Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Implementasi Manajemen Nutrisi pada Ny.N Kasus Diabetes Melitus dengan Masalah Defisit Nutrisi Di Ruangan Seroja Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah: Nutrition Management Implementation In Mrs N Case Of Diabetes Mellitus With Nutrition Deficit Problems In Seroja Room Undata General Hospital Central Sulawesi Province S, Kasmawati; Febrianti, Nur; Rabiah, Rabiah
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 2: FEBRUARI 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i2.4336

Abstract

Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit yang memiliki 2 tipe yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 1 berasal dari faktor genetik, lingkungan, usia, faktor lain pada diabetes tipe 2 antara lain gaya hidup dan obesitas. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi kasus deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah, sampel adalah pasien dengan masalah defisit nutrisi pada kasus diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil penelitian dari pengkajian yang dilakukan pada Ny.N ditemukan data subjektif, Ny.N mengatakan sesak nafas ± 10 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri dada, batuk berdahak, rasa lelah, mual dan muntah. Saat dilakukan pengkajian pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 160/90 mmHg, N : 88 x/menit, S : 37oC, RR : 22 x/menit, Ny.N tampak pucat, mukosa bibir kering, IMT dari Ny.N yaitu 18 kategori kurus. Setelah dilakukan tindakan keperawatan manajemen nutrisi pada implementasi H-1 didapatkan hasil Ny.N tidak memiliki alergi pada makanan maupun minuman, BB 57 kg, Ny.N tidak menghabiskan makanan karena tidak nafsu makan, pada implementasi H-2 didapatkan hasil Ny,N menghabiskan makanan hanya setengah piring saja, pada implementasi H-3 didapatkan hasil Ny.N sudah mampu menghabiskan makanannya. Evaluasi yang didapatkan yaitu S: Ny.N mengatakan makan 3x sehari dan sudah mulai menghabiskan makanannya, O: Ny.N tampak sudah tidak pucat, A: masalah defisit nutrisi teratasi, P: Hentikan intervensi(pasien rencana pulang). Dari penelitian ini bahwa adanya perubahan status nutrisi membaik, dari implementasi H-1 makanan tidak dihabiskan, nafsu makan menurun, implementasi H-2 makanan dihabiskan hanya setengah piring saja kemudian di implementasi H-3 Ny.N makanan telah dihabiskan.
Implementasi Pencegahan Infeksi dengan Masalah Risiko Infeksi pada Pasien Post Operasi Apendisitis di RSUD Undata Sulawesi Tengah: Implementation of Infection Prevention with the Problem of Infection Risk in Post-Operating Appendicitis Patients at Undata Hospital, Central Sulawesi Agustian; Rosita; Febrianti, Nur
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 3: MARET 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i3.4359

Abstract

Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangngya kira kira 10 cm 94 inci, melekat pada sekum tepat dibawah katup ileosekal. Appendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi.Desain studi kasus yang di gunakan merupakan studi kasus deskriptif, studi kasus deskritif adalah jenis studi yang memberikan deskritif suatu kasus tertentu, dan membutuhkan peneliti untuk memulai penelitian untuk menggunakan teori deskritif untuk menjelaskan desain penelitian secara terperinci.Hasil pengkajian yang didapatkan pada pasien bernama Tn. A mengatakan luka post op terasa panas dan terasa nyeri berskala 3, data obyektif didapatkan luka post op tampak kemerahan, bengkak, dan Tn. A tampak sulit bergerak, TTV, TD 110/70 mmhg, SpO2 98%, Nadi 84 x permenit, RR 22 x permenit, Suhu 36 ,5 ?, Tn. A mengatakan tidak ada keluarga yeng mengidap penyakit yang sama dengan Tn. A. Diagnosa keperawatan yang didapatkan pada pasien Tn.A yaitu risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive. Setelah diterapkannya tindakan keperawatan pencegahan infeksi pada implementasi H-1 di dapatkan luka tampak kemerahan dan bengkak dan pada implementasi H-2 di dapatkan luka tampak kemerahan dan bengkak dan pada implementasi H-3 menunjukkan hasil luka membaik dan bengkak menurun. Kesimpulan dari pengkajian yang dilakukan kepada Tn. A didapatkan implementasi selama 3 hari menunjukkan hasil luka membaik dan bengkak menurun.
Implementasi Teknik Distraksi pada Pasien Anak dengan Diagnosa Nyeri Akut di Rumah Sakit Bhayangkara Palu: Implementation of Distraction Techniques in Children Patients with a Nursing Diagnosis of Acute Pain in a Hospital Bayangkhara Palu Hadija; Febrianti, Nur; Rabiah
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 4: APRIL 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i4.4360

