Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Analysis of Land Suitability Level and Efficiency of Corn Farming Business in Kempo District, Dompu Dedy Maskumambang; Bambang Dipokusumo; L. Sukardi
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 7 No. SpecialIssue (2021): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v7iSpecialIssue.963

Abstract

The development of corn plants should pay attention to the level of land suitability and the resulting economic value. This study aims to evaluate the level of land suitability and efficiency of corn farming in Kempo District so that the results can be used as a reference in making agricultural decisions, especially for the development of corn plants. The research was conducted in the Kempo District, Dompu Regency, West Nusa Tenggara. The research method used is a survey method. The results showed that there was corn farming land cultivated in the land suitability class that was not suitable (N) of 9.30 ha (0.05%), according to marginal (S3) covering an area of ​​8,634.94 ha (45.05%), sufficient suitable (S2) covering an area of ​​6,841.55 (35.70%) and very suitable (S1) covering an area of ​​1,086.59 (5.67%). Corn farmers who cultivate land for corn farming in land suitability class N, farmers incur costs that are higher than the total revenue from corn, the average respondent loses, this is not realized by the farmers concerned, while the highest level of farming efficiency is shown in exploitation land class is very suitable (S1) followed by class S2 and then S3. Based on the results of this study, it is recommended that farmers not cultivate corn on land that is categorized as unsuitable, while on land that is categorized as quite suitable (S2) and marginally suitable (S3), land engineering efforts are needed according to their respective limiting factors to increase the level of suitability be more suitable. While the highest level of farming efficiency was shown in the very appropriate class (S1), followed by the S2 class and then the S3 class
MODEL KEMITRAAN YANG BERKESINAMBUNGAN PADA INDUSTRI METE DI KAWASAN PERKEBUNAN JAMBU METE NUSA TENGGARA BARAT Anwar Anwar; Bambang Dipokusumo; Dian Lestari Miharja
JURNAL AGRIMANSION Vol 15 No 1 (2014): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2014
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v15i1.2

