Claim Missing Document
Check
Articles

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA GOOGLE EARTH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 BANDA ACEH sayed Muddasir; Alamsyah Taher; Abdul Wahab Abdi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi Vol 3, No 2 (2018): MEI 2018
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.315 KB)

Abstract

Model pembelajaran project based learning adalah salah satu model yang dapat menciptakan suasana belajar aktif jika dikolaborasikan dengan media yang tepat. Media google earth adalah media yang cocok digunakan dalam pembelajaran yang diharapkan dapat mengaktifkan indera pandang siswa sehingga akan mengoptimalkan hasil belajar siswa. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah: (1) Peningkatan hasil belajar siswa; (2) Aktivitas pengajar dan peserta didik dalam pembelajaran; (3) Keterampilan pengajar dalam mengelola pembelajaran; (4) Tanggapan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 9 Banda Aceh kelas VIII-1 yang berjumlah 20 siswa. Penghimpunan data dilakukan dengan cara menggunakan lembar tes, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, lembar pengamatan keterampilan guru, dan lembar respon siswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil pada penelitian yang dilakukan adalah: (1) Ketuntasan individual meningkat secara bertahap pada siklus pertama 10 siswa yang tuntas belajar dan menjadi 18 siswa pada siklus ketiga, kemudian persentase ketuntasan klasikal juga mengalami perubahan dari 40% pada siklus pertama menjadi 90% pada siklus ketiga; (2) Aktivitas guru dan siswa mulai dari siklus pertama sampai siklus ketiga menunjukkan kesesuaian terhadap model PjBL menggunakan media google earth; (3) Keterampilan guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan menggunakan model PjBL menggunakan google earth mengalami peningkatan pada skor rata-rata yang semula diperoleh 2,69 naik menjadi 2,9 berkategori baik; (4) Respon siswa terhadap model pembelajaran PjBL menggunakan google earth memperoleh hasil yang sangat baik yaitu 91,67% siswa beranggapan bahwa pembelajaran menggunakan model PjBL berbantuan media google earth  dapat membantu peserta didik memahami materi dengan baik. Kata kunci: project based learning, media google earth, hasil pembelajaran 
PRODUKTIVITAS DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN BIREUEN NAILUL MUNA; ALAMSYAH TAHER
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 2, No 4 (2017): November 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.395 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi dari Dekranasda yang menjadi institusi penggerak para pengrajin yang berada di Kabupaten Bireuen yang memiliki kemampuan tetapi kurang inovatif terhadap produk yang mereka hasilkan. Produk yang mereka hasilkan tidak variatif dan kadang kala hasil kerajinan nya bersifat monoton (sama). Kemudian produk yang mereka hasilkan hanya di jual di lingkungan mereka saja, disebabkan kurangnya kerjasama. Sehingga beberapa pengrajin harus menutup usahanya karena tidak dapat menambah pendapatan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana produktivitas Dekranasda terhadap pengrajin dan kerjasama dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Bireuen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, 1 orang dari Dekranasda dan 6 orang pengrajing binaan Dekranasda. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori modal sosial. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa produktivitas Dekranasda dikaitkan dengan modal sosial terdiri dari kepercayaan, jaringan, dan norma yang menjadi acuan untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas yang di hasilkan oleh pengrajin. Kepercayaan dalam hal penetapan harga yang dilakukan oleh Dekranasda dengan melihat harga pasaran, sehingga memperoleh keuntungan bersama. Peran jaringan  disini dapat mempermudah dalam pemasaran, kerjasama, dan pemesanan. Sedangkan norma berupa kesepakatan bersama dalam pelatihan maupun pengembangan usaha maupun barang yang dihasilkan, sehingga mendorong kerjasama antar pengrajin maupun dengan konsumen bahkan dengan Dekranasda tentunya. Apabila ketiga modal tersebut berjalan baik, maka akan mempermudah dalam peningkatan para pengrajin baik dari segi pendapatan dan kualitas, kerjasama, serta peningkatan usahanya menjadi lebih maju. Kata kunci : Dekranasda, Modal Sosial, dan Kerjasama. 
