Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA DI KOTA MANADO. Arsitektur Perilaku Gerald C. Manan; Papia, J. C. Franklin; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i2.32077

Abstract

Rumah sakit khusus jiwa atau yang lebih sering kita sebut rumah sakit jiwa (RSJ) merupakan tempat untuk merawat pasien dengan gangguan mental atau gangguan kejiwaan, baik dari skala ringan sampai pada serius yang membutuhkan perawatan khusus. Di Manado sendiri, rumah sakit jiwa sudah ada dan sudah beroperasi dengna cukup baik. Akan tetapi fasilitas dan penanganan akan pasien masih kurang atau jauh dari standar yang ada. Ini terjadi dikarenakan perancangan akan rumah sakit jiwa sering tidak berpusat pada pasien yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perancangna rumah sakit jiwa ini akan menggunakan arsitektur perilaku. Arsitektur perilaku sendiri memiliki cara perancangan yang memusatkan pada perilaku pengguna terhadap object atau rancangan bangunan yang akan dibangun. Dengan penggunana arsitektur perilaku diharapkan dapat memberikan jawaban atas masalah yang sering terjadi pada rumah sakit jiwa pada umumnya. Metode perancangan yang dipakai juga merupakan metode perancangan dari Horst Rittle, yang menggabungkan proses desain generasi I dan generasi II. Hasil perancangan nanti diharapkan dapat berfungsi sesuai dengan harapan dan sesuai dengan standar penanganan akan pasien yang memiliki gangguan kesehatan jiwa.Kata kunci : Rumah Sakit Jiwa, gangguan mental, Arsitektur perilaku
PUSAT REHABILITASI PENGGUNA NARKOTIKA DI MANADO, Arsitektur Holistik Juningsih T. A. Karaeng; Fela Warouw; Esli D. Takumansang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i2.34559

Abstract

Narkoba dan Psikotropika (NAPZA) merupakan zat adiktif yang marak dipersalahgunakan oleh penggunanya. Penggunakan zat narkotika secara berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan terhadap obat tersebut. Tingginya jumlah pengguna narkotika menjadi salah satu pusat konsentrasi pemerinta Indonesia, karena itu dilakukan rehabilitasi sebagai upaya utama dalam mengurangi tingkat pengguna narkotika. Provinsi Sulawesi Utara merupakan wilayah dengan tingkat prevelensi yang tergolong tinggi dengan 1,71% dari 1,7 juta penduduk terindikasi norkoba (Kepala BNNP Sulawesi Utara, Drs. Utomo Heru Cahyono, M.Si - Rabu, 31 Juli 2019) dengan fasilitas rehabilitasi yang sangat sedikit, tercatat hanya terdapat 2 fasilitas rawat inap dan 11 fasilitas rawat jalan serta 1 gedung rehab wajib lapor. Hal ini menjadi dorongan dalam merancang Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkotika di Manado sebagai wadah rehabilitasi yang memadahi dan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia. Rancangan desain pusat rehabilitasi mengggunakan metode perancangan dengan pendekatan tipologis dengan tema holistic yang memberikan lingkungan yang menyembuhkan yang secara langsung berhubungan dengan struktur tubuh manusia serta dapat memberikan efek menenangkan dengan suasana lingkungan yang manusiawi serta penampilan bangunan yang mendukung konsep rehabilitasi tanpa mengabaikan kondisi psikologis serta semua aspek diri yaitu fisik, mental, emosional, dan spiritual rehabilitant yang pada dasarnya bertujuan untuk melakukan penyembuhan. melalui lingkungan binaan kemudian dapat mempercepat kebutuhan pecandu dalam proses pemulihan. Teknik pengumpulan data yaitu survey langan, studi literatur, serta Analisa data yang telah didapatkan. Menggunakan Menggunakan metode perancangan Glass Box oleh J. Christoper Jones. Hasil dari objek ini yaitu untuk menggambarkan bangunan teknik yang merupakan fasilitas rehabilitasi yang memberikan dampak baik terhadapap lingkungan, terdapat sebuah keharmonisasian antara bangunan dengan lingkungan keseluruhan, berkelanjutan serta sesuai dengan prinsip holistik sehingga memberikan efek dan rasa nyaman, aman, serta tenang yang dapat menstimulasi rehabilitant agar proses penyembuhan diri dapat berlangsung dengan baik agar dapat kembali menjalankan fungsi sosial di masyarat. Kata Kunci: Pusat Rehabilitasi, Pengguna Narkotika, Arsitektur Holistik
REDESAIN TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI MAKASSAR, Arsitektur Simbiosis Fandi Aswar; Rachmat Prijadi; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i2.34625

