Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN SERBUK TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BUSA POLIURETAN BIODEGRADASI Barita Aritonang
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 1 No 1 (2017): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.205 KB)

Abstract

Penelitian mengenai pemanfaatan serbuk tandan kosong kelapa sawit sebagai pengisi dalam pembuatan busa poliuretan biodegradasi, dengan serbuk tandan kosong kelapa sawit yang digunakan diperoleh dari hasil pengolahan PTPN IV Adolina di Asahan. Busa poliuretan telah berhasil disintesis dari Polipropilen Glikol dan Toluen Diisosianat dengan menggunakan bahan pengisi dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, busa yang dihasilkan bersifat fleksibel, tidak mudah rapuh dan dapat terbiodegradasi di alam. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari data serapan inframerah membuktikan terjadinya proses degradasi pada serat tandan kosong kelapa sawit, dan dari hasil pengamatan SEM juga membuktikan terjadinya proses degradasi pada busa poliuretan. Hasil data yang diperoleh dari analisis secara gravimetri juga membuktikan terjadinya proses degradasi, hal ini dapat dilihat dari persen kehilangan berat busa poliuretan. Persen kehilangan berat busa poliuretan dengan pengisi 5 gram TKKS yang ditanam selama 5, 10 dan 15 hari masing-masing sebersar 3,22 %, 5,15 % dan 7,32 %. Busa poliuretan dengan bahan pengisi 7,5 gram TKKS yang ditanam selama 5, 10 dan 15 hari masing-masing sebesar 7,44 %, 12,12 % dan 15,61 %, bahan pengisi 10 gram TKKS, persen kehilangan berat setelah ditanam selama 5, 10 dan 15 hari masing-masing sebesar 17,58%, 23,75 % dan 30,05 %.
PENETAPAN KADAR KAFEIN PADA MINUMAN BERENERGI SEDIAAN SACHET YANG BEREDAR DI SEKITAR PASAR PETISAH MEDAN Lenny Novita; Barita Aritonang
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 1 No 1 (2017): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.306 KB)

Abstract

Abstrak : Minuman energi adalah minuman yang ditujukan untuk menambah energi dan mencegah rasa kantuk bagi seseorang yang meminumnya. Komposisi minuman energi terdiri dari taurin, kafein, inositol, vitamin B3, B6, B12 dan pemanis buatan. Kafein merupakan perangsang sistem saraf pusat yang kuat. Orang yang minum kafein merasakan tidak begitu mengantuk, tidak begitu lelah, dan daya pikirnya yang lebih cepat dan lebih jernih. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah kadar kafein pada minuman berenergi sediaan sachet sudah sesuai dengan yang tertera pada etiket Metode penelitian dilakukan secara titrasi iodometri. Adapun sampel yang dianalisa adalah minuman berenergi yaitu Kuku Bima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data kadar kafein untuk kode sampel BA = 49,89 mg, kadar kafein untuk kode BS = 47,97 mg, kadar kafein untuk kode sampel BJ = 46,32 mg. Untuk kadar kafein pada minuman berenergi semunya masih memenuhi syarat. Kata Kunci : Minuman Berenergi, Kafein, Titrasi Iodometri.
DAYA ADSORPSI KARBON AKTIF DARI CANGKANG KEMIRI TERHADAP KADAR BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK GORENG BEKAS Barita Aritonang; Hestina .
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.824 KB)

Abstract

Kebutuhan akan konsumsi minyak goreng baik itu dalam skala rumah tangga maupun skala industri pangan seperti industri makanan (snack), kerupuk, mie instant semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan akan konsumsi minyak goreng mengakibatkan ketersediaan minyak di pasar kadang kala tidak mencukupi kebutuhan konsumen, sehingga kerap kali terjadi penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang dengan pemanasan suhu yang tinggi mengakibatkan terbentuk senyawa aldehida, keton, serta bau tengik, yang mempengaruhi mutu dan gizi bahan pangan yang digoreng. Alternatif pengolahan minyak goreng bekas adalah melalui proses adsorpsi dengan karbon aktif dari cangkang kemiri (Aleurites moluccana). Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar bilangan peroksida minyak dengan melihat perbandingan sebelum dan sesudah pemurnian dengan arang aktif. Penentuan bilangan peroksida menggunakan titrasi iodometri, proses pengukuran dilakukan pada sampel minyak goreng baru, minyak goreng bekas, dan minyak goreng bekas setelah dimurnikan menggunakan arang aktif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar bilangan peroksida pada sampel minyak goreng sesudah 6 kali penggorengan. Sebelum pemberian arang aktif kadar bilangan peroksida sebesar 9,3762 meq O2/kg, setelah pemberian arang aktif dari cangkang kemiri kadar bilangan peroksida berkurang menjadi 7,3428 meq O2/kg. Hal ini menunjukkan bahwa karbon aktif efektif menurunkan kadar bilangan peroksida dan penjernihan warna pada minyak goreng bekas. Kata Kunci : Minyak Goreng, Cangkang Kemiri, Bilangan Peroksida, Arang Aktif.
PEMANFAATAN CETIL TRIMETIL AMONIUM BROMIDA SEBAGAI FILLER DALAM PEMBUATAN KOMPOSIT KARET ALAM SIKLIS GRAFTING MALEAT ANHIDRAT / ORGANOBENTONIT Ahmad Hafizullah Ritonga; Barita Aritonang; Rima Anggeraini
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.835 KB)

