Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Perbedaan Penggunaan Alas Kaki Terhadap Prevalensi Jamur Penyebab Onikomikosis Pada Petani Di Kelurahan Handil Bakti Palaran Nita, Khairun; Azahra, Sresta; Makkadafi, Suparno Putera
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.8238

Abstract

Onikomikosis atau dikenal sebagai infeksi jamur kuku ditemukan di seluruh dunia dengan angka kejadian cukup tinggi di Indonesia. Infeksi jamur pada kuku dapat disebabkan oleh jamur dermatofita, non dermatofita dan yeast. Petani merupakan pekerjaan yang berisiko terjadinya onikomikosis karena lingkungan kerja yang berair mendukung terjadinya infeksi jamur pada kuku. Penggunaan alas kaki yang tertutup dalam waktu lama juga akan merangsang tumbuhnya jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan penggunaan alas kaki terhadap prevalensi tumbuhnya jamur penyebab onikomikosis pada petani. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 60 kuku kaki petani dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan pengambilan kuku kaki pada petani di Kelurahan Handil Bakti Palaran. Metode pemeriksaan dilakukan pengamatan makroskopis dengan kultur jamur pada media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dan pengamatan mikroskopis dengan pembuatan slide kultur. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan jamur yang paling banyak menyebabkan onikomikosis dari golongan non dermatofita yaitu Aspergillus sp (60,0%) dan golongan dermatofita yaitu Trichophyton sp (10,0%). Jamur penyebab onikomikosis pada petani yang menggunakan alas kaki sebesar 36,7% dan yang tidak menggunakan alas kaki sebesar 48,3% dengan analisis statistik p-value sebesar 0,026 (<0,05), maka disimpulkan terdapat perbedaan signifikan terhadap alas kaki dengan kejadian onikomikosis. Petani diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan alas kaki dan selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat saat bekerja.
Amino Acid Mutations of OprD Protein in Pseudomonas aeruginosa After Meropenem Exposure Evendi, Agus; Harlita, Tiara Dini; Azahra, Sresta
Medical Laboratory Technology Journal Vol. 11 No. 1 (2025): June
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/mltj.v11i1.646

Abstract

Pseudomonas aeruginosa is a gram-negative pathogen associated with nosocomial infections and increased resistance to carbapenems, often linked to porin OprD inactivation. This study aimed to analyse amino acid substitutions in the OprD protein of two meropenem-sensitive Pseudomonas aeruginosa isolates (AK36 and AK237b) after 12 days of in vitro exposure to subinhibitory meropenem concentration (0.5 µg/mL). DNA was extracted at three time points (days 0, 5, and 12) and the oprD gene was sequenced using Sanger sequencing. Protein sequences were aligned and modelled using Swiss-Model to identify mutations and to assess structural changes. By day 12, AK36 had Gln67Lys and Gly68Ser substitutions, whereas AK237b had Glu169Lys. Structural modelling suggests these mutations may alter porin conformation and reduce membrane permeability. Despite no increase in the MIC, oprD expression was suppressed, indicating early adaptation. These findings support the hypothesis that prolonged meropenem pressure induces molecular changes that precede phenotypic resistance. This study highlights the importance of monitoring porin mutations as an early indicator of carbapenem resistance in clinical microbiology. This could help to improve antibiotic stewardship by identifying isolates at risk of developing resistance before it becomes clinically apparent.
Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Flush Toilet Di Kampus A Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur Aathifah, Zerlina; Azahra, Sresta; Rica, Fitri Nur
Jurnal Kesehatan Lingkungan Mapaccing Vol. 2 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/mpc.v2i2.862

Abstract

Sanitation facilities that have undergone many modifications are toilets. The occurrence of toilet modifications is influenced by the rapid growth of the population, causing limited sources of clean water. To anticipate these changes, the use of the toilet flush button can adjust the amount of water released in order to save clean water. The hand touching the surface of the toilet flush button plays an important role in the transmission of Staphylococcus aureus bacteria from one user to another. The purpose of this study was to determine the contamination of S.aureus bacteria on the toilet flush button in the campus A environment of the East Kalimantan Health Polytechnic. This research is descriptive. The sampling technique used is consecutive sampling. The sample calculation in this study used the slovin formula so that the number of samples was obtained as many as 18 pieces. A swab sample of the toilet flush button was taken at 16.00 WITA after the end of the academic community activities. The identification results of this study showed that from 18 toilet flush button swab samples there was S.aureus with a percentage of 78.8% and 22.2% there was no S.aureus. Due to the huge contamination by S.aureus on the toilet flush button, it is expected that toilet users to keep the toilet clean and wash their hands before and after using the toilet.
IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp. PADA ROTI KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH RAPAK DALAM KOTA SAMARINDA Nazhifah, Adelia Zahra; Azahra, Sresta; Harlita, Tiara Dini
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49368

