Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN JAMU (Studi Kasus Cafe Jamu di Kampung Pejabat Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan) Isti Radiah; Mira Yulianti; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i2.630

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen jamu pada Cafe Jamu dan mengidentifikasi perilaku konsumsi jamu pada Cafe Jamu. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2017 sampai Desember 2017 di Cafe Jamu Kampung Pejabat Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Karakteristik menjadi suatu pembeda individu untuk mengetahui latar belakang sosial dan ekonomi dari setiap konsumen Cafe Jamu Kampung Pejabat lebih banyak kaum perempuan, kelompok usia produktif, dengan rata-rata konsumen berasal dari kota Banjarbaru yang berstatus sudah menikah, pendidikan terakhir SMA, dengan beragam profesi yang kebannyakan pegawai swasta, kalangan ekonomi kelas menengah ke atas. Pengguna kendaraan pribadi dan pengguna smartphone lebih dari 2 jam dalam sehari. Konsumen Cafe Jamu pengguna media sosial aktif dari beragam jejaring sosial yang seharinya dapat lebih dari 2 kali akses media sosial dan dalam penggunaan media sosial pun lebih dari 2 jam.Konsumen jamu lebih banyak yang tidak melakukan olahraga dan lebih banyak menyukai makanan olahan rumah. Diukur dengan perilaku konsumsi, konsumen yang datang ke Cafe Jamu menyukai jamu dan rutin meminum jamu. Setiap konsumen memiliki alasan dalam mengkonsumsi produk dan jasa yang membuat konsumen kembali mengkonsumsi produk dan jasa yang sama. Adapun informasi yang didapat dari lingkungan sekitar menjadi pilihan untuk mengkonsumsi jamu pada jam kerja yaitu pagi sampai malam. Dalam setiap kunjungan konsumen lebih dahulu merencanakan sebelum berkunjung ke Cafe Jamu yang memiliki varian jamu olahan yang segar. Mengkonsumsi jamu bagi sebagian konsumen untuk memelihara kesehatan yang sangat penting untuk di konsumsi karena berbagai manfaat jamu dan beragaman pengalaman seseorang yang mengajak untuk mengkonsumsi jamu dan khasiat yang teruji sepanjang jaman dari turun temurun. Jamu baik untuk di konsumsi oleh semua kalangan dan kapan saja.Kata kunci: jamu, konsumen, karakteristik konsumen
Analisis Finansial Usaha Kopi Hirang “Efgeen” di Kelurahan Komet Kota Banjarbaru Rizqy Puspitasari; Hairin Fajeri; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7790

Abstract

Usaha Kopi Hirang “eFGeeN” merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi kopi bubuk di Kota Banjarbaru yang dirintis pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya produksi, penerimaan dan pendapatan serta menganalisis kelayakan usaha dan titik impas atau Break Even Point (BEP) pada usaha Kopi Hirang “eFGeeN”. Berdasarkan hasil penelitian, biaya total yang dikeluarkan usaha Kopi Hirang “eFGeeN” pada bulan Desember 2021 sebesar Rp16.145.862 dengan penerimaan total sebesar Rp18.875.000 dan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp2.729.138. Kelayakan usaha Kopi Hirang “eFGeeN” pada bulan Desember 2021 sebesar 1,17. Hal ini menunjukkan bahwa usaha Kopi Hirang “eFGeeN” menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Titik impas produk kopi bubuk robusta varian rasa original kemasan aluminium foil sebanyak 65,67 kemasan dengan jumlah penjualan Rp1.970.186. Titik impas produk kopi bubuk robusta varian rasa salted caramel kemasan aluminium foil sebanyak 95,51 kemasan dengan jumlah penjualan Rp2.865.404. Titik impas produk kopi bubuk liberika varian rasa original kemasan aluminium foil sebanyak 94,20 kemasan dengan jumlah penjualan Rp3.297.100. Titik impas produk kopi bubuk robusta varian rasa original kemasan kaleng sebanyak 11,18 kemasan dengan jumlah penjualan Rp558.963. Titik impas produk kopi bubuk robusta varian rasa salted caramel kemasan kaleng sebanyak 6,87 kemasan dengan jumlah penjualan Rp343.394. Titik impas produk kopi bubuk liberika varian rasa original kemasan kaleng sebanyak 21,77 kemasan dengan jumlah penjualan Rp1.088.477.
Analisis Pemasaran Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) di Desa Sukaramah Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut Danang Rizam Nuari; Yudi Ferrianta; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8267