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN KEBERLANJUTAN EKOLOGIS DANAU LAUT TAWAR, KECAMATAN LUT TAWAR, KABUPATEN ACEH TENGAH PUTRI CHYNTIA DEWI; ALAMSYAH TAHER
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 2, No 4 (2017): November 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.733 KB)

Abstract

ABSTRAKDanau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah saat ini mengalami masalah yakni pencemaran lingkungan. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui bagaimana kebijakan pemerintah terhadap keberlangsungan ekologis Danau Laut Tawar, serta untuk mengetahuibagaimana upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian Danau Laut Tawar.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep kebijakan yang dikemukakan oleh ilmuwan sosial Carl J. Friedrich. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling, yakni 2 orang informan kunci dari pemerintahan dan 8 orang masyarakat. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam pengelolaan keberlanjutan ekologis Danau Laut Tawar dengan Paradigma deep ecology sudah tercantum dalam UUD 1945 dengan baik, namun bagaimana cara merealisasikan peraturan tersebut belum sepenuhnya dijalankan dengan baik. Adapun kebijakan pemerintah yakni dengan menetapkan lokasi kawasan konservasi perairan Danau Laut Tawar dan perlindungan serta pelestarian Danau Laut Tawar.Kemudian upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian Danau Laut Tawar sudah dibuat namun belum maksimal dalam sosialisasi peraturannya. Upaya yang dilakukan antara lain yakni sosialisasi peraturan daerah, pemberian sanksi yang terdiri atas, teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan, atau pencabutan izin lingkungan dan melakukan imbal jasa lingkungan.Kata kunci :Kebijakan Pemerintah, Keberlanjutan Ekologis, Danau Laut Tawar
Motivasi Mahasiswa dalam Mengakses Sosial Media Ask.fm (Studi pada Mahasiswa Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala) Winda Ulfa; Alamsyah Taher
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.795 KB)

Abstract

ABSTRAK - Skripsi ini berisi penelitian yang berjudul “Motivasi Mahasiswa dalam Mengakses Sosial Media Ask.fm (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa motivasi mahasiswa dalam mengakses sosial media Ask.fm. Ask.fm menjadi salah satu sosial media yang sedang digemari di Indonesia, khususnya mahasiswa di Aceh. Kemunculan Ask.fm menghadirkan warna baru pada sosial media, format Question and Answer pada Ask.fm menjadikan sosial media ini berbeda dengan sosial media lainnya. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposif, yaitu menentukan informan berdasarkan kriteria informan penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah lima mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah yang mengakses Ask.fm. Teori Uses and Gratifications adalah teori yang digunakan pada penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara semistruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mendasari mahasiswa dalam mengakses Ask.fm. Motivasi yang mendasari mahasiswa adalah motivasi mengakses sosial media menurut McQuail, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integritas dan interaksi sosial, dan hiburan. Motivasi yang paling dominan adalah motivasi informasi dan hiburan. Kata Kunci : Motivasi mengakses sosial media, Ask.fmABSTRACT - This script contains a research entitled "Students Motivation in the Social Media Accessing the Ask.fm (The Study of at Faculty of Economics and Business Unsyiah Students)”. The aim of this research is to find out what students motivation in accessing social media Ask.fm. Ask.fm becomes one of the social medias that is being popular in Indonesia, especially students in Aceh. The Emergence of Ask.fm presents new colors in the social media such as Question and Answer format on the Ask.fm and creates the social media different from others. Technique of determination informants uses purposive technique, namely; determines informant based on the criteria of informant research.The subjects of this research were five students of the Faculty of Economics and Business Unsyiah accessing the Ask.fm. Uses and Gratification theories are used in this research.The research method used is qualitative by descriptive research type. The data collection technique are observation and semi-structured interviews. The results showed motivation based on the students in accessing Ask.fm. Type of Motivations which is used by students is the motivation of access of media by McQuail, namely; motivation to gain information, personal identity, integrity and social interaction and entertainment. The most dominant motivations are the motivation to get information and entertainment.Keywords: Motivation of access of media, Ask.fm
