Claim Missing Document
Check
Articles

Evaluasi Kesesuaian Jenis Tanaman Berdasarkan Syarat Ekologi pada Jalur Hijau Median Jalan untuk Mendukung Tema Taman Kota Malang sebagai Kota Bunga Permatasari, Dilla; Heddy, Y.B. Suwasono; Fajriani, Sisca
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 4 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman kota merupakan ruang terbuka hijau (RTH) kota yang secara optimal digunakan sebagai areal penghijauan dan berfungsi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kehidupan dan kesejahteraan warga kotanya. Secara umum, taman kota dapat berfungsi secara ekologis, estetika, dan sosial. Metode Penelitian dilakukan dengan tahap persiapan, inventarisasi, evaluasi pada jenis tanaman sesuai syarat ekologinya serta rekomendasi untuk pengembangan tapak selanjutnya. Hasil menunjukkan bahwa pada median jalur hijau jalan keseluruhan pemilihan jenis tanaman yang ditanam toleran terhadap kondisi lingkungan di Kota Malang. Jumlah tanaman hias yang ditanam sudah memenuhi kriteria dengan perbandingan lebih banyak tanaman hias bunga menunjukkan nilai persentase 53,06% daripada tanaman hias berdaun menunjukkan nilai persentase 46,93% yang berarti median jalur hijau jalan ini telah mendukung tema taman kota Malang. Hasil penilaian dan evaluasi median jalur hijau jalan selanjutnya diberikan rekomendasi untuk perencanaan tata hijau serta perhatian pada perawatan taman.
Pengaruh Pupuk Kandang sebagai Komposisi Media Tanam dan Volume Air pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.) Tyas, R.A. Putri Husadaning; Fajriani, Sisca; Sumarni, Titin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 5 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman tomat termasuk dalam tanaman yang mudah memberikan respon kurang baik pada saat mengalami cekaman air. Kondisi cekaman air dapat mengakibatkan tanaman mengalami penurunan proses fisiologi dan fotosintesis. Penelitian ber-tujuan untuk mempelajari pengaruh pupuk kandang dan volume pemberian air pada tanaman tomat. Penelitian telah dilakukan bulan Juli hingga Oktober 2017 di Green House Kelompok Tani Angkasa Landasan Udara Abdulrachman Saleh, Pakis, Kabupaten Malang. Penelitian meng-gunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu komposisi media tanam yang terdiri dari A1: Tanah, A2: Tanah + pupuk kandang 1:1, dan A3: Tanah + pupuk kandang 2:1. Faktor kedua yaitu volume pemberian air dari total kebutuhan air tanaman tomat yang terdiri dari K1: 100% (400 mm/musim tanam), K2: 75% (300 mm/musim tanam), dan K3: 50% (200 mm/musim tanam). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan komposisi media tanam tanah + pupuk kandang 1:1 dan 2:1 dapat mengurangi pemberian volume air hingga 75% pada parameter pengamatan jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman.