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui saluran pemasaran, biaya pemasaran, margin total, margin share, Farmer’s share dan efisiensi pemasaran serta permasalahan yang dihadapi oleh petani di Desa Sukaramah dalam pemasaran jagung manis. Pengambilan sampel dilakukan secara proportional random sampling. Saluran pemasaran yang ada di Desa Sukaramah Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut memiliki 4 saluran pemasaran. Untuk biaya pemasaran tertinggi terdapat pada saluran IV yaitu Rp 271,44/tongkol tujuan Pasar Tradisional Gembira dan biaya terkecil yaitu Rp 44,50/tongkol pada saluran I. Margin total terbesar terdapat pada saluran III dan IV, yaitu masing-masing mempunyai margin total sebesar Rp 750/tongkolnya. Margin share tertinggi pada saluran I sebesar 100%, sedangkan terendah pada saluran III dan IV sebesar 66,67%. Saluran I indeks efisiensi ekonomis paling baik dibandingkan saluran yang lainnya, karena mempunyai nilai indeks yang paling kecil diantara saluran pemasaran yang lainnya. Sedangkan, tujuan pemasaran Pasar Tradisional Gembira Pelaihari paling efisien dari segi efisiensi teknis, khususnya saluran III. Permasalahan yang dihadapi petani yaitu akses jalan yang susah dilewati saat musim hujan dan harga yang tidak sesuai dengan modal karena tingginya harga pupuk dan lainnya, karena adanya kelangkaan. Kemudian untuk pedagang yaitu harus mempunyai modal yang cukup agar dapat bisa membeli atau mengambil hasil jagung manis dari petani karena kalau tidak atau modal yang kurang resikonya tidak mendapatkan barang atau volumenya hanya sedikit.
Dampak Irigasi Haruyan Dayak Terhadap Peningkatan Produktivitas Padi di Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dewi Haryanti; Hamdani Hamdani; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.6009

Abstract

Salah satu faktor yang meningkatkan luas garapan usahatani adalah pemanfaatan Irigasi Haruyan Dayak. Tingginya tingkat partisipasi petani tentunya akan memberikan kontribusi penting dalam kehidupan petani. Penelitian ini tujuan untuk menganalisis dampak Irigasi Haruyan Dayak terhadap produksi padi sawah dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani pengguna dan non pengguna air Irigasi Haruyan Dayak dalam pengelolaan usahatani padi sawah di Kecamatan Haruyan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 petani terdiri dari 15 petani pengguna Irigasi Haruyan Dayak dan 15 petani bukan pengguna.. Analisis dilakukan dengan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, perbandingan produktivitas padi sawah petani yang menggunakan dengan tidak menggunakan Irigasi Haruyan Dayak terdapat peningkatan sebesar 2.082,44 kg/ha. Permasalahan yang dihadapi petani dalam mengelola usahatani padi yaitu serangan hama tikus, wereng dan walang sangit.
PEMASARAN SAYUR-SAYURAN DI PASAR TAPANDANG BERSERI PELAIHARI, KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Noorhamida Noorhamida; Sadik Ikhsan; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2931

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui aktivitas pemasaran sayur-sayuran, mengetahui besarnya biaya, margin, dan keuntungan dari pemasaran sayur-sayuran di Pasar Tapandang Berseri Pelaihari dan mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi pedagang pada pemasaran sayur-sayuran. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode survey menggunakan teknik wawancara langsung dan kuisioner sebagai alat bantu dan dianalisis secara deskriptif. Pengambilan contoh dilakukan berdasarkan teknik snowball sampling. Jumlah sampel responden yang diambil berjumlah 15 sampel, terdiri dari 5 pedagang pengecer dan 10 pedagang besar. Saluran pemasaran yang digunakan adalah saluran dua tingkat yang melibatkan petani, pedagang besar dan pedagang pengecer. Berdasarkan hasil penelitian pada pedagang besar sayur-sayuran yang paling banyak memerlukan biaya pemasaran adalah kangkung dan yang paling sedikit memerlukan biaya pemasaran adalah kacang panjang. Pada pedagang pengecer sayur-sayuran yang paling banyak memerlukan biaya pemasaran ialah kacang panjang dan yang paling sedikit memerlukan biaya pemasaran adalah terong dan kangkung. Besarnya margin rata-rata yang diterima oleh pedagang besar dari tiga jenis sayuran tersebut berkisar antara Rp 876/kg atau 45% sampai dengan Rp 1.450/kg atau 35%, dan besarnya margin rata-rata yang diterima oleh pedagang pengecer dari tiga jenis sayuran tersebut berkisar antara Rp 1.333/kg atau 24% sampai dengan Rp 2.067/kg atau 52%. Keuntungan rata-rata yang diperoleh dalam pemasaran sayur-sayuran pada pedagang besar berkisar antara pada sayuran terong Rp 1272.31/kg, sayuran kangkung Rp 500.38/kg dan untuk sayuran kacang panjang Rp 1027.33/kg. Keuntungan rata-rata yang diperoleh dalam pemasaran sayur-sayuran pada pedagang pengecer berkisar antara pada sayuran terong Rp 1153.70/kg, sayuran kangkung Rp 1887.03/ kg dan untuk sayuran kacang panjang Rp 1187.03/kg.
Respons Petani Terhadap Program Agrosilvopastura di Desa Sejahtera Mulia, Kecamatan Satui, Tanah Bumbu Farah Yumna Azumi; Muzdalifah Muzdalifah; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9418

