Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas

KEGIATAN PENJANGKAUAN WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DALAM RANGKA PENCEGAHAN PENULARAN HIV-AIDS DI LOKASI PROSTITUSI JAKARTA TAHUN 2015 Heryana, Ade; Hubaybah, Hubaybah; Hasnur, Hanifah; Helmi, Helmi; Salmah, Salmah; Rendang, Aden
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractIt’s difficult to prevent the HIV/Aids transmision at active female sexual workers (Wanita Pekerja Seks/WPS) in Jakarta. There are some factors that influence this condition, such as knowledge, attitude, risky behaviour, mobility, and HIV/Aids stigma. Base on this situation, it’s important to conduct the public-based health prevention program or UKBM at WPS. The aims of this activity is to contribute in HIV/Aids prevention program especially at WPS that administered by government (i.e KPA). This activity was conducted in 5 stages i.e preparing, outreaching, group discussing, intervention formulating, and reporting. Outreach activity covering 5 selected prostitution areas in Jakarta (Rawa Bebek, Gang Laler, Dukuh Atas, Bongkaran, and Golden Spa), from 17 November to 31 December 2015, including campaign, VCT services, and distribution of promotion kits (KIE). According to this activity only a half WPS well-known about risk and severity of HIV/Aids; a half of WPS belief that gov’s  HIV/Aids prevention give the beneficiary for them; actually WPS have awareness and willingness to HIV/Aids test but it’s barrier with the specification of their “work hours”; the WPS have trusted with the gov’s recommendation about HIV/Aids prevention and need public’s support; condom use stil the best intervention to prevent HIV/Aids transmission at WPS. Changing toward WPS’s safety sex behavior in order to prevent the sexual transmisiable of HIV-Aids couldn’t be full delegated to WPS herself. This effort should be supported by all of stakeholder who involve in the prevention of sexual transmising of HIV-Aids.        Keywords: HIV/Aids, public health intervention, sexual workersAbstrakPenyebaran penyakit HIV/Aids di kalangan Wanita Pekerja Seks aktif di Jakarta sulit dicegah. Beberapa faktor yang merupakan penyebab kondisi tersebut, antara lain faktor pengetahuan, sikap, perilaku berisiko, mobililitas dan stigma masyarakat terhadap HIV/Aids. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan yang sifatnya berbasis masyarakat atau UKBM pada kelompok berisiko WPS. Tujuan kegiatan ini adalah memberi masukan kepada pemerintah (KPA) upaya-upaya pencegahan HIV/Aids di kalangan WPS. Kegiatan dilakukan dalam 5 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan penjangkauan, diskusi kelompok, perumusan intervensi, dan penyusunan laporan kegiatan. Kegiatan penjangkauan dilakukan di 5 lokasi prostitusi terpilih di DKI Jakarta yakni di Rawa Bebek, Gang Laler, Dukuh Atas, Bongkaran, dan Golden Spa, pada 17 November s/d 31 Desember 2015, meliputi sosialisasi, layanan VCT, dan penyebaran media KIE. Tidak semua WPS paham risiko dan bahaya HIV/Aids, sebagian WPS percaya program pemerintah terkait penanggulangan HIV/Aids sangat bermanfaat untuk mereka, sebenarnya WPS sadar dan ingin sekali melakukan tes HIV/Aids namun terkendala waktu pemeriksaan yang disebabkan oleh “jam kerja” WPS lebih banyak dihabiskan malam hingga dini hari, WPS sangat percaya dengan saran-saran atau program penanggulangan HIIV/Aids yang dicanangkan pemerintah dan membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar, dan penggunaan kondom masih merupakan intervensi ampuh untuk mencegah tertularnya penyakit HIV/Aids di kalangan WPS. Perubahan perilaku seks yang aman pada WPS dalam rangka mencegah penularan HIV-Aids secara seksual tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada WPS itu sendiri, akan tetapi membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.Kata Kunci: HIV/Aids, intervensi kesehatan masyarakat, pekerja seks
PENINGKATAN KAPASITAS KOMUNIKASI PADA KADER PENJANGKAUAN HIV/AIDS (ODHA) DI JAKARTA Mahadewi, Erlina Puspitaloka; Heryana, Ade; Handayani, Putri
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 5, No 4 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v5i4.2787