Abstract

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional yang dimulai secara tiba-tiba atau perlahan, berkembang dari ringan hingga parah, dan berlangsung kurang dari tiga bulan. Peneliti bertujuan untuk mengetahui hasil pelaksanaan teknik distraksi pada pasien anak dengan diagnosis nyeri akut di Rs Bhayangkara Palu .Metode studi kasus yang digunakan adalah studi kasus deskriptif. Studi kasus deskriptifAdalah jenis studi kasus yang memberikan gambaran khusus dan mengharuskan penelitian dimulai dengan menggunakan teori deskriptif untuk menjelaskan hasil penelitian secara teknis penelitian. Hasil yang didapatkan pada hari pertama sebelum dilakukan teknik distraksi menonton pasien mengeluh nyeri dibagian perut dan nyerinya hilang timbul dan setelah di berikan teknik distraksi menonton pasien merasa nampak tenang dan nyaman, hari kedua pasien mengatakan nyeri yang dirasakan mulai hilang, hari ketiga pasien mengatakan sudah tidak merasa sakit..Kesimpulannya setelah dilakukan implementasi teknik distraksi visual menonton video nyeri yang dirasakan berkurang, dan klien tampak kooperatif pada saaat dilakukan tindakan implementasi selanjutnya.
Implementasi Terapi Murottal pada Pasien Lansia Diagnosa Nyeri Akut di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah: Implementation of Murottal Therapy in Elderly Patients Diagnosed with Acute Pain at Undata Hospital, Central Sulawesi Province Nadia, Azalia; Febrianti, Nur; Edi Pakaya, Rahma
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 4: APRIL 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i4.4362

Abstract

Lanjut usia adalah sekelompok manusia yang berusia 60 tahun keatas. Terapi murottal Al-Qur’an merupakan terapi religi dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an selama beberapa menit atau beberapa jam sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang. Desain studi kasus yang diterapkan yaitu study kasus deskriptif, studi kasus deskriptif merupakan jenis studi yang memberikan deskripsi kasus tertentu, dan membutuhkan penelitian untuk memulai peneliatan dengan menggunakan teori deskriptif untuk menjelaskan hasil penelitian secara penelitian.Penelitian ditemukan dari pengkajian yang dilakukan kepada Ny. R ditemukan data subjektif, keluhan + 3 hari demam naik turun, sakit pada seluruh badan, nyeri pada bagian kepala pasien mengatakan sakitnya hilang timbul dan berskala nyeri 7. pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD 100/60 mmHg, SpO2 90%, Nadi 96 x permenit, RR 20 x permenit, Suhu 36,4 oC. Diagnosa yang ditemukan pada Ny.R yaitu Nyeri akut. Setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi murottal pada implementasi H-1 Keluarga pasien mengatakan merasa nyaman ketika diberikan terapi murottal, pada implementasi H-2 Keluarga pasien mengatakan merasa nyaman ketika diberikan terapi murottal, pada implementasi H-3 Keluarga pasien mengatakan pasien sudah merasa nyaman. Kesimpulan: Evaluasi hari pertama Keluarga pasien mengatakan merasa nyaman ketika diberikan terapi murottal. Hari kedua, Keluarga pasien mengatakan merasa nyaman ketika diberikan terapi murottal. Hari ketiga, Keluarga pasien mengatakan pasien sudah merasa nyaman.
Implementasi Pemberian Terapi Musik Murotal terhadap Nyeri Akut pada Ibu Post Sectio Caesarea di Rs Bhayangkara Kota Palu Sulawesi Tengah: Implementation of Murotal Music Therapy for Acute Pain in Post Sectio Caesarea Mothers at Bhayangkara Hospital, Palu City, Central Sulawesi Ariananda Marada, Yunansi; Febrianti, Nur; Rosita; Buyandaya
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 5: MEI 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i5.4406

