Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

PERAMALAN HASIL TANGKAP IKAN LAYUR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI DENGAN MODEL MULTISCALE AUTOREGRESSIVE (MAR) Setyohadi, Daduk; Putrindi, Handayu; Rahman, Muhammad Arif
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 2 (2022): JFMR on August
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.02.6

Abstract

Ikan layur merupakan sumberdaya ikan demersal dominan dan merupakan komoditas eksport dengan permintaan tinggi di Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Prigi. Beberapa tahun terakhir terjadi tekanan penangkapan besar-besaran dari nelayan setempat, sehingga menyebabkan semakin menurunnya produksi ikan layur per unit alat tangkap pancing sebagai alat tangkap standar untuk keperluan eksport. Peramalan produksi ikan layur satu tahun ke depan akan dapat membantu rencana pengelolaan sumberdaya perikanan layur. Penelitian ini menggunaan transformasi wavelet untuk meramalkan produksi ikan layur, yaitu dengan membentuk model Multiscale Autoregressive (MAR) yang prediktornya diperoleh dari dekomposisi Maximal Overlap Discrete Wavelet Transform (MODWT) dengan filter wavelet Haar. Model peramalan wavelet terbaik dibentuk dari model MAR orde 2 yang prediktornya diperoleh melalui dekomposisi MODWT level 1, yaitu setelah data distasionerkan secara detrending. Hasil peramalan produksi ikan layur di PPN Prigi untuk satu tahun ke depan (September 2018 sampai dengan Agustus 2019) akan tetap mengalami fluktuasi yang berkisar antara 4.94 sampai dengan 5.15 kilogram.
Estimation Potential Areas of Skipjack Fishing (Katsuwonus pelamis) Based on Oceanographic Parameters in Makassar Strait Wangi, Debby Aranindy Putri; Sunardi, Mr; Rahman, Muhammad Arif
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 1 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.12

Abstract

Determination of regional fisheries based upon the experience of fishing master is one obstacle, because the spread of the fish moving in accordance with the fish habitat, while the fish habitat affected by the condition oceanographic parameters. Therefore, knowing the spread of fish based on oceanographic parameter is one of the indicators in determining potential areas of catching skipjack. Research method using descriptive observatif. The distribution results showed Sea Surface Temperature (SST) with average range between 28.45 °C – 30.93 °C, chlorophyll-a concentration between 0.28 mg/m3 – 0.62 mg/m3, and the speed of current between 0.01 m/s – 0.23 m/s. Correlation between SST, chlorophyll-a, and current towards the skipjack catches no significant relationship and their relationship is very low. Zone of fishing potential based on skipjack habitat obtained is 63 miles of fishing base shaped polygon area there are extents of 63,471,960.455 m2 withsamples coordinates of 00°3'00.0'' N and 119°19'48.0’’ E and 254,606,779.883 m2 with sample coordinates 00°21’21.5'' N and 119°46'12.0'' E.
PENDUGAAN UMUR CAKALANG, Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758) YANG DIDARATKAN DI UPT P2SKP PONDOKDADAP SENDANGBIRU MELALUI ANALISIS LINGKARAN UMUR Pramurdya, Yesika Nanda; Jatmiko, Irwan; Rahman, Muhammad Arif; Raka Wiadnya, Dewa Gede
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 3 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.12

Abstract

Abstract Length-growth analysis of fish cannot be completed without age information. Age study on skipjack has been done through analysis of its first-hard dorsal fin. Sampling was done using 11 fish specimen taken from UPT P2SKP Pondokdadap Sendangbiru, from January to February 2018. Species identification follows the FAO standard procedure (species identification sheet) published 2001. A specimen was deposited at Depository Ichtyologicum Brawijaya with code DIB.FISH 111103. The first hard spine of 11 fish samples were cut with IsoMet low speed cutting machine at 50 mm thickness. The preparates were then analyzed using biological binocular microscope at 40x magnification. The results showed differences in number of growth annuli (annual growth-ring) at different fish length (FL). The number of annuli varied between 4 - 6+ age year at fish length (FL) variation between 38 and 62 cm. These values were closely related to those with other methods such as Modal Progression Analysis (MPA). The number of samples successfully analyzed (5 specimen) were not sufficient for analysis of length-growth parameters (L∞, k and t0). Also, this technique did not apply for age less than yearly unit, but quite affordable (Rp.50.000,- per sample) for a fairly variable amount of specimens. 
Hubungan antar ukuran beberapa bagian tubuh rajungan (Portunus pelagicus) di perairan utara Lamongan, Jawa Timur Rahman, Muhammad Arif; Iranawati, Feni; Yulianto, Eko Sulkhani; Sunardi, Sunardi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 1 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.16