Abstract

ABSTRAK Kemitraan yang diharapkan dapat menjembatani keterkaitan perusahaan pengelola dengan pelaku industri hingga saat ini kurang dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu pemikiran secara seksama dalam bentuk penelitian model kemitraan yang berkesinambungan dan harmonis, khususnya dalam agribisnis atau pemasaran kacang mete dinilai sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengevaluasi pola kemitraan yang dikembangkan saat ini, meliputi: (i) tingkat pengetahuan pelaku industri tentang hak (right) dan kewajibannya (obligation) dalam kaitannya dengan hubungan kerja kemitraan, (ii) rules of representation (pelibatan) pelaku industri mitra dalam proses pengambilan keputusan tentang penentuan harga, (2) untuk menemukan model kemitraan yang berkesinambungan dan harmonis dalam agribisnis atau pemasaran kacang mete, dan (3) untuk menganalisis sikap dan perilaku pelaku industri dan perusahaan mitra terhadap model kemitraan yang dikembangkan saat ini berikut kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancamannya. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, yang diarahkan kepada upaya menggali informasi yang berkaitan dengan kemitraan dalam agribisnis kacang mete. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik survei melalui wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD). Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis skor untuk pola kemitraan, sikap dan perilaku principal-agent dengan Skala Likert, dan analisis SWOT untuk mengkaji kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman atau hambatan dari operasionalisasi kemitraan yang dikembang-kan saai ini sehingga dapat ditentukan model kemitraan baru yang berkesinambungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat dua bentuk kemitraan dalam penyaluran mete gelondongan dan kacang mete yaitu Kemitraan Bapak Angkat yang Termodifikasi dan Kemitraan Penghela, (2) model kemitraan industri kacang mete berkelanjutan terbangun dengan strategi bermitra yaitu : (a) strategi pengembangan kapasitas kelembagaan (pembangunan kelompok industri kacang mete, pembangunan asosiasi (kolaborasi) kelembagaan industri kacang mete, pembangunan kemitraan dengan pelaku pasar lainnya, dan pendampingan pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan teknologi kacang mete dan kelembagaan industri kacang mete; (b) strategi pembangunan kontrak atau kesepakatan bermitra (tersusunnya secara tertulis kesepakatan kerjasama antara industri kacang mete dan kelembagaan lainnya, terumuskannya persyaratan kualitas dan harga untuk setiap kelas kacang mete, dan adanya pihak ketiga sebagai penengah bila terjadi sengketa. ABSTRACT Collaboration that was assuned to bridge the interest between cashew farmers and industries is not easly materialized. For this season, research to develop model thad could create a sustainable collaboration model with regards to agribusinness of cashew is verry appreciated. The objective of this measured are : (1) to evaluate the present existing collaboration, with respect to: (a) their awaran as interms of right and obligation in collaboration, and (b) their involment in deciding the cashew price, (2) to find or develop sustainable collaboration model in agribusiness and marketing of cashew, and (3) to analyze the behaviors of cashew farmers and its industrial comitenpart lowerd present collaboration model developed, including its strength, weaknes, opportunity, and threat. This research was designed using qualitative and quantitative method analyze, that was directed to colhet information that coincide with collaboration in cashew agribusinesses. Data collection was done using tehnich survey throngh in-depth interview and focus group discussion (FGD). Data analyses was conducted through score analyses for collaboration scheme, Likert Scale for principle agent behaviour, and SWAT analyses for knowing the strength, weaknes, opportunity, and threats from the present developed collaboration, so that can be formulated new collaboration model that can exist sustainably. Results of study shows that : (1) there are two forms of collaborations in distributing raw cashew product thar are: (a) Kemitraan Bapak Angkat yang Termodifikasi dan (b) Kemitraan Penghela, (2) a sustainable collabo-ration model for cashew agribusiness could be established through: (a) development institutional capacity for cashew industry group, cashew nut association, collaboration development with other market stakeholders, people empowerment, and cashew on memorandum of understanding to collaborate. In this MoU must include: agreement to collaboaration, statement about price for each cashew quality, and the stated mediator in case there are any disagreements/conflicts.
KAJIAN KEBIJAKAN PIJAR DALAM PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA (KASUS PETANI JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR) Anwar Anwar; Hirwan Hamidi; Bambang Dipokusumo; Muhammad Zubair
JURNAL AGRIMANSION Vol 16 No 1 (2015): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2015
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v16i1.14

Abstract

ABSTRAK Petani yang mengikuti Program PIJAR jagung di Kabupaten Lombok Timur menghadapi persoalan pemasaran. Kelembagaan pasar jagung yang dibangun pemerintah nampaknya belum mampu mengakomodir produksi jagung yang ada khususnya produksi jagung yang diprodruksi pada lahan sawah. Oleh karena itu penelitian tahap II dengan judul Kajian Kebijakan PIJAR dalam Pengembangan Komoditas Unggulan dan Kontribusinya Terhadap Ekonomi Rumahtangga (Kasus Petani Jagung di Kabupaten Lombok Timur) memiliki tujuan khusus adalah: (a) Mengkaji struktur pasar jagung di Kabupaten Lombok Timur, dan (b) mendesain pola pemasaran dan kemitraan kelompok petani jagung dengan kelembagaan pasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Participatory Rural Appraisal (PRA) pada pelaksanaan Program PIJAR. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa struktur pasar jagung di Pulau Lombok adalah oligopsoni dengan melibatkan kelembagaan pasar seperti pedagang antar pulau, kelompok tani, pedagang pengumpul desa dan koperasi (iPasar). Temuan lainnya, berdasarkan hasil analisis AHP dapat disimpulkan bahwa petani lebih memilih untuk bermitra dengan pedagang antar pulau dalam bentuk contract farming termodifikasi daripada kelembagaan pasar lainnya. ABSTRACT The famers who has allowed and involped on PIJAR Program in East Lombok District has several problems not only the marketing but also the institutions that developed by the government. It has lack capable to accomudate all product of corn produced on dry land and wet land. Based on the fact, so that this reseach to be importan to be conducting. The aims of the researh are to study market structures of corn in East Lombok District and to design of market structure of corn and the collaborating among farmers-farmer institution/collectors and traders. Tembeng Putik Village is sample area of this research and farmers sample were farmers that involving in PIJAR Program. Participatory Rural Appraisal (PRA) method involved in this research and then AHP (Analytical Heirarchy Process) tool and analiytical concentration ratio that used to analysize the data. The result that olygopsoni is the market structuer of corn in East Lombok District and the kind of the collaboration is modified contract farmyng.
DAMPAK DEREGULASI PERDAGANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHATANI JAGUNG DI PULAU LOMBOK Hirwan Hamidi; Bambang Dipokusumo; anwar anwar
JURNAL AGRIMANSION Vol 18 No 1 (2017): Jurnal Imiah Agrimansion
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v18i1.22