Pengaruh Umur Pindah Tanam Bibit pada Dua Sistem Hidroponik Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa L.) Febrianti, Annisa Fitri; Fajriani, Sisca; Suryanto, Agus
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 8 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup baik. Selada merah merupakan salah satu jenis sayuran selada. Masyarakat kebanyakan memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kualitas hidup dan sadar akan pentingnya gizi yang berasal dari sayuran. Salah satu upaya untuk memenuhi permintaan masyarakat agar menghasilkan produk sayuran yang berkualitas tinggi secara kontinyu yaitu dengan budidaya sistem hidroponik dan perbedaan umur pindah tanam bibit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan umur bibit terhadap pertumbuhan dan hasil serta terhadap umur panen tanaman selada merah pada sistem hidroponik rakit apung dan NFT. Penelitian dilaksanakan bulan Juli sampai dengan September 2018 di rumah kaca Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur. Rancangan yang digunakan dalam penelitian yaitu Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara tersarang dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu sistem hidroponik rakit apung umur bibit 1 minggu, sistem hidroponik rakit apung umur bibit 2 minggu, sistem hidroponik rakit apung umur bibit 3 minggu dan sistem hidroponik rakit apung umur bibit 4 minggu, kemudian pada sistem hidroponik NFT umur bibit 1 minggu, sistem hidroponik NFT umur bibit 2 minggu, sistem hidroponik NFT umur bibit 3 minggu dan sistem hidroponik NFT umur bibit 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada perbedaan umur bibit pada masing-masing sistem hidroponik. Hasil berat segar tanaman selada merah pada umur 1 minggu sistem hidroponik rakit apung dan umur bibit 4 minggu sistem hidroponik NFT masing-masing lebih besar 13.77% dan 16.68%.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) pada Perlakuan Pupuk Trichokompos yang Dipanen pada Umur Berbeda Lamdo, Herfandi; Fajriani, Sisca; Sudiarso, Sudiarso
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 10 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung manis ialah komoditas pangan penting setelah tanaman padi. Produksi jagung manis di Indonesia 8,31 ton ha-1 sedangkan potensi 18-25 ton ha-1. Produksi rendah akibat penggunaan pupuk anorganik berlebihan. Peningkatan produksi dengan aplikasi pupuk organik dan umur panen yang tepat. Penelitian bertujuan mengetahui dosis pupuk trichokompos dan umur panen yang tepat. Hipotesis penelitian ialah dosis pupuk trichokompos 20 ton ha-1 dipanen umur 70 hst memperoleh hasil tertinggi. Penelitian telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Mojosari pada bulan Februari hingga April 2019. Penelitian menggunakan  Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 12 perlakuan diulang 3 kali. Perlakuan meliputi tanpa pupuk trichokompos dipanen umur 60 hst (P1); tanpa pupuk trichokompos dipanen umur 65hst (P2); tanpa pupuk trichokompos dipanen umur 70 hst (P3); tanpa pupuk trichokompos dipanen umur 75 hst (P4); pupuk trichokompos 10 ton ha-1 dipanen umur 60 hst (P5); pupuk trichokompos 10 ton ha-1 dipanen umur 65 hst (P6); pupuk trichokompos 10 ton ha-1 dipanen umur 70 hst (P7); pupuk trichokompos 10 ton ha-1 dipanen 75 hst (P8); pupuk trichokompos 20 ton ha-1 dipanen umur 60 hst (P9); pupuk trichokompos 20 ton ha-1 dipanen umur 65 hst (P10); pupuk trichokompos 20 ton ha-1 dipanen umur 70 hst (P11) dan pupuk trichokompos 20 ton ha-1 dipanen umur 75 hst (P12). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk trichokompos 20 ton ha-1 dipanen umur 70 hari memperoleh hasil lebih tinggi yaitu 26,25 ton ha-1 dibandingkan tanpa pupuk trichokompos yang dipanen pada umur 60 hst yaitu 7,39 ton ha-1.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bit Merah (Beta vulgaris L.) di Dataran Rendah terhadap Komposisi dan Macam Media Tanam Wildasari, Agnes; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 12 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah ekspor bit merah dari Australia ke Indonesia mencapai 36.59% dari jumlah total. Jumlah ekspor yang tinggi, meningkatkan upaya budidaya bit merah guna mengurangi jumlah ekspor. Salah satu yang dapat dilakukan adalah budidaya bit merah di dataran rendah, karena terbatasnya lahan di dataran tinggi. Penggunaan media tanam dengan bahan organik dan komposisi yang tepat dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi faktor pembatas utama yaitu suhu tinggi di dataran rendah. Tujuan penelitian adalah mendapatkan komposisi dan macam media tanam yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah di dataran rendah. Penelitian dilakukan bulan Februari hingga April 2019 di Agro Techno Park kebun Jatikerto Universitas Brawijaya Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 13 perlakuan yaitu PO: Kontrol (tanah), P1; tanah: pupuk kandang ayam 1:1, P2; tanah : pupuk kandang ayam 2:1, P3; tanah: pupuk kandang ayam 1:2, P4: pupuk kandang kambing 1:1, P5; tanah : pupuk kadang kambing 2:1, P6; tanah : pupuk kandang kambing 1:2, P7; tanah : pupuk kandang sapi 1:1, P8; tanah : pupuk kadang sapi  2:1, P9; tanah : pupuk kandang sapi 1:2, P10; tanah : pupuk kompos 1:1, P11; tanah : pupuk kompos 2:1, P12; tanah: pupuk kompos1:2 dengan 3 kali ulangan dan diuji lanjut menggunakan BNJ taraf 5%. Parameter pengamatan terdiri dari panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot umbi, diameter umbi, dan panjang umbi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tanah dengan pupuk kandang kambing 1:2 memberikan hasil terbaik pada parameter luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, dan bobot umbi pertanaman.