Abstract

Rajungan (portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditas penting perikanan Indonesia. Pengetahuan tentang aspek biologi rajungan, termasuk hubungan antar ukuran bagian-bagian tubuhnya (morfometrik) dan sebaran lebar karapas serta beratnya, akan berguna sebagai salah satu informasi dalam pengelolaan rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lebar karapas- berat rajungan, hubungan lebar-panjang-tinggi karapas, serta sebaran lebar dan berat rajungan. Metode yang digunakan adalah survei dengan pengambilan sample secara acak pada 2 (dua) titik pendaratan ikan di perairan utara Lamongan, khusunya kecamatan Paciran pada bulan Juli sampai September 2018. Hasil penelitian menunjukkan sifat pertumbuhan isometrik untuk rajungan betina dan allometrik positif untuk rajungan jantan. Selain itu, didapatkan hubungan linear positif dengan nilai a = 0,06 dan b = 0,45 untuk lebar-panjang karapas serta nilai a = 0,06 dan b = 0,25 untuk lebar-tinggi karapas. Rajungan betina paling banyak ditangkap pada lebar karapas 12-13 cm dan berat 100 g, sedangkan rajungan jantan sering ditangkap dengan lebar karapas 11 cm dan berat 80-90 g.  Masih adanya rajungan dibawah ukuran lebar karapas 10 cm yang tertangkap (lebar karapas diatas 10 cm adalah aturan rajungan yang boleh ditangkap sesuai dengan PER MEN KP 56/2016), maka informasi tentang hubungan lebar-panjang-tinggi rajungan dapat dijadikan masukan untuk melakukan modifikasi alat tangkap, misalnya mendesain ukuran celah pelolosan pada bubu, agar rajungan dengan lebar karapas dibawah 10 cm dapat keluar dari alat tangkap.
PENGARUH ESCAPE GAP PADA ALAT TANGKAP BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (PORTUNUS PELAGICUS) Rahman, Muhammad Arif; Kholishoh, Shofiatul; Raka Wiadnya, Dewa Gede
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 3 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.03.1

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas ekonomis penting ke-4 yang telah dieskpor ke berbagai negara. Berdasarkan Permen KP No. 56 tahun 2016, rajungan hanya boleh ditangkap dengan ukuran lebar karapas > 10 cm atau berat > 60 g ekor-1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bubu dengan escape gap terhadap ukuran hasil tangkapan rajungan berdasarkan experimental fishing. Percobaan lapang dilakukan pada bulan Januari - Februari 2019 di Desa Pangkahwetan, Kabupaten Gresik. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier dan uji-t. Hasil analisis data didapatkan dimensi escape gap yang sesuai adalah 4,6 * 2,6 (p * t) cm. Hasil tangkapan dengan lebar karapas ≤ 10 cm pada bubu dengan escape gap lebih sedikit dari pada bubu tanpa escape gap (8% : 29%). Bubu dengan escape gap memiliki rata – rata berat yang lebih besar dari pada bubu tanpa escape gap (115,9 : 87,4). Uji-t menunjukkan t hitung < t tabel (1,981 < 2,037) sehingga penggunaan escape gap pada bubu lipat tidak berpengaruh nyata terhadap berat hasil tangkapan rajungan. Penelitian ini dimungkinan bisa memberikan hasil lebih nyata jika ulangan diperbanyak.
APLIKASI FEEDBACK HARVEST CONTROL RULE SEBAGAI ALTERNATIF ATURAN KENDALI TANGKAP PERIKANAN LAYANG (Decapterus sp) DI PRIGI, TRENGGALEK Harlyan, Ledhyane Ika; Sari, Wahida Kartika; Sutjipto, Darmawan Ockto; Rhomadona, Wakhit; Rahman, Muhammad Arif
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 3 (2021): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.6

Abstract

Perikanan layang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi merupakan perikanan pelagis yang disusun oleh tiga spesies sumber daya ikan layang yaitu layang anggur (Decapterus kuroides), layang benggol (Decapterus ruselli) dan layang deles (Decapterus macrosoma). Aturan kendali tangkap pada perikanan layang kerap menggunakan model konvensional spesies tunggal, meski secara teknis tidak sesuai digunakan pada perikanan layang tercampur yang disusun oleh lebih dari satu spesies (multispesies). Aplikasi feedback harvest control rule (HCR) merupakan alternatif aturan kendali tangkap yang tervalidasi yang dapat digunakan untuk perikanan multispesies. Pada penelitian ini dilakukan estimasi jumlah tangkapan yang diperbolehkan (allowable biological catch/ABCy) dengan menggunakan dua aturan kendali tangkap yaitu feedback HCR dan model konvensional surplus produksi Schaefer (1954) dengan menggunakan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan (trip) dalam kurun waktu 2011 – 2020. Hasil estimasi model Schaefer (1954) menunjukkan ABCy bahwa hanya dapat diestimasi untuk layang anggur, sementara dua spesies layang lainnya, tidak memenuhi asumsi model Schaefer (1954). Penggunaan aplikasi feedback HCR pada ketiga spesies layang lebih praktis karena mampu mengestimasi ABCy tanpa perlu dilakukan pemisahan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan berdasarkan spesies.Â