Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Deiksis

PERSPEKTIF BARU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DESAIN BERBASIS REALITAS SOSIAL MASYARAKAT (Studi Kasus: Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Indraprasta PGRI) Dendi Pratama
Deiksis Vol 4, No 02 (2012): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.67 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v4i02.454

Abstract

Sebuah model pendidikan yang mengembangkan seni dan kebudayaan menjadi sesuatu yang dinilai penting dalam memberikan konstribusi pada dunia pendidikan nasional. Salah satu keilmuan yang di dalamnya membahas seni dan kebudayaan dengan porsi yang lebih banyak adalah Desain Komunikasi Visual (DKV). Pendidikan Desain Komunikasi Visual merupakan salah satu “program studi mahal” karena dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, program studi ini menjadi primadona yang diminati oleh masyarakat karena (sekali lagi) dampak dari berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Program Studi Desain Komunikasi Visual Unindra menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas dengan biaya yang relatif terjangkau. Program Studi Desain Komunikasi Visual Unindra juga memposisikan diri untuk ikut menunjang dan berkontribusi nyata dengan mendidik anak-anak bangsa menjadi manusia Indonesia yang memiliki kesadaran berbudaya dan berkepribadian sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.Kata kunci : desain komunikasi visual, pendidikan tinggi desain,
Independent Learning Through Youtube: Puppetry Arts Learning for The Duo Puppeteer Brothers Amrina Rosyada; Dendi Pratama; Widya Widya
Deiksis Vol 14, No 1 (2022): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.221 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v14i1.9997

Abstract

As one of the Indonesian honors, puppetry arts are supposed to be socialized and preserved for future generations. It needs creative, interactive, and digital-based media due to the fast and unstoppable global changes. This research aimed to demonstrate the use of YouTube as one of the interesting and interactive media platforms in learning the puppetry arts independently for the duo puppeteer brothers, Prama and Rafi. By applying a qualitative research design with narrative analysis, this research had literally observed, virtually interviewed, and digitally documented a set of questionnaires to the duo puppeteer brothers. Several data were also collected from secondary sources such as YouTube channels and online news. Unlike other little puppeteers who learn the puppetry arts in a studio, the results revealed that the duo puppeteer brothers had never joined any puppetry arts studio. At the age of 16 and 13 years old, they have been learning the puppetry arts through YouTube channels for years to identify different styles of professional puppeteers in performing the puppets’ shows. Using YouTube channels, the duo puppeteer brothers enjoy the puppetry arts learning and could preserve the national noble values and culture.
WAYANG KREASI: AKULTURASI SENI RUPA DALAM PENCIPTAAN WAYANG KREASI BERBASIS REALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT Dendi Pratama
Deiksis Vol 3, No 04 (2011): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.169 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v3i04.442

Abstract

Wayang sebagai sebuah produk budaya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan masyarakat dan lingkungannya. Begitu juga dengan Wayang Kreasi, diciptakan untuk menjawab persoalanpersoalan sosial dalam dinamika kehidupan masyarakat melalui pendekatan desain dan kebudayaan. Penciptaan Wayang Kreasi didasari atas inspirasi kreatif dari wayang-wayang lain yang sebelumnya pernah ada dengan beberapa penyesuaian-penyesuain bentuk untuk mengikuti perkembangan dan pengetahuan yang ada disuatu masyarakat. Dengan pendekatan interpretatif bentuk, fungsi dan makna, secara kritis peneliti mengamati tokoh-tokoh Wayang Kreasi sebagai refleksi pemikiran, sindiran dan kondisi tentang masyarakat dan dinamikanya di sebuah tatanan masyarakat, sehingga penciptaan ini dapat menjadi warna baru dalam dunia pewayangan dan menambah khasanah seni dan budaya di Indonesia saat ini.Kata Kunci : Wayang Kreasi, Kebudayaan, Desain dan Sosial
Improving Students’ 21st Century Skills Through Creative Writing as A Creative Media Helda Jolanda Pentury; Anastasia Dewi Anggraeni; Dendi Pratama
Deiksis Vol 12, No 02 (2020): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.486 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v12i02.5184

Abstract

The ability to improve students’ 21st century skills using creative writing is truly one of the most revolutionary developments in modern creative English education. This type of education, however, is not without its challenges, the way of using creative projects as the creative media to improve writing skills experiences showed the students and the teachers as well that to improve ‘21st century skills’ through creative writing is imaginative, and creative way. This study conducted an observation of design students at the University of Indraprasta PGRI Jakarta, especially their projects and literature study. The qualitative method with an integrated creative approach of 4C’s is used to analyze the creative writing elements of students’ creative projects as a creative media. The results of this study are useful to be used as a reference in improving students’ 21st century skills and creative writing skills as well by using those Creative Writing projects as a creative media. Furthermore, the results show most of the students have improved their 4C’s skills which is called 21st century skills, grow their language skills by writing the projects creatively and innovatively. Keywords: 21st century skill, creative writing, media
LOGO BUKAN UNTUK KONTES KECANTIKAN: Kajian Semiotika pada Logo PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dendi Pratama
Deiksis Vol 2, No 01 (2010): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.979 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v2i01.394

Abstract

Seperti yang kita ketahui, perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia kurun waktu sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan yang begitu pesat. Hal ini berdampak pada persaingan yang begitu sengit antara perusahaan-perusahaan penyedia layanan telekomunikasi, begitu pula PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi milik pemerintah Indonesia. Untuk menghadapi persaingan tersebut, Pt Telkom melakukan transformasi bisnis yang ditandai dengan perubahan logo dan semboyan. Logo baru PT Telkom banyak menuai kontroversi, terutama dari sisi visualisasi/ desain yang dianggap terlau sederhana dan kurang mewakili PT Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Tulisan ini mengupas bagaimana logo baru PT Telkom dapat mengangkat citra perusahaan. Pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur dan mengumpulkan pendapat-pendapat yang didapat dari diskusi kelompok desainer grafis. Setelah didapat data-data, dilakukan analisis dengan mengaitkan teori semiotika untuk mengetahui atas dasar apa desain logo baru PT Telkom dirancang. Kata Kunci : Logo, PT Telkom, semiotika.