Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Musica: Journal of Music

Interpretasi Repertoar Danzas Espanolas Op.37, Concerto De Aranjuez, Aek Sekotak, dan Moliendo Café pada Pertunjukan Gitar (Interpretation of the Repertoire of Danzas Espanolas Op.37, Concerto De Aranjuez, Aek Sekotak, and Moliendo Café on Guitar performances) Muhammad egi; Supriando Supriando; Awerman Awerman
MUSICA : Journal of Music Vol 1, No 2 (2021): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.152 KB) | DOI: 10.26887/musica.v1i2.1736

Abstract

Artikel ini memuat tentang pertunjukan musik dan interpreatsi penyaji terhadap musik yang dipertunjukkan. Pertunjukan yang disajikan berasal dari berbagai era seperti romantik, modern, melayu dan popular yang dikemas kedalam sebuah pertunjukan solis gitar dengan menggunakan kaidah pertunjukan konvensional. Repertoar pertama dalam pertunjukan adalah repertoar era romantik yang berjudul Danzas Espanolas Op.37 dengan komposer Pantaleon Enrique Joaquen Granados atau yang lebih dikenal sebagai Enrique Granados. Repertor kedua adalah Concerto De Aranjuez dengan komposer Joaquin Radrigo Radrigo yang ditampilkan dalam format orkestra. Repertoar ketiga adalah Aek Sekotak merupakan lagu melayu daerah Provinsi Jambi yang diciptakan oleh NN (No Name). Moliendo Café disajikan sebagai repertoar terakhir yang merupakan komposisi musik ciptaan komposer Venezuela Jose Manzo Perroni pada tahun 1961. Masalah dalam artikel ini adalah terkait bagaimana penyaji gitar melakukan interpretasi terhadap karya yang dimainkan. Tujuan penulisan artkel ini adalah untuk menjabarkan interpretasi penyaji untuk mewujudkan sebuah pertunjukan yang baik. Hasil dalam artikel ini berupa interpretasi penyaji terhadap seluruh komposisi musik yang dimainkan dalam pertunjukan.Kata kunci: Pertunjukan; Gitar Klasik; Solis; Teknik; InterpretasiABSTRACTThis article contains about musical performances and the interpretation of the music presenters who are performed. The shows presented are from various eras such as romantic, modern, Malay and popular which are packaged in a solo guitar performance using conventional performances. The first repertoire in the show is a repertoire-era romance entitled Danzas Espanolas Op.37 with Pantaleon composer Enrique Joaquen Granados or better known as Enrique Granados. The second repertoire is the Concerto De Aranjuez with composer Joaquin Radrigo Radrigo performed in an orchestral format. The third repertoire is Aek Sekota, a Malay song from the Jambi Province, which was created by NN (No Name). Moliendo Café is presented as the last repertoire which is a musical composition created by Venezuelan composer Jose Manzo Perroni in 1961. The problem in this article is related to how guitar presenters interpret the works played. The purpose of writing this article is to describe the interpretation of the presenter to create a good show. The results in this article are in the form of the presenter's interpretation of all musical compositions played in the show.Keywords: Performance; Classical Guitar; Solis; Technique; Interpretation
Changes in The Use Of Gending Kebo Giro To Hadrah Shalawat Nabi Mahallul Qiyam In Temu Manten Tradition in Bumi Mulya Kuantan Singingi Regency Riau Province Sari, Renita; Sriwulan, Wilma; Awerman, Awerman; Wijaksana, Bambang
Musica: Journal of Music Vol 4, No 1 (2024): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v4i1.4367

Abstract

Temu Manten is a tradition in the traditional Javanese wedding procession. Temu Manten in Javanese means bring together bride and groom at the bride's residence in a part of traditional wedding processions. When the Temu Manten procession takes place, used Gending Kebo Giro as a music accompaniment at Temu Manten tradition. Gending Kebo Giro is played starting from the beginning of the procession until the Temu Manten tradition ends. Over time, the Temu Manten tradition in Bumi Mulya has undergone several significant changes, one of which is the change of musical accompaniment to the Temu Manten procession. Musical accompaniment which usually uses Gending Kebo Giro is currently replaced by Hadrah Sholawat Nabi Mahalul Qiyam. This study uses a qualitative research method using ethnography as a  approach. Data collection was carried out through literature study, observation, and interviews. Through the theory of change by Gerth and Mills as the main theory, the research results show that: changes in the use of gending to hadrah are caused by several factors including inter-ethnic marriage, the influence of Malay culture, and reasons for spending much amount of material.
Pertunjukan solis gitar dengan repertoar Elogio de la Danza, Nurlela, dan It's A Beautiful Day Fajri, Ihsan; Yusnelli, Yusnelli; Awerman, Awerman; Wijaksana, Bambang; Hendri, Yon
Musica: Journal of Music Vol 4, No 2 (2024): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v4i2.4702

