Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Sain Peternakan Indonesia

Ascites Incidence in Broilers Nurmeiliasari Nurmeiliasari
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 5, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.5.1.59-64

Abstract

ABSTRAKGejala umum terjadinya sindrom ascites pada ayam broiler adalah berupa akumulasi cairan yang berlebihan di rongga peritoneal yang menyebabkan peningkatan tekanan pembuluh arteri pulmoner. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian akibat kurangnya suplai oksigen untuk kebutuhan metabolis tubuh. Angka kematian akibat Ascites pada ayam broiler adalah sebesar 5%. Sindrom ascites dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa factor yaitu lingkungan, manajemen, anatomi dan fisiologi dan genetik. Program pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian Ascites pada ayam broiler adalah peningkatan genetik, nutrisi dan lingkungan yang lebih baik.Kata kunci : Ascites, broiler, manajemen, fisiologi, dan genetik.
Oligosaccharides, an Alternative to Antibiotics Growth Promotant: A Review Nurmeiliasari Nurmeiliasari
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 3, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.3.1.15-19

Abstract

Meningkatnya permintaan masyarakat akan produk ternak unggas menyebabkan pesatnya pertumbuhan industri perunggasan. Dalam kurun waktu yang cukup panjang, penggunaan antibiotic sebagai zat “pemacu pertumbuhan”, telah umum dimanfaatkan oleh peternak dengan tujuan untuk memaksimalkan produksi dan menekan resiko penyakit pada unggas, serta untuk menekan biaya produksi. Adanya isu bakteri resistan yang terkandung dalam produk unggas menyebabkan konsumen menolakproduk unggas tersebut. Sebagai gantinya, kemudian digunakan prebiotik yang juga merupakan zat pemacu pertumbuhan. Namun prebiotik memiliki beberapa kelemahan yaitu antara lain ketersediaan,stabilitas dan dapat menyebabkan gangguan pada mikroflora saluran pencernaan. Beberapa hasil penelitian kemudian merekomendasikan pengunaan prebiotik oligosakarida, seperti fructooligosakarida,galactooligosakarida, mannan oligosakarida laktosukrosa, and xylooligosakarida, yang merupakan zat pemacu pertumbuhan yang aman digunakan dalam industri perunggasan. Kelompok oligosakarida inimerupakan zat pemacu pertumbuhan alternatif yang tepat digunakan untuk menggantikan antibiotic tanpa mengubah performans produksi unggas.Kata kunci: promotant pertumbuhan, antibiotik, oligosakarida, produk unggas yang aman.
Profil Komponen Leukosit Kambing Kacang Betina Prasapih yang Disuplementasi Tepung Katuk Heri Dwi Putranto; Nurmeiliasari Nurmeiliasari; Sura Menda Ginting; Yossie Yumiati; Ahmad Zueni
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 9, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.9.1.1-9

Abstract

ABSTRAKKambing kacang dikenal sebagai kambing lokal dan merupakan salah satu plasma nutfah ternak ruminansia Indonesia. Kambing lokal ini lazim dipelihara oleh peternak dan menjadi salah satu pensuplai kebutuhan protein hewani masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari suplementasi tepung katuk (Sauropus androgynus) dengan level pemberian yang berbeda terhadap profil komponen leukosit dan deferensiasinya pada kambing kacang betina fase prasapih. Rancangan percobaan yang dipergunakan adalah Bujur Sangkar Latin (Latin Square). Sebanyak 9 ekor kambing kacang betina prasapih (umur 4 sampai 6 bulan, berat rerata 8,45 ± 1,00 kg) selama 7 minggu dipelihara dalam kandang individu dan mendapat perlakuan 3 aras suplementasi tepung katuk (A: pakan hijauan dan konsentrat ad libitum (HK) + non suplementasi, B: HK + suplementasi 3% dari berat hidup, dan C: HK + suplementasi 6% dari berat hidup) masing dengan 3 ulangan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bahwa perlakuan suplementasi tepung katuk berpengaruh tidak nyata terhadap profil komponen leukosit dan deferensiasinya yaitu limfosit, monosit, netrofil dan eosinofil (P > 0,05). Kondisi (umur, berat badan, seks) kambing betina prasapih yang seragam dalam penelitian ini diperkirakan sebagai penyebabnya. Kondisi individu yang seragam berakibat pada kondisi fisiologis tubuh serta kemampuan produksi antibodi yang sama pula.Kata Kunci: Kambing kacang betina prasapih, Leukosit, Suplementasi tepung katuk
Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan Melalui Pemanfaatan Limbah Ikan Teri Sebagai Sumber Protein Ransum Nurmeiliasari Nurmeiliasari; Kususiyah Kususiyah; Erwin Afriansyah
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 5, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.5.2.115-122

