Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH VARIETAS DAN WAKTU PANEN TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS MINYAK NILAM Akbar Hidayatullah Zaini; Didik Hariyono; Onny C. Pandu Pradana; Septiana Septiana; Akbar Saitama
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4605

Abstract

ABSTRAKMinyak nilam (Pogostemon cablin (Blanco) Benth.) merupakan salah satu minyak esensial alami penting yang digunakan untuk memberikan karakter basa dan wangi yang awet dalam industri wewangian. Sembilan puluh persen permintaan minyak nilam di dunia dipasok oleh Indonesia. Kendala yang sering dihadapi petani di Indonesia dalam budidaya tanaman nilam adalah rendahnya rendemen minyak nilam yaitu kurang dari 3%. Hal ini di antaranya karena para petani melakukan pemanenan sebelum waktunya. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai varietas dan umur panen nilam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 hingga February 2023 di lahan percobaan Agrotechno Park Universitas Brawijaya. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor, faktor pertama yakni varietas dengan 3 taraf yaitu V1: Varietas Sidikalang, V2: Varietas Patchoulina 1, V3: Varietas Patchoulina 2. Faktor yang kedua yaitu umur panen dengan 2 taraf yaitu U1: 4 BST dan U2: 6 BST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Sidikalang lebih tinggi nilainya dibanding Varietas Patchouli 1 dan Varietas Patchouli 2 pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang sekunder. Umur panen 6 BST mengakibatkan parameter pertumbuhan yang lebih tinggi/besar dibanding umur panen 4 BST. Ketiga varietas yang diamati yang dipanen pada 6 BST semuanya memiliki rendemen atsiri lebih dari 3% dan kadar patchoulina  alkohol sebesar 30% dan mendekati 30%, sementara nilam yang dipanen 4 BST memiliki rendemen atsiri kurang dari 3% dan kadar patchoulina alkohol kurang dari 30%.ABSTRACTPatchouli oil (Pogostemon cablin (Blanco) Benth.) is one of the most important natural essential oils used to provide a base character and lasting fragrance in the perfumery industry. Ninety percent of the world's demand for patchouli oil is supplied by Indonesia. The obstacle often faced by farmers in Indonesia in cultivating patchouli plants is the low yield of patchouli oil, which is less than 3%. This is partly because the farmers harvest prematurely. Therefore, research was conducted on varieties and harvesting age of patchouli. The research was carried out from October 2022 to February 2023 at the Agrotechno Park experimental site, Universitas Brawijaya. The study used a randomized block design (RBD) arranged in a factorial manner with 2 factors, the first factor was varieties with 3 levels, namely V1: Sidikalang variety, V2: Patchoulina variety 1, V3: Patchoulina variety 2. The second factor was harvest age with 2 levels. i.e. U1:4 BST and U2:6 BST. The Sidikalang variety had a higher score than the Patchouli 1 and Patchouli 2 varieties on the parameters of plant height, number of leaves, and number of secondary branches. Harvesting age of 6 BST resulted in higher/bigger growth parameters compared to harvesting age of 4 BST. The three observed varieties that were harvested at 6 BST all had an essential oil of more than 3% and a patchoulina alcohol content of 30% and close to 30%, while patchouli harvested at 4 BST had an volatile yield of less than 3% and a patchoulina alcohol content of less than 30%.