Perkembangan Sosial dan Kepribadian Pada Anak Tunarungu (studi penelitian di SDLB Kebayakan Takengon, Aceh Tengah) Mila Sari; Alamsyah Taher
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.795 KB)

Abstract

ABSTRAK - Pendengaran memegang peran penting dalam perkembangan bahasa, terlebih dalam perkembangan berbahasa lisan. Anak tunarungu harus mendapatkan perhatian yang serius dalam hal perkembangan sosial dan kepribadian. Upaya orang tua, guru dan masyarakat dalam memotivasi anak tunarungu harus dipertingkatkan lagi, agar anak tunarungu tersebut dapat berkembang dengan baik. Tujuan penelitian ini pertama untuk mengetahui perkembangan sosial anak tunarungu di SDLB Kebayakan Takengon, Aceh Tengah. Keduan untuk mengetahui perkembangan kepribadian anak tunarungu di SDLB Kebayakan Takengon, Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan teori hierarki kebutuhan yang dicetuskan oleh Abraham Maslow. Jenis penelitian yang digunakan pendekatan kualitatif dimana yang menjadi informan adalah anak tunarungu, guru dan masyarakat yang ada di SDLB Kebayakan Takengon, Aceh Tengah.  Hasil penemuan dari penelitian ini yaitu: Pertama. Perkembangan sosial anak tunarungu sudah sangat baik. Hal ini memiliki dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar pada proses pembelajaran. Anak tunarungu mampu menangkap apa yang guru atau temannya ajarkan padanya, hal ini menjadikan anak tunarungu menjadi terlihat cerdas di lingkungan sekolah tersebut. Kedua Perkembangan kepribadian anak tunarungu dapat dilihat dari segi sikap dan sifat pada seseorang yang menentukan cara anak tunarungu menyesuaikan diri. Perkembangan kepribadian anak tunarungu juga sudah baik. Mereka mampu menyesuaikan diri dengan teman sebaya dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan siapapun yang ada di lingkungannya Saran Kepada  pihak guru agar membuat suatu kelas khusus untuk belajar bersama dengan yang bukan anak tunarunggu. Hal ini guna agar anak tunarungu dan anak-anak yang lainnya dapat belajar bersama saling ajar mengajarkan. Dan kepada anak tunarungu agar lebih giat lagi belajarnya. Bukan hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas, baik dengan temam sesama tunarungu maupun dengan yang bukan tunarungu. Hal ini dapat memicu otak anak agar mendapatkan pembelajaran lebih banyak lagiKata Kunci: Perkembangan sosial, Kepribadian, Tunarungu ABSTRACT - Hearing plays an important role in language development, especially in the development of spoken language. A deaf child must obtain a serious concern in terms of social and personality perkembagan.The efforts of parents, teachers and community to motivate children with hearing impairment should be enhanced further, so that a deaf child can thrive.  The first aim of this study to determine the social development of children with hearing impairment in SDLB Kebayakan Takengon, Aceh Tengah.  To these two to know the personality development of children with hearing impairment in SDLB Kebayakan Takengon, Aceh Tengah.  This study uses a hierarchy of needs theory coined by Abraham Maslow. This type of research used a qualitative approach in which the informant is hearing impaired children, teachers and communities in SDLB Kebayakan Takengon, Aceh Tengah The findings of this study are: First. Social development of children with hearing impairment has been very good. This has a positive impact on the improvement of learning outcomes in the learning process.  A deaf child is able to grasp what the teacher or a friend taught him, it makes intelligent deaf children become visible in the school environment.   Both the personality development of children with hearing impairment can be seen in terms of the attitude and the nature of the person who determines how deaf children adjust.  The personality development of children with hearing impairment has also been good.  They are able to adjust themselves with peers and can communicate well with anyone in the environment Suggestions To the teachers in order to create a special class to learn together with children who are not deaf.  This is in order so that a deaf child and other children can learn with each other teach teaching. And the deaf children to be more active learning. Not only in the classroom but also outside the classroom, both the deaf and the temam fellow who is not deaf. This can lead to a child's brain in order to get more learning.
