Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Self-compassion dengan health-related quality of life pada penderita kanker paru Jannah, Misbahul; Amna, Zaujatul; Dahlia; Sari, Novita
Acta Psychologia Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Psychology Universeitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ap.v6i2.76987

Abstract

ABSTRAK Kanker paru dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian dengan prognosis yang buruk dibandingkan kanker lainnya serta memberikan dampak buruk terhadap health-related quality of life pasien. Maka dari itu dibutuhkan suatu sikap yang positif untuk meningkatkan health-related quality of life, salah satu usaha yang bisa ditempuh melaui self-compassion. Menumbuhkan self-compassion bisa menjadi salah satu jalan yang baik untuk memperoleh kehidupan yang lebih positif dan membahagiakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dengan health-related quality of life pada pasien kanker paru yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif korelasi. Sebanyak 85 penderita kanker paru di Aceh dipilih menggunakan teknik convenience sampling dan berpartisipasi dalam pengisian instrumen European Organization for Research and Treatment Quality of Life Questionnaire C30 (EORTC QLQ-C30) dan Skala Welas Diri (SWD). Hasil analisis data menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0.013, (r) = 0.269, yang dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara self-compassion dengan health-related quality of life pada penderita kanker paru, dengan tingkat hubungan yang rendah. Di sisi lain, hasil temuan juga menemukan bahwa pasien kanker paru dalam kajian penelitian ini dominan berada pada tingkat sedang untuk Self-Compassion dan juga Health-Related Quality of Life. Kata Kunci: Self-Compassion; Health-Related Quality of Life; Kanker Paru; Aceh        
Perbandingan Consideration of Future Consequences dalam Pengambilan Keputusan Vaksinasi pada Orang Tua Ferida, Reni; Sulistyani, Arum; Kumala, Intan Dewi; Amna, Zaujatul
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 5 No 1 (2025): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/brpkm.v5i1.69158

Abstract

Consideration of Future Consequences (CFC) refers to the extent to which individuals reflect on how their current behavior may affect future outcomes. This study aimed to examine the differences in CFC among parents in making vaccination decisions for their children. The study involved 120 parents, divided into two groups: parents who chose to vaccinate their children and parents who refused vaccination. The sampling technique used was non-probability sampling with an unrestricted self-selected survey, employing the Consideration of Future Consequences Scale (CFC-14) developed by Joireman. Data analysis using an independent sample t-test showed that parents who allowed their children to be vaccinated had significantly higher CFC scores compared to those who refused (p < 0.001). Therefore, educational efforts to promote child vaccination could incorporate information regarding the positive long-term impacts of vaccination.
Mindfulness dan Penerimaan Diri: Studi Pada Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Layyina, Ulya; Amna, Zaujatul; Faradina, Syarifah; Dahlia, Dahlia
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 1: Januari 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37176

Abstract

Pengasuhan serta bimbingan secara khusus perlu diberikan kepada anak cerebral palsy agar mampu beraktivitas seperti anak normal lainnya. Keadaan tersebut mengakibatkan ibu mengalami kelelahan fisik dan emosional, sehingga ibu tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami cerebral palsy. Untuk dapat memiliki penerimaan diri terhadap anak cerebral palsy, maka ibu perlu berada pada kondisi mindfulness sehingga dapat membantu ibu untuk menerima secara utuh terhadap kondisi diri dan anaknya yang mengalami cerebral palsy. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan mindfulness dan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Sebanyak 60 ibu yang memiliki anak cerebral palsy terlibat sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan snowball sampling. Mindfulness diukur menggunakan adaptasi Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), sementara penerimaan diri diukur menggunakan Bergers Self-Acceptance Scale. Analisis data dilakukan menggunakan pearson correlation, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara mindfulness dengan penerimaan diri (p= .00, r= .592) yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi mindfulness pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy, maka semakin tinggi pula penerimaan dirinya.Exceptional consideration and direction should be given to children with cerebral palsy so that they are able to do activities like other normal children. This situation causes the mother to experience physical and emotional tiredness, so she may not easily accept the fact that her child has Cerebral palsy. To be fully accepting of their children with cerebral palsy, mothers may need to engage in a condition of mindfulness that can help them to fully accept the condition of themselves and their children with cerebral palsy. This study aims to determine the relationship between mindfulness and self-acceptance in mothers who have a child with cerebral palsy. A total of 60 mothers who had children with cerebral palsy were involved as research samples selected using purposive sampling method. Mindfulness was measured using an adaptation of the Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), while self-acceptance was measured using Berger's Self-Acceptance Scale. Data analysis was conducted using Pearson correlation, which showed that there was a significant positive relationship between mindfulness and self-acceptance (p= .00, r= .592), which can be interpreted that the higher the mindfulness of mothers who have children with cerebral palsy, the higher the self-acceptance.
Dua Dekade Setelah Peristiwa Traumatis: Prevalensi Kesehatan Mental Penyintas Tsunami Aceh Amna, Zaujatul; Santy, Dini Hari; Nurhasanah, Dini; Aristo, Nayomi; Datachi, Siti Tamita
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol 40 No 2 (2025): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 40, No. 2, 2025)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v40i2.6784