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons petani penerima terhadap program Agrosilvopastura yang akan dilaksanakan dengan menggunakan pengukuran skala Likert pada variabel ukur pengetahuan petani (X1), peran lembaga (X2), kapabilitas petani (X3), dan respons petani (Y). Hasil penelitian menunjukkan respons petani cenderung tidak menyetujui atau termasuk dalam kategori negatif dengan rata-rata nilai indeks 36% dari keseluruhan variabel ukur. Hal ini dibuktikan dengan petani yang belum mampu mengenali program secara baik karena program Agrosilvopastura masih dalam tahap persiapan pelaksanaan. Keterbatasan akses petani juga menjadi salah satu hambatan dalam menerima informasi mengenai program Agrosilvopastura sehingga petani penerima hanya mampu mengandalkan peran dari Pemerintah Desa dan PT Arutmin Site Satui. Oleh karena itu, belum terdapat perubahan yang signifikan oleh petani penerima dengan adanya program Agrosilvopastura.
DINAMIKA KELOMPOK TANI KARET DI DESA PELAJAU KECAMATAN BATUMANDI KABUPATEN BALANGAN Muhammad Adnan; Umi Salawati; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 1, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i4.625

Abstract

Hasil penilaian terhadap Peranan Kelompok Tani Teratai di Desa Pelajau Kecamatan Batumandi Kabupaten Balangan berada pada katagori sedang hingga tinggi dengan persentase antara 71,80% sampai dengan 82,05%. Sehingga dapat dikatakan peranan Kelompok Tani Teratai telgolong cukup baik, hal ini dikarenakan Responden selaku anggota Kelompok Tani Teratai merasakan manfaat dari Kelompok Tani Teratai. Manfaat tersebut seperti pemberian informasi yang berkaitan dengan usaha tani anggota, baik teknologi maupun pengentahuan baru mengenai pertanian karet untuk kemajuan pertanian karet responden. Pemberian informasi ini membuat para responden merasa bahwa jika dengan kelompok tani mereka dapat mendapatkan banyak manfaat untuk kelangsungan usaha tani mereka. Hasil penilaian terhadap Dinamika Kelompok Tani Karet di Desa Pelajau Kecamatan Batumandi Kabupaten Balangan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Teratai menghasilkan nilai tinggi setiap indikator-indikator tersebut. Hal ini berarti bahwa Dinamika kelompok tani karet di Desa Pelajau Kecamatan Batumandi Kabupaten Balangan Berada Pada kategori Tinggi. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh kelompok tani dalam meningkatkan dinamika kelompok tani karet adalah memperbaiki kekompakan antar kelompok, kerja sama antar kelompok, memperbaiki jadwal pertemuan dan jadwal kegiatan kelompok, mengadakan pertemuan rutin setiap minggu maupun setiap bulan. Adapun kendala yang dihadapi petani dalam berkelompok tani karet yaitu adanya ketidak aktifan antar anggota kelompok, adanya ketidak kompakannya sesama anggota, kurangnya kegiatan terhadap penyuluh pertanian untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan petani, sehingga mengakibatkan kurangnya ilmu pengetahuan petani dalam berkelompok.Kata kunci: Manfaat, peranan kelompok tani, dinamika kelompok tan
ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN TANAH LAUT Anggi Puspita Devi; Muhammad Husaini; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i3.2922