PEMANFAATAN CITRA GOOGLE EARTH UNTUK PEMETAAN LAHAN DAN FASILITAS GAMPONG AJEE RAYEUK KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Alamsyah Taher; Raiyatul Rizka; Fitriani Yulianti
Jurnal Samudra Geografi Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : Geography Education Study Program, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jsg.v5i2.5824

Abstract

This study aims as a village atlas that can function as a village profile as well as a spatial and regional planning program in Ajee Rayeuk Village, Want Jaya District, Aceh Besar District. The stages of implementing the activity are (1) preparation which includes field surveys and data collection, (2) data processing which includes data input through the ArGis application, image data cropping, digitization and final layout, (3) final stage which includes map print out, making frames and maps for geuchik gampong. The data analysis technique used in this research is digitization technique. The results showed that from image digitization, Gampong Ajee Rayeuk was divided into 3 hamlets, namely Hamlet Ajee in the east, Dusun Lam Ateuk in the south, Dusun Lam Daya in the west with a total area of ​​52.6 hectares. The land use in Gampong Ajee Rayeuk varies, consisting of residential areas, rice fields, and residential land. The facilities include a grapura, Ajee Rayeuk elementary school, geuchik office, posyandu and meunasah.
PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT JIWA BANDA ACEH (1976-2015) Helmi Rasyidan; Alamsyah Taher; Teuku Abdullah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2017): Januari, Sejarah Kemanusian dan Hal-hal Perjuangan Budaya
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Perkembangan Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh (1976-2015)” mengangkat masalah tentang perkembangan rumah sakit jiwa dilihat dari segi fasilitas, pasien, pelayanan serta faktor pendukung dan penghambat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan fasilitas, perkembangan pasien, perkembangan pelayanan serta faktor pendukung dan penghambat perkembangan Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan menggunakan metode penelitian sejarah (historis). Pengumpulan data dilakukan melalui studi perpustakaan dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh telah berdiri sejak tahun 1976 dan terus mengalami perkembangan fasilitas terutama sejak pindah dari Lhok Nga ke lokasi sekarang ini. Rumah sakit jiwa terus berkembang terlebih setelah Tsunami 2004, dilakukan renovasi dan rekontruksi pada gedung dan fasilitas. Penambahan jumlah pasien tidak bersifat statis tergantung pada kondisi sosial, ekonomi dan politik yang terjadi dimasyarakat. Pelayanan yang diberikan juga semakin ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasien. (2) Tersedianya anggaran yang diberikan pemerintah menjadi faktor pendukung perkembangan lembaga ini, sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya adalah masih kurangnya fasiitas medis dan kurangnya kepedulian masyarakat tentang kesehatan. Kata Kunci: Perkembangan, Rumah Sakit Jiwa. ABSTRACK The study, entitled "Development of Banda Aceh Mental Hospital (1976-2015)" raised the issue of the development of psychiatric hospitals in terms of facilities, patients, services and enabling and inhibiting factors. The purpose of this study was to determine the development of the facility, the patient's progress, the development of services and the factors supporting and hindering the development of the Banda Aceh Mental Hospital. The approach used in this study is a qualitative approach and methods of historical research (historical). Data collected through library studies and interviews. The results of this study indicate that (1) the Banda Aceh Mental Hospital has been established since 1976 and continues to develop the facility, especially since moving from Lhok Nga to the present location is. The psychiatric hospital continues to grow especially after the 2004 Tsunami, renovation and reconstruction of the buildings and facilities. Increasing the number of patients is not static, depending on the social, economic and political community. Services provided also be increased to meet patient needs. (2) Availability budget given by government to be a factor supporting the development of this institution, while being inhibiting factor is the lack of medical fasiitas and lack of public awareness about health.