Abstract

The long-term psychological impact of a traumatic natural disaster, such as the 2004 Aceh Tsunami, is still poorly documented in the scientific literature. The purpose of this study was to describe the mental health status of survivors of the 2004 Aceh Tsunami 20 years after the Aceh Tsunami, utilizing a descriptive quantitative research design. The study participants were 197 tsunami survivors selected by purposive sampling, with specific criteria: (1) being victims directly exposed to the 2004 Aceh Tsunami; and (2) being members of the Aceh community. The Mental Health Inventory-18 (MHI-18; α = .93) was utilized as the data collection instrument for mental health in this study. The results of the data analysis showed that the majority of survivors (78.17%) had low mental health or psychological well-being, reflecting ongoing psychological disorders even though 20 years had passed since the disaster. The findings of this study indicate that the psychological impact of the Aceh Tsunami continues in the long term, significantly affecting psychological well-being. The results of this study emphasize the need for special attention to the mental health of disaster survivors, as well as the importance of long-term support programs to mitigate the long-term psychological impacts post-disasters.
Hubungan antara Religious Coping dengan Caregiver Burden pada Pengasuh Utama Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Habibi, Muhammad Alif; Amna, Zaujatul
Jurnal Psikologi Islam Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Psikologi Islam
Publisher : Asosiasi Psikologi Islam (API) Himpsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47399/jpi.v10i2.304

Abstract

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sering kali tidak mampu untuk melaksanakan peran sesuai dengan harapan keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga membutuhkan perhatian, pengasuhan serta dukungan dari pihak keluarga. Kehadiran keluarga sangat dibutuhkan oleh penderita gangguan jiwa untuk memantau proses pengobatan serta memberikan dukungan emosional. Namun, apabila pengasuh tidak mampu memberikan penanganan yang tepat dapat meningkatkan keparahan penyakit yang dirasakan dan menimbulkan beban pengasuhan (caregiver burden) bagi pengasuh. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan koping religius (religious coping), upaya tersebut dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tantangan atau permasalah dengan cara berdoa, berzikir, serta menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religious coping dengan caregiver burden pada pengasuh utama Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasional dan cluster random sampling sebagai teknik pengambilan data. Sebanyak 252 pengasuh utama Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berpartisipasi dalam pengisian alat ukur The Zarit Burden Interview (ZBI): New Short Version dan Iranian Religious Coping Scale (IRCOPE). Hasil analisis data menunjukkan nilai p=0,030 dengan nilai r=0,137 yang artinya terdapat hubungan antara religious coping dengan caregiver burden pada pengasuh utama Orang Dengan Gangguan Jiwa.
Parental Resilience And Marital Satisfaction Among Mothers Of Children With Thalassemia Destiana, Yulifa Indri; Amna, Zaujatul; Faradina, Syarifah; Zahrani, Zahrani
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 8, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v8i2.45622