Abstract

Permintaan jagung Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini di karenakan meningkatnya jumlah penduduk, berkembangannya industri pangan dan peternakan. Laju tingkat kebutuhan jagung yang terus meningkat tidak didukung dengan laju produksi jagung dalam negeri, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara penerimaan dan kebutuhan jagung. Produksi jagung di Kabupaten Tanah Laut mendapat dukungan dari pemerintah dengan kebijakan subsidi benih, pupuk, suku bunga dan alat mesin pertanian. Sementara pada sisi yang lain komoditas jagung diperdagangkan di pasar internasional. Dengan berbagai subsidi yang diberikan tersebut, apakah usahatani jagung menguntungkan dan layak serta apakah mempunyai daya saing baik secara kompetitif dan komparatif.  Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pendapatan bersih serta kelayakan komoditas jagung berdasarkan harga privat dan harga sosial, dan mengetahui daya saing komoditas jagung baik secara kompetitif dan komparatif. Penelitian ini digunakan sumber data, berupa data primer dan data sekunder. Penelitian ini mengunakan metode survey, teknik sampling yang digunakan berupa multistage random sampling, sehingga terpilih kecamatan Bajuin dan Takisung dengan jumlah populasi sebanyak 101 petani. Dari jumlah tersebut diambil sebanyak 40 orang petani atau sebesar 39,60%. Penelitian ini mempunyai hasil yang menunjukkan bahwa pendapatan bersih komoditas jagung dengan harga privat lebih besar dari harga sosial masing-masing sebesar Rp 9,51 juta per hektar dan sebesar Rp 7,70 juta per hektar, hal tersebut disebabkan pemberian subsidi oleh pemerintah. Revenue Cost Ratio (RCR) usahatani jagung berdasarkan harga privat dan harga sosial layak untuk diusahakan dengan ratio masing-masing sebesar  2,06  dan secara sosial 1,61, dengan kata lain  bahwa dengan harga  privat maupun sosial layak untuk diusahakan. Berdasarkan analisis daya saing dengan Policy Analysis Matrix (PAM) komoditas jagung Kabupaten Tanah Laut mempunyai daya saing secara kompetitif dengan PCR 0,27 dan secara komparatif dengan nilai DRCR sebesar 0,32.
KEMISKINAN PETANI KARET MENURUT STATUS KEPEMILIKAN LAHAN DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KABUPATEN BANJAR Mahmud Mahmud; Eka Radiah; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2927

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui seberapa besar (%) petani karet di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar yang tergolong kedalam petani miskin menurut status kepemilikan lahan, mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi petani miskin di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar tersebut menurut umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, jumlah tanggungan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan luas lahan menurut status kepemilikan lahan, mengetahui permasalahan yang dihadapi petani karet miskin menurut status kepemilikan lahan di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk menentukan jumlah responden menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Berdasarkan penelitian, petani karet miskin berdasarkan status kepemilikan lahan terbagi menjadi tiga yaitu petani karet pemilik sebesar 40% sebanyak 20 orang, sakap sebesar 54% sebanyak 27 orang dan sewa sebesar 6% sebanyak 3 orang, mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi petani miskin di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar tersebut menurut umur, jenis kelamin, asal daerah, status perkawinan, jumlah tanggungan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan luas lahan menurut status kepemilikan lahan, mengetahui permasalahan yang dihadapi petani karet miskin menurut status kepemilikan lahan di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar dan permasalahan yang dihadapi petani karet di Kecamatan Sungai Pinang terbagi atas empat permasalahan yaitu harga karet yang rendah, musim hujan dan panas, penyakit dan pemasaran.
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DAN NILAI JUAL KARET DI DESA HANTAKAN KECAMATAN HANTAKAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Ahmad Rayhan; Nuri Dewi Yanti; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 1, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i4.629

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani dalam meningkatkan produksi dan nilai jual karet di Desa Hantakan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi petani dalam meningkatkan produksi dan nilai jual karet di Desa Hantakan Kecamatan Hantakan. Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei. Dari 245 petani karet yang ada dilokasi penelitian dipilih secara acak sebanyak 40 petani karet yang dijadikan responden. Hasil wawancara di lapangan secara keseluruhan kemampuan petani dalam penanaman berada dalam kategori cukup dengan skor 65,83%. Tingkat pengetahuan petani secara umum dalam pemeliharaan tanaman karet berada pada kategori kurang yaitu 50,63%. Hal ini disebabkan keterbatasan informasi yang didapat serta masih banyaknya petani yang tidak menghiraukan tentang penyakit tanaman karet. Pengetahuan petani dalam pemanenan yaitu sebesar 72,32% dari keseluruhan responden, hasil ini berarti berada pada kategori cukup. Karena keterbatasan informasi yang didapat oleh petani yang menjadi faktor masih banyaknya petani yang tidak mengetahui cara memanen tanaman karet dengan baik. Ditambah lagi oleh kebiasaan petani yang menerapkan cara lama dan enggan mengikuti arahan dari penyuluh. Pengolahan hasil karet sudah banyaknya petani karet yang mengetahui yaitu sebanyak 86,56% berada dalam kategori baik. Pengetahuan petani tentang pemasaran hasil panen berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 67,5%. Yang dimana artinya petani sudah mengetahui penjualan hasil panen yang baik di lakukan di koperasi atau di antar ke pabrik secara langsung. Waktu peremajaan karet sudah banyaknya petani karet yang mengetahui yaitu sebanyak 97,5% responden bahwa tanaman karet diremajakan saat usia tanaman karet sudah di atas 25 tahun. Total pengetahuan petani karet berada dalam kategori kurang yaitu 73,04% dari keseluruhan responden. Nilai tertinggi yaitu pengetahuan petani dalam peremajaan tanaman karet sebesar 97,5%. Kata kunci: pengetahuan, karet, produksi, nilai jual