Abstract

Roti merupakan salah satu pangan berbahan tepung yang banyak dikonsumsi masyarakat, namun mudah terkontaminasi jamur jika penyimpanan tidak tepat. Salah satu jamur yang sering ditemukan pada roti adalah Aspergillus sp., yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh suhu, substrat, cahaya dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jamur Aspergillus sp. pada roti kemasan yang di jual di Wilayah Rapak Dalam Kota Samarinda. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif dengan desain observasional Sampel yang digunakan sebanyak 38 roti kemasan rasa coklat dengan metode total sampling. Identifikasi jamur kontaminan dilakukan dengan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis menggunakan Lactophenol Cotton Blue. Analisa data dengan menggunakan univariat dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini adalah roti yang ditumbuhi jamur sebanyak 3 (8%). Roti yang ditumbuhi jamur Aspergillus sp. dengan spesies Aspergillus flavus sebanyak 2 (67%) dan Aspergillus niger sebanyak 1 (33%). Kesimpulan penelitian ini yaitu didapatkan jamur Aspergillus sp. pada roti kemasan yang dijual di wilayah Rapak Dalam tetapi masih dalam batas aman.
GAMBARAN ONIKOMIKOSIS PADA KUKU TANGAN PEDAGANG AYAM DI PASAR TRADISIONAL KOTA SAMARINDA BERDASARKAN PENGGUNAAN SARUNG TANGAN Hartini, Supri; Azahra, Sresta; Winaya, Ni Putu Armylia; Lamri, M. H.
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49614

Abstract

Pekerjaan yang rentan terhadap jamur onikomikosis adalah pedagang ayam dikarenakan lingkungan kerja yang berhubungan langsung dengan kondisi lembab dan basah. Jamur penyebab onikomikosis adalah dermatofita, non-dermatofita dan yeast. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran onikomikosis pada kuku tangan pedagang ayam berdasarkan penggunaan sarung tangan. Metode jenis penelitian ini deskriptif dengan 31 responden pedagang ayam di Pasar Tradisional Kota Samarinda dengan spesimen potongan kuku tangan yang memiliki ciri-ciri perubahan pada kuku tangan dan rasa gatal-gatal. Teknik pengambilan responden menggunakan purposive sampling. Spesimen potongan kuku tangan dilakukan pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis. Analisa data dilakukan secara univariat. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik usia pedagang ayam yang terindikasi onikomikosis pada usia 19-44 tahun 12 responden (39%), jenis kelamin laki-laki 14 responden (45%), dan lama bekerja sebagai pedagang ayam 2-15 tahun 19 responden (61%). Identifikasi jamur onikomikosis adalah non-dermatofita 16 sampel (52%) dan dermatofita 7 sampel (23%). Pedagang ayam yang menggunakan sarung tangan pada saat bekerja terdapat 4 responden (13%) terinfeksi onikomikosis. Kesimpulan terdapat infeksi jamur onikomikosis berdasarkan penggunaan sarung tangan.
Analysis of NLR and MLR Values in Patients with Pulmonary Tuberculosis and Pulmonary Tuberculosis with Diabetes Mellitus Kuncara, Rachmad Bayu; Sasangka, Parisade Galih; Sugihantono, Anung; Duri, Iin Desmiany; Qomariyah, Nurul; Kasiyati, Menik; Azahra, Sresta; Sulistyasmi, Wiwit
Jurnal Kesehatan Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v16i2.5149

