Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PUSAT KEBUDAYAAN SANGIHE. Eco Architecture Magdalena Y. Laming; Octavianus H. A. Rogi; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19210

Abstract

Mengingat pembangunan hakekatnya adalah pembangunan manusia untuk kepentingan manusia. Sebab itu di samping pembangunan ekonomi, kita pun terus membangun segi lain dari kehidupan  yaitu : Politik, Sosial, Budaya, Pendidikan, Mental, dan sebagainya. Untuk itu pembangunan Pusat Kebudayaan juga diperlukan untuk mengembangkan dan memajukan budaya yang ada. Karna dapat dipastikan jika fokus pembangunan hanya pada salah satu atau ada segi lain yang ditinggalkan dalam arti pembangunan yang tidak merata maka akan menimbulkan ketimpangan sosial pada manusianya atau penurunan kwalitas sumber daya manusia di wilayah tempat pembangunan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan itu sendiri adalah faktor dari dalam dan dari luar namun kedua hal ini pun yang menjadikan pembangunan itu semakin berkembang.Kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi utara, Indonesia juga mengalami berbagai pengaruh dari luar maupun dari dalam. Namun hal ini lebih banyak membawa pengaruh buruk terhadap kebudayaan yang ada, yaitu ketertarikan akan budaya asing lebih besar dari pada budaya yang ada di Sangihe itu sendiri, rasa cinta dan kebanggaan terhadap daerah mulai hilang di mata masyarakat Sangihe, selain itu belum adanya wadah yang menanpung setiap benda-benda bersejarah atau cagar budaya yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. untuk mengatasi masalah ini dan mencapai tujuan diatas adalah dengan menciptakan suatu wadah yang tetap dan berfungsi secara optimal yang dapat memelihara kebudayaan daerah dari waktu ke waktu.Kata Kunci : Sangihe, Pusat Kebudayaan, Eco-Architecture
KAMPUNG SUSUN DI MANADO. Social Design Muhammad Farid Al Asy Ary; Dwight M. Rondonuwu; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.20837

Abstract

Kampung Susun adalah representasi dari hunian vertikal, rumah susun, atau kampung vertikal. Kata kampung disertakan karena fungsi bangunan yang mewadahi hunian warga serta seluruh aktifitas kampung. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan kawasan permukiman kumuh, terdapat 25 lokasi kumuh yang tersebar di Kota Manado. Dengan menerapkan tema Social Design pada perancangan Kampung Susun, bangunan akan fokus kepada faktor manusia dengan menitikberatkan pada konsep pembangunan berkelanjutan yaitu aspek lingkungan binaan yang ekonomis dengan pengembangan lingkungannya. Tujuan perancangan kampung susun adalah untuk merancang ruang layak huni bagi masyarakat dalam kawasan permukiman kumuh di Kota Manado khususnya di daerah yang termasuk prioritas pemerintah yaitu di sepanjang sungai das tondano dalam hal ini yaitu Kelurahan Komo Luar. Pendekatan dalam proses perancangan ini melalui kajian tipologi objek, konsep tematik, dan pendekatan terhadap analisa tapak dilakukan dengan metode perancangan J.C Jones untuk mendapatkan kebutuhan pengguna sebagai kontrol dalam perencangan Kampung Susun. Semua informasi di analisa, lalu disintesiskan untuk menghasilkan konsep tertentu sesuai gagasan awal kemudian di evaluasi. Tahap evaluasi akan menjadi pijakan dalam optimalisasi perancangan. Hasil dari proses perancangan terdiri dari layout, site plan, denah, tampak, potongan, perspektif, dan gambar lainnya. Tema Social Design diterapkan pada ruang – ruang public seperti koridor, taman - taman, dego – dego, fly over antar lingkungan, boulevard kuala, dll.Kata Kunci : Rumah Susun, hunian vertikal, kampung, social design.
SEKOLAH SEPAK BOLA DI MANADO. Self Enclosed Modernity - Tadao Ando Michael Salilo; Fela Warouw; Faizah Mastutie
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21251