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis keunggulan komparatif usahatani jagung di Pulau Lombok, (2) menganalisis dampak deregulasi perdagangan terhadap pengembangan usahatani jagung di Pulau Lombok. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan tersebut adalah survei sampel terhadap petani dan pedagang jagung. Model analisis yang digunakan Analisis Matriks Kebijaksanaan (Policy Analysis Matriks=PAM) yang meliputi: rasio biaya sumberdaya domestik (DRCR), koefisien proteksi input nominal (NPCI), koefisien proteksi output nominal (NPCO), dan koefisien proteksi efektif (EPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pengembangan usahatani jagung di Pulau Lombok memiliki keunggulan komparatif cukup tinggi seperti terlihat dari nilai DRCR 0,144; (2) dampak kebijakan pemerintah dalam subsidi input (pupuk) saat ini kurang nyata memberikan insentif terhadap petani jagung, sebab harga input yang diterima petani lebih tinggi daripada harga sosial yang seharusnya, seperti tercermin dari nilai NPCI 1,024 dan IT 49.814; (3) dampak kebijakan pemerintah dalam pasar output berpengaruh negatif terhadap harga jagung, sebab harga jagung yang diterima petani lebih rendah daripada harga sosial yang seharusnya, seperti tercermin dari nilai NPCO 0,922 dan OT -150.489; (4) dampak kebijakan pemerintah dan mekanisme pasar input-output yang berlaku kurang memberikan rangsangan (disinsentif) terhadap produsen jagung di Pulau Lombok, sehingga nilai tambah yang diperoleh petani, lebih rendah daripada yang seharusnya diterima, sebagaimana tercermin dari nilai EPC 0,915 dan EPR -0,198. ABSTRACT This study aims to: (1) analyze the comparative advantage of maize farming in the island of Lombok, (2) to analyze the impact of deregulation of trade to the development of maize farming in the island of Lombok. The method used to answer the purpose was a sample survey on farmers and corn traders. The analysis used the model of Matrix Analysis Policy, covering domestic resource cost ratio (DRCR), input nominal protection coefficient (NPCI), output nominal protection coefficient (NPCO), and effective protection coefficient (EPC). The results showed that: (1) the development of maize farming in the island of Lombok has a comparative advantage is fairly high as seen from DRCR of 0.144; (2) the impact of government policies on input subsidies (fertilizer) is currently less tangible to growers of corn, because input prices received by farmers is higher than the social price that should be, as reflected in the value of IT NPCI 1.024 and 49 814; (3) the impact of government policy on output market negatively affect the price of corn, because corn prices received by farmers is lower than the social price that should be, as reflected in the value NPCO 0.922 and OT -150 489; (4) the impact of government policies and market mechanisms input-output prevailing provide less incentives for corn producers in the island of Lombok, so the added value obtained by farmers, lower than it should be accepted, as reflected in the value of EPC 0.915 and EPR -0.198.
4. ANALISIS DAMPAK PROYEK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERKEBUNAN RAKYAT TERHADAP EKONOMI PERTANIAN DAN MASYARAKAT DI KABUPATEN LOMBOK BARAT BAGIAN UTARA Bambang Dipokusumo
JURNAL AGRIMANSION Vol 2 No 1 (2001): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2001
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v2i1.71

