ABSTRACT Family support is a form of interpersonal relationship that includes attitudes, actions, and acceptance of family members, so that family members feel that someone cares about them. increase self-ability to the situation experienced (Effendy, 2021). Low self-efficacy can increase risk, it is found that the majority of family self-efficacy is low because the family's understanding and ability to care for schizophrenia patients is not so good, resulting in a higher possibility of relapse. Relapse of patients with mental disorders has a major impact on the family and the development of family members. The purpose of this study was to identify the relationship between family support and self-efficacy with the frequency of relapse of schizophrenia patients in the inpatient room. The approach used in this study was cross-sectional, with a descriptive correlation method. The sampling method in this study used a type of non-probability sampling with purposive sampling technique so that the final sample needed in this study was 68 respondents. The instruments used in this study were family support questionnaires, self-efficacy and relapse of schizophrenia patients. To prove the existence of a significant relationship between the independent variables, namely family support and work self-efficacy with the dependent variable, namely the frequency of recurrence of schizophrenia, the chi-squer test was used with the help of computerization at 5% (0.05). The results showed that there is a relationship between family support and the frequency of relapse of schizophrenia patients p (0.007) < α (0.05). there is a relationship between self efficacy with the frequency of relapse of schizophrenia patients p value (0.005) < α (0.05). Keywords: Family Support, Relapse, Schizophrenia ABSTRAK Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya. meningkatkan kemampuan diri terhadap situasi yang dialami. Self-efficacy rendah dapat meningkatkan risiko, didapatkan bahwa self-efficacy keluarga mayoritas rendah karena pemahaman dan kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia belum begitu baik, sehingga mengakibatkan kemungkinan untuk kambuh semakin tinggi. Kekambuhan pasien gangguan jiwa memberikan dampak yang besar terhadap keluarga dan perkembangan anggota keluarga. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dan self efficacy dengan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia di ruang rawat inap. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini cross-sectional, dengan metode deskriptif korelasi. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan jenis non probability sampling dengan tehnik purposive sampling sehingga sampel akhir yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 68 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner dukungan keluarga, self-efficacy dan kekambuhan pasien skizofrenia. Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas yaitu dukungan keluarga dan self eficacy kerja dengan variabel terikat yaitu frekuensi kekambuhan skizofrenia digunakan uji chi-squer dengan bantuan komputerisasi pada bebas kemaknaan 5% (0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia p (0,007) < (0,05). ada hubungan self efficacy dengan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia nilai p (0,005) < (0,05). Keluarga harus memberikan dukungan pada pasien skizofrenia dan meningkatkan self efficacy melalui kunjungan ke rumah sakit untuk mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang manajemen kesehatan jiwa utnuk mencegah kekambuhan berulang. Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Kekambuhan, Skizofrenia