Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Finansial Usaha Produksi Tempe di Kecamatan Kelumpang Selatan Kabupaten Kotabaru Anam, Khoiril; Anjardiani, Luki; Septiana, Nurmelati
Frontier Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i4.7863

Abstract

Kedelai merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia, yang termasuk salah satu subsektor pertanian yang hasil produksinya dapat diolah berbagai macam makanan seperti tempe. Tempe merupakan makanan yang disukai banyak orang di Indonesia sehingga tempe mempunyai peluang usaha untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan serta menganalisis titik impas usaha tempe dan permasalahan yang di alami produsen tempe. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data diperoleh dari responden dan instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan dan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotabaru. Data dianalisis dengan cara deskriptif dan tabulasi sehingga diperoleh biaya tetap rata-rata Rp 1.631.403, biaya variabel rata-rata sebesar Rp 7.457.025, biaya total rata-rata Rp 9.088.428, penerimaan rata-rata Rp 11.955.000 dan kuntungan rata-rata produsen tempe selama 1 bulan sebesar Rp 2.866.572. Pada usaha pengolahan tempe terbesar yaitu bapak Agus eko wahyudi diperoleh titik impas sebesar 216 bungkus untuk harga (@ Rp 1.000), 144 bungkus untuk harga (@ Rp 1.500) dan 44 bungkus untuk harga (@ Rp 5.000).
ANALISIS PENDAPATAN PETANI NANAS PARIGI DI DESA PARARAPAK KECAMATAN DUSUN SELATAN KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Khodari, Januar; Salawati, Umi; Septiana, Nurmelati
Frontier Agribisnis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i1.12261

Abstract

Nanas Parigi adalah varietas nanas madu unggulan yang dapat tumbuh baik di tanah gambut dengan pH 4 – 5 (sangat asam) di daerah Dusun Parigi dan Dusun Danau Jutuh, Desa Pararapak, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. Nanas parigi punya karakter khas, diantaranya tidak menimbulkan rasa gatal di lidah dan kadar gula yang lebih banyak. Uniknya, bila ditanam diluar Kabupaten Barito Selatan rasanya akan berubah, tidak semanis apabila ditanam di sekitaran Desa Pararapak padahal sama-sama ditanam di tanah gambut. Desa Pararapak merupakan salah satu penghasil produksi buah nanas di Kecamatan Dusun Selatan. Permasalahan yang dihadapi petani dalam usahatani nanas parigi yang pertama yaitu pada musim hujan dimana air melimpah sehingga tanaman nanas parigi yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik, tetapi disisi lain ketika curah hujan ekstrem lahan akan tergenang dan tanaman nanas rawan terserang hama penyakit yang berakibat produksi yang dihasilkan petani tidak optimal. Permasalahan kedua yaitu murahnya harga jual nanas parigi saat panen bersamaan yang menyebabkan penawaran melebihi permintaan. Tujuan penelitian ini adalah menghitung biaya, penerimaan, pendapatan usahatani nanas parigi yang diterima oleh petani dan mengetahui permasalah yang dihadapi petani dalam usahatani nanas parigi
Hubungan Karakteristik Petani terhadap Tingkat Pengetahuannya tentang Budidaya Karet di Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Prastiyo, Marsyam; Rosni, Masyhudah; Septiana, Nurmelati
Frontier Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i4.7846

Abstract

Karet merupakan salah satu komoditas yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian masyarakat di Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yang pertama untuk mengetahui karakteristik petani karet, kedua mengetahui tingkat pengetahuan petani karet dan yang ketiga mengetahui hubungan karakteristik petani dengan tingkat pengetahuan petani karet di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu. Pengambilan sampel di lakukan secara proportional random sampling. Penelitian dilakukan dengan teknik analisis deskriptif dengan uji korelasi rank spearman. Hasilnya, rata-rata umur petani di Kecamatan Satui adalah 47,17 tahun, sebagian besar dari mereka berpendidikan hingga sekolah dasar, dengan rata-rata memiliki pengalaman budidaya selama 12,1 tahun dan juga rata-rata memiliki luas lahan budidaya 1,875 hektare. Petani karet di Kecamatan Satui memiliki pengetahuan yang tinggi dengan persentase sebesar 70% atau memiliki nilai lebih dari 77,78%. Hubungan antara umur petani dengan tingkat pengetahuan memiliki nilai -0,320 atau hubungan lemah, hubungan antara pendidikan formal dengan tingkat pengetahuan petani adalah sebesar 0,743 atau hubungan kuat, hubungan antara pengalaman budidaya dengan tingkat pengetahuan petani adalah sebesar 0,013 atau sangat lemah, dan hubungan luas lahan budidaya petani dengan tingkat pengetahuannya sebesar 0,225 atau lemah.
Analisis Finansial Usaha Pengolahan Kopi Robusta “Lok Tunggul Robusta Coffee” di Desa Lok Tunggul Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar Sya'rani, Muhammad; Ferrianta, Yudi; Septiana, Nurmelati
Frontier Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i4.7830

