Articles
Busana Kerajaan Tokoh Gatotkaca Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta
Rafika Fidelia;
Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 01 (2018): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (192.416 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v1i01.18
Gatotkaca merupakan salah satu tokoh yang ada dalam pewayangan Jawa, ksatria yang gagah perkasa. Dalam wayang kulit purwa gaya Surakarta Gatotkaca digambarkan seorang raja muda. Hal itu terlihat pada bentuk busana dan atribut yang digunakan Gatotkaca. Busana dan atribut tersebut memiliki fungsi dan makna seperti untuk menjelaskna kedudukan seorang tokoh. Metode penelitan yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan membaca dari sumber likuitatif, observasi, dan melakukan wawancara dengan narasumber.
Analisis Elemen Visual Video Edukasi Neuroplastisitas
Denis Oktavianto;
Dendi Pratama;
Santi Sidhartani
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 3, No 2 (2021): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30998/vh.v3i2.3870
Neuroplastisitas adalah ilmu yang dimiliki oleh otak semua manusia, begitu sempurnannya otak diciptakan oleh sang pencipta dengan berbagai fungsinya, neuroplastistas adalah salah satunya, bisa memperbaharui sel, bisa memilih sel neuron yang sudah tidak dianggap tidak terlalu beguna dan menghilangkannya. Dari banyaknya pentingnya kegunaan neuroplastisitas ini lalu dibuatlah video edukasi tentang neuroplastisitas yang ada disalah satu platform bernama youtube dengan chanel sentis . Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif. metode ini mengkaji objek maupun media dengan cara studi literatur, observasi maupun narasumber dengan cara tersebut peneliti mengkaji video tersebut. Dan hasil penelitan bahwa video edukasi tersebut sangat memperhatikan pembuatannya dengan menggunakan elemen visual. Menjadi lebih mudah di mengerti dan sangat baik dalam menerapkan elemen visual.
Perancangan Karakter Visual Siti Walidah sebagai Pahlawan Perempuan Indonesia dalam Film Animasi
Annisa Nurjanah;
Santi Sidhartani;
Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 01 (2018): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (302.531 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v1i01.7
Siti Walidah merupakan seorang pahlawan perempuan Indonesia yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat di dalam suatu organisasi. Siti Walidah melawan arus demi mendapatkan kesempatan untuk bisa memberdayakan kaum perempuan di Indonesia. Pembahasan tentang karakter animasi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotoka struktural, yaitu mendesain pesan melalui elemen visual garis, bentuk, tekstur, dan warna. Melalui perancangan film animasi ini, diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan dan memberikan gambaran kepada para generasi muda khususnya remaja perempuan dalam mengenal tokoh Siti Walidah sebagai pahlawan perempuan Indonesia.
Perubahan Ukuran Tokoh Wayang Bima dari Zaman Kartasura Sampai Zaman Surakarta
Yanti Yanti;
Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 01 (2018): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (241.338 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v1i01.21
Bima adalah salah satu tokoh dalam pewayangan Jawa yang disebut dengan Wayang Purwa dengan adaptasi dari cerita Mahabarata dan Ramayana, Bima juga seorang satria yang memiliki sifat jujur, ulet, tidak mudah putus asa. Dalam pewayangan Bima digambarkan beberapa bentuk yang disebut Wanda, bentuk Wanda tersebut bisa dilihat dari perkembangan zamannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjadi bahan referensi bagi peneliti sejenis dan mengetahui wawasan lebih luas mengenai kisah pewayangan salah satunya adalah tokoh Bima. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan proses penelitian riset yang sifatnya deskriptif. Hasil penelitian yaitu menginformasikan pengenalan tokoh Bima dan mengetahui perkembangan zaman Kartasura dan zaman Surakarta dari perbedaan bentuk wayang Bima. Diperoleh melalui sumber beberapa referensi tercetak ataupun elektronik. Diharapkan dengan adanya artikel ini kita dapat lebih mengapresiasikan budaya bangsa terutama kisah pewayangan.
Transformasi Bentuk Tokoh Putren Wayang Kulit Purwa Dewi Renuka
Hayati Hayati;
Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 03 (2019): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (276.073 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v1i03.36
Wayang Kulit Purwa adalah suatu karya seni yang memiliki kisah-kisah yang dapat dijadikan gambaran bagi kehidupan manusia. Dalam Wayang Kulit Purwa terdapat beberapa tokoh yang terlibat dalam pagelaran dan pementasannya antara lain: Tokoh Ksatria, Tokoh Raja, dan Tokoh Putren. Dalam artikel ini akan dibahas salah satu tokoh putri, yaitu bentuk tokoh Wayang Dewi Renuka sebagai pembelajaran semasa hidupnya dalam bentuk boneka wayang yang berbeda dari Dewi Renuka.
Proporsi dan Struktur Tokoh Ksatria pada Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta
Indah Nur Syahida;
Pandu Ramadhan;
Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 2, No 01 (2019): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (444.291 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v2i01.110
Wayang sebuah warisan budaya yang adiluhung, keagungan filosofi dan keindahan tatahan dan sunggingan kesenian wayang ini sudah mendapat pengakuan dunia. Wayang Kulit Purwa terutama pada Tokoh Ksatria bila kita mengamati sebuah figur wayang dari dekat, maka akan terlihat detail visual grafis yang mengagumkan dan nilai pada karakter setiap tokoh yang ada agar dapat mengetahui lebih mendalam nilai karakter dalam budaya Jawa melalui cerita dalam pagelaran wayang kulit purwa dan memperoleh pemahaman. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai Tokoh Ksatria beserta proporsi dan struktur bentuk tubuhnya dengan gaya Surakarta, yang memiliki ciri khas atau perbedaan mendasar yaitu antara lain memiliki ukuran lebih tinggi satu palemanan daripada ukuran wayang kulit gagrak lain, seperti wayang kulit gagrak Yogyakarta, Banyumas, Cirebon, Jawa Timur. Wayang kulit gagrak Surakarta ini, memiliki proporsi fisik yang ramping dan panjang.