Analisis Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Akibat Pengaturan Jarak Tanam Akbar Hidayutallah Zaini; Didik Hariyono; Onny Chrisna Pandu Pradana; Septiana Septiana; Akbar Saitama
Planta Simbiosa Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v5i1.2934

Abstract

Patchouli (Pogostemon cablin Benth.) is one of the essential oil-producing plants which is Indonesia's leading export commodity so that it can contribute foreign exchange for the country. Patchouli production nationally is still fluctuating and the productivity of patchouli oil is still relatively low. Therefore, proper patchouli cultivation techniques are needed. Plant distance is an important factor in determining the quality and quantity of production. In addition, the use of superior varieties is also a technology that aims to increase the productivity, yield and quality of patchouli oil. This study aims to determine the interaction and analyze the growth and yield of three varieties of patchouli (Pogostemon cablin Benth.) at different plant distance. This research was conducted in October 2021 – March 2022 at the Experimental Garden of Agrotechno Park, Universitas Brawijaya, Jatikerto Village, Kromengan, Malang, East Java. The tools and materials used in this study were tractors, ovens, LAM, scales, hoses, alphaboard, polybags, stationery, cameras, patchouli seeds of Sidikalang variety, Patchoulina 1 variety, Patchoulina 2 variety, planting media, rainfall data, manure, fertilizer. Urea, KCL fertilizer, SP36 fertilizer, raffia rope and water. The design used in this study was the Randomized Block Design which was arranged in a factorial manner consisting of 6 treatment combinations and 4 replications, namely: V1J1: Sidikalang variety + 75 cm x 40 cm plant distance; V1J2: Sidikalang variety + 60 cm x 50 cm plant distance; V2J1: Patchoulina 1 + plant distance 75 cm x 40 cm; V2J2: Patchoulina 1 variety + 60 cm x 50 cm plant distance; V3J1: Patchoulina 2 variety + 75 cm x 40 cm plant distance; V3J2: Patchoulina 2 variety + 60 cm x 50 cm plant distance. The results showed that the treatment of varieties and plant distance had a significant effect on the components of patchouli plant growth. While the yield component of patchouli shows the interaction between varieties and plant distance. The conclusion of this study is that there is an interaction between the treatment of varieties and plant distance on the increase in fresh weight, dry weight and productivity of patchouli. The Sidikalang variety with a plant distance of 60 × 50 cm had the highest yield and oil quality compared to other treatments. The Sidikalang variety also had the highest growth compared to the Patchoulina 1 and Patchoulina 2 varieties. Likewise, the 60 cm x 50 cm plant distance treatment had the highest growth compared to the 75 cm x 40 cm plant distance.
PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvacea) PADA BERBAGAI SISTEM PENEBARAN BIBIT DAN KETEBALAN MEDIA Muhammad Riduwan; Didik Hariyono; Mochammad Nawawi
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jamur merang ialah ketebalan media tanam dan sitem penebaran bibit. Ketebalan media tanam yang berbeda akan dihasilkan kondisi suhu yang berbeda sedang pada media tanam jamur merang dan sistem penebaran bibit akan mempengaruhi jumlah titik tumbuh jamur merang yang disebabkan oleh laju pertumbuhan miselium jamur merang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pertumbuhan dan hasil jamur merang pada berbagai macam ketebalan media tanam dan system penebaran bibit. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati saat muncul pin head pertama, waktu panen pertama, lama masa panen, jumlah badan buah, diameter badan buah, bobot segar badan buah, jumlah badan buah dengan pengelompokan badan buah berdasarkan diameter >3 cm, 2-3 cm dan <2 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi ketebalan media terhadap sistem penebaran bibit pada bobot segar badan buah. Pada pengamatan ketebalan media tanam terjadi beda nyata pada variabel pengamatan lama masa panen jumlah badan buah dan jumlah badan buah dengan pengelompokan badan buah berdasarkan diameter >3 cm dan 2-3 cm. Sedangkan pada perlakuan sistem penebaran bibit terjadi beda nyata pada variabel pengamatan jumlah badan buah.
PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN Hanif Fatur Rohman; Didik Hariyono; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 5 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Durian (Durio zibethinus Murr.) membutuhkan nutrisi yang yang cukup untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari dan mengetahui dosis pupuk yang tepat untuk tanaman durian fase awal generatif durian jingga dan durian arab. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Waturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang pada November 2012 sampai Februari 2013. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 6 perlakuan dan diulang 3 kali, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Adapun perlakuan tersebut meliputi durian Jingga dengan Pupuk NPK 90 g/tanaman, durian Jingga dengan Pupuk NPK 135 g/tanaman, durian Jingga dengan Pupuk NPK 180 g/tanaman, durian Arab dengan Pupuk NPK 90 g/tanaman, durian Arab dengan Pupuk NPK 135 g/tanaman, durian Arab dengan Pupuk NPK 180 g/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pemberian dosis pupuk NPK 135 g/tanaman pada tanaman durian jingga lebih efektif untuk menunjang pertumbuhan yang optimal. Sedangkan untuk durian arab dosis efektif yang dapat di usulkan adalah dengan dosis pupuk NPK 180 g/tanaman. Kata kunci : Pupuk NPK, durian jingga, durian arab, fase generative
UJI EFEKTIFITAS APLIKASI PYRACLOSTROBIN DENGAN BEBERAPA LEVEL CEKAMAN SUHU PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays) Yayat Efendi; Didik Hariyono; Karuniawan Puji Wicaksono
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 6 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak pemanasan global yang diakibatkan oleh berlebihnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfir yang diikuti dengan peningkatan suhu di udara dapat berpengaruh pada produktivitas komoditi pertanian pangan. Peningkatan suhu udara di atmosfer sebesar 5oC akan diikuti oleh penurunan produksi jagung sebesar 40% dan kedelai sebesar 10-30%. Pyraclostrobin adalah salah satu jenis fungisida yang diketahui dapat memberikan efek toleran cekaman pada tanaman yaitu dengan cara menghambat transfer elektron dalam rantai respirasi pada mitokondria sehingga dapat meningkatkan efek toleran. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Brawijaya, desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang mulai Agustus sampai November 2012 dengan ketinggian 303 mdpl. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Tersarang, terdiri dari 2 kombinasi perlakuan yaitu suhu (T) dan pyraclostrobin (P), dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan cekaman suhu dan pyraclostrobin berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman jagung, tetapi tidak nyata pada umur berbunga. Pada parameter komponen hasil tanaman, kombinasi perlakuan suhu normal dengan dan tanpa pengaplikasian pyraclostrobin mampu menghasilkan berat basah tongkol, berat kering tongkol, berat pipilan kering dan berat 1000 biji lebih tinggi daripada tanaman yang diperlakukan dengan cekaman suhu 10C sampai 50C (T2 dan T3). Rata-rata potensi hasil pipilan kering biji jagung yang diperoleh pada kombinasi perlakuan suhu normal dengan pengaplikasian pyraclostrobin mengalami kenaikan sekitar 28% dari potensi rata-rata hasil jagung varietas P21. Kandungan amylose dan protein biji jagung tertinggi juga diperoleh pada perlakuan suhu normal T1 dengan atau tanpa pengaplikasian pyraclostrobin. Kata kunci : Pemanasan Global, Jagung, Pyraclostrobin, Toleran Cekaman.
PENGARUH PUPUK KANDANG DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Alusia Destia Sari; Didik Hariyono; Titin Sumarni
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 6 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produksi tanaman jagung yang banyak dilakukan melalui penambahan dosis pupuk anorganik. Hal tersebut dapat menaikkan keasaman tanah dan berdampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan penambahan bahan organik seperti pupuk kandang dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) sebagai pengganti unsur hara. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh penggunaan pupuk kandang dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dalam menurunkan penggunaan dosis pupuk anorganik pada tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Maret - Juli 2014. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT). Petak utama terdiri dari O0 = tanpa pupuk kandang dan Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA), O1 = 20 ton ha-1 pupuk kandang, O2 = 10 ton ha-1 pupuk kandang + 10 g tanaman-1 Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA). Anak petak terdiri dari A1 : 100% (NPK 450 kg ha-1), A2 : 80% (NPK 360 kg ha-1), A3 : 60% (NPK 270 kg ha-1). Hasil menunjukkan bahwa pemberian 10 ton ha-1 pupuk kandang + 10 g tanaman-1 Cendawan Mikoriza arbuskular (CMA) dengan menurunkan dosis pupuk anorganik sebanyak 40% memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan penggunaan 100% dosis pupuk anorganik. Hasil panen pada kombinasi perlakuan 10 ton ha-1 pupuk kandang + 10 g tanaman-1 Cendawan Mikoriza arbuskular (CMA) + 60% dosis pupuk anorganik meningkat 2,39% dari kombinasi perlakuan 20 ton ha-1 + 100% dosis pupuk anorganik dan meningkat 14,83% dari penggunaan 100% dosis pupuk anorganik tanpa penambahan pupuk kandang dan Cendawan Mikoriza arbuskular (CMA). Kata kunci : Pupuk kandang, Mikoriza, unsur hara, Pertumbuhan jagung.