Abstract

Parents of children with thalassemia are vulnerable to experiencing emotional changes upon receiving their child's diagnosis, especially mothers who often play a more central role in caregiving. These changes can manifest as decreased levels of happiness leading to divorce, or positive changes indicating high levels of happiness and marital satisfaction. An important factor influencing marital satisfaction is parental resilience, which refers to parents' efforts to positively adapt when facing specific challenges in caring for a child with developmental disorders. This study aimed to investigate the relationship between parental resilience and marital satisfaction among parents of thalassemia survivors using a correlational design. A total of 80 mothers with thalassemia survivor children in Aceh were selected using quota sampling technique and participated in filling out the PREQ questionnaire and the EMS scale. The data analysis results showed a correlation coefficient (r)=0.056 and (p)=0.621, indicating no significant relations between parental resilience and marital satisfaction among parents of thalassemia survivors.Abstrak: Orang tua yang memiliki anak dengan thalassemia rentan mengalami perubahan emosional setelah mengetahui hasil diagnosis anak, terutama para ibu yang sering kali memainkan peran yang lebih sentral dalam pengasuhan. Perubahan tersebut berupa menurunnya tingkat kebahagiaan yang berujung pada perceraian, maupun perubahan ke arah positif yang menggambarkan tingginya kebahagiaan dan kepuasan dalam pernikahan (marital satisfaction). Faktor penting yang memengaruhi munculnya kepuasan dalam pernikahan adalah ketahanan orang tua (parental resilience), yaitu upaya orang tua dalam beradaptasi secara positif ketika menghadapi situasi tertentu dalam merawat anak dengan gangguan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parental resilience dengan marital satisfaction pada orang tua yang memiliki anak penyintas thalassemia menggunakan desain korelasional. Sebanyak 80 ibu yang memiliki anak penyintas thalassemia di Aceh dipilih menggunakan teknik quota sampling dan berpartisipasi dalam pengisian kuesioner PREQ dan skala EMS. Hasil analisis data menunjukkan nilai (r) = 0.056 dan (p) = 0.621, artinya tidak terdapat hubungan antara parental resilience dengan marital satisfaction pada orang tua yang memiliki anak penyintas thalassemia.
The Relationship Between Coping Strategies And Maternal Self-Confidence In Mothers With Postnatal Depression Aliyya, Sofie Azzahra; Faradina, Syarifah; Sari, Kartika; Amna, Zaujatul
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 8, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v8i2.42760

Abstract

Postnatal mothers are susceptible to depression due to various changes they experience after childbirth. Therefore, adopting appropriate coping strategies is essential to reduce the risk and symptoms of depression. This study aims to examine the relationship between coping strategies and maternal self-confidence in mothers with postnatal depression. A total of 40 mothers with postnatal depression in Banda Aceh were involved as research samples selected using the quota sampling technique. Mothers who are categorized as experiencing depression are mothers who obtain an EPDS score above 6. Data collection for the study used the Brief Cope scale, the K-D-M scale, and the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), which were analyzed using Jeffrey's Amazing Statistics Program. The results of the hypothesis test analysis using Pearson's Correlations indicated a significant relationship between problem-focused coping and maternal self-confidence in mothers with postnatal depression, r=.34, p=.032. In contrast, no significant relationship between emotion-focused coping and maternal self-confidence, r=.08, p=.607. The results of the chi-square test analysis showed that age is a demographic factor that contributes to this study, particularly in relation to the level of maternal self-confidence in mothers with postnatal depression.Abstrak: Ibu pascamelahirkan rentan mengalami depresi dikarenakan banyaknya perubahan yang ibu alami pascamelahirkan, sehingga ibu perlu melakukan strategi koping yang tepat untuk mengurangi risiko dan gejala dari depresi yang dialami. Strategi yang dapat ibu gunakan untuk mengurangi symptom depresi ialah problem focused coping atau emotional focused coping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dengan kepercayaan diri maternal pada ibu yang mengalami depresi pascamelahirkan. Sebanyak 40 ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan di Banda Aceh terlibat sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan teknik quota sampling, ibu dengan depresi pascamelahirkan adalah ibu yang memperoleh skor EPDS diatas 6. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala Brief Cope, skala K-D-M, dan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), yang dianalisis menggunakan Jeffreys Amazing Statistics Program. Hasil analisis uji hipotesis menggunakan Pearsons Correlations menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara problem focused coping dengan kepercayaan diri maternal pada ibu yang mengalami depresi pascamelahirkan, r=.34, p=.032. Sebaliknya, tidak ada hubungan yang signifikan antara emotional focused coping dengan kepercayaan diri maternal pada ibu yang mengalami depresi pascamelahirkan, r=.08, p=.607. Hasil analisa uji chi-square menunjukkan bahwa usia menjadi faktor demografi yang berkontribusi dalam penelitian ini yakni terhadap tingkat kepercayaan diri maternal pada ibu depresi pascamelahirkan.
(PERBEDAAN IDE BUNUH DIRI PADA MASYARAKAT ACEH DITINJAU DARI JENIS KELAMIN) Mauliza, Siti Rahmi; Amna, Zaujatul; Dahlia, Dahlia; Faradina, Syarifah
Psikoislamedia: Jurnal Psikologi Vol. 7 No. 1 (2022): PSIKOISLAMEDIA: JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v7i1.13061