Azhar Abdurrahman (1969-2019): Biografi Tokoh Pembangunan Aceh Jaya Mislia Darma; Mawardi '; Alamsyah Taher
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 5, No 2 (2020): MEI, Kesian dan Antropologi Budaya
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) merekontruksikan latar belakang kehidupan Azhar Abdurrahman, (2) menjelaskan bagaimana peran Azhar Abdurrahman dalam pembangunan Aceh Jaya. Penelitian ini mengunakan metode sejarah (historis) dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Adapun hasil penelitian ini adalah (1) Azhar Abdurrahman dipercaya sebagai Bupati Aceh Jaya dengan diawali oleh keberhasilan ayahnya sebagai tokoh dikalangan masyarakat yang diangkat sebagai imum mukim Calang, sehingga membuat Azhar Abdurrahman percaya diri untuk meraih tonggak kepemimpinan sebagai Bupati Kabupaten Aceh Jaya selama dua periode. (2) peran kepemimpinan Azhar Abdurrahman sebagai tokoh pembangunan Aceh Jaya didasari dengan adanya peran dalam memberikan kontribusi pembangunan pelayanan publik dan pendidikan, sehingga Azhar Abdurrahman dapat meraih prestasi dan apresiasi sebagai tokoh inspiratif Kabupaten Aceh Jaya, sehingga kabupaten tersebut menjadi kabupaten percontohan.
PERKEMBANGAN KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH DI DESA LAMME GAROT (COT GOH) KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR, 1980-2015 Khairun Nisa; Husaini ,; Alamsyah Taher
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2017): Januari, Sejarah Kemanusian dan Hal-hal Perjuangan Budaya
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSesuai dengan judul yang diangkat yaitu “Perkembangan Komunitas Jama’ah Tabligh Desa Lamme Garot (Cot Goh), Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar, 1980-2015” maka tujuan penelitian ini adalah (1) Ingin mendeskripsikan sejarah masuk dan berkembangnya kominitas Jama’ah Tabligh di Desa Lamme Garot (Cot Goh) Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, (2) Untuk menjelaskan aktivitas sosial keagamaan yang dilakukan oleh komunitas Jama’ah Tabligh di Desa Lamme Garot (Cot Goh)Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, 1980-2015, (3) Untuk menganalisis kendala-kendala perkembangan komunitas Jama’ah Tabligh di Desa Lamme Garot (Cot Goh)Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, 1980-2015. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah, yang terdiri dari empat prosedur kerja yaitu, mengumpulkan sumber, kritik sumber, Penafsiran dan Penulisan Sejarah. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara (interviuw), penelitian lapangan/opservasi (field research), kepustakaan (library research). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) Jama’ah Tabligh sudah ada di Desa Lamme Garot sejak 1980-an. Jama’ah tabligh di Desa Lamme Garot dibawa oleh seorang tokoh yang bernama Raudhi. Perkembangan komunitas jama’ah tabligh di kawasan ini tergolong cepat karena peran tokoh pembawanya berasal dari keluarga terpandang yaitu putra dari camat Montasik yang disegani sehingga gerakan tabligh ini cepat dianut oleh masyarakat setempat, (2) sebagai sebuah gerakan,Jama’ah Tablighjuga menyebarkan ajaran Islam sebagai aktivitas sosial agama bagi masyarakat setempat, ajaran Islam itu terfokus pada 6 sifat, yaitu yakin pada Khalimat Thayibah: La ilaha illa Alah Muhammadu Rasulullah, Shalat Khusyu’ wa al-khudhu’, ‘Ilm ma’a dzikr (Ilmu serta Dzikir), Ikram al-muslimin (memuliakan orang Islam), Tashih al-niyat (memperbaiki niat), Da’wah wa at-tabligh. dan (3) dalam perkembangannya, gerakan tabligh ini tidak sedikit mendapat hambatan/kendala, hambatan ini terutama datang dari kalangan pengikut dayah dan para ulama tradisional bahkan ada sebagaian masyarakat Desa Lamme Garot sendiri.Kata Kunci : Perkembangan, Jama`ah Tabligh, Lamme