p-Index From 2020 - 2025
2.225
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Fakumi Medical Journal
Rachmat Faisal Syamsu
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas (IkM-IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Efek Pemberian Buah Alpukat (Persea Americanamill) terhadap Penurunan Kadar Lipid dalam Darah Tikus Putih Jantan Obes (Rattus Norvegicus) Nuryanti Utami Eka Putri; Dwi Anggita; Dian Amelia Abdi; Nesyana Nurmadilla; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i2.186

Abstract

Profil lipid dapat memicu terjadinya hipertensi melalui berbagai mekanisme, baik secara langsung atau tidak langsung. Seiring bertambahnya usia, dengan pola makan yang tidak sehat dan tinggi kolesterol secara terus menerus seperti pada lemak hewani dan kuning telur, akan menyebabkan kadar LDL melebihi batas normal di dalam darah. Peningkatan kadar LDL sebagai penanda hiperlipidemia ini merupakan indikator terbaik untuk risiko terjadinya aterosklerosis. Semakin tinggi kadar LDL maka akan semakin tinggi risiko terjadinya aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemberian buah alpukat terhadap penurunan kadar lipid dalam darah pada tikus putih obesitas (Rattus norvegicus). Penelitian ini merupakan penelitian true experimental pre and post control dengan menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) untuk mengetahui efek pemberian buah alpukat (Persea americana Mill) terhadap penurunan kadar lipid dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus) setelah diberi diet tinggi lemak. Dari penelitian didapatkan nilai P-value P 0.597>α=0.05. Antara kelompok simvastatin dan kelompok alpukat tidak berbeda secara signifikan dengan nilai P 0.597>α=0.05. Hal ini berarti pengaruh antara pemberian Buah Alpukat (Persea americana Mill) dan simvastatin memiliki efek yang sama terhadap perubahan kadar kolesterol total pada tikus yang mengalami obesitas. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian buah alpukat efektif menurunkan kadar lipid dalam darah pada tikus putih obesitas.
Perbandingan Pemeberian Eksrak Kulit Manggis dengan Glibenklamid terhadap Penurunan Kadar Glukosa darah pada Mencit Nurlan; Moch. Erwin Rachman; Marzelina Karim; Imran Safei; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i2.187

Abstract

Hiperglikemia merupakan salah satu penyakit degeneratif sistem metabolisme yang dapat berakibat berbagai komplikasi. Hiperglikemia disebabkan terjadinya resistensi insulin dan gangguan pada sekresi β pankreas, sehingga menyebabkan stress oksidatif yang meningkat. Manggis (Garcinia Mangostana L) adalah tanaman tropis yang ditemukan di asia tenggara dan disebut sebagai ratu buah dikarena bermanfaat bagi kesehatan. Turunan utama dari xanton adalah α-mangostin, ini Senyawa memiliki berbagai keunggulan farmakologis, seperti antidiabetik dan antioksidan. Glibenklamid adalah obat anti hiperglikemi oral yang digunakan dalam pengobatan diabetes melitus. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan pemberian ekstrak kulit buah manggis dengan glibenklamid terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit. Penelitian ini merupakan Literature Review dengan desain Narrative Review. Data yang digunakan berupa studi post experimental yang dikumpulkan dari beberapa literature. Hasil analisis 5 literature menunjukkan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang hiperglikemia
Karakteristik ibu hamil yang melakukan tindakan sectio caesarean di rumah sakit sitti khadijah makassar periode 2019 - 2021 Alfian Fadli; Masita Fujiko; Sri Wahyuni Gayatri; M. Hamsah; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 4 (2023): April
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i4.200

Abstract

All women want to give birth well and perfect parturition. There are two methods of parturition, namely vaginal parturition, which is better known as natural parturition, and caesarean section, in which the baby is removed through an incision in the abdominal wall and uterus. The number of caesarean deliveries in Indonesia continues to increase in 2018. Cesarean procedures account for 17.6% of all deliveries in Indonesia, exceeding the WHO standard of 15%. To find out the characteristics of pregnant women who perform caesarean sections at Sitti Khadijah Hospital Makassar for the period 2019 - 2021. An observational study with a descriptive approach, a cross-sectional study was used as the research design. There were 100 pregnant women who had Caesarean Sections at Sitti Khadijah Hospital Makassar for the period 2019-2021. The results showed that the characteristics of pregnant women who had Caesarean Sections based on the highest age was 20-35 years as much as 69% compared to other age groups, based on education the highest was undergraduate as much as 41% compared to other educational groups, based on work the highest were patients who did not work as much as 65% compared to patients who worked as much as 35%, based on medical indications the highest were Post SC patients as much as 38%, based on the highest type of SC is a patient with SSTP of 96% compared to Classic SC of 4%, based on parity, the highest were patients who were multiparous as much as 73% compared to primiparas as much as 27%. Pregnant women who did caesarean section based on the most age were aged 20-35 years, the most education was undergraduate, the most jobs were pregnant women not working, the most medical indications were pregnant women with a history of post SC, the most type of SC was SCTP, and the most parity was multiparous pregnant women
Gambaran Hasil Laboratorium pada Pasien Covid-19 Sebelum dan Setelah Terapi Plasma Konvalesen di Makassar Periode 2020-2021 Riski Astriani Putri; Sri Julyani; Rachmat Faisal Syamsu; Irna Diyana Kartika; Sri Wahyuni Gayatri
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 3 (2023): Maret
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i3.218