Abstract

Perancangan ulang terminal penumpang Angkutan Laut di Makassar merupakan proses perancangan ulang.Dalam perencanaan atau perancangan, ruang tunggu penumpang, struktur dan fungsi bangunan harus diubah, dan personel atau barang akan dipindahkan dari lokasi yang bersangkutan ke lokasi lain. Tempat untuk memperbaiki sistem yang mungkin lebih baik. Berada di terminal pelabuhan Makassar.Salah satu tempat penting dalam sistem transportasi adalah Terminal, Tempat penumpang dan kargo masuk dan keluar dari sistem aktivitas. Terminal penumpang adalah prasarana mengangkut yang digunakan untuk menjemput dan menurunkan penumpang, mengubah moda transportasi internal dan / atau umum, serta mengatur kedatangan dan keberangkatan.. Bangunan terminal penumpang memiliki terminal penumpang yang menyediakan segala layanan untuk kebutuhan perjalanan penumpang, seperti ruang tunggu, kantor maskapai pelayaran, loket tiket, mushola, toilet, kantor imigrasi, bea cukai, keamanan, pemimpin pelabuhan, dll. Oleh karena itu tujuan utama perancangan ulang terminal adalah untuk memperbaiki fasilitas dan merobohkan, mengurangi dan menambah ruang sesuai dengan temanya yaitu arsitektur simbiosis bertema simbiosis dan simbiosis simbiosis pada ruang ground indoor dan outdoor. disusun sesuai dengan aplikasi tema.Kata Kunci : Arsitektur, Simbiosis, Redesain Terminal Penumpang Angkutan Laut Di Makassar
REDESAIN PASAR TRADISIONAL 66 BAHU DI KOTA MANADO, Arsitektur Hijau Madonna L. Menanti; Ricky M. S. Lakat; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i2.34644

Abstract

Pasar tradisional 66 Bahu merupakan pasar yang dibangun pada tahun 1966, yang berlokasi di kecamatan Malalayang Kota Manado dimana pada awalnya Pasar ini memiliki nama yaitu “Pasar Kilat” dikarenakan aktivitas yang hanya berlangsung dari jam 06:00-10:00 . Dengan berjalannya waktu, pasar ini berganti nama menjadi “Pasar 66 Bahu”dikarenakan aktivitas yang berdagang sudah tidak singkat yakni menjadi jam 04:00 – 20:00. Pedagang dari Pasar 66 Bahu ini sebagian merupakan penduduk Kelurahan Bahu yang memiliki kios di sekitar pasar. Selain itu, terdapat juga pedagang yang berasal dari Kota Manado dan Luar KotaManado yang biasanya menjual dagangan segar (sayur, buah, daging merah, dan ikan). Dengan berbagai jenis pedagang, pasar ini hanya dapat mewadahi ±1202 . Dengan demikian, Pasar 66 Bahu memiliki permasalahan utama, yaitu luas area yang tidak dapat menampung dan mewadahi aktivitas pasa. Walaupun pemerintah telah merelokasi Pasar 66 Bahu tetapi permasahalan utama ini tidak menjadi solusi dikarenakan hingga kini masih banyak pedagang yang berdagang di lokasi Pasar 66 Bahu. Oleh karena itu,, diperlukannya solusi yang lebih efektif untuk menanggulangi permasalahan Pasar 66 Bahu, yaitu dengan mendesain ulang atau Redesain Pasar 66 Bahu agar lebih dapat mewadahi kegiatan dan menyediakan fasilitas yang layak yang dapat menunjang kegiatan pasar dengan menggunakan tema Arsitektur Hijau sehingga mendukung terhadap solusi terhadap permasalahan sekaligus baik terhadap lingkungan sekitar.Kata Kunci: Redesain. Pasar Tradisional, Arsitektur Hijau
SEKOLAH TINGGI PSIKOLOGI DI MANADO: Salutogenik Sebagai Pendekatan Desain Sandy A. H. Manuhutu; Alvin J. Tinangon; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut data peserta SBMPTN peminat jurusan ilmu psikologi memiliki kenaikan jumlah peminat dari tahun 2016 sampai 2020, contohnya di Universitas Indonesia (UI) yang memiliki kenaikan rata-rata jumlah peminat sebesar 27% pertahun, contoh lainnya di Universitas Gadjah Mada yang memiliki kenaikan rata-rata jumlah peminat sebesar 37% pertahun dan di Universitas Negeri Manado (UNIMA) yang memiliki kenaikan rata-rata jumlah peminat sebesar 5% pertahun. Perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan ilmu psikologi di Sulawesi utara hanya ada di Universitas Negeri Manado (UNIMA) yang berada di Tondano, sayangnya Universitas Negeri Manado hanya menyediakan pendidikan S1 sehingga untuk mengambil pendidikan profesi atau melanjutkan pendidikan S2/S3 tetap harus mengambil pendidikan di luar Sulawesi Utara. Selain strata pendidikan di Universitas Negeri Manado (UNIMA) yang hanya setingkat S1, Kota Manado juga membutuhkan penambahan tenaga kesehatan pada bidang psikologi klinis untuk membantu pengobatan dan perawatan orang dengan gangguan kejiwaan. Kata Kunci: Sekolah Tinggi, Psikologi, Salutogenik sebagai pendekatan desain
PLACE MAKING DI RUANG PUBLIK TEPI LAUT KOTA MANADO Reny Syafriny; Linda Tondobala; Judy O. Waani; Fela Warouw
MEDIA MATRASAIN Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v10i1.4091