Abstract

Pertunjukan musik dari berbagai zaman seperti klasik, modern, melayu dan popular dibalut kedalam sebuah pertunjukan solis gitar dengan menggunakan teknik pertunjukan musik yang mengandung kaidah konvensional. Pertunjukan ini terdiri dari beberapa repertoar dari zaman yang bebeda. Repertoar pertama berasal dari zaman modern yang berjudul Elogio de la danza dengan komposer Leo Brower yang diciptakan pada tahun 1964. Repertoar kedua yaitu Nurlela yang dipopulerkan oleh Bing Slamet. Repertoar ketiga berjudul It’s a beautiful day dengan komposer Tohpati yang diciptakan pada tahun 2013. Penyaji mengaplikasikan berbagai teknik seperti tirando, arpegio, harmonic, apoyando, slur, golpe, dan rasgueado untuk mewujudkan pertunjukan yang sempurna.Kata Kunci: Pertunjukan; Gitar Klasik; Solis
REPERTOAR USHER VALSE, BWV 1006A-GAVOTTE, ORANG KAYO HITAM , KHATULISTIWA DALAM PERTUNJUKAN SOLIS GITAR Pratama, Rifqi; Yusnelli, Yusnelli; Awerman, Awerman; Adha, Yasril; Hendri, Yon
Musica: Journal of Music Vol 5, No 1 (2025): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v5i1.4684

Abstract

Karya ini berjudul “Repertoar Usher Valse, BWV 1006a- Gavotte, Orang Kayo Hitam, Khatulistiwa Dalam Pertunjukan Solis Gitar”. Dalam Jurnal ini penyaji akan memberikan penjelasan tentang bagaimana penyaji menginterpretasikan karya yang penyaji tampilkan dalam pertunjukan. Repertoar yang akan ditampilkan berupa Usher Valse karya Nikita Koshkin, BWV 1006a Gavotte karya J.S. Bach, Orang Kayo Hitam karya H. Firdaus Chatab dengan musik dari Arief Iskandar dan Khatulistiwa karya Tohpati. Repertoar ini ditunjukan dari berbagai zaman seperti Usher Valse dari zaman Modern yang berartikan lagu mempunyai garapan dan diterbitkan pada masa Modern yaitu abad ke-20, BWV 1006a-Gavotte dari zaman Barok abad ke -17, Orang Kayo Hitam dari zaman popular Melayu di abad ke-20 akhir. Selanjutnya Khatulistiwa zaman popular abad ke-20 akhir dan 21 awal. Penyaji berharap semua pertunjukan yang penyaji bawakan dapat tersampaikan ke penonton dengan interpretasi yang sesuai. Kata Kunci: Pertunjukan; Gitar; Interpretasi
Penerapan Lagu Dinda Dalam Genre Koplo Dengan Format Ansambel Musik Di SMAN 3 Padangpanjang Mardin, Kalingga Laksana; Sriwulan, Wilma; Awerman, Awerman; Syahputra, Ade; Wijaksana, Bambang
Musica: Journal of Music Vol 5, No 1 (2025): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v5i1.5205

Abstract

Penelitian yang berjudul “Penerapan Lagu Dinda Dalam Genre Koplo Dengan Format Ansambel Musik” ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peneliti dalam memberikan pembelajaran di bidang musik kepada siswa/i SMAN 3 Padangpanjang. Lagu Dinda ini diaransemen kembali ke dalam format ansambel musik dengan beberapa instrumen seperti bellyra, pianika, gitar elektrik, gitar bass, gendang koplo, dan drumset. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dalam bentuk penelitian tindakan (Action Research), dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran di lapangan. Dalam proses penelitian dan pengajaran tersebut, peneliti memakai teori musik dari Aaron Copland yang dipergunakan sebagai alat untuk memahami elemen dasar musik, seperti melodi, harmoni, dan ritme. Pembelajaran yang diajarkan sesuai dengan ilmu musik konvensional sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa/i dalam memainkan musik dengan baik dan benar. Hasil penelitian dari pengajaran tersebut adalah dipertunjukkannya Lagu Dinda dalam genre koplo oleh siswa/i SMAN 3 Padangpanjang di Gedung Pertunjukan Hoeridjah Adam Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Kata kunci : Penerapan, Lagu Dinda, Genre Koplo, Ansambel