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini memiliki beberapa tujuan; (1) Menganalisis keuntungan petani (private profit) dan keuntungan sosial (social profit) dari usahatani mete yang dijalankan oleh Proyek PBPR-ADB/TCSSP; (2) Menghitung kesempatan kerja yang tercipta dari adanya Proyek PBPR-ADB/TCSSP; (3) Menghitung pendapatan petani dan keluarga pada seluruh aktivitas ekonomi yang diciptakan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; (1) Keuntungan petani (private profit) dan keuntungan sosial (social Profit) per tahun per hektar masing - masing sebesar Rp 2.464.073,- dan Rp 3.441.258,-; (2) Kesempatan kerja pada usahatani terpadu tersebut yaitu 131,08 HKO dengan perincian bahwa kesempatan kerja pada usahatani pangan sebesar 69,96 HKO dan usahatani jambu mete sebesar 61,12 HKO ; (3) Pendapatan rumahtangga petani setahun sebesar Rp 5.990.660,-, dengan proporsi terbesar bersumber dari usahatani pangan (61,47 %), usahatani jambu mete (32,13 %) dan sisanya sebesar 3,40 % bersumber dari usahatani di pekarangan, peternakan, nelayan, dagang dan jasa. Dari hasil penelitian dapat disarankan bahwa perluasan pasar mete sangat diperluakan dan pola pelaksanaan Proyek Pengembangan Budidaya Perkebunan Rakyat dapat dikembangkan pada daerah lainnyadi Propinsi Nusa Tenggara Barat. ABSTRAK This research has three objectives; (1) To analysa the private and social profit from the integrated farming system; (2) To know employment opportunities created by the project; (3) To analysa farmer income from all activities that is created by the project. This research found several results; (1) Private profit was Rp. 2.464073,- and social profit was Rp. 3.441.258,-; (2) The project can employ labor in integrated farming system was 131,08 Mandays that was 63,96 Mandays for chaseau farming and 61,96 Mandays for food crop farming ; (3) Farmer household income in a year was Rp 5.990.660,- that was 61,47 % from food crop farming, 32,13 % from cheseau farming dan 3,40 % from other farming. Based on the results of the research, it is suggested that pattern of empowering communities developed by Community Estate Cultivation Project are able to be extended on other dry land in west Nusa Tenggara Province.
4. ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS TEMBAKAU VIRGINIA DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN DI PULAU LOMBOK Bambang Dipokusumo
JURNAL AGRIMANSION Vol 2 No 2 (2002): JURNAL AGRIMANSION MEI
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v2i2.78

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1). Menganalisisefisiensi penggunaan input pada usahatani tembakau virginia, (2). Menentukan kemampuan daya saing usahatani tembakau virginia, (3). Menentukan tingkat kemampuan pasar dari tembakau virginia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui teknik survai. Hasil penelitian menemukan bahwa (1). Penggunaan input secara umum tidak efisien dimana penggunaan pupuk dan pestisida telah melampaui batas efisiensi, sedangkan penggunaan lahan dan tenaga kerja belum melampaui batas efisiensi optimum, (2). Pengusahaan tembakau virginia memiliki daya saing atau keunggulan komparatif dan kompetitif bila dibandingkan dengan wilayah lainnya dengan pendapatan Rp. 12.018.048 /hektar, (3). Kemampuan Pasar komoditas tembakau virginia di Pulau sangat terbatas dengan struktur pasar bersifat monopsoni. Dari hasil studi disarankan bahwa (1). untuk meningkatkan produktivitas tembakau virginia di Pulau Lombok diarahkan pada penyempurnaan penggunaan teknologi dan tidak lagi mengandalkan peningkatan penggunaan pupuk dan pestisida, (2). Asosiasi (APTI) yang telah terbentuk agar terus membenahi diri sehingga memiliki jaringan kerja yang luas dan dapat memasuki pasar dunia. ABSTRACT The objectives of this research were (1). To analysis input allocation in virginia tobacco farming, (2). To analysis power competition of virginia tobacco farming, (3). To analysis marketing power of virginia tobacco. This research used descriptive method within survey technique. The results of this research were (1). Virginia tobacco farming was inefficiency in using input, (2). Virginia tobacco farming was run in Lombok Island have power competition and farming income virginia tobacco was Rp. 12.018.048 / hectar, (3) Virginia tobacco had marketing power and the market structure was monopsony. To develop virginia tobacco farming in Lombok Island needed several suggestions are (1). The farmer must change the farming technology, (2). The farmer must built assosiation institution that concern in farming and trade of virginia tobacco.
3. STUDI DAMPAK PROYEK FARMER MANAGED IRRIGATION SYSTEM (FMIS) TERHADAP ASPEK EKONOMI DI PROPINSI NTB Markum Markum; Bambang Dipokusumo; Lalu Sukardi
JURNAL AGRIMANSION Vol 3 No 2 (2003): JURNAL AGRIMANSION MEI 2003
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v3i2.99