Abstract

Standar rata-rata operasi sectio caesarea (SC) sekitar 5-15%, data WHO global and pariental health 2011 menunjukkan 46,1% dari seluruh kelahiran melalui SC. Menurut statistik tentang 3.509 kasus SCyang di susun oleh peek dan Chamberlain. Indikasi untuk SC adalah di sponsori janin panggul 21% gawat janin 14% letak janin 10% preklamsia dan hipertensi 7% di china salah satu negara dengan SC meningkat drastis 3,4% pada tahun 1998 menjadi 39,9% pada tahun 2010 (World Health Organisation, 2019) Desain penelitian menggunakan deskriptif, desain ini adalah jenis studi kasus yang memberikan deskripsi suatu kasus tertentu, dan membutuhkan peneliti untuk menggunakan teori deskripsi yang menjelaskan tentang desain terperinci.Hasil penelitian studi kasus dari pengkajian yang di lakukan pada pasien di temukan Ny.U mengatakan nyeri pada bagian perut setelah operasi . data obyektif yang di dapatkan adalah skala nyeri 10, tampak meringis, hasil pemeriksaan fisik di dapatkan TD :110/80 mmHg, nadi :60x/menit, suhu : 36. Dengan agen pencidera fisik. Setelah di lakukan implementasi terapi musik selama 3 hari di dapatkan skala nyeri pada hari pertama 10 dan pada hari ke tiga implementasi di dapatkan hasil nyeri skala 2.Kesimpulan yang di dapatkan dari penelitian ini adalah nyeri akut pada ibu dengan kasus sectio caesarea dapat menurun dengan di berikannya terapi musik murotal selama 3 hari.
Penerapan Terapi Uap Cajuputi Aethoreleom Sebagai Intervensi Keperawatan Pada Lansia Dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Akibat ISPA Dikelurahan layana indah Wilayah Kerja Puskesmas Talise: Cajuputi Steam Therapy Aethoreleom as a Nursing Intervention for the Elderly with Ineffective Airway Clearance Due to Acute Respiratory Infection in Layana Indah Subdistrict, Talise Community Health Center Work Nirmalasari, Nirmalasari; Rabiah; Febrianti, Nur
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 12: Desember 2025 - In Progress
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i12.8774

Abstract

nfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi pada lansia akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh dan perubahan fisiologis terkait usia. Salah satu masalah keperawatan yang sering timbul adalah gangguan bersihan jalan napas tidak efektif akibat akumulasi sekret yang sulit dikeluarkan. Terapi uap dengan minyak kayu putih menjadi salah satu alternatif non-farmakologis yang dapat membantu mengencerkan lendir dan mempermudah pengeluarannya melalui batuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas terapi uap minyak kayu putih dalam menangani gangguan tersebut pada lansia penderita ISPA. Metode penelitian menggunakan desain studi kasus dengan pendekatan keperawatan gerontik pada seorang lansia laki-laki berusia 76 tahun. Intervensi dilakukan selama tiga hari berturut-turut dengan terapi uap dua kali sehari, edukasi batuk efektif, posisi semi-fowler, dan pemantauan tanda vital serta suara napas. Hasil menunjukkan adanya perbaikan bertahap, ditandai dengan batuk yang lebih efektif, penurunan ronki, dan pernapasan yang lebih lega. Masalah keperawatan dinyatakan teratasi pada hari ketiga. Kesimpulannya, terapi uap minyak kayu putih efektif sebagai terapi pendukung yang aman, mudah, dan murah untuk membantu mengatasi gangguan bersihan jalan napas pada lansia dengan ISPA. Terapi ini disarankan untuk diintegrasikan dalam praktik keperawatan rutin di layanan kesehatan tingkat pertama, serta diteliti lebih lanjut secara kuantitatif dengan jumlah sampel yang lebih besar.