Abstract

Penelitian mengenai pemanfaatan Cetil Trimetil Amonium Bromida (CTAB) sebagai filler dalam pembuatan komposit Karet Alam Siklis (KAS) grafting Maleat Anhidrat (MA)/ Organobentonit telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari pemanfaatan CTAB yang dimodifikasi dengan bentonit membentuk organobentonit yang kemudian dicampurkan sebagai pengisi ke dalam KAS-g-MA menghasilkan komposit KAS-g-MA/Organo Bentonit. Penelitian ini dilakukan dengan melarutkan KAS terlebih dahulu dengan xylena pada suhu 45-55oC, lalu ditambahkan Maleat Anhidrat dengan perbandingan komposisi KAS:MA (70:30), selanjutnya ditambahkan dengan inisiator Benzoil Peroksida 5 phr dan variasi Bentonit-CTAB sambil tetap diaduk pada suhu yang sama selama +1 jam. Hasil yang diperoleh, kemudian dilakukan uji daya serap air yang menghasilkan nilai daya serap air yang paling minimum sebesar 2,2% pada variasi Bentonit-CTAB 3 phr. Hasil analisis dengan FTIR menunjukkan adanya puncak pada bilangan gelombang 1563,58 cm-1 dan 849 cm-1 yang menunjukkan bahwa Bentonit-CTAB telah tercampur dengan KAS-g-MA. Hasil morfologi dengan SEM menunjukkan adanya bahwa Bentonit-CTAB dalam KAS tersebut tercampur dengan homogen. Kata Kunci : Karet Alam Siklis, Maleat Anhidrat, Bentonit, Cetil Trimetil Amonium Bromida, Benzoil Peroksida.
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN PADA MINYAK GORENG BEKAS UNTUK MENURUNKAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PEROKSIDA Cut Masyithah; Barita Aritonang; Erdiana Gultom
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 2 No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.914 KB)

Abstract

Kebutuhan akan konsumsi minyak goreng baik itu dalam skala rumah tangga maupun skala industri pangan seperti industri makanan (snack), kerupuk, mie instant semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan akan konsumsi minyak goreng mengakibatkan ketersediaan minyak di pasar kadang kala tidak mencukupi kebutuhan konsumen, sehingga kerap kali terjadi penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang dengan pemanasan suhu yang tinggi mengakibatkan terbentuk senyawa aldehida, keton, serta bau tengik, yang mempengaruhi mutu dan gizi bahan pangan yang digoreng. Alternatif pengolahan minyak goreng bekas adalah melalui proses adsorpsi dengan karbon aktif dari kulit durian. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida minyak goreng sebelum dan sesudah penggorengan secara berulang dengan dan tanpa pemberian arang aktif dari kulit durian. Penentuan kadar asam lemak bebas dengan metode Alkali-Asidimetri sedangkan penentuan kadar bilangan peroksida menggunakan titrasi iodometri. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa pembuatan arang aktif dari kulit durian telah berhasil dilakukan hal ini dapat dibuktikan dari hasil karakterisasi arang aktif setelah diaktivasi dengan HCL 2N telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh SNI No. 06-3730-1995 dengan kadar air 8,0146 %, kadar abu 3,3674 %, kadar zat terbang 2,7442 %, kadar karbon 85,5370. Kadar bilangan peroksida tanpa pemberian arang aktif untuk sampel A kadarnya 0,1368 meq/kg, sampel B kadarnya 0,1431 meq/kg, sampel C kadarnya 0,1449 meq/kg, sampel D kadarnya 0,1497 meq/kg masih memenuhi persyaratan SNI 01-3741-2002 yaitu 10 meq/kg O2, Kadar bilangan peroksida pada minyak dengan pemberian arang aktif untuk sampel A kadarnya 0,0295 meq/kg, sampel B kadarnya 0,0303 meq/kg, sampel C kadarnya 0,0312 meq/kg, sampel D kadarnya 0,0318 meq/kg. Semua sampel masih memenuhi memenuhi persyaratan SNI 01-3741-2002 yaitu 10 meq/kg O2. Kadar Asam Lemak Bebas pada minyak tanpa pemberian arang aktif untuk sampel A kadarnya 0,2186 %, sampel B kadarnya 0,3571 %, sampel C kadarnya 0,4826 %, sampel D kadarnya 1,3845 %. Semua sampel masih memenuhi syarat SNI 01-3741-2002 yaitu Memenuhi syarat SNI 01-3741-2002 yaitu ≤ 0,3%. Kadar Asam Lemak Bebas pada minyak dengan pemberian arang aktif untuk sampel A kadarnya 0,1961%, sampel B kadarnya 0,2431 %, sampel C kadarnya 0,2601 %, sampel D kadarnya 0,2798 %. Semua sampel masih memenuhi memenuhi syarat SNI 01-3741-2002 yaitu ≤ 0,3%. Kata Kunci : Kulit Durian, Minyak Goreng Bekas, Karbon Aktif, Asam Lemak Bebas, Bilangan Peroksida.
EFEKTIVITAS ARANG AKTIF CANGKANG TELUR BEBEK DAN KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENURUNKAN KADAR BILANGAN PEROKSIDA DAN ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK GORENG BEKAS Barita Aritonang; Salomo Sijabat; Ahmad Hafizullah Ritonga
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 3 No 1 (2019): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.02 KB)