Abstract

AbstractOne of the major tasks of healthcare community volunteers or cadres is outreaching risky health peoples that medical workforces might not reach them. Peoples diagnosed HIV-AIDS (ODHA) is the outreached community and the cadres should have extraordinary community skill. This activity aimed to provide capacity building for the cadres related to interpersonal health community. Capacity building conducted in April and Oktober 2018. Nine cadres from LSM Yayasan Putri Mandiri were participated and good cooperation made during this activity. Indoor activities include presenting and role playing related to health community was conducted for about 30 minutes for each topic and trining deliver in a full day. Pre and post testing to assess the comprehension of interpersonal health skill were arranged. Result shows that there is no significant different between the knowledge score of the cadre at pre and post test. However, there is a tendency that improvement of knowledge scores among the cadres. Further in year 2019 intensive next training is needed to enable the cadres to give good skills of upgrade interpersonal community related with drugs and communicatios skill. keywords: cadres, HIV-AIDS, healthcare communication AbstrakSalah satu tugas utama kader atau relawan kesehatan adalah menjangkau kelompok masyarakat dengan risiko kesehatan tinggi yang sulit ditemui oleh petugas kesehatan. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) merupakan salah satu komunitas yang sulit dijangkau sehingga kader kesehatan sebaiknya memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang di atas rata-rata Kegiatan yang dilaksanalan pada bulan April dan Oktober 2018 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas keterampilan komunikasi kesehatan secara interpersonal pada kader kesehatan. Kegiatan ini diikuti oleh 9 kader kesehatan LSM Yayasan Puteri Mandiri. Waktu Pelatihan selama 30 menit untuk tiap topik dan dilakukan presentasi dan role plays dalam komunikasi interpersonal selama sehari penuh. Pengukuran terhadap pemahaman terhadap komunikasi interpersonal dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata antara pengetahuan peserta saat pretest dan post test, data menunjukkan adanya perbaikan pengetahuan peserta tentang komunikasi kesehatan secara interpersonal. Perlu tindak lanjut kegiatan di tahun 2019 berupa pelatihan lebih detail tentang komunikasi kesehatan dan edukasi tentang obat oleh para kader. kata kunci: HIV/AIDS, kader, komunikasi kesehatan
CAPACITY BUILDING KAITAN HIV DAN GIZI PADA KADER YANG MELAYANI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA), JAKARTA Angkasa, Dudung; Heryana, Ade
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v5i1.2458

