Claim Missing Document
Check
Articles

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PEER TUTORIAL Albertus Pati Molan; Akhmad Jufriadi; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 1 No. 4 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jtst.v1i4.4118

Abstract

Berdasarkan observasi yang dilakukan, motivasi belajar siswa masih sangat rendah sehingga prestasi belajar yang diperoleh siswa SMP Negeri 23 Malang Tahun Ajaran 20 16/2017, pada mata pelajaran IPA menjadi sangat rendah pula. Rata-rata ketuntasan berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 68.51. Sedangkan nilai KKM maka yang dipakai di SMP Negeri 23 Malang adalah 75. Dilihat dan persyaratan ketuntasan tersebut siswa yang mencapai KKM untuk kelas VIII 3 hanya 13 siswa dan 33 siswa atau 37,17%. Dengan demikian peneliti akan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis peer tutorial untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Malang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII 3 SMP Negeni 23 Malang dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis peer tutorial subyek penelitian mi adalah siswa kelas VIII 3 SMP Negeni 23 Malang yang berjumlah 35 siswa. Penelitian mi menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua sikius dengan tahapan-tahapan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaaan, (3) observasi, (4) refleksi. Hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran pada sikius I adalah 78,35% berada pada kategori baik dan pada sikius II adalah 93,75% berada pada kategori sangat baik. Sedangkan untuk presentase motivasi belajar siswa path sikius I adalah 65,38% berada pada kategori cukup baik dan pada siklus I adalah 82.04% berada pada kategori baik. Dan presentase prestasi belajar siswa path siklus I adalah 65,71% dengan kategori cukup baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 85,51% dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian model pembelajaran inquiri terbimbing berberbasis peer tutorial dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
PENGEMBANGAN MODUL IPA FISIKA BERBASIS PBL PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Sabina Yasriyani Lawut; Maris Kurniawati; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 1 No. 4 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jtst.v1i4.4119

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul IPA Fisika berbasis PBL pada pokok bahasan Gerak Lurus yang dikembangkan dan keefektifan modul yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Metode yang diterapkan Research and Development. Uji coba produk dilakukan di salah satu SMP PGRI di Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian modul IPA terpadu berbasis PBL oleh ahli materi memperoleh rata-rata persentase 77,6% dengan kriteria layak, ahli media memperoleh rata-rata persentase 93,33%. Pada uji coba skala kecil, modul yang dikembangkan mendapat rata-rata persentase skor 88% dengan respon sangat baik oleh siswa. Hasil uji coba skala besar menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran mendapat rata-rata persentase skor 88,90% dan guru memperoleh rata-rata persentase 93,12% dengan respon sangat baik oleh guru. Modul IPA Fisika berbasis Problem Based Learning efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan secara keseluruhan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut: (1) Memberikan penjelasan sederhana memperoleh peningkatan sebesar 0,661 dengan kriteria “sedang”, dimana nilai untuk kategori sedang yaitu 0,3<g<0,7. (2)Membangun keterampilan dasar memperoleh peningkatan sebesar 0,832 dengan kriteria “tinggi”, dimana nilai untuk kriteria “tinggi” g>0,7. (3) Menyimpulkan memperoleh peningkatan sebesar 0,941 dengan kriteria “tinggi”. (4) Memberikan penjelasan lanjut memperoleh peningkatan sebesar 0,834 dengan kriteria “tinggi”. (5) Mengatur strategi dan taktik memperoleh peningkatan sebesar 0,499 dengan kriteria “sedang”. Berdasarkan hasil analisis, skor total rata-rata untuk peningkatan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa adalah 0,7534 dengan kriteria “tinggi”, dimana nilai untuk kriteria “tinggi” yaitu g<0,7.
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA Elisabeth Tai; Akhmad Jufriadi; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 1 No. 4 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jtst.v1i4.4120

Abstract

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah (1) Mengetahui perbedaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Solving dalam pencapaian prestasi belajar fisika. (2) Mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Problem Solving terhadap prestasi belajar fisika. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan posttest-only control design yang terdiri dari dua variable bebas dan satu variable terikat. Variable bebas adalah perbedaan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Problem Solving sedangkan variable terikat adalah prestasi belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X salah satu SMK Negeri di kota Malang. Penelitian ini menggunakan simple random sampling. Setelah dilakukan random dihasilkan kelas X MM-2 sebagai kelas eksperimen (28 siswa) dan kelas X MM-3 sebagai kelas control (32 siswa). Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sedangkan kelas control dengan Problem Solving. Data dikumpulkan dengan soal posttest. Data posttest dianalisis dengan menggunakan statistic ANOVA dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata post-test kelas eksperimen Problem Based Learning sebesar 78,75 dan kelas kontrol Problem Solving sebesar 72. Selisih nilai rata-rata post-test antara kedua kelas tesebut adalah 6,75. Selain itu uji hipotesis dengan ANOVA hasil yang diperoleh signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 yang berarti ditolak karena sig. < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan pada mata pelajaran Fisika yang pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning dengan pembelajarannya yang menggunakan model Problem Solving dan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving.
IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI TERBIMBING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK Robertus Ndara Ana Lewe; Sholikhan Sholikhan; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 2 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jtst.v2i1.4333