Studi Jenis Vegetasi Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Terhadap Tingkat Kenyamanan Di Alun – Alun Kota Madiun Zovanca, Grandy; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Madiun dapat disebut sebagai kota “GADIS” atau kepanjangan dari kota (Perdagangan, Pendidikan dan Industri) serta dalam kalangan masyarakat juga dikenal sebagai kota Pecel. Permasalahan pada taman kota Alun – alun kota Madiun karena minim ketersediaan vegetasi dan struktur jenis vegetasi. Sehingga berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan pengunjung taman kota. Jenis vegetasi dalam RTH dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pengunjung taman kota Madiun. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara ketersediaan dan struktur jenis vegetasi Ruang Terbuka Hijau terhadap tingkat kenyamanan di taman kota Madiun. Hipotesis penelitian adalah Ketersediaan vegetasi dengan struktur pohon dan semak menjadi faktor penentu tingkat kenyamanan (Kecepatan angin, tingkat kebisingan, suhu dan kelembaban), sehingga dapat membantu dalam menentukan tingkat kenyaman RTH. Penelitian dilaksanakan bulan Mei hingga Juni 2020 di taman kota Madiun. Metodelogi penelitian menggunakan metode observasi dengan menggunakan metode penetapan sampel adalah non – probability sampling dan penetapan tingkat kenyamanan ditentukan dengan 4 variabel (Thermal Humidity Index (THI), tingkat kebisingan, kecepatan angin dan persepsi masyarakat). Nilai THI, tingkat kebisingan dan persepsi masyarakat pada faktor kebisingan menunjukan kategori tidak nyaman untuk taman kota Madiun. Ketersediaan jumlah vegetasi dan struktur vegetasi memiliki hubungan terhadap tingkat kenyamanan, budaya dan ekonomi. Ketersediaan dan struktur vegetasi pohon dan semak yang tinggi akan meningkatkan tingkat kenyamanan, sehingga dapat meningkatkan interaksi pengunjung taman dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar RTH.
Kajian Iklim Mikro Pada Sistem Tanam Intercropping Jagung (Zea mays L.) dan Tanaman Sela Kedelai (Glycine max L.) dengan Jarak Tanam yang Berbeda. Aryapaksi, Firhan Aryapaksi; Fajriani, Sisca
Produksi Tanaman Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.02.02

Abstract

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kebutuhan jagung sebagai konsumsi sebesar 1.500 kg/kapita pada tahun 2017 dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 9,33%. Peningkatan produktivitas lahan pada jagung bisa di maksimalkan dengan memanfaatkan tanaman sela. Iklim mikro merupakan kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mempelajari unsur iklim mikro yang berkorelasi pada jarak tanam dan sistem tanam yang berbeda. Hipotesis dari penelitian adalah terdapat perbedaan unsur iklim mikro tanaman yang berkorelasi pada sistem tanam jagung dengan jarak tanam yang berbeda. Kegiatan penelitian berlangsung dilahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur dari bulan April 2021 hingga Juli 2021. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak kelompok terhadap 6 perlakuan dengan 4 ulangan. Analisis data menggunakan annova dan korelasi. Hasil penelitian menunjukan penggunaan sistem tanam dan jarak tanam yang berbeda pad tanaman jagung dan tanaman kedelai dapat mempengaruhi perubahan iklim mikro tanaman yaitu suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara dan intensitas radiasi matahari.