Elemen Visual pada Desain Media Promosi Museum Wayang Jakarta
Yayah Rh Yayah Rh;
Dendi Pratama;
Puji Anto
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 3, No 2 (2021): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30998/vh.v3i2.3971
Saat ini banyak yang masih belum memahami pentingnya penggunaan element visual secara konsisten. Dengan tidak adanya konsistensi antar media, akan menciptakan kesan kesenjangan di dalam suatu brand sehingga media terkesan tidak saling mendukung. Museum Wayang Jakarta adalah Museum Wayang terlengkap di Indonesia, tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, daya dukung peristiwa terus ditingkatkan dan dikembangkan, salah satunya media promosi. Oleh sebab itu, media promosi yang digunakan layak untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi desain visual pada media promosi yang digunakan sebagai branding Museum Wayang dilihat dari elemen desain yang digunakan. Hasil analisis elemen desain menunjukkan penggunaan warna yang kurang sesuai atau mewakili Museum Wayang seperti; putih, biru. Ketiga media promosi menggunakan jenis font sans serif, yaitu calibri (Body). Tata letak yang digunakan pada media brosur dan pots card ialah jenis axial, sedangkan pada media booklet menggunakan layout jenis jumble. Ditambahkan pula analisis prinsip desain sebagai hal yang tidak terpisahkan dari elemen desain, seperti kesatuan, penekanan (emphasis), keseimbangan (balance).
Perputaran Zodiak pada Kayon Jagad Gumelar sebagai Simbol Perhitungan Jawa
Nur Azizah;
Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 2, No 02 (2020): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (991.848 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v2i2.715
Dalam kehidupan orang jawa sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang berhubungan dengan tata cara Hindu Jawa, bahkan dari zaman dahulu yaitu zaman Hindu segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari selalu memakai perhitungan dari sesepuh adat yang mengusai ilmu perhitungan, dan masyarakat harus mematuhinya. Masyarakat melakukan ilmu perhitungan melalui pengamatan pada rasi bintang. Dijawa dikenal dengan istilah Pawukon yang merupakan salah satu ajaran yang terdapat pada kitab primbon. Karena primbon memuat berbagai macam persoalan hidup. Pawukon merupakan rumusan perhitungan waktu, hari, bulan ataupun tahun. Pada peradaban yunani mengenal dengan istilah zodiak yang berarti bintang yang menggambarkan 12 rasi bintang. Dalang dari Surakarta yaitu Bambang Suwarno menciptakan berbagai gambar simbol zodiak dalam satu kayon yang disebut kayon Jagad Gumelar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data penelitian diambil dari studi literatur, observasi dan wawancara.
Simbol Zodiak pada Motif Ornamen Kumudawati Pura Mangkunenagaran
Arie Afriadi;
Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 03 (2019): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (268.524 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v1i03.22
Simbol zodiak sudah dikenal di masyarakat sebagai dua belas simbol rasi bintang yang di tentukan pada hari, tanggal, dan bulan, simbol zodiak di ketahui berasal dari budaya barat yang masuk ke Indonesia dan lebih dikenal sebagai ramalan bintang. Namun terdapat tempat yang menjadikan simbol zodiak sebagai salah satu motif dalam hiasan bangunan, tempat itu adalah di Pendhapa Ageng Pura Mangkunegaran yang telah menjadikan simbol zodiak sebagai sebuah akulturasi kebudayaan antara kebudayaan barat dengan kebudayaan Jawa. Simbol zodiak tersebut termuat dalam sebuah hiasan langit-langit Pendhapa Ageng Pura Mangkunegaran yang diberi nama Motif Ornamen Kumudawati.
Saung Angklung Udjo Menduniakan Seni Pertunjukan Tradisi
Taessia Andina;
Dendi Pratama
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 2, No 01 (2019): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (963.444 KB)
|
DOI: 10.30998/vh.v2i01.112
Di era globalisasi pada saat ini kesenian budaya menciptakan sebuah tantangan baru bagi kalangan masyarakat untuk meningkatkan kekreatifan dalam mengelola berbagai kesenian budaya dan tradisi lokal. Berragam dampak dari munculnya era globalisasi budaya pada saat ini dapat diantisipasi jika proses inovasi dan kreatif terus berlangsung dan berkembang di masyarakat. Melalui metode kualitatif, kajian ini akan mencoba untuk menjelaskan bahwa Saung Angklung Udjo merupakan suatu invensi tradisi yang terbentuk melalui proses kreatif pengembangan seni tradisi. SAU sebagai suatu invensi tradisi sangat terkait dengan peran agensi individu merespons realitas seni tradisi melalui pendirian sanggar angklung. Agensi individu ini merancang kondisi sosial dan lingkungan dengan menciptakan sanggar angklung yang keberadaannya merujuk pada seni tradisi angklung sebagai bagian dari budaya masyarakat Sunda. Kemampuan agensi individu ini melakukan invensi tradisi melalui formalisasi dan ritualisasi kegiatan pendidikan, produksi, dan pertunjukan angklung. hal tersebut dapat menjadi modal bagi pelaku seni tradisi untuk berinovasi dan lebih meningkatkan kreatifitas dalam menghadapi tantangan globalisasi budaya.