Abstract

Penggunaan minyak goreng bekas secara berulang kali pada suhu tinggi akan menyebabkan kualitas minyak goreng dan nilai gizi makanan yang digoreng menurun sehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa aldehida, keton, dan bau tengik, yang berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Untuk memurnikan dan meningkatkan kualitas minyak goreng bekas sehingga dapat digunakan kembali dengan aman dalam mengolah makanan dilakukan melalui proses adsorpsi dengan arang aktif dari cangkang telur bebek dan kulit durian. Proses pembuatan arang aktif dari cangkang telur bebek dan kulit duriantelah berhasil di sintesis melalui proses karbonisasi di dalam furnace pada suhu 600 °C selama 2jam. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak goreng bekas sebelum dan sesudah 3,4 dan 5 kali penggorengan dengan dan tanpa pemberian arang aktif dari cangkang telur bebek dan kulit durian. Penentuan kadar bilangan peroksida dilakukan dengan menggunakan metode titrasi iodometri sedangkan penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan dengan metode titrasi asidi alkalimetri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan arang aktif dari cangkang telur bebek dan kulit duriansetelah diaktivasi dengan H3PO4 4N sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh SNI No. 06-3730-1995, diperoleh kadar air 2,5 %, kadar abu 5 %, daya serap iod 746 mg/g, kadarkarbon terikat 86%. Kadar bilangan peroksida pada minyak goreng bekas sebelum dan sesudah 3, 4 dan 5 kali penggorengan dengan pemberian arang aktif sampel A kadarnya 0,0386 meq/kg, sampel B kadarnya 0,0414 meq/kg, sampel C kadarnya 0,0423 meq/kg, sampel D kadarnya 0,0429 meq/kg. Semua sampel masih memenuhi syarat SNI 01-3741-2002 yaitu 10 meq/kg O2. Kadar Asam Lemak Bebas pada minyak goreng bekas sebelum dan sesudah 3, 4 dan 5 kali penggorengan setelah pemberian arang aktif sampel A kadarnya 0,2186%, sampel B kadarnya 0,3571%, sampel C kadarnya 0,4826%, sampel D kadarnya 1,3845%. Semua sampel masih memenuhi syarat SNI 01-3741-2002. Abstract : Increased waste each year is very influential on environmental sustainability. For this reason, serious treatment is needed for this problem. The business that can be done is to utilize the waste into economically valuable material. In this case, a research was carried out on the utilization of beverage cans as raw material for alum production. In previous studies, aluminum content in beverage cans was found to reach 83.98%. After the study, it was found that aluminum content in alums made from beverage cans contained 4.57% better than commercial alums which were only 0.37%. The use of used cooking oil repeatedly at high temperatures will cause the quality of cooking oil and the nutritional value of fried foods to decrease, resulting in the formation of aldehydes, ketones, and rancid odors, which adversely affect the health of the body. To purify and improve the quality of used cooking oil so that it can be safely reused in food processing through an adsorption process with activated charcoal from duck eggshells and durian bark. The process of making activated charcoal from duck eggshells and thorn bark has been successfully synthesized through the carbonization process in the furnace at 600 ° C for 2 hours. This study aims to reduce the levels of peroxide and free fatty acids in used cooking oil before and after 3,4 and 5 frying pans with and without administration of activated charcoal from duck eggshells and durian bark. Determination of the level of peroxide number was carried out using the iodometric titration method while the determination of free fatty acid levels was carried out by the alkalimetry asidi titration method. Based on the results of research that has been carried out active charcoal from duck eggshell and durian bark after activation with H3PO4 4N has met the requirements set by SNI No. 06-3730-1995, obtained a moisture content of 2.5%, ash content of 5%, absorption of iodine 746 mg / g, carbon dioxide bound 86%. Levels of peroxide in used cooking oil before and after 3, 4 and 5 times frying by giving activated charcoal sample A levels are 0.0386 meq / kg, sample B levels are 0.0414 meq / kg, sample C levels are 0.0423 meq / kg , the sample D level was 0.0429 meq / kg. All samples still meet SNI 01-3741-2002 requirements, which are 10 meq / kg O2. Free Fatty Acid levels in used cooking oil before and after 3, 4 and 5 times frying after giving activated charcoal sample A levels are 0.2186%, sample B levels are 0.3571%, sample C levels are 0.4826%, sample D levels are 1 , 3845%. All samples still meet SNI 01-3741-2002 requirements. Keywords : Duck Egg Shells, Durian Bark, Active Charcoal, Free Fatty Acids, Peroxide Numbers.
PEMBUATAN KERTAS DARI LIMBAH KULIT DURIAN DAN AMPAS TEBU DENGAN PERBEDAAN KONSENTRASI NaOH Cut Masyitah Thaib; Erdiana Gultom; Barita Aritonang
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 4 No 1 (2020): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.573 KB)