Abstract

ABSTRAK Tujuan studi adalah untuk melakukan penilaian sebelum dan sesudah adanya proyek FMIS khususnya yang berkaitan dengan aspek ekonomi dan biofisik dengan mengkaji beberapa parameter yaitu : produksi padi, nilai produksi, pendapatan, pengeluaran rumah tangga petani, pola tanam, dan perubahan tata guna lahan. Studi menerapkan metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei, dan teknik Focus Group Discussion (FGD). Area studi mencakup seluruh kabupaten yang ada di Propinsi NTB, dengan mengambil sampel 90 Daerah Irigasi (DI) dari 149 DI FMIS yang ada di NTB. Untuk menguji dampak perubahan proyek FMIS digunakan uji T-test dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil studi menunjukkan bahwa setelah masuknya proyek FMIS ada peningkatan produksi rata-rata 0,67 ton/ha per tahun. Pertambahan produksi tersebut rata-rata diperoleh dari musim tanam I (MT I) sebesar 0,43 ton/ha, dan pada MT II sebesar 0,23 ton/ha. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa meskipun secara matematik terjadi perubahan rata-rata produktivitas, namun dari hasil uji statistik menunjukkan tidak ada beda signifikan sebelum dan sesudah proyek FMIS baik pada MT I maupun pada MT II. ABSTRACT The objective of the study was to analysis an economic impacts influenced of the project of FMIS (Farmer Managed Irrigation System), focused impacts on sereval parameters : rice production, farmer income, and land use system. The study used a description method and used survey and Focus Group Discussion (FGD) techniques. A Study area covered all regions in province of NTB, by collecting data in 90 sample of the Area of Irrigations (AI), from all number of AI is 149. To analysis the impact of the project wether significant or not significant to the rice production was used t-test analysis by a significant level 95 %. The result of the study show that the project of FMIS had increased average rice production of 0.67 ton/year. The statistic analysis proved that improve of production, however, is not significantly different between post and pra project of FMIS.
3. STUDI KEUNGGULAN KOMPATARIF DAN KOMPETITIF KOMODITAS BAWANG PUTIH DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN LOMBOK TIMURSTUDI KEUNGGULAN KOMPATARIF DAN KOMPETITIF KOMODITAS BAWANG PUTIH DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP Bambang Dipokusumo
JURNAL AGRIMANSION Vol 5 No 1 (2004): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2004
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v5i1.122