Effectiveness of Trellis Model and Propagation Direction in Optimizing Growth and Yield of Long Bean Plants (Vigna sinensis L) Fajriani, Sisca; Rahmawan, Dzahabika Setya; Ariffin, Ariffin
Journal of Agriprecision & Social Impact Vol. 2 No. 1 (2025): March: JAPSI (Journal of Agriprecision & Social Impact)
Publisher : CV. Komunitas Dunia Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62793/japsi.v2i1.50

Abstract

The research aims to study the effect of a combination of the trellis model and the direction of plant propagation on the growth and yield of long beans. The environmental design used a randomized block design with six treatments, repeated 5 times. The treatment are the trellis models (fence, triangle and para-para) and plant propagation directions (vertical and mixed). Growth variables include plant length, number of leaves, leaf area, and net assimilation rate. Yield variables include pod length, number of pods, pod weight, and yield per hectare. The results of the research showed that the treatment of different models of trellis and the direction of propagation of long bean plants in the mixed propagation direction resulted in higher plant length, leaf area, net assimilation rate, pod length per plant, pod weight per plant and yield per hectare compared to the vertical propagation direction with the model. the same trellis. The para-para trellis model treatment with mixed propagation directions produced a pod length and number of pods per plant of 60.76 cm and 57.59 pods per plant, 19.30% and 14.31% higher than the para-para trellis model with vertical propagation direction. 58.29 cm and 56.05 pods. The treatment of para-para trellis model with mixed creeping directions produced pod weight per plant and yield per hectare of 1.64 kg per plant and 7.3 ton.ha-1, which was 15.49% and 15.37% higher than the para-para trellis model with vertical propagation direction, which produces 1.42 kg per plant and 6.70 tons ha-1.
Altitude-Driven Differences in Thermal Units, Growth and Quality of Beetroot (Beta vulgaris L.) Fajriani, Sisca; Alifah, Yasmina Nur; Ariffin, Ariffin; Setiawan, Adi
Journal of Agriprecision & Social Impact Vol. 2 No. 3 (2025): November: JAPSI (Journal of Agriprecision & Social Impact)
Publisher : CV. Komunitas Dunia Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62793/japsi.v2i3.74

Abstract

Beetroot is traditionally cultivated in highland areas; however, limited land availability and growing market demand have encouraged its expansion into mid-altitude regions. Thermal unit accumulation is an important factor in predicting crop phenology and harvest time. This study aimed to analyze the thermal unit requirements, growth performance, and tuber quality of beetroot cultivated at different altitudes in East Java, Indonesia. The experiment was conducted from August to December 2024 in greenhouses located in Jatimulyo, Malang (445 m a.s.l., midland) and Sumberejo, Batu (873 m a.s.l., highland) using 250 plants of the Boro variety with a single-plant observation method. Results showed that midland-grown plants reached harvest earlier (84 DAS; 1,527.3 °C·day) compared to highland-grown plants (104 DAS; 1,572.7 °C·day). Higher thermal accumulation had a strong positive correlation with soluble solids (r = 0.74) and a strong negative correlation with fresh tuber weight (r = –0.79), indicating that increased heat enhanced sugar synthesis but reduced biomass. Highland conditions produced larger tubers, while midland conditions improved betacyanin and sweetness levels, showed that altitude-driven temperature differences affect both yield and quality, suggesting that highland cultivation is suitable for fresh markets, whereas midland cultivation is more appropriate for industrial uses such as natural food colorants and processing industries.