APLIKASI PENGGUNAAN MULSA DAN JUMLAH BIJI PER LUBANG TANAM TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) Chaerunnisa Chaerunnisa; Didik Hariyono; Agus Suryanto
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 4 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa. Kadar gula jagung berkisar 5-6 % sehingga lebih banyak disukai untuk dikonsumsi. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis adalah dengan cara modifikasi lingkungan yakni dengan pengolahan cahaya, karena sifat fisiologis tanaman jagung termasuk tanaman C4, yakni tumbuhan yang melibatkan dua enzim didalam manajemen CO2 menjadi  glukosa.  Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian penggunaan mulsa dan jumlah biji per lubang tanam terhadap tanaman jagung manis (Zea  mays saccharata Sturt.) guna me-ningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Bahan yang digunakan adalah benih jagung manis varietas master sweet, mulsa plastik hitam perak, mulsa perak, mulsa jerami, dan mulsa paitan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok faktorial. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2014 di Desa Batu. Hasil penelitian menunjukan bahwa Jagung manis varietas master sweet menghasilkan 2 tongkol per tanaman. Interaksi antara mulsa plastik hitam  perak dan  mulsa plastik perak dengan 2 biji per lubang tanam nyata meningkatkan pertumbuhan ( bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, tinggi tanaman dan jumlah daun )  dan produksi jagung manis pada bobot segar tongkol tanpa klobot  sebesar 24 ton/ha dan bobot segar tongkol dengan klobot sebesar 27 ton/ha.pada mulsa plastik perak dan mulsa plastik hitam perak dengan 1 biji  per lubang tanam menunjukkan Diameter tongkol,  bobot tongkol tanpa klobot yang lebih tinggi sebesar 389g, dan kadar gula sebesar 15 brix.
PEMANFAATAN THERMAL UNIT UNTUK MENENTUKAN WAKTU PANEN TANAMAN BABY WORTEL (Daucus carota L.) DENGAN MENGGUNAKAN VARIETAS DAN MULSA YANG BERBEDA Angger Wangsitala; Didik Hariyono; Roedy Soelistyono
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 6 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yang prospek pengembanganya baik di Indonesia. Baby carrot ukuranya mungil, panjang sekitar 10 cm dengan diameter 2-4 cm. Umur panen kurang lebih 60 hst. Menurut Syakur (2012), Konsep satuan panas (heat unit) dapat digunakan untuk menentukan fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan penelitian ini ialah (1) Untuk mendapatkan nilai thermal unit yang dibutuhkan saat panen pada perlakuan varietas dan mulsa yang berbeda. (2) Untuk mendapatkan hasil panen terbaik pada perlakuan varietas dan mulsa yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di lahan sewa pertanian di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Malang pada bulan April hingga Juni 2014. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana, dengan menempatkan 9 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukan perlakuan P1, P2, P3 memperoleh nilai thermal unit terendah yaitu sebesar 795.25 hari oC dengan bobot segar total tanaman yaitu sebesar 913.00 gr dan bobot segar konsumsi yaitu sebesar 69.13 gr. Kemudian nilai thermal unit tertinggi yang dibutuhkan baby wortel yaitu pada perlakuan P7, P8, dan P9 dengan nilai thermal unit sebesar 872.35 hari oC. Nilai bobot segar total tanaman terendah yaitu pada perlakuan P7 sebesar 578.00 gr dan bobot segar konsumsi terendah yaitu pada perlakuan P2 dan P7 sebesar 48.96 gr dan 49.04 gr.