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Agar dapat meningkatkan kualitas penerapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X Tbsm-2 SMK Negeri 10 Malang. (2) Penerapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X Tbsm-2 SMK Negeri 10 Malang. (3) Penerapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X Tbsm-2 SMK Negeri 10 Malang. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Tbsm-2 SMK Negeri 10 Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran siklus I (72,78%), dan siklus II (82,78%). Motivasi belajar siswa pada siklus I (76,02%) dan pada siklus II (87,22%), dan Prestasi belajar siswa pada siklus I (57,14%) dan pada siklus II (85,71%). Dapat di simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar fisika siswa kelas X Tbsm-2 SMK Negeri 10 Malang Tahun Ajaran 2019-2020.
PBL DENGAN PENDEKATAN MULTIPLE REPRESENTATION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOLABORASI Godevila Sriyati Wela; Chandra Sundaygara; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 2 No. 3 (2020): September
Publisher : Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jtst.v2i3.4711

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh problem based learning dengan pendekatan multiple representation terhadap kemampuan berpikir kritis ditunjau dari kemampuan kolaborasi. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan rancangan posttest only group design. Tekning pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan instrumen penelitian adalah lembar observasi dan soal tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dan sampel terdiri dari 28 siswa kelas VIIID sebagai kelas eksperimen dan 29 siswa kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukan (i) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajar menggunakan model PBL dengan pendekatan multiple representation dan yang diajar dengan model PBL, ini dilihat dari nilai hasil perhitungan uji anova dua jalur yaitu sig 0,000 < 0,05. (ii) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang bekemampuan kolaborasi tinggi dengan yang berkemampuan kolaborasi rendah, hal ini terlihat dari nilai sig. 0,000 < 0,05. (iii) Terdapat pengaruh interaksi antara model PBL dengan pendekatan multiple representation dan kemampuan kolaborasi terhadap kemampuan berpikir kritis, ini dilihat dari nilai sig. 0,044 < 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa model PBL dengan pendekatan multiple representation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis ditinjau dari kemampuan kolaborasi.
IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR Odilla Fransiska Manehat; Akhmad Jufriadi; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 2 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jtst.v2i2.4716

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI MIPA salah satu SMAK di kota Malang dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind mapping subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 yang berjumlah 33 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus dengan tahapan-tahapan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaaan, (3) observasi, (4) refleksi. Hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah 63.87% berada pada kategori cukup baik dan pada siklus II adalah 86.19% berada pada kategori baik. Sedangkan untuk presentase motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 75.31% berada pada kategori baik dan pada siklus II adalah 89.37% berada pada kategori baik. Dan presentase prestasi belajar siswa pada siklus I adalah 69.69% dengan kategori cukup baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 87.87% dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind mapping dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa XI MIPA 1 SMAK Frateran Malang.
MODEL CPS MELALUI SAINTIFIC APPROACH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK Godensia Eustika Elonora; Sholikhan; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 3 No. 3 (2021): September
Publisher : Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jtst.v3i3.6229

Abstract

Penelitian ini bertujuan guna: mengetahui berbedanya kapasitas penalaran kritis peserta didik memakai model pembelajaran berpikir kritis imajinatif melalui saintifik approach dengan model pembelajaran konvensional melalui pembelajaran dalam jaringan berbasis WhatsApp dan Google Classroom. Penelitian ini dipimpin di SMP NEGERI 2 WAGIR pada semester genap tahun 2020/2021. Sampel penelitian adalah 60 siswa dan dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas eksperimen serta kelas kontrol. Jenis penelitian semacam ini merupakan penelitian semi test plan dengan control bunch plan Pretest-Posttest. Informasi kapasitas penalaran yang menentukan dikumpulkan melalui Pretest dan Posttest. Informasi yang dikumpulkan dipecah menjadi uji-T memakai SPSS 16.0. Hasil pada ulasan ini menunjukkan bahwasanya: Adanya perbedaan dalam kapasitas berpikir kritis murid memakai model pembelajaran berpikir kritis imajinatif melalui metodologi logis dengan model pembelajaran konvensional melalui pembelajaran organisasi berbasis WhatAspp dan Google Classroom. Derajat kepentingan yang didapat adalah 0,000 < 0,05. Nilai normal kemampuan berpikir kritis murid yang memahami cara menggunakan model pembelajaran berpikir kritis inovatif melalui saintifik approach adalah 78,93 serta murid yang memahami cara menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 68,46.
Analysis of the Science Concept Understanding of Inclusive Students in Junior High Schools Hestiningtyas Yuli Pratiwi; Kristanti Diana Malo; Indriyani Rachman; Ida Hamidah; Anna Permanasari; Ade Gafar Abdullah; Muhammad Nur Hudha
SEJ (Science Education Journal) Vol 4 No 1 (2020): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/sej.v4i1.833