Abstract

Sepakbola adalah  salah satu media olahraga untuk mengenali diri dan mengasah mind body-soul, dimana mengacu pada pengalaman yang dicapai melalui latihan terus menerus sampai mencapai chemistry tubuh, pikiran dan jiwanya. Sekolah Sepak Bola” adalah suatu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan vokasi cabang olahraga sepak bola pada anak sejak usia dini yang akan dilatih baik secara teori maupun praktek sesuai dengan kurikulum yang sudah dibuat oleh sekolah sepak bola tersebut dengan kurun waktu tertentu.Dalam hal ini Self Enclosed Modernity – Tadao Ando merupakan sebuah konsep perancangan yang pada dasarnya merupakan gabungan dari konsep kesederhanaan bentuk, kealamian, dan konsep kekosongan pada diri manusia itu sendiri. Jadi dengan kata lain, Self Enclosed Modernity sangat menjamin rancangan bangunan Sekolah Sepak bola terutama untuk menghadirkan perasaan ketenangan, kesederhanaan, dan harmonisasi yang menyediakan kebutuhan akan kenyamanan dan penunjang aktivitas dari setiap pengguna bangunan didalamnya, terutama dalam membentuk kebutuhan spiritualnya melalui olahraga, sehingga mampu mencapai chemistry mind body-soul.Kata Kunci: Sekolah Sepak Bola, Self Enclosed Modernity, Tadao Ando  
PERANCANGAN RESORT HOTEL DI LIKUPANG. Floating Architecture Muhammad W. E. Sondakh; Herry Kapugu; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21266

Abstract

Resort Hotel di Likupang adalah sebuah wadah arsitektural dalam bentuk hunian penginapan terapung yang dibangun untuk memfasilitasi para wisatawan mancanaegara atau wisatawan lokal yang datang berkunjung ke kecamatan Likupang Barat, lebih tepatnya pulau Lihaga.Keindahan alam pulau Lihaga, berupa pantai dan kondisi bawah lautnya adalah alasan mengapa pulau yang dijadikan tujuan liburan wisatawan ini perlu difasilitasi dengan bangunan penginapan. Yang dimana dengan kondisi alam, seperti keadaan laut, baik dari segi kedalaman dan ketinggian gelombang, serta angin dan curah hujan merupakan indikator perancangan sebuah Floating Resort di Lihaga yang akan menghasilkan desain baru di wilayah Sulawesi Utara, khususnya wilayah pariwisata pantai dalam menarik perhatian para wisatawan mancanegara agar deposit ekonomi negara dapat mengalami peningkatan dalam sektor pariwisata, terutama daerah Sulawesi Utara sendiri.Kata kunci : Floating Resort, Resort Hotel, Floating Architecture
MEDAN OCEANARIUM PARK. Arsitektur Metafora Rebecca A. G. Hutabarat; Fela Warouw; Claudia S. Punuh
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24637

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memliki kekayaan laut yang melimpah. Kekayaan laut inilah yang menjadi andalan pemerintah dalam menunjang pembangunan bangsa dan devisa negara melalui sector pariwisata. Pengembangan wisata bahari merupakan salah satu pemanfaatan kekayaan laut dan keindahan bawah laut  yang  sangat diminati oleh para wisatawan. Oceanarium adalah salah satu objek wisata bahari laut yang memungkinkan kita melihat keindahan bawah laut tanpa harus menyelam. Oceanarium ini bertujuan sebagai salah satu wahana rekreasi serta edukasi mengenai kekayaan alam laut Indonesia kepada para wisatawan. Selain itu diharapkan meningkatkan sektor pariwisata, pendidikan maupun ekonomi. Pantai Cermin terletak di Kabupaten Serdang Bedagai,  Sumatera Utara. Dalam peraturan pemerintah Serdang Bedagai, Kawasan Pantai Cermin Theme Park merupakan kawasan pengembangan pariwisata. Lokasi objek perancangan Oceanarium berada di Kawasan Pantai Cermin Theme Park. Serta Tema yang dipilih dalam objek perancangan adalah Arsitektur Metafora.Kata kunci : Oceanarium, Pantai Cermin, Metafora
PUSAT KEGIATAN LANSIA. Arsitektur Perilaku Candle D. P. Lang; Fela Warouw; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25049