Co-Authors Achadiah Rachmawati Agmey Wijaya Agus Sugiyatno Agus Suryanto Agus Suryanto Aini Nurul Aini, Nurul Alamanda, Zazin F. Alfannany, Ichsanuddin Noorsy Alifah, Yasmina Nur Anggi Indah Yuliana Ariffin Ariffin Ariffin, Ariffin Arifin Arifin Arik Agus Yudianto, Arik Agus Aris Subagiyo Arumingtiyas, Wahyu Istiyar Aryapaksi, Firhan Aryapaksi Aziza, Cholifatu Ulyl Nur Bahrush Shofwan Kusuma Perdana Bayu Adi Kurniawan Br Ginting, Jesika Ekarina Budi Waluyo Budiyono Budiyono Budiyono, Budiyono Danaparamita, Galuh Hayu Danaparamita, Galuh Hayu Delianata, Syifa Sarwahita Deslyati Putri Br Sitepu Dianwari, Frieska Mayang Didik Hariyono Dinarti, Nindia Dinarti, Nindia Eko Widaryanto Fachry Abda El Rahman Falean, Muhammad Abiyyu Febrianti, Annisa Fitri Febrianti, Annisa Fitri Heddy, Y. B. Suwasono Heddy, Y.B. Suwasono Heddy, Y.B. Suwasono Ichwalzah, Arman Ichwalzah, Arman Ika Atsari Dewi Inayati, Dian Indah Dwi Qurbani Indarwati, Lisa Dwifani Indarwati, Lisa Dwifani Irfan H. Djunaidi Kurniawan, Bayu Adi Lamdo, Herfandi Lilik Setyobudi M. Dawam Maghfoer Mega Shintia Mochammad Roviq Mudji Santosa Mudji Santoso MUHAMMAD ULIN NUHA Mulya, Annisa Kharisma Mushoffan Prasetianto Natalia Devinta Suprihantono Ninuk Herlina Nugroho, Agung Nugroho, Agung Nuha, Muhammad Ulin Nur Edy Suminarti Nurhasanah, Fadila Oktafillah, Agung Fikriy Oktafillah, Agung Fikriy Perdana, Bahrush Shofwan Kusuma Permatasari, Dilla Permatasari, Dilla Pitoyo, Alief Cahyo Pitoyo, Alief Cahyo Prasetyo, Ibnu Prasetyo, Ibnu Purbaningsih, Mustika Rahsajati Purbaningsih, Mustika Rahsajati Putri, Fitri Desmarianita Putu Hadi Setyarini Rahmanto, Ady Rahmanto, Ady Rahmawan, Dzahabika Setya Rahmawati, Safitri Dwi Rahmawati, Safitri Dwi Roedy Soelistyono Roedy Sulistyono Royyani, Ahmad Thoriq Royyani, Ahmad Thoriq Rumamby, Jenni adenia Sahda Selaniar Santoso, Mudji Sari, Winda Ismaya Sari, Winda Ismaya Sativa, Nasrul Ardinan Sativa, Nasrul Ardinan Savitri, Nadia Ulfa Savitri, Nadia Ulfa Selaniar, Sahda Setyobudi, Lilik Sintawati, Murti Binary sitawati Sitepu, Rahel Amelia Siti Asmaul Mustaniroh Siti Azizah Souminar, Swastikaraton Souminar, Swastikaraton Sudiarso Sudiarso Sudiarso, Sudiarso Sugiyatno, Agus Suniah, Siti Sutopo Sutopo Sutopo, Sutopo Titin Sumarni Tri Nurwati Trisnawan, Ade Syahrizal Trisnawan, Ade Syahrizal Trisnawati, Umi Trisnawati, Umi Tyas, R.A. Putri Husadaning Tyas, R.A. Putri Husadaning Wahyu Istiyar Arumingtiyas Wahyuningsih, Anis Wahyuningsih, Anis Wijaya, Agmey Wildasari, Agnes Wildasari, Agnes Y. B. Suwasono Heddy Yogi Sugito Yudianto, Arik Agus Yuliana, Anggi Indah Zamzami, Ahmad Nabiel Zovanca, Grandy