Abstract

Kertas merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting, hal ini dapat dilihat hampir semua aktivitas sehari-hari membutuhkan banyak kertas, seperti untuk surat kabar, majalah, buku, kemasan, kertas faks, fotokopi dan kertas cetak. Selama ini pembuatan kertas banyak menggunakan selulosa yang berasal dari pohon kayu, untuk mengurangi ketergantungan penggunaan bahan baku kayu, maka diperlukan bahan baku alternatif bagi industri kertas tersebut. Salah satu alternatif bahan baku pengganti kayu untuk industri kertas adalah limbah kulit durian dan ampas tebu. Pembuatan kertas dari limbah kulit durian dan ampas tebu dengan variasi konsentrasi NaOH, dengan tujuan untuk memperoleh bahan baku alternatif pengganti kayu . Kulit durian dan ampas tebu dimasak menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi 2,5; 3,0 dan 3,5% pada suhu 120 0C selama 90 menit, kemudian dilakukan proses pemutihan dengan H2O2 (Hidrogen peroksida). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar selulosa kertas dari kombinasi kulit durian dan ampas tebu sebesar 80,12%, pada konsentrasi NaOH 3,5 % dengan waktu pemasakan 90 menit dan suhu pemasakan 120 °C.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NENAS DAN AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN DASAR DALAM PEMBUATAN KERTAS MENGGUNAKAN BAHAN PENGIKAT PATI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK Barita Aritonang; Ahmad Hafizullah Ritonga; Eka Margareth Sinaga
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 3 No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.473 KB)

Abstract

This article explains about utilization pineapple leather waste and sugarcane bagasse as a basic material in manufacturing of paper using binder of starch kepok banana leather waste. The research objective is to determine the optimal composition manufacturing of paper from pineapple leather waste and sugarcane bagase with a variation of 80:20% and 70:30% using the alkalization separation method. Based on the results of research that has been carried out, the optimal composition between pineapple leather waste and sugarcane bagasse is 80:20%. The temperature and heating time, and the optimum NaOH concentration is 110 oC for 80 min with sodium hydroxide solution concentration of 2.5%, a pulp content of 74.26%, cellulose content of 84.18%, lignin content of 15.82% and a moisture content of 2.2%. All levels obtained have met the requirements of SNI 14-0444-1989 test for cellulose content, SNI 14-0492-1989 test for lignin content, and SNI 287: 2010 test for moisture content. Based on FT-IR spectrum analysis, pineapple leather waste and sugarcane bagasse are can be used as raw material for manufacturing of paper because of cellulose. This is indicated by the appearance of hydroxyl groups, pineapple leather and sugarcane bagasse which were observed at wave number 3320 cm-1. which shows the presence of cellulose. Based on SEM analysis, it shows that the surface structure of the morphology is getting tighter, it proves that the diameter of the resulting fiber is very small, because the smaller the diameter of the fiber, the better the mechanical properties. Based on the results of grammatical tests, the effect of sodium hydroxide solution concentration and starch binder can improve the mechanical properties, such as tensile index, crack resistance, and tear index. Pineapple leather waste and sugarcane baggase can be used as an alternative raw material to replace wood in manufacturing of paper.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF DARI KULIT JENGKOL SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR BOD, COD, TSS PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Hestina Hestina; Erdiana Gultom; Salomo Sijabat; Barita Aritonang
CHEDS: Journal of Chemistry, Education, and Science Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/cheds.v6i2.6183