Abstract

AbstractCommunity volunteer or cadres’s involvement on delivering the important of nutritional support in blocking the rapid development of HIV is very beneficial for those with HIV/AIDS. However, most cadres did not have enough knowledge about the nutritional support. This activity aimed to provide capacity building for the cadres related on nutritional support of HIV patients. This activity conducted in April 2018. About nine cadres from Yayasan Putri Mandiri were involved. Good cooperation made this activity possible to happen. This activity comprise from 15 minutes delivering power point and discussion while 15 minutes for administration of pre and post test to check for the effectiveness of the activity. Structured questionnaire contains inquires for duration of work, level of education, ages, experience of the same training were distributed together with the pretest. Result shows that there is no significant different between the knowledge score of the cadre at pre and post test. However, there is a tendency that improvement of knowledge scores among the cadres. Further intensive training is needed to enable the cadres to give good eating patterns.                                                                                                     Keywords: cadres, HIV/AIDS, nutritional support AbstrakPeran kader dalam menyampaikan pentingnya peran gizi dalam menghambat cepatnya perkembangan stadium HIV akan sangat berguna bagi penderita. Akan tetapi tidak semua kader memilik pengetahuan yang cukup mengenai peran gizi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan capacity building terkait peran gizi pada HIV bagi kader dengan sasaran penderita atau orang yang beresiko tinggi HIV. Kegiatan ini dilakukan pada bulan April 2018. Terlibat sembilan orang kader dari Yayasan Putri Mandiri. Kerjasama yang baik membuat terlaksananya kegiatan capacity building ini. Kegiatan ini berupa penyampaian materi tentang kaitan/peran gizi pada HIV melalu media power point, diskusi/tanya jawab selama 15 menit. Untuk mengetahui efektivitas kegiatan, selama sekitar 15 menit peserta diminta mengisi kuesioner yang berisi karakteristik dan pertanyaan pre dan post test. Pertanyaan pre dan post test terdiri dari enam pertanyaan tentang HIV dan gizi. Pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh lima mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata antara pengetahuan peserta saat pretest dan post test, data menunjukkan adanya perbaikan pengetahuan peserta tentang peran gizi terhadap HIV. Perlu tindak lanjut kegiatan berupa pelatihan lebih detail tentang pola makan yang baik bagi kader. Kata kunci: kader, HIV/AIDS, peran gizi
KEGIATAN PENJANGKAUAN WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DALAM RANGKA PENCEGAHAN PENULARAN HIV-AIDS DI LOKASI PROSTITUSI JAKARTA TAHUN 2015 Heryana, Ade; Hubaybah, Hubaybah; Hasnur, Hanifah; Helmi, Helmi; Salmah, Salmah; Rendang, Aden
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v3i1.1669

