Abstrak Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru SMP Swasta bertujuan: 1) untuk menganalisis pengaruh kompetensi kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru, 2) untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru, 3) untuk menganalisis pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja guru, dan 4) untuk menganalisis pengaruh kompetensi kepala sekolah, budaya organisasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap motivasi kerja guru SMP Swasta di Wilayah Kendal Timur Kabupaten Kendal. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode survey. Jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian 146 guru dan sampel penelitian 107 guru. Pengumpulan data dengan angket. Teknik analisis data dengan analisis data diskriptif, uji prasyarat yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji linieritas dan uji hipotesis meliputi regresi linier sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kompetensi kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru sebesar 42,6%, dengan persamaan regresi Ŷ = 40,281 + 0,295 X1dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,653. 2) budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru sebesar 48,5%, dengan persamaan regresi Ŷ = 20,468 + 0,375 X2 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,697. 3) kompensasi terhadap motivasi kerja guru sebesar 41,3%, dengan persamaan Ŷ = 37,682 + 0,302 X3. dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,642. 4) kompetensi kepala sekolah, budaya organisasi dan kompensasi terhadap motivasi kerja guru sebesar 55,5 %, dengan persamaan Ŷ = 21,492 + 0,118 X1 + 0,194 X2 + 0,098 X3. Kemudian nilai koefisien korelasi r adalah sebesar 0,745. Simpulan penelitian ini adalah kompetensi kepala sekolah, budaya organisasi dan kompensasi berpengaruh terhadap motivasi kerja guru sebesar 55,5%. Saran dari peneliti adalah guru dapat meningkatkan kompetensi profesi melalui pendidikan dan pelatihan serta mengikuti kegiatan kolektif guru, sekolah memberikan kepastian peningkatan jenjang karir guru. Kepala sekolah dapat menyusun program supervisi secara terstuktur, melaksanakan supervisi dengan tepat dan melaksanakan program tindak lanjut supervisi lebih tepat sasaran dan dapat memberikan solusi terbaik terhadap permasalahan yang dihadapi guru. Kepala sekolah mengarahkan guru untuk cekatan dalam menghadapi pekerjaan, kompetitif dalam bekerja dan menumbuhkan persaingan positif dalam bekerja. Kepala sekolah memberikan kesempatan yang sama kepada guru untuk meningkatkan kompetensi. Keterbaruan penelitian ini menggunakan variabel kompetensi kepala sekolah, budaya organisasi dan kompensasi terhadap motivasi kerja guru di tingkatan sekolah menengah pertama. Kata Kunci: Kompetensi Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Kompensasi dan Motivasi Kerja Guru.