Abstract

Limbah cair industri tahu yang mencemari lingkungan dilakukan pengolahan limbah dengan metode adsorpsi menggunakan arang aktif sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar BOD, COD dan TSS pada limbah cair tahu menggunakan arang aktif sebelum dan sesudah diaktivasi dengan H3PO4 konsentrasi 7%. Pembuatan arang aktif dari kulit jengkol telah berhasil dibuat dan sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan SNI 06–3730-1995, diperoleh kadar air sebesar 3,03 %, kadar abu sebesar 2,87 % dan daya serap iodin sebesar 543 mg/L. Analisis spektrum FT-IR arang aktif kulit jengkol memiliki gugus O-H hidroksil, C=O karbonil dan C-O eter. Analisis morfologi permukaan arang aktif memiliki pori-pori dan luas area permukaan yang besar. Limbah cair industri tahu sebelum diadsorpsi dengan arang aktif memiliki kadar yang melebihi nilai ambang batas yaitu, BOD 768 mg/L, COD 745 mg/L dan TSS 752 mg/L. Setelah dilakukan proses adsorpsi menggunakan arang aktif sebagai adsorben kadar BOD, COD dan TSS menjadi turun. Penambahan arang aktif yang tidak diaktivasi dengan H3PO4, kedalam limbah cair tahu diperoleh kadar BOD 100 mg/L, setelah diaktivasi turun menjadi 50 mg/L, kadar COD 200 mg/L, setelah diaktivasi turun menjadi 100 mg/L, kadar TSS 100 mg/L, setelah diaktivasi turun menjadi 65 mg/L. Kesimpulan hasil penelitian kadar BOD, COD dan TSS pada limbah cair industri tahu pasca penambahan arang aktif sebelum dan sesudah diaktivasi memenuhi peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun  2014. Nilai ambang batas yang diizinkan untuk kadar BOD 150 mg/L, COD 300 mg/L, dan TSS 200 mg/L.
PENYULUHAN TENTANG MALARIA DI DESA BINTANG MERIAH KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG Dr. Barita Aritonang M.Si; Eka Magareta Sinaga; Nova Florentina Ambarwati
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 1 No. 1 (2020): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unit pengabdian masyarakat universitas sari mutiara indonesia sebagai lembaga yang tidak hanya memainkan peranannya sebagai ‘’ agent of change’’ dan bersikap kritis terhadap suatu dinamika kehidupan masyarakat sekitar, terutama di luar kampus yang dalam hal ini adalah masyakat yang juga merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Tujuan dan manfaat kegiatan antara lain meningkatkan pemahaman,kemampuan dan motivasi ibu tentang penyakit malaria, praktek pelaksaan kegiatan pengabdian: penyuluhan pelatihan komunikasi kepada ibu tempat kegiatan dilaksaan di kantor lurah pencurbatu waktu kegiatan dilakukan selama 2 (dua) hari mulai tanggal 19 Oktober 2019 s/d 20 Oktober 2019. Kesimpulan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan rencana, dan sambutan yang baik dari lurah staff, dan masyarakat di desa bintang meriah kecamatan pancurbatu kabupaten deli serdang kegiatan ini memberikan wacana baru bagi para ibu-ibu untuk dapat menyebarluaskan informasi kesehatan tantang penyakit malaria, penularan dan pencegahan kepada keluarga, teman dan juga masyarakat sekitar. Saran kegiatan ini hendaknya dapat dilakukan untuk setiap masyarakat lainnya baik di desa bintang meriah maupun masyarakat sekitar yang mempunyai kondisi lingkunga yang kondusif bagi nyamuk anopheles sebagai penyebab penyakit malaria, hasil kegiatan masih perlu di kembangkan agar kerjasamanya dengan masyarakat dan lintas sektor serta program dapat lebih meningkat.