Abstract

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh strain baru dari coronavirus, yaitu SARS-CoV-2. Penularan virus ini sangat cepat, hingga penyebaran virus ini telah mewabah ke berbagai negara. Terdapat berbagai macam modalitas terapi yang dapat diberikan kepada penderita COVID-19 dan salah satu terapi tambahan yang dapat diberikan adalah Terapi Plasma Konvalesen. Prinsip dari terapi ini adalah dengan mentransfusikan antibodi dari plasma pasien sembuh yang sebelumnya pernah terkonfirmasi penyakit yang sama. Mengetahui hasil laboratorium pasien COVID-19 sebelum dan setelah Terapi Plasma Konvalesen di Makassar. Diperoleh hasil karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak pada laki-laki yaitu 10 pasien (76.9%), usia terbanyak pada rentang 46 – 55 dan 66-75 tahun masing-masing 4 pasien (30.8%), keluhan utama terbanyak yaitu sesak napas sebanyak 8 pasien (61.54%), dan pasien dengan komorbid sebanyak 7 orang (53.8%). Parameter laboratorium sebelum dan setelah TPK berdasarkan leukosit dan D-Dimer tidak terjadi perubahan jumlah pasien baik sebelum ataupun setelah pemberian terapi plasma konvalesen, berdasarkan hemoglobin terjadi perubahan Hb normal sebelumnya 10 pasien berkurang menjadi 9 pasien, peningkatan jumlah pasien dengan limfosit normal yang sebelumnya 5 pasien menjadi 6 pasien. Perubahan jumlah pasien dengan CRP normal yang sebelumnya 0 pasien menjadi 3 pasien. PCT terjadi perubahan jumlah pasien PCT normal yang sebelumnya 1 pasien menjadi 6 pasien. Didapatkan perubahan hasil laboratorium (hematologi dan serologi) pada pasien setelah terapi plasma konvalesen walaupun perubahan yang didapatkan tidak signifikan. Terkecuali pada paramater PCT pada 5 pasien setelah TPK terjadi perbaikan hasil laboratorium
Karakteristik Pasien Karsinoma Nasofaring Di Rs.Pelamonia Makassar Tahun 2020-2022 Moh. Adrezki M. Yusuf; Jane Mary Carolina Rintjap; Ade Rahmy Sujuthi; Sri Wartati; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 5 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i5.227

Abstract

Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di lndonesia. Hampir 60 % tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring, kemudian diikuti oleh tumor ganas hidung-dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam presentase rendah.Berdasarkan data Laboratorium Patologi Anatomik tumor ganas nasofaring sendiri selalu berada dalam kedudukan lima besar dari tumor ganas tubuh manusia bersama tumor ganas serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan desain penelitian deskriptif, yang mana pengukuran variable dilakukan pada saat tertentu yang sama untuk mengetahui karaktersitik pasien Karsinoma Nasofaring di Rumah Sakit Pelamonia makassar, dengan menggunakan rekam medik sebagai data penelitian.Data penelitian ini diperoleh melalui Rekam Medis Pasien. Penelitian ini melibatkan 40 Sampel. Distribusi pasien karsinoma nasofaring di tahun 2022 yaitu sebanyak 25 (62.5%) menunjukan jumlah yang signifikan lebih tinggi dibanding tahun 2020 dan tahun 2021. Distribusi pasien karsinoma nasofaring menurut umur terbanyak terjadi pada umur lebih dari 51 tahun yaitu sebanyak 21 sampel ( 52,5 % ).Pasien karsinoma nasofaring dominan pada Perempuan sebanyak 23 sampel (57.5%).pasien karsinoma nasofaring dominan datang dengan keluhan utama obstruksi nasi sebanyak 15 (37.5%).Terbanyak pasien karsinoma nasofaring menurut stadium penyakit yaitu pada stadium IV A sebanyak 15 ( 37.5% ) .gambaran histopatologi terbanyak yaitu Undifferentiated Carcinoma who tipe 3 sebanyak 24 (60 %) dari total 40 sampel. Mendorong pemerintah dalam hal ini dalam bidang Kesehatan untuk dapat meningkatkan upaya pencegahan berupa promosi Kesehatan kepada masyarakat mengenai deteksi dini karsinoma nasofaring serta cara mencegahnya agar tidak meningkatkan resiko terjadinya karsinoma nasofaring di masyarakat , karena merujuk dari hasil penelitian ini bahwa rata-rata pasien karsinoma nasofaring terdiagnosis stadium lanjut saat datang kerumah sakit.