Abstract

Perkembangan tepi laut kota Manado, yang didominasi oleh pembangunan pusat perdagangan dan rumah makan telah mengurangi peluang warga untuk mengakses tepi laut untuk berekreasi. Meski terdapat dalam jumlah dan jenis yang sangat terbatas, ruang rekreasi yang disediakan kurang memberikan peluang maksimal bagi warga untuk beraktivitas karena dirancang dan dikelola tidak berdasarkan kebutuhan pengguna.Placemaking adalah sebuah filosofi, konsep, dan pendekatan yang memberi sinergi maksimal antara kualitas ruang dan kualitas manusia secara berimbang dalam perancangan dan evaluasi ruang yang dianggap gagal dalam penyelenggaraan ruang publik. Prinsip kerjanya adalah pendekatan berbasis pengguna yang mampu membantu warga kota merubah ruang publiknya menjadi tempat yang hidup dan menyenangkan untuk dikunjungi di waktu senggang.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai keterikatan warga kota dengan ruang tepi laut, mengungkap jenis aktivitas dan tingkat kepuasan warga terhadap kondisi ruang rekreasi yang ada guna menetapkan kebutuhan rancangan. Metode yang digunakan adalah kuesioner tertutup dan terbuka dengan analisis kualitatif eksploratori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat warga untuk berekreasi di tepi laut cukup tinggi, namun peluang untuk melakukannya sangat terbatas karena penyediaan fasilitas penunjang tidak mendukung kegiatan yang diinginkan.Kata kunci : placemaking, ruang publik, rekreasi, pengguna ruang.
TINJAUAN “ANALYTICAL SCALE OF PARTICIPATION” TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA Johanes D. Lahunduitang; Fela Warouw
MEDIA MATRASAIN Vol. 10 No. 2 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v10i2.4107

Abstract

Peran Masyarakat dalam penataan ruang sangatlah vital. Keikutsertaan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam penataan ruang secara langsung dapat menyukseskan pelaksanaan program. Levels of participation arnstein dapat mengukur kadar partisipasi masyarakat dengan melihat tingkat partisipasi yang disesuaikan dengan jenis penataan ruang yang diselenggarakan. Kajiananalytical scale of participation dan level of satisfaction dapat menjadi salah satu solusi untuk menetapkan tingkat partisipasi masyarakat karena diisamping dapat memberikan gambaran peran masyarakat juga dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan penataan ruang.Keywords : arnstein, doxiadis, komunitas, partisipasi, tata ruang
ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN DI AREA SEMPADAN DANAU TONDANO Gryzella L. Tangkau; Windy Mononimbar; Fela Warouw
MEDIA MATRASAIN Vol. 17 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v17i2.37035