RESPON PERKECAMBAHAN BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum) TERHADAP TINGKAT SALINITAS Rikza Alfya Anugrah Cahyaty; Didik Hariyono; Nurul Aini
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salinitas adalah konsentrasi   garam - garam   terlarut dalam   jumlah   besar   yang   dapat mempengaruhi   pertumbuhan   kebanyakan tanaman dan menjadi salah satu masalah yang sering dihadapi  dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Cekaman salinitas mempengaruhi perkecambahan dan mencengah pe-nyerapan air kedalam embrio. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon salinitas terhadap tanaman tomat dari berbagai varietas yang di uji serta untuk mencari varietas yang tahan terhadap salinitas pada fase perkecambahan. Penelitian dilaksanakan pada bulan February hingga Maret 2015. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Penelitian ini terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu Varietas dan Faktor kedua adalah tingkat salinitas. F1 : (Varietas Betavilla (V1), Permata (V2), Servo (V3), Tymoty (V4), Mutia (V5) dan Patma (V6 Dan faktor kedua adalah perlakuan salinitas garam NaCl yaitu S1 : 0 dS m-1 S2 : 2,88 dS m-1 S3 : 4,80 dS m-1, S4 : 6,79 dS m-1, S5 : 8,83 dS m-1. . Analisis data yang digunakan adalah uji F. Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan salinitas hingga 8,83 dS m-1 berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan, awal munculnya kecambah, panjang hipokotil dan panjang akar kecambah.
PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA PADA BEBERAPA BATANG ATAS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis Muell Arg.) HASIL OKULASI Desri E B Manurung; YB. Suwasono Heddy; Didik Hariyono
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 4 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan utama usaha perkebunan tanaman karet adalah rendahnya tingkat penggunaan benih tanaman karet unggul yang ditanam dengan pemeliharaan yang kurang tepat yang disebabkan oleh keadaan lingkungan tempat tumbuh tanaman, klon tanaman, dan teknik budidaya, yaitu pembibitan, penanaman di kebun, dan pemeliharaan. Menurut Lawalata (2011), menyatakan bahwa air kelapa memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi pemberian air kelapa dan klon batang atas (entres) terhadap pertumbuhan tanaman karet hasil okulasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2015 di PT Perkebunan Nusantara XII, Jember, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan faktor utama klon batang atas (RRIC 100, BPM 24, dan PB 260) dan faktor kedua adalah konsentrasi air kelapa (0%, 50%, 100%, dan 50%+100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis mata entres dari klon batang atas tidak dipengaruhi oleh pemberian air kelapa, jenis batang atas klon PB 260 mampu meningkatkan persentase keberhasilan okulasi (%), saat muncul tunas (hso), jumlah daun (helai), dan luas daun (cm2), serta konsentrasi air kelapa 50% mampu meningkatkan panjang tunas (cm) dan konsentrasi air kelapa 100% mampu meningkatkan luas daun (cm2).