Abstract

This research focuses on discussing the learning and understanding of the concepts of science in inclusive students at one of the State Junior High Schools in Malang with questionnaire methods, interviews, and documentation. The subjects used in this research were 2 source teachers, 2 special companion teachers (GPK), 25 regular students from class VIIIB, and 14 students with special needs. The learning system, especially with the topic of global warming in the inclusive school, is not yet fully optimal because the learning process is dominated by teachers using the lecture method. The level of understanding of the concept of regular students falls into the good category up to the cognitive domain C4. Meanwhile, the average student with special needs is better able to understand the concept by giving examples in the cognitive domain of C2. The low level of understanding of students' concepts, especially students with special needs, is due to the learning system which is more dominated by teachers in the classroom, the unavailability of learning media for students with special needs in understanding each concept and the number of special companion teachers (GPK) for students who need them which is still limited.
Pengembangan Modul IPA/Fisika Terpadu Berbasis Scaffolding pada Tema Gerak Untuk Siswa Kelas VIII SMP/MTs Jumaidin Budaeng; Hena Dian Ayu; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
Momentum: Physics Education Journal Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.178 KB) | DOI: 10.21067/mpej.v1i1.1633

Abstract

This research aims to develop the Integrated Science Module Based on Scene Motion Scaffolding, knowing the quality of Integrated Science module, and evaluate the response of teachers and students of the Integrated Science module. This study is a research and development (R & D) by Borg and Gall modified by Sugiyono. The results of the research module Integrated Science for students developed by subject matter experts and media experts have a quality percentage of each 85% (excellent) and 86.6% (excellent). While the modules for teachers according to subject matter experts and media experts have quality with the percentage of each 84% (excellent) and 87% (very good), the response of teachers to the teacher module and student module is Strongly Agree with the percentage of each 87.5 % and 89.84%. Of the 10 students of SMP Negeri 3 Kepanjen on a limited test, got the students' response to student IPA module is Strongly Agree with the percentage of 85%. It can be concluded that the Integrated Science Module Based on Scene Motion Scaffolding has met the criteria Very Good quality and fit for use as a teaching material Integrated Science for students of class VIII SMP/MTs.Keywords: Integrated Science Module, Scaffolding, Motion Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Modul IPA Terpadu Berbasis Scaffolding pada Tema Gerak, mengetahui kualitas modul IPA Terpadu, dan mengetahui respon guru dan siswa terhadap modul IPA Terpadu. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Borg dan Gall yang dimodifikasi oleh Sugiyono. Hasil penelitian modul IPA Terpadu untuk siswa yang dikembangkan menurut ahli materi dan ahli media memiliki kualitas persentase masing-masing 85% (sangat baik) dan 86,6% (sangat baik). Sedangkan modul untuk guru menurut ahli materi dan ahli media memiliki kualitas dengan persentase masing-masing 84% (sangat baik) dan 87% (sangat baik), respon guru terhadap modul guru dan modul siswa adalah Sangat Setuju dengan persentase masing-masing 87,5% dan 89,84%. Dari 10 siswa SMP Negeri 3 Kepanjen pada uji terbatas, mendapat respon siswa terhadap modul IPA siswa adalah Sangat Setuju dengan persentase 85%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Modul IPA Terpadu Berbasis Scaffolding pada Tema Gerak telah memenuhi kriteria kualitas Sangat Baik dan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar IPA Terpadu untuk siswa kelas VIII SMP/MTs.Kata Kunci: Modul IPA Terpadu, Scaffolding, Gerak
Pengembangan bahan ajar media pembelajaran fisika dengan pendekatan multi representasi untuk meningkatkan kemampuan pembuatan alat-alat praktikum calon guru fisika Chandra Sundaygara; Hestiningtyas Yuli Pratiwi; Muhammad Nur Hudha
Momentum: Physics Education Journal Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.7 KB) | DOI: 10.21067/mpej.v2i2.2709

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bahan ajar media pembelajaran fisika berbasis multi representasi untuk mengembangkan kemampuan membuat dan merangkai alat-alat percobaan fisika dan mengetahui kelayakan serta respon siswa terhadap bahan ajar ini pada materi listrik dan magnet. Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Desain penelitian menggunakan desain Four-D yaitu Define, Desain, Develop, Disseminate oleh Thiagarajan, dkk., 1974. Instrumen penelitian adalah angket. Data penelitian terdiri dari data uji kelayakan oleh validator dan data ujicoba terbatas yang diberikan kepada mahasiswa yang diperoleh melalui pemberian angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Uji kelayakan yang didasarkan validasi ahli media dan ahli materi diperoleh nilai rata-rata uji kelayakan sebesar 3,51 yang dikategorikan baik/valid sehingga bahan ajar layak digunakan, (2) Respon siswa terhadap bahan ajar media pembelajaran fisika berbasis multi representasi melalui ujicoba terbatas diperoleh nilai rata-rata ujicoba terbatas sebesar 3,58 yang dikategorikan baik/valid Kata Kunci: Bahan Ajar, Multi Representasi, Media pembelajaran Fisika