Abstract

The suicide cases seem to be a trend in society, where the perpetrators or victims range from children to the elderly, both male and female. Aceh is one of the provinces that shows that suicide cases tend to increase every year. The existence of suicide cases begins with the idea of suicide in every perpetrator and victim. The purpose of this study was to see the differences in suicidal ideation on Aceh’s people based on gender. A total of 406 Aceh’s people 15-52 years were selective using the purposively technuqe in this reasearch. The results showed that the significance value (p) = 0.921, this means that there was no difference in suicide ideation on Aceh’s people based on gender. Besides, results also showed that 93.6% of Aceh people had low suicidal ideation, 62.2% had moderate suicidal ideation, and 0.2% of the sample had high suicidal ideation.  Kasus bunuh diri seakan menjadi trend di masyarakat saat ini, dimana pelaku atau korban mulai dari anak-anak hingga lansia baik laki-laki maupun perempuan. Aceh termasuk salah satu provinsi yang menunjukkan kasus bunuh diri cenderung meningkat setiap tahunnya. Terjadinya kasus bunuh diri diawali dengan adanya ide bunuh diri pada setiap pelaku maupun korban. Tujuan penelitian dilakukan untuk melihat perbedaan ide bunuh diri pada masyarakat Aceh ditinjau dari jenis kelamin. Sebanyak 406 masyarakat  Aceh yang berusia 15-52 tahun terlibat dalam penelitian yang dipilih secara purposive. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p)=0,921, hal ini dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan ide bunuh diri pada masyarakat Aceh ditinjau dari jenis kelamin. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak 93,6% masyarakat Aceh memiliki ide bunuh diri rendah, 62,2% memiliki ide bunuh diri sedang, dan terdapat 0,2% sampel memiliki ide bunuh diri yang tinggi.
RELIGIOUS COPING AND PARENTAL BURNOUT AMONG MOTHERS WORKING AS NURSES IN ACEH PROVINCE, INDONESIA: A CROSS-SECTIONAL STUDY Febriyani; Amna, Zaujatul; Mirza; Iskandar
Journal of Community Mental Health and Public Policy Vol. 8 No. 1 (2025): OCTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Terapan untuk Kesehatan Jiwa (Lenterakaji)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51602/cmhp.v8i1.262