Abstract

Tuberculosis (TB) infection can cause changes in hematological parameters such as neutrophils, monocytes, and lymphocytes. The neutrophil-to-lymphocyte ratio (NLR) and monocyte-to-lymphocyte ratio (MLR) are used as indicators of inflammation and immune response in infectious diseases, including TB. Diabetes mellitus (DM) as a comorbidity can exacerbate inflammation, potentially affecting NLR and MLR values in TB patients. This study aimed to determine the NLR and MLR values in patients with pulmonary TB and pulmonary TB with DM. This research used a quantitative observational design with a cross-sectional approach, involving 72 respondents from several primary health centers (Puskesmas) in Semarang City, divided into two groups of 36 individuals each. The sampling technique used was purposive sampling. The results showed that the mean NLR value in pulmonary TB patients was 2.20, and in pulmonary TB with DM patients was 2.89, with a significant difference (p=0.002). Meanwhile, the mean MLR value in pulmonary TB patients was 0.34 and in pulmonary TB with DM patients was 0.33, with no significant difference (p=0.752). These findings indicate that NLR is more sensitive than MLR in reflecting the inflammatory status and DM complications in TB patients. NLR can be used as an additional marker in the clinical monitoring of TB patients, especially those with DM comorbidity.
EDUKASI PADA PEDAGANG IKAN DI PASAR SEGIRI KOTA SAMARINDA TENTANG BAHAYA Candida albicans UNTUK MENURUNKAN KASUS KANDIDIASIS PADA SELA JARI TANGAN : Education to Fishmongers in Segiri Market, Samarinda City about the Danger of Candida albicans to Reduce the Case of Candidiasis on Hand Fingers Suhartini, Suhartini; Hartini, Supri; Azahra, Sresta; Lamri
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v3i1.104

Abstract

Abstract: Based on the research results, it was found that around 60% of fishmongers in Segiri market experienced candidiasis between the fingers. Hand conditions that are always wet cause lesions on the hands. After examining the fingers of fishmongers, the results showed that fishmongers experienced candidiasis. The seller who did not experience candidiasis were the ones who sold crabs, shrimps and seafood that did not come into direct contact with water for a long time. They admitted that they had done external treatment. However, they still often relapsed, and this is because even though treatment was carried out, they continued to work and did not use gloves, triggering the re-occurrence of candidiasis symptoms. This community service educates fishmongers about maintaining personal hygiene to prevent candidiasis. Counselling is planned to be conducted several times so that sellers know the dangers of candidiasis. Fish vendors will be advised to use PPE in the form of long gloves to prevent candidiasis. The results of the community service showed increased knowledge about the dangers of candidiasis in fishmongers. The following are the results of the posttest with a score of 100 by 20%, the results of the posttest with a score of 90 by 45%, and a post-test score of 80 by 35%. These results show that the counselling activity succeeded in exploring the knowledge of fishmongers with an increase in posttest results after counselling. Keywords: Candidiasis, Fishmongers, Education, Candida albicans.   Abstrak: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil bahwa sekitar 60% pedagang ikan di pasar segiri mengalami kandidiasis pada sela jari tangan. Kondisi tangan yang selalu basah menyebabkan lesi pada tangan. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sela jari tangan pedagang ikan, diperoleh hasil bahwa pedagang mengalami kandidiasis. Para pedagang yang tidak mengalami kandidiasis rata-rata yang hanya menjual kepiting, udang dan seafood yang tidak bersinggungan langsung dengan air dalam waktu yang cukup lama. Mereka mengaku bahwa sudah dilakukan pengobatan luar tetapi masih sering kambuh, hal ini karena meskipun dilakukan pengobatan tetapi mereka tetap bekerja dan tidak menggunakan sarung tangan sehingga memicu timbulnya Kembali gejala kandidiasis. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada penjual ikan tentang pentingnya menjaga hyegine personal untuk mencegah terjadinya kandidiasis. Penyuluhan rencana dilakukan beberapa kali supaya para pedagang sadar akan bahaya kandidiasis. Pedagang ikan akan disarankan menggunakan APD berupa sarung tangan panjang untuk mencegah kandidiasis. Hasil dari pengabdian Masyarakat menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang bahaya kandidiasis pada penjual ikan. Berikut hasil postest dengan nilai 100 sebesar 20%, hasil postest dengan nilai 90 sebesar 45%, dan nilai postes 80 sebesar 35%. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan berhasil menggali pengetahuan penjual ikan dnegan adanya peninggakatan hasil postest setelah dilakukan penyuluhan. Kata kunci: kandidiasis; pedagang ikan; edukasi; Candida albicans.
Penyuluhan Bahaya Infeksi Tricophyton Sp dan Sosialisasi Pencegahannya Pada Kuku Kaki Pekerja Tambang Batu Bara Suhartini, Suhartini; Suprihartini, Suprihartini; Azahra, Sresta
SIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 3 (2024): SIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, September 2024
Publisher : FTIK UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/simas.v2i3.6242