Co-Authors Abdillah, Bayu Stiawan Ady Rahmanto Agung Nugroho Agus Suryanto Ahmad Riyadlus Sholikin Ahmad Rizky Yuda Pratama Aini, Nurul Akbar Hidayatullah Zaini Akbar Hidayutallah Zaini Aldiansyah, Mochammad Kiki Alfannany, Ichsanuddin Noorsy Alusia Destia Sari Alvin Febrian Ramadhan Ambarita, Yohanna Amelia, Nia Kharisma Andayani, Donik Retno Putri Angger Wangsitala Anna Satyana Karyawati Anugrah Cahyaty, Rikza Alfya Arie Fakhrul Zawawi Arifin Arifin Bayu Stiawan Abdillah Br Ginting, Jesika Ekarina Budi Waluyo Castrena, Widya Chaerunnisa Chaerunnisa Chaerunnisa, Chaerunnisa Dayu Tri Margawati Delianata, Syifa Sarwahita Desri E B Manurung Dianwari, Frieska Mayang Donik Retno Putri Andayani Dwi Saraswaty Dwi Wuryani Dwi Yamika, Wiwin Sumiya E B Manurung, Desri Efendi, Yayat Emiliya Putri, Nurul Hilmiah Erdien, Ghifani Erdien Euis Elih Nurlaelih Fandyka Yufriza Ali Firdaus, Mohammad Nur Garfansa, Marchel Putra Geovandi, M. Sonydio Hanif Fatur Rohman Heddy, Y.B.Suwasono Heddy, YB. Suwasono Hendra Simarmata Ikhsani, Rahmad Faizal Istiqomah Istiqomah Istiqomah, Istiqomah Junior, David Christian Karima, Naila Karuniawan Puji Wicaksono Kusumawardani, Dinda Anastasia M.Pd S.T. S.Pd. I Gde Wawan Sudatha . Maghfour, Mochammad Dawam Marchel Putra Garfansa Margawati, Dayu Tri Medina, Syifa Misnawati Moch. Dawam Maghfoer Mochammad Dawam Maghfoer Mochammad Dawam Maghfour Mochammad Nawawi Mohammad Nur Firdaus Mudji Santoso Muhammad Riduwan Mushoffan Prasetianto Naila Karima Nawawi, Mochammad Nia Kharisma Amelia Nia Trihayuning Tyas Ninuk Herlina Norry Eka Palupi Norry Eka Palupi Novatriana, Christina Novia Thea Rahmani Nunun Barunawati Nur Cholid Susianto Nur Edy Suminarti Nur Edy Suminarti Nur Edy Suminarti Nur Winda Rachmadhani Nurhasanah, Fadila Nurul Aini Nurul Setyanignsih Nurul Setyaningsih Onny C. Pandu Pradana Onny Chrisna Pandu Pradana Palupi, Norry Eka Pratama, Ahmad Rizky Yuda Prayogo, Yusmani Putri, Fitri Desmarianita Rahmad Faizal Ikhsani Rahmandhias, Deris Trian Rahmani, Novia Thea Rahmanto, Ady Ramadhan, Alvin Febrian Resti Wirantika Riduwan, Muhammad Rikza Alfya Anugrah Cahyaty Rissya Dewi Kusumawati Rochadi, Abigail Kartika Roedy Soelistyono Rohman, Hanif Fatur Rut Ria Widiawati Saitama, Akbar Saraswaty, Dwi Sari, Alusia Destia Septiana Septiana Septiana Septiana Setiawan, Rifqi Setyaningsih, Nurul Shinta Shinta Shinta, Shinta Sholikin, Ahmad Riyadlus Sija, Patta Simarmata, Hendra Sisca Fajriani Sisca Fajriani Sumeru Ashari Suniah, Siti Suwandono, Adi Syafirina, Nanda Madaniya Syifa Medina Titin Sumarni Tyas, Nia Trihayuning Vitiara, Mustarini Dessy Wangsitala, Angger Widiawati, Rut Ria Widya Castrena Wirantika, Resti Wiwin Sumiya Dwi Yamika Wuryani, Dwi Y.B.Suwasono Heddy Yayat Efendi YB. Suwasono Heddy Yogi Sugito Yohanna Ambarita Yunita Triliestyana Yusmani Prayogo Yusmani Prayogo Zamzami, Ahmad Nabiel Zawawi, Arie Fakhrul