Abstract

Background: mothers who are employed as nurses encounter dual responsibilities, entailing both onerous workloads in medical facilities and demanding parenting duties in their homes. This dual burden has been shown to heighten the risk of parental burnout. Parental burnout, defined as emotional and physical exhaustion in parenting, has the potential to adversely impact parent-child relationships and child development. One approach to coping with this condition is through religious coping, which involves relying on religious beliefs and practices to manage life's difficulties. Purpose: To examine the relationship between religious coping and parental burnout among mothers working as nurses in Aceh. Methods: Quantitative correlational approach was employed with 173 nurse mothers selected using purposive sampling. Data were gathered using the Iranian Religious Coping Scale and the Parental Burnout Assessment. Results: The result of the study indicated that there was no significant relationship between religious coping and parental burnout. Despite the elevated levels of religious coping exhibited by the participants, particularly through practices such as prayer and salat, there was an absence of indications suggesting parental burnout. Conclusion: While religious coping may offer a mechanism for managing general stress, it is not sufficient to address the complex and multidimensional challenges associated with parental burnout. However, a study of nurse mothers in Aceh revealed that those who exhibited high levels of religious coping did not experience parental burnout. Abstrak Latar Belakang: Ibu yang bekerja sebagai perawat menghadapi tanggung jawab ganda yaitu beban kerja yang tinggi di rumah sakit dan tugas mengasuh anak di rumah, yang meningkatkan risiko mengalami parental burnout. Parental burnout merupakan kondisi kelelahan emosional dan fisik dalam menjalani peran sebagai orang tua, yang dapat berdampak negatif pada hubungan orang tua dan anak serta perkembangan anak. Salah satu pendekatan untuk mengatasi kondisi ini adalah coping religius, yaitu mengandalkan keyakinan dan praktik keagamaan untuk menghadapi kesulitan hidup. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara coping religius dengan parental burnout pada ibu yang bekerja sebagai perawat di Aceh. Metode: Menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan jumlah sampel sebanyak 173 ibu yang bekerja sebagai perawat, dipilih melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Iranian Religious Coping Scale dan Parental Burnout Assessment. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara coping religius dan parental burnout. Meskipun tingkat coping religius yang tinggi ditemukan terutama melalui salat dan doa, partisipan tidak menunjukkan tanda-tanda parental burnout. Kesimpulan: Coping religius dapat membantu dalam mengelola stres umum, namun belum cukup kuat mengatasi tantangan parental burnout yang kompleks dan multidimensional.
Gambaran Tingkat Stres, Cemas, dan Depresi Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi: Studi Komparasi Exsa, Priya; Mardhiah, Ainun; Raihan, Gebrina; Luthfiya, Nura; Maqfira, Nurul; Azkiya, Nyak Dara; Qarar, Wan Miftahul; Amna, Zaujatul
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 3, No 2 (2025)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v3i2.34438

Abstract

A thesis is a scientific paper that is one of the requirements for graduation at the bachelors degree level (S1), which requires students to think critically, work independently, and manage academic pressure well. Writing a thesis often triggers stress, anxiety, and depression, which can affect students' psychological conditions. Gender differences also affect individual responses to academic pressure. The purpose of this study was to determine the level of stress, anxiety, and depression in students who are writing a thesis based on gender using a quantitative approach with a comparative design. 60 students were involved as research samples obtained through accidental sampling techniques, and data were collected online and offline using the DASS-21 instrument, which was then analyzed using the non-parametric independent sample t-test. The results of the study showed differences in the levels of stress, anxiety, and depression between male and female students who are writing a thesis. These findings indicate that students' psychological conditions are influenced by gender factors. The implications of this study can be used as a basis for developing psychological interventions that are more targeted and responsive to gender differences in the university environment.Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang menjadi salah satu syarat kelulusan pada jenjang Sarjana Strata Satu (S1), yang menuntut mahasiswa untuk berpikir kritis, bekerja mandiri, dan mengelola tekanan akademik dengan baik. Proses penyusunan skripsi sering kali memicu stres, kecemasan, dan depresi, yang dapat memengaruhi kondisi psikologis mahasiswa. Perbedaan jenis kelamin juga memengaruhi respons individu terhadap tekanan akademik tersebut. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat stres, kecemasan, dan depresi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi berdasarkan jenis kelamin dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain komparatif. Sebanyak 60 mahasiswa terlibat sebagai sampel penelitian yang diperoleh melalui teknik accidental sampling, dan data dikumpulkan secara daring dan luring menggunakan instrumen DASS-21, yang kemudian dianalisis menggunakan uji non-parametrik Independent Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat stres, kecemasan, dan depresi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan yang sedang menyusun skripsi. Temuan ini menunjukkan bahwa kondisi psikologis mahasiswa dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin. Implikasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan intervensi psikologis yang lebih tepat sasaran dan responsif terhadap perbedaan gender di lingkungan perguruan tinggi.