Garot.ABSTRACTAppointed as the title is "Development of Rural Community Tablighis in Lamme Garot Village (Cot Goh), District Montasik Aceh Besar District, 1980-2015", the purpose of this study were (1) Want to describe the history of incoming and development CommunityTablighis in Lamme Garot Village (Cot Goh) Montasik sub-district, Aceh Besar district, (2) To explain the religious social activities undertaken by the community Tablighisin the village Lamme Garot (Cot Goh) Montasik sub-district, Aceh Besar District, 1980-2015, (3) To analyze the constraints of community Tablighis development in the village Lamme Garot (Cot Goh) Montasik sub-district, Aceh Besar district, 1980-2015. In writing this essay the author uses the method of historical research, which consisted of four working procedures, namely, collecting source, source criticism, interpretation and writing of history. In the data collection was done by interview (interviuw), field research / opservasi (field research), literature (library research). Based on the results of the study showed that: (1) Tablighis already exists in the village Lamme Garot since the 1980s. Jama'ah Tabligh in the village of Lamme Garot carried by a character named Raudhi. Jama'ah Tabligh community development in this area has been rapid since the role of the carrier figures came from a noble family that the son of a respected camat Montasik so Tabligh movement is quickly embraced by the local community, (2) as a movement, Tablighis also spread the message as Islamic religious social activities for local communities, Islam was focused on six properties, namely confidence in Khalimat Thayibah: La ilaha illa Alah Muhammadu Rasulullah, Salah khusyu 'wa al-khudhu', 'Ilm ma'a Dhikr (Science and Dhikr) , Ikram al-Muslims (ennoble the Muslims), tashih al-Niyat (fixing intention), Da'wah wa at-tabligh. and (3) the development, the Tabligh movement is not a bit challenged / constraints, this resistance comes mainly from among the followers of the Islamic boarding school and the traditional religious communities even exist in part Lamme Garot village itself.Key Word : Development, Jama`ah Tabligh, Lamme Garot.
PROSOPOGRAPHY PENGRAJIN GERABAH DI GAMPONG ATEUK JAWO KECAMATAN BAITURRAHMAN BANDA ACEH TAHUN 1993-2016 Rifa Putri Nadia; Alamsyah Taher; Teuku Abdullah
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2017): Januari, Sejarah Kemanusian dan Hal-hal Perjuangan Budaya
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan judul yang diangkat “prosopography pengrajin Gerabah di Gampong Ateuk JawoKecamatan Baiturahman Banda Aceh, 1993-2016”, maka yang menjadi tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui kehidupan pengrajin gerabah di Gampong Ateuk Jawo Kecamatan Baiturahman Banda Aceh, 1993-2016 dan (2) Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan pengrajin gerabah di Gampong Ateuk Jawo Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh, 1993-2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang dipakai adalah metode sejarah.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa (1) kerajinan gerabah di Ateuk Jawo sudah ada sejak nenek monyang mereka dahulu yang diwariskan secara turun temurun.Sistem produsi alat gerabah pengrajin Gampong Ateuk Jawo ini dengan langkah pertama mengambil tanah liat dari sawah mereka atau dibeli, diolah menjadi berbagai alat keperluan dapaur, kemudian mereka bakar dan licinkan menjadi alat yang siap pakai.Hasil produksi yang mereka hasilkan berupa kanot, beulangong, peune, tanyeun, pot bungong, guci dan lain-lain.Sistem distribusi hasil kerajinan gerabah Gampong Ateuk Jawo dilakukan dengan menjual kepada konsumen dan agen yang sudah memesan sebelumnya.Harga alat gerabah beragam tergantung ukuran besar atau kecilnya.Harnya gerabah di Gampong Ateuk Jawo sejak 1993-2016 terus meningkat. Di tahun 1993 harga satu gerabah Rp: 5.000 harga it uterus naik, hingga sekarang sudah mencapai Rp: 30.000 perbuah.Para pengrajin memilih bekerja sebagai pengrajin karena lingkungan tempat tinggal, mempertahankan tradisi nenek monyang, kurangnya lapangan pekerjaan dan sebagainya.Jumlah pengusaha gerabah Ateuk Jawo terus berkurang, karena kesulitan dalam memperoleh bahan olahan berupa tanah dan para pewaris keturunan pengrajin tidak lagi tertarik dengan pekerjaan itu sebab disibukkan oleh pekerjaan lain.  