRAK Indonesia has the third rank as Tuberculosis (TB) burden countries in the world. TB in adolescents tends to be more contagious, however knowledge and perceptions of adolescents about TB are still lacking so adolescents are at risk for contracting TB. For this reason, a comprehensive approach is needed in the form of health promotion as an effort to reduce the incidence of TB in adolescents. Health promotion by involving adolescents and their peers as the closest environment can optimize TB prevention among teenagers. Therefore, peer group support is very necessary at this time to optimize TB prevention.  The aim of this research is to optimize the prevention of Tuberculosis through peer group support for adolescents in Jatinangor and South Tangerang. This activity is carried out virtually or online (hybrid) in collaboration with students by conducting health education and forming PMR youth cadres to prevent Tuberculosis as well as conducting online TB screening to find TB cases in teenagers in Jatinangor and South Tangerang. The implementation of this activity is carried out in three stages, namely the preparation stage, implementation, and follow-up stage. The community service program will be carried out from June to August 2021. The total number of teenagers who took part in health education was 45 people. Meanwhile, 36 peer group support cadres were formed. Screening forms were distributed to 105 teenagers and 16 teenagers were found who needed to be referred for further examination. Conclusion: Community service activities related to optimizing Tuberculosis prevention through peer group support for adolescents in Jatinagor and South Tangerang are considered effective and can increase adolescent participation in TB prevention efforts. It is hoped that optimizing Tuberculosis prevention through peer group support for adolescents in Jatinangor and South Tangerang can be a pioneer for other adolescents in optimizing TB prevention among adolescents. Keywords: Adolescents, Peer group supports, Prevention, Tuberculosis
Resiliensi Remaja di Wilayah Pesisir: A Scoping Review Nur'aeni, Yuni; Fitri, Siti Yuyun Rahayu; Kurniawan, Kurniawan
Jurnal Keperawatan Vol 16 No 3 (2024): Jurnal Keperawatan: September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v16i3.1788

Abstract

Remaja merupakan fase transisi dari anak-anak menuju dewasa dengan berbagai perkembangan termasuk hormonal dan psikologis. Resiliensi dapat membantu remaja dalam menentukan tujuan hidup dengan pendekatan kekuatan yang dimiliki. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi remaja di wilayah pesisir dengan berbagai keadaan yang ada di wilayah tersebut. Artikel menggunakan pendekatan scoping review. Artikel yang dipilih sesuai kriteria inklusi yaitu artikel terpublikasi 10 tahun terakhir (2013-2023), artikel primer, full-text, artikel dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pencarian artikel menggunakan kerangka kerja PCC dengan kata kunci “Remaja”, “Resiliensi”, dan “Pesisir” melalui database elektronik yaitu Scopus, ScienceDirect, PubMed, CINAHL, DOAJ, Garuda dan Google Scholar. Artikel ini mengikuti pedoman The Preferred Reporting Item for Systematic Reviews and Meta-analysis for Scoping Review (PRISMA-ScR). Resiliensi remaja dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Wilayah pesisir memiliki karakteristik selalu berubah-ubah dan rentan terkena bencana alam. Maka remaja yang tinggal di wilayah pesisir memiliki resiliensi untuk mencegah terjadinya masalah pada kesehatan mental remaja. Berdasarkan hasil review artikel, remaja yang mengalami bencana alam di wilayah pesisir memiliki tingkat resiliensi yang baik yang dipengaruhi oleh koping, kemampuan adaptasi, percaya diri, religiusitas atau dukungan spiritual, dukungan sosial, dan humor.
Gambaran Resiliensi Remaja pada Keluarga Nelayan Nuraeni, Yuni; Fitri, Siti Yuyun Rahayu; Kurniawan, Kurniawan
Jurnal Keperawatan Vol 16 No 4 (2024): Jurnal Keperawatan: Desember 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v16i4.2037

Abstract

Karakteristik kelompok nelayan dipengaruhi oleh lingkungan pesisir maka fungsi keluarga seperti fungsi ekonomi, sosial dan koping terganggu yang dapat menyebabkan masalah psikologis pada remaja. Resiliensi menjadi solusi guna mencegah masalah dan remaja dapat bertahan pada kondisi tersebut. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran resiliensi remaja pada keluarga nelayan di Kabupaten Pangandaran. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu remaja pada keluarga nelayan di Dusun Bojongsalawe, Kabupaten Pangandaran dengan jumlah sampel sebanyak 128 responden dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner The Child and Youth Resilience Measure-Revised (CYRM-R) versi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah sampel penelitian yaitu sebanyak 75% remaja keluarga nelayan memiliki kategori resiliensi tinggi. Sumber daya sosial dan fisik yang ada di wilayah pesisir membantu remaja dalam memiliki karakter resiliensi dan mempertahankan kesejahteraan remaja secara psikologis.