Abstract

Perkembangan wilayah pada dasarnya sangat mempengaruhi banyak aspek yang tekait, salah satunya penggunaan lahan yang berakibat pada alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan, namun sering juga terjadi di wilayah pedesaan bahkan di kawasan-kawasan lindung, seperti di kawasan sempadan danau. Kawasan sempadan Danau Tondano yang merupakan kawasan lindung adalah salah satu area yang padat aktivitas masyarakat, diantaranya kegiatan perkebunan, budidaya perikanan dan kawasan permukiman warga. Hal inilah yang memicu terjadinya alih fungsi lahan yang semakin besar di kawasan sempadan danau. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis alih fungsi lahan di area sempadan Danau Tondano. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis keruangan (spasial) menggunakan software ArcGIS untuk menganalisis alih fungsi lahan dan luasan  lahan yang berubah dari tahun 2010, 2015, 2020 serta analisis alih fungsi lahan eksisting dengan peruntukan lahan dari RTRW. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perubahan lahan dimana ada 4 fungsi lahan mengalami kenaikan luasannya yaitu lahan Danau/Situ, Perkebunan, Permukiman, dan Tegalan/Ladang. Terdapat 2 fungsi lahan yang mengalami penurunan luasannya yaitu lahan Sawah dan Semak Belukar. Perbandingan dengan data dari RTRW, terdapat dua jenis kawasan dari RTRW yang tidak ada dalam data eksisting yaitu Kawasan Lindung diantaranya ada Kawasan Perlindungan Setempat dan Kawasan Rawan Banjir.
COMMUNITY CENTER DI PULAU SIAU: Nearly Zero-Energy Building David I. Rottie; Sangkertadi; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi utara, karena usianya yang terbilang masih muda, tentu masih banyak kekurangan. Salah satunya adalah fasilitas pusat pelayanan publik yang berfungsi untuk menampung berbagai kegiatan masyarakat. Adanya fasilitas-fasilitas pelayanan publik sangat penting bagi suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama bagi komunitas yang melakukan kegiatan rutin, juga bagi anak-anak muda yang membutuhkan medium bagi mereka untuk berkreasi. Untuk menjawab permasalah-permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu bangunan Community Center. Dengan mempertimbangkan kondisi masyarakat maka Communtity Center yang akan dirancang akan memiliki fungsi utama untuk kegiatan-kegiatan Olahraga. Dan untuk mengedukasi masyarakat tentang energi terbarukan maka Communtity Center yang akan dirancang akan mengangkat tema Nearly Zero-Energy Building agar dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk tidak lagi bergantung pada energi tak terbarukan. Comuunity Center ini dilakukan dengan menggunakan metode dan analisis yang baik. Dalam hal ini, metode yang digunakan untuk perancangan adalah metode kotak kaca. Dalam metode ini, desainer terlebih dahulu mengidentifikasi desain mana yang akan dibuat. Dalam hal ini adalah Community Center. Penelitian tentang kebutuhan listrik dan pemanfaatan panel surya merupakan salah satu Langkah dari metode kotak kaca, kemudian studi yang didapatkan dpat diterapkan agar dapat merancang sebuah bangunan yang hemat energi. Dari latar belakang, tujuan dan metode yang dijelaskan di atas, diharapkan perancangan Community Center akan menjadi sebuah tempat yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat dimana objek ini dapan menjadi sarana bagi masyarakan untuk berolahraga maupun bersantai serta bisa menarik perhatian wisatawan local maupun non-lokal. Kata Kunci : Pulau Siau, Community Center, Nearly Zero-Energy Building
REDESAIN OBJEK WISATA BUNTU SINGKI DI KABUPATEN TORAJA UTARA: Arsitektur Neo Vernakular Widyal Sara; Fela Warouw; Amanda S. Sembel
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 12 No. 4 (2023): DASENG Volume 12 Nomor 4, Oktober 2023
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagi perekonomian Perekonomian Indonesia, sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat penting. Keindahan alam, tradisi budaya, dan warisan asli Indonesia merupakan permata berharga yang patut kita hargai dan kumandangkan. Salah satu objek wisata yang ada di kabupaten Toraja Utara adalah objek wisata Buntu Singki yang merupakan objek wisata religi dengan daya tarik salib raksasa, di bangun di atas bukit di kota Rantepao membuat objek wisata ini dapat dilihat dari seluruh penjuru kota Rantepao sehingga menjadi vocal point kota dan juga menjadi wajah Kabupaten Toraja Utara. Namun objek wisata Buntu Singki sekarang ini terbengkalai imbas sepi pengunjung di momen natal. Dikatakan bahwa objek wisata tersebut tak mendapat perhatian Pemerintah. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa objek wisata ini tidak memiliki unsur 3A yang lengkap. maka dari itu mendesain ulang objek wisata Buntu Singki ini dilakukan dengan harapan dapat mengundang kembali wisatwaan untuk berkunjung. Objek wisata ini akan di redesain dengan menggunakan tema arsitektur Neo Vernakular, karena tema ini diharapkan dapat menjadi acuan dasar untuk menghasilkan karya dengan tampilan visual yang baru dengan menggunakan bentuk-bentuk bangunan tradisional sebagai identitas suku Toraja yang di transfirmasikan kedalam bentuk yang lebih modern. Kata Kunci: Objek Wisata, Buntu Singki, Neo Vernakular