Kehidupan pengrajin gerabah Ateuk Jawo dari segi umur rata-rata para pengrajin 50 ke atas bahkan ada 80-90 tahun.Tingkat pendidikan pengrajin dari rata-rata hanya menamatkan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).Tanggungan keluarga pengrajin rata-rata berjumlah antara 5-6 orang keluarga ini masih tergolong keluarga batin/inti.Tingkat pendidikan anak pengrajin rata-rata berhasil menyelesaikan pendidikan sampai ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Pendapat pengrajin gerabah Gampong Ateuk Jawo rata-rata mencapai Rp: 900.000-1.200.000. sedangkan untuk pengeluaran pengrajin berupa pemenuhan kebutuhan primer/pokok, kebutuhan sekunder dan tersier.Kata Kunci: Prosopography, Pengrajin Gerabah, Gampong Ateuk Jawo.ABSTRACT Appointed by the title "prosopography pottery artisans at the Village Ateuk Jawo Baiturahman District of Banda Aceh, 1993-2016", then is the purpose of this study (1) to know the life of pottery artisans in Gampong Ateuk Jawo Baiturahman District of Banda Aceh, 1993-2016 and ( 2) To determine the level of well-being in the Village Ateuk pottery craftsmen Jawo Baiturrahman District of Banda Aceh, 1993-2016. This study used a qualitative approach and methods used is the historical method. Data collected by observation, documentation and interview. Based on the research results obtained information that (1) pottery in Ateuk Jawo has existed since they first monyang grandmother who inherited. Produsi system pottery craftsman tool Gampong Ateuk this Jawo with the first step taking clay from their fields or purchased, processed into a variety of tools dapaur purposes, then they burn and licinkan be a ready-made tool. Production results they produce in the form of KANOT, beulangong, peune, tanyeun, Bungong pots, jars and others. The distribution system results Gampong Ateuk Jawo pottery made by selling to consumers and agents are already booked in advance. Prices vary depending on the size of the tool earthenware large or small. Only go into pottery in Gampong Ateuk Jawo increasing since 1993-2016. In 1993 the price of one earthenware Rp: 5000 prices continued to climb, up to now have reached USD: 30,000 apiece. The artisans choose to work as a craftsman for living environment, maintaining the tradition of monyang grandmother, lack of jobs and so forth. The number of entrepreneurs earthenware Ateuk Jawo continues to decrease, due to difficulties in obtaining processed materials such as land and heirs descendants of craftsmen are no longer interested in the job because busy with other work. Jawo Ateuk life pottery artisans in terms of average age of 50 and above the craftsmen there was even 80-90 years. The education level of the average craftsman just graduated from Junior High Schools (JSS). Dependents craftsmen average of between 5-6 people is still quite family family inner / core. The level of education of children weaver successfully completed education up to the level of upper secondary education (SLTA). Opinions pottery craftsmen Gampong Jawo Ateuk average reached Rp: 900000-1200000. whereas expenditure in the form of meeting the needs of producers of primary / basic, secondary and tertiary needs. Keywords: Prosopography, Craftsmen Pottery, Gampong Ateuk Jawo.