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan, keuntungan, tingkat kelayakan usaha, titik impas dari usaha pengolahan kopi robusta “Lok Tunggul Robusta Coffee” dan mendeskripsikan permasalahan apa saja yang terdapat dalam usaha pengolahan kopi robusta “Lok Tunggul Robusta Coffee”. Penelitian ini dilaksanakan di usaha pengolahan kopi robusta milik Lok Tunggul Robusta Coffee di Desa Lok Tunggul Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar. Berdasarkan hasil penelitian biaya total yang dikeluarkan selama satu bulan produksi sebesar Rp16.933.548,00 dengan jumlah penerimaan sebesar Rp37.300.000,00 dan keuntungan yang diperoleh yaitu sebesar Rp20.366.452,00. Kelayakan usaha pada satu bulan produksi secara finansial diperoleh nilai RCR > 1 yaitu sebesar 2,203. Produk kopi bubuk mencapai titik impas pada saat penjualan sebanyak 8,444 kg atau sekitar 56 kemasan dengan harga jual per kg sebesar Rp60.953,00 atau sekitar Rp9.156,00 per kemasan dan pada saat jumlah penjualan sebesar Rp1.407.335,00. Sedangkan produk kopi biji matang mencapai titik impas pada saat penjualan sebanyak 17,817 kg dengan harga jual per kg sebesar Rp60.001,00 dan pada saat jumlah penjualan sebesar Rp1.781.740,00. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi usaha yaitu ketersediaan bahan baku buah kopi yang kurang berkualitas akibat petani melakukan petik campur, ketersediaan buah kopi asli pengaron yang menipis dan tidak menentu, banjir yang menyebabkan rusaknya lahan petani dan terhentinya produksi, kurang memadainya beberapa peralatan produksi serta dari segi pemasaran yang lingkup dan jangkauannya masih kurang luas.
Analisis Usaha Pengolahan Gula Aren dan Usahatani Padi Lokal di Desa Banyu Irang Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut Sari, Mila; Firmansyah, Hairi; Septiana, Nurmelati
Frontier Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i4.7822

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produksi gula aren, menganalisis biaya, penerimaan, keuntungan, dan kelayakan usaha pengolahan gula arenmenganalisis biaya, penerimaan, keuntungan usahatani padi lokal, serta permasalahan pada usaha gula aren dan usahatani padi lokal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 sampai Juni 2022 yang berlokasi di Desa Banyu Irang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan nira, dengan cara memotong tandan bunga jantan. Tandan aren disadap pada pagi dan sore hari, selanjutnya nira yang diperoleh disaring kemudian air nira dimasak sampai berubah menjadi pekat dan berwarna coklat, kemudian dicetak dengan menggunakan cetakan dari tempurung kelapa yang telah dilapisi dengan daun. Biaya total usaha gula aren selama bulan November 2021 rata-rata sebesar Rp 981.525, rata- rata penerimaan sebesar Rp 2.368.750 rata-rata keuntungan sebesar Rp 1.387.225 dengan RCR > 1 yaitu 2,41. Biaya total usahatani padi lokal selama satu kali musim tanam tahun 2021 sebesar Rp 5.912.522. Penerimaan sebesar Rp 7.711.786/musim tanam, keuntungan sebesar Rp 1.799.264/musim tanam atau sebesar Rp 2.844.595/ha. Permasalahan pada usaha pengolahan gula aren yaitu ketersediaan kayu bakar, gagal jadi gula aren dan hama pada pohon aren. Pada usahatani lokal permasalahan yang ada yaitu kurangnya alsintan untuk usahatani padi lokal.
MOTIVASI MAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN ULM) Limbong, Judika; Rosni, Masyudah; Septiana, Nurmelati
Frontier Agribisnis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i1.12272

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat motivasi Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian dalam berwirausaha, dan untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat Mahasiswa Program Studi Agribisnis FakultasPertanian dalam berwirausaha. Penelitian dilakukan pada bulanJuli 2023. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif yaitu dengan kuesionier yang kemudian jawaban dari mahasiswa disinkronkan dan di intervalkan menggunakan skala likert. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat motivasi mahasiswa agribisnis dalam berwirausaha berada pada kategori tinggi dengan hasil yaitu 62%. Berdasarkan analisis deskriptif persentase, faktor pendukung mahasiswa dalam berwirausaha adalah memiliki ambisi/kemajuan untuk sukses, adanya lingkungan yang membentuk semangat kewirausahaan, adanya kurikulum/ pembelajaran yang memberikan bekal untuk berwirausaha. Faktor penghambat mahasiswa dalam berwirausaha adalah tidak punya modal dan tidak punya mentor atau pembimbing usaha.