Abstract

Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara-negara tropis. Infeksi jamur merupakan penyakit yang sering muncul di tengah masyarakat Indonesia, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis dengan kelembapan udara yang tinggi, oleh karena itu kondisi tersebut merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur. Sebagian jamur bersifat patogen pada manusia dan selebihnya merupakan jamur komensal yang hidup sebagai saprofit pada manusia. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan pada tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin yaitu terdapat 17 kasus penyakit yang disebabkan oleh jamur. Pada tahun berikutnya data dari Dinas Kesehatan tahun 2015 menunjukkan terdapat 699 kasus penyakit infeksi jamur. Tujuan dari penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan informasi bahaya dermatofitosis pada kuku pekerja tambang dan mengurangi resiko terinfeksi jamur Tricophyton sp. Adapun hasil dari penyuluhan ini melalui metode pretest dan postes. Sebelum dilakukan penyuluhan 100% peserta memang belum mengetahui tentang jenis jamur ini namun setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan dimana seluruh peserta maksimal dalam mengerjakan postes karena mereka sdh diberikan penyuluhan beberapa kali dan dilakukan pemeriksaan berkelanjutan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PATOGENITAS TRICHOMONAS VAGINALIS Azahra, Sresta; Susanto, Lisawati
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 8 No 1 (2023): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v8i1.3799

Abstract

Trichomonas vaginalis is a flagellated protozoan parasite that causes trichomoniasis. Trichomoniasis is a non-viral sexually transmitted infection and is found in the human urogenital tract. The interaction between T. vaginalis with the host is very complex and many factors influence the pathogenicity of T. vaginalis. To determine the factors that influence the pathogenicity of Trichomonas vaginalis. Literature review using the Google Scholar database. The search results for articles matched the criteria with the keyword "pathogenicity of Trichomonas vaginalis". Pathogenicity factors include changes in the trophozoite Trichomonas vaginalis to an ameboid form, cellular pathogenicity (attachment of Trichomonas vaginalis to host cells, cytotoxic and hemolytic activity, phagocytosis), interactions with vaginal flora, symbiont contribution with Trichomonas vaginalis, recognition by the host immune system, and evasion host immune system. Pathogenicity factors include changes in the trophozoite Trichomonas vaginalis to an ameboid form, cellular pathogenicity (attachment of Trichomonas vaginalis to host cells, cytotoxic and hemolytic activity, phagocytosis), interactions with vaginal flora, symbiont contribution with Trichomonas vaginalis, recognition by the host immune system, and evasion host immune system.
Identifikasi Telur Cacing Tambang (Hookworm) Pada Kuku Pekerja Tambang Pasir Kecamatan Loa Janan Wahyuningtyas, Suci; Azahra, Sresta; Hartono, Agus Rudi
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 2 No 3 (2022): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, October 2022
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.59 KB) | DOI: 10.21093/bjsme.v2i3.5973

Abstract

Kecacingan merupakan penyakit yang dapat menyerang semua umur mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Prevalensi kecacingan bervariasi antara 2,5%-62%. Infeksi cacing tambang sering terjadi pada penduduk yang tinggal di daerah perkebunan, pertambangan dan sekitarnya dengan siklus penularannya memerlukan tanah berpasir yang gembur, tercampur humus, dan terlindung dari sinar matahari langsung. Kuku yang panjang dapat menjadi tempat kotoran yang mengandung berbagai zat dan mikroorganisme, salah satunya cacing yang dapat terselip dan tertelan ketika makan. Mengetahui ada atau tidaknya telur cacing tambang (Hookworm) pada kuku para pekerja tambang pasir Kecamatan Loa Janan. Metode: Penelitian ini menggunakan teknik sampling total dari beberapa perusahaan tambang pasir yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan penelitian ini menggunakan metode sedimentasi. Dari penelitian ini didapatkan karakteristik responden ialah laki - laki dengan umur 27 - 56 tahun. Tingkat pendidikan sebagian besar responden sekolah dasar (SD) dengan lama masa kerja 1-5 tahun. Hasil penelitian tidak ditemukan telur cacing tambang pada kuku pekerja tambang Kecamatan Loa Janan. Personal hygiene pekerja tambang Kecamatan Loa Janan baik sehingga resiko terinfeksi cacing tambang juga rendah.