Abstract

AbstractIt’s difficult to prevent the HIV/Aids transmision at active female sexual workers (Wanita Pekerja Seks/WPS) in Jakarta. There are some factors that influence this condition, such as knowledge, attitude, risky behaviour, mobility, and HIV/Aids stigma. Base on this situation, it’s important to conduct the public-based health prevention program or UKBM at WPS. The aims of this activity is to contribute in HIV/Aids prevention program especially at WPS that administered by government (i.e KPA). This activity was conducted in 5 stages i.e preparing, outreaching, group discussing, intervention formulating, and reporting. Outreach activity covering 5 selected prostitution areas in Jakarta (Rawa Bebek, Gang Laler, Dukuh Atas, Bongkaran, and Golden Spa), from 17 November to 31 December 2015, including campaign, VCT services, and distribution of promotion kits (KIE). According to this activity only a half WPS well-known about risk and severity of HIV/Aids; a half of WPS belief that gov’s  HIV/Aids prevention give the beneficiary for them; actually WPS have awareness and willingness to HIV/Aids test but it’s barrier with the specification of their “work hours”; the WPS have trusted with the gov’s recommendation about HIV/Aids prevention and need public’s support; condom use stil the best intervention to prevent HIV/Aids transmission at WPS. Changing toward WPS’s safety sex behavior in order to prevent the sexual transmisiable of HIV-Aids couldn’t be full delegated to WPS herself. This effort should be supported by all of stakeholder who involve in the prevention of sexual transmising of HIV-Aids.        Keywords: HIV/Aids, public health intervention, sexual workersAbstrakPenyebaran penyakit HIV/Aids di kalangan Wanita Pekerja Seks aktif di Jakarta sulit dicegah. Beberapa faktor yang merupakan penyebab kondisi tersebut, antara lain faktor pengetahuan, sikap, perilaku berisiko, mobililitas dan stigma masyarakat terhadap HIV/Aids. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan yang sifatnya berbasis masyarakat atau UKBM pada kelompok berisiko WPS. Tujuan kegiatan ini adalah memberi masukan kepada pemerintah (KPA) upaya-upaya pencegahan HIV/Aids di kalangan WPS. Kegiatan dilakukan dalam 5 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan penjangkauan, diskusi kelompok, perumusan intervensi, dan penyusunan laporan kegiatan. Kegiatan penjangkauan dilakukan di 5 lokasi prostitusi terpilih di DKI Jakarta yakni di Rawa Bebek, Gang Laler, Dukuh Atas, Bongkaran, dan Golden Spa, pada 17 November s/d 31 Desember 2015, meliputi sosialisasi, layanan VCT, dan penyebaran media KIE. Tidak semua WPS paham risiko dan bahaya HIV/Aids, sebagian WPS percaya program pemerintah terkait penanggulangan HIV/Aids sangat bermanfaat untuk mereka, sebenarnya WPS sadar dan ingin sekali melakukan tes HIV/Aids namun terkendala waktu pemeriksaan yang disebabkan oleh “jam kerja” WPS lebih banyak dihabiskan malam hingga dini hari, WPS sangat percaya dengan saran-saran atau program penanggulangan HIIV/Aids yang dicanangkan pemerintah dan membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar, dan penggunaan kondom masih merupakan intervensi ampuh untuk mencegah tertularnya penyakit HIV/Aids di kalangan WPS. Perubahan perilaku seks yang aman pada WPS dalam rangka mencegah penularan HIV-Aids secara seksual tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada WPS itu sendiri, akan tetapi membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.Kata Kunci: HIV/Aids, intervensi kesehatan masyarakat, pekerja seks
Co-Authors Adhiraga, Winda Bola Adhiraga Angeliana K, Devi Ascobat, Purwantyastuti Asri C. Adisasmita Ayuba, Iyan Ayuningsih, Fitriya Azizah, Nur Wafiq Cempaka Putri, Eka Denik, Denik Devi Angeliana Kusumaningtiar Dudung Angkasa Elsha Palupi, Elsha Palupi Erlina Puspitaloka Mahadewi Erwin Agustian Panigoro Fajri, Alif Fitri Mutia Febriyanty, Deasy Fori Yumita Fratiwi, Linda Gunarsih, Arum Hasnur, Hanifah Hasnur, Hanifah Helmi Helmi Helmi, Helmi Hubaybah, Hubaybah Ira Marti Ayu Irfandi, Ahmad Irwan, Hermansyah Istiani, Dwi Johanes Edy Siswanto, Johanes Edy Keumala Muda, Cut Alia Khiko Mona Hapsari, Ryan Kurniawati, Yatmi Lauren, Gita Mahadewi, Erlina Puspitaloka MAHARANI, PREYSITA PUAN Muda, Cut Alia Keumala Mugi Wahidin Muqsith, Munadhil Abdul Murti, Christinauli Eka Mustikawati, Intan Silviana Nabila, Anggun Nandawan, Dendy Ade Nila Anggraini, Feby Nitami, Maymi Nofianti, Nofianti Novita, Olga Nurhasanah, Imas Nurholifah, Siti Nurmawaty, Dwi Panigoro, Erwin Prajna Wekadigunawan, Cri Sajjana Pratiwi, Rizki Puspitaloka Mahadewi, Erlina Putri Handayani Putri Handayani Putri, Eka Cempaka RA. Koestoer Razmi Bahtiar, Teguh Rendang, Aden Rendang, Aden Reza Hilmy, Mohamad Rini Handayani Rosdiana, Hafsha Salmah Salmah Salmah, Salmah Sangadji, Namira Wadjir Satriyani Komariyah, Fadjrin Septi Ariyanti, Yeni Shorayasari, Susi Silviana Mustikawati, Intan Simanjuntak, Afni Hermenia Wati Suhartika, Eka Sukardi Sukardi Susianti, Yanti Syahadah, Asma Amania Tubagus Ferdi Fadilah, Tubagus Ferdi Veronika, Erna Veza Azteria Vionalita, Gisely Wadjir Sangadji, Namiwa Wahidi, Mugi Yusvita, Fierdania