Abstract

Pusat Kegiatan Lansia merupakan sebuah tempat yang mewadahi berbagai kegiatan yang dikhususkan bagi para lansia. Di kota Manado sangat jarang ditemui fasilitas yang dikhususkan untuk lansia. Hal ini tidak seimbang dengan terus bertambahnya jumlah penduduk lansia dari tahun 2011 – 2016. Inilah yang melatar belakangi perancangan Pusat Kegiatan Lansia di Manado. Persoalan desain dari perancangan ini adalah bagaimana merancang sebuah fasilitas yang dikhususkan untuk para lansia dengan mempertimbangkan perilaku dari lansia. Dan tujuan perancangan adalah untuk merancang sebuah objek (Pusat Kegiatan Lansia) yang bisa memfasilitasi berbagai kegiatan para lansia dengan mempertimbangkan perilaku dari lansia. Metode perancangan yang digunakan merupakan metode perancangan Glass box dari J. Christopher Jones. Melaui metode desain ini dapat di ketahui bagaimana proses pengumpulan data, analisis, sintesa, sampai pada hasil dari desain itu sendiri. Kemudian digabungkan pendekatan Arsitektur Perilaku. Hasil yang diperoleh yaitu desain Pusat Kegiatan Lansia dengan pendekatan Arsitektur Perilaku yang di aplikasikan pada rancangan bangunan itu sendiri. Penerapan tema berdasarkan aspek fisiologis dan psikologis dari lansia. Kata Kunci: Pusat Kegiatan Lansia, Fasilitas Lansia, Arsitektur Perilaku, Aspek Fisiologis, Aspek Psikologis
PERANCANGAN APARTMEN DI AMBON. Arsitektur Kontemporer Brian J. Pattiasina; Roosje J. Poluan; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25552

Abstract

Kota ambon pada beberapa tahun ini sedang gencar-gencarnya mengembangkan potensi-potensi yang ada disetiap sektor. Pengembangan di bagian sektor bisnis dan pariwisata bertujuan menarik investor lokal maupun mancanegara untuk menanam modal, hal ini mengakibatkan kota ambon diserbu oleh para pendatang yang jumlahnya terus meningkat disetiap tahun. Jumlah penduduk kota ambon pada tahun 2017 adalah sebanyak 376.152 jiwa dan terkonsentrasi di kecamatan sirimau dengan penduduk sebesar 1.857,64 jiwa/ . Sebagai pusat dari pelabuhan, pariwisata, dan pendidikan, jika dibandingkan dengan jumlah jiwa yang ada luas lahan yang tersisa tidaklah cukup untuk menampung. Maka dari itu perlunya hunian vertical dikota ambon seperti apartemen. Oleh karena itu, dengan pembangunan apertemen ini diharapkan agar dapat menyediakan tempat tinggal yang nyaman, praktis, dan efisien bagi masyarakat. Dengan menggunakan tema arsitektur kontemporer pada bangunan apartemen ini akan bertahan melewati perkembangan zaman karena gaya arsitektur kontemporer menampilkan bentuk yang unik dan komplek. Kata Kunci :   Apartment, Arsitektur Kontemporer, Ambon 
CHRISTIAN YOUTH CENTER DI AMURANG. Arsitektur Simbolisme Farly R. Sangkoy; Windy Mononimbar; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.29011