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performans pertumbuhan itik Talang Benih jantan sebagai itik pedaging melalui pemanfaatan limbah ikan teri sebagai bahan pakan sumber protein. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada tanggal 1 Maret sampai 28 Juli 2009 bertempat di kandang Laboratorium Peternakan CZAL (Commercial Zone of Animal Laboratory) Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu. Penelitian menggunakan 84 ekor anak itik Talang Benih jantan umur 2 minggu, dan bahan penyusun ransum yang terdiri dari : dedak halus, jagung giling, konsentrat broiler (KBR), dan tepung limbah ikan teri. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan berisi 7 ekor itik Talang Benih jantan umur 2 minggu. Variabel yang diamati pada penelitian ini ádalah berat badan, konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah ikan teri sebagai pengganti konsentrat sampai 50% tidak berpengaruh negatif terhadap peformans pertumbuhan itik Talang Benih jantan.Kata kunci: itik jantan, limbah teri, pertambahan berat badan.
The Effects of Papaya Leaf Extract and Turmeric Extract Inclusion on Total Apparent Digestibility of Nutrients and Methane Gas Production in Bali Cattle Nurmeiliasari Nurmeiliasari; N. J. Rangkuti; H. D. Putranto; E. Yunita; J. Firison; H. Kusnadi
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 18 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.18.3.185-192

Abstract

This research evaluated the effects of papaya leaf and turmeric extract supplementation on the total apparent digestibility of nutrients and methane gas production in Bali cattle. The livestock used were 18 Bali cattle that were distributed into treatment without papaya leaf and turmeric extract supplementation (P0),  Supplementation of 0.0075% turmeric extract g/kg live weight/day (P1), and supplementation of 0.00375% turmeric extract per kg live weight per day + 0.00375% papaya leaf extract per kg live weight per day (P2). The basal diets were 60% elephant grass cv. Taiwan (Pennisetum purpureum cv. Taiwan) and 40% concentrate. The ration provision was three per cent dry matter of body weight. The observed parameters included feed consumption, feces production, dry matter digestibility, organic matter digestibility, crude protein digestibility, crude fat digestibility, crude fibre digestibility, nitrogen-free extract digestibility, and methane gas production. The research results indicated that the treatment did not significantly affect feed consumption (P>0.05) but did affect crude protein digestibility, crude fibre digestibility, nitrogen-free extract digestibility, and methane gas production. This study concludes that the feeding of elephant grass cv. Taiwan (Pennisetum purpureum cv. Taiwan), with the addition of papaya leaf extract and turmeric extract, does not have a positive effect on feed consumption and feed digestibility; thus, it cannot suppress methane gas production in livestock.
Effect of Using Fermented Moringa Leaf Flour (Moringa oleifera) in Diets on Broiler Fat Deposition Fenita, Yosi; Warnoto, Warnoto; Santoso, Urip; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Hindrianti, Hindrianti; Rafian, Teguh
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 18 No 4 (2023)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.18.4.228-234

Abstract

This study aims to evaluate the effect of using fermented Moringa oleifera leaf flour in the diet on broiler fat deposition (percentage of neck fat, heart fat, proventriculus fat, gizzard fat, abdominal fat, and sartorial fat). The research was conducted from 20 August to 25 September 2021 at the Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) of the Animal Husbandry Department and the Animal Husbandry Laboratory, Faculty of Agriculture, Bengkulu University. The design used was a Completely Randomized Design (CRD) with four treatments, five replications, and each replication consisting of 8 chickens. The variables observed were the percentage of abdominal fat, sartorial fat, gizzard fat, heart fat, proventriculus fat, and neck fat. The results showed that the treatment had no significant effect (P>0.05) on gizzard fat, heart fat, and neck fat but had a significant effect (P<0.05) on abdominal fat, sartorial fat, and proventriculus fat. The percentage of gizzard fat ranges from 0.263% - 0.320%, heart fat ranges from 0.026% - 0.036%, neck fat ranges from 0.020% - 0.031%, abdominal fat ranges from 0.334% - 0.441%, sartorial fat ranges from 0.163% - 0.217%, and proventriculus fat ranges from 0.024%. % - 0.038%. It was concluded that using fermented Moringa oleifera leaf flour up to a level of 15% could not reduce gizzard fat, heart fat, and neck fat in broilers. Still, it improved abdominal fat, sartorial fat, and proventriculus fat.
Addition of Moringa Leaf Flour (Moringa oleifera L) in Rations on the Quality of Quail (Coturnix coturnix japonica) Eggs Fenita, Yosi; Kaharuddin, Desia; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Azis, Arif Rahman; Harlena, Yepi
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 20 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.20.2.105-110

Abstract

This study aims to evaluate the use of moringa leaf flour (Moringa oleifera L) in rations on the quality of quail eggs. The researchers designed four treatments and five replications: P0, a ration without the use of Moringa leaf flour (control); P1, a ration containing 5% Moringa leaf flour; P2, a ration containing 10% Moringa leaf flour; and P3, a diet containing 15% Moringa leaf meal. These were analysed using ANOVA. The results showed that the use of Moringa leaf flour up to 15% had a significant effect (P<0.05) on yolk color but had no significant impact (P>0.05) on egg weight, yolk index, albumen index, haugh unit, shell weight, and thick shell. Based on the research results, incorporating Moringa leaf flour into rations up to 15% can enhance yolk colour without reducing egg weight, yolk index, albumen index, Haugh units, shell weight, and shell thickness.