Abstract

Indonesia sebagai negara yang majemuk dengan berbagai macam suku bangsa, bahasa dan agama merupakan Negara yang ber-Ke-Tuhanan, sesuai dengan ideologi Pancasila sila pertama yaitu Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa. Atas dasar ideologi Pancasila, negara menjamin kebebasan dalam kehidupan umat beragama untuk memilih dan beribadah  menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Kabupaten Minahasa Selatan yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, yang memiliki penduduk yang mayoritas beragama Kristen. Di mana anak muda Kristen yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan seperti kegiatan Festival Seni Pemuda yang dilaksanakan setiap tahunnya, kegiatan seminar-seminar keKristenan yang hampir tiap bulan dilaksanakan, kegiatan AEYA, dll.Untuk mewadahi kebutuhan tersebut maka diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang, akan tetapi di Kabupaten Minahasa Selatan, belum ada fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan tersebut untuk bisa menunjang kegiatan kerohanian komunitas remaja/pemuda. Kehadiran Christian Youth Center diharapkan bisa menjadi salah satu wadah yang dapat menampung aktifitas remaja/pemuda Kristen dengan fasilitas yang memadai dan menjadi tempat pelatihan bagi siapapun yang memiliki keinginan untuk mengembangkan talenta dalam melayani Tuhan. Pada perancangan Christian Youth Center di Amurang, “Arsitektur Simbolisme” digunakan sebagai pendekatan tema. Istilah simbolisme pada dasarnya berbicara tentang tanda dan simbol. Lewat Penggunaan tema tersebut diharapakan Christian Youth Center di Amurang dapat menjadi media komunikasi Firman Tuhan secara arsitektural. Kata Kunci: Arsitektur, Christian Youth Center, Simbolisme
GALERI BATIK DI MANADO. Arsitektur Metafora Feibriani K. Sumadi; Fela Warouw; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.30869

Abstract

Batik merupakan warisan budaya nusantara yang seharusnya untuk di lestarikan. Setiap daerah di Indonesia memiliki beragam batik yang menjadi ciri khas tersendiri, mulai dari setiap motif batik, cara membuat, pun mengandung corak dan makna yang berbeda-beda di tiap daerahnya. Begitupun Sulawesi Utara yang memiliki kain khas tradisionalnya yang dikenal yaitu batik Bentenan, batik Pinawetengan dan batik Bercerita. Fakta yang ada sekarang ketiganya memiliki galeri masing-masing tetapi tidak berada dalam kesatuan bangunan. Maka diperlukan galeri batik yang dapat mewadahi ketiga batik yang ada, didalamnya terdapat fasilitas yang menunjang bagi para pengunjung untuk mengenal lebih batik khas Sulawesi Utara lewat kegiatan didalamnya, mulai dari ruang pameran, ruang kerajinan, ruang proses membatik, ruang worshop dan ruang-ruang yang menunjang dengan tujuan untuk melestarikan batik agar dapat dinikmati hingga anak cucu. Pemilihan lokasi strategis yang berada di pusat kota, yaitu Kota Manado. Dengan menggunakan tema Arsitektur Metafora pada Galeri Batik di Manado, dapat memberi kesan tersendiri pada bangunan untuk mengarahkan pengguna maupun pengamat mendapatkan ketertarikan lewat visual dan non visual.Kata Kunci: Galeri Batik, Manado, Arsitektur Metafora 
RUMAH SAKIT UMUM TIPE C DI BOLAANG MONGONDOW. Green Architecture Angga A. A. Wonggo; Pierre H. Gosal; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.31105

Abstract

RSUD Datoe Binangkang di Bolaang Mongondow Merupakan salah satu Institusi pelayanan Kesehatan secara paripurna yang sudah berdiri sejak tahun tahun 2002 oleh Pemerintah Daerah dengan keadaan fisik bangunan yang kurang tertata dengan baik dan kurangnya fasilitas sarana dan prasarana sehingga perlu untuk di desain agar memliki bangunan yang lebih baik dan fasilitas yang lebih memadai dari yang sebelumnya.Redesain Rumah Sakit Datoe Binangkang (RSUD) tipe C ini menggunakan pendekatan tema Green Arsitektur yang merupakan strategi desain untuk menghadirkan Rumah Sakit yang ramah lingkungan dan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang selaras dengan alam. Hal tersebut di maksudkan untuk memberikan harapan hidup dan mempercepat proses penyembuhan (Natural Healing) serta memberikan rasa nyaman bagi pengguna rumah sakit secara keseluruhan  Kata Kunci : Redesain, RSUD Datoe Binangkang, Green Architecture