Abstract

ABSTRAK Penelitian in memiliki tujuan sebagai berikut: 1). Mengkaji keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas bawang putih di Kabupaten Lombok Timur. 2).Mengkaji dampak dari kebijakan makro pemerintah dalam hal penarikan subsidi dan liberalisasi perdagangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur, khususnya di Kecamatan Sembalun sebagai daerah sampel dan menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM) sebagai alat analisis utama. Adapun temuan dari hasil penelitian ini adalah: 1). Agribisnis bawang putih di Kabupaten Lombok Timur, memiliki daya saing dari aspek keunggulan komparatif dan kompetitif dengan nilai DRCR dan PCR masing-masing sebesar 0,90 dan 0,72. 2). Kebijakan pemerintah dalam pasar input dan pasar output secara keseluruhan memberikan dampak positif berupa insentif bagi petani produsen bawang putih dengan keuntungan bersih sebesar Rp.4.206.793,- per hektar atau 389% dari keuntungan bersih yang seharusnya. Untuk mendukung pengembangan agribisnis bawang putih diharapkan keterlibatan pemerintah dalam promosi pasar dan dukungan paket kebijakan pada investor dan eksportir. ABSTRACT The research has objectives 1). To examine comparative and competitive advantages of garlic in East Lombok Distric. 2). To examine the impact of government policies - in term of reducing input subsidize and liberazation – on garlic expansion. This research was conducted in East Lombok District and used descriptive method and Policy Analysis Matrix as the main analysis tool. The research conclude that 1). Garlic agribusiness has competition power in term of comparative and competitive advantages in which DRCR and PCR coefficient were 0,90 and 0,72 respectively. 2). Government policies, in general, have had positive impact on profit where farmers’ net revenue from garlic increased to Rp. 4.206.793,- per hektar or 389 % of farmers’ profit without government policies. For supporting garlic agribusiness growth it is suggested that government should take such interventions as market promotion, and supporting policy pakages for investors and exportirs.
7. ANALISIS RANTAI PASOK MANISAN BUAH PALA DI DESA MANTANG KECAMATAN BATUKLIANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH Winda Zohri Maulida1; Anwar Anwar; Bambang Dipokusumo
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 1 (2018): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i1.236

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengkaji rantai pasok manisan buah pala di Desa Mantang Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah, dan 2) untuk mengkaji margin harga dalam aliran rantai pasok manisan buah pala di Desa Mantang Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah. Desa Mantang Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah terpilih sebagai lokasi penelitian secara “purposive sampling” atas pertimbangan Desa Mantang memiliki produksi manisan buah pala terbanyak bila dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah. Responden ditentukan 15 orang petani buah pala dan 5 orang pengrajin manisan pala secara “random sampling” sedangkan aktor yang terlibat dalam rantai pasok manisan buah pala digunakan secara “snowball sampling”. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data wawancara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) aliran rantai pasok pada manisan pala terdapat enam aliran rantai pasok dan lima lembaga yang berperan untuk menyampaikan produk manisan pala ke konsumen akhir, 2) aliran rantai pasok pada buah pala segar terdapat tujuh aliran rantai pasok dan enam lembaga yang berperan untuk menyampaikan produk buah pala segar ke konsumen akhir, 3) margin pemasaran antar lembaga pada rantai pasok manisan pala: a. Pengumpul–Pasar Rp 20.000/kg, b. Pengumpul–Pengecer Rp 25.000/kg, c. Pengumpul–Kios/Toko Rp 25.000/kg, d. Pasar–Konsumen Akhir Rp 10.000/kg, e. Pengecer–Konsumen Akhir Rp 10.000/kg, f. Kios/Toko–Konsumen Akhir Rp 10.000/kg. 4) Margin pemasaran antar kelembagaan pada rantai pasok buah pala segar: a. Pengumpul–Agroindustri Rp 2.000/kg, b. Pengumpul–Pengecer Rp 2.500/ kg, c. Pengumpul–Kios/Toko Rp 3.000/kg, d. Pengumpul–Pasar Rp 2.000/kg, e. Pengecer–Konsumen Akhir Rp 1.500/kg, f. Kios/Toko–Konsumen Akhir Rp 1.000/ kg, g. Pasar–Konsumen Akhir Rp 1.500/kg. Kepada pengusaha agroindustri manisan pala dapat meningkatkan kinerja rantai pasok dengan cara semakin memperkuat kemitraan dengan pemasok, kepada petani pala supaya terus membudidayakan pala dan pengrajin manisan pala untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya agar lebih berkembang. ABSTRACT This study aims to: 1) to examine the supply chain of candied nutmeg in Mantang Village, Batukliang Subdistrict, Central Lombok Regency, and 2) to examine the price margin in the supply chain of candied nutmeg in Mantang Village, Batukliang Subdistrict, Central Lombok Regency. Mantang Village, Batukliang District, Central Lombok Regency was chosen as the location of the research by purposive sampling on the consideration of Mantang Village has the highest candied nutmeg production when compared with other villages in Batukliang District, Central Lombok Regency. Respondents were determined 15 peasants of nutmeg and 5 candied nutmeg craftsmen "random sampling" while the actor involved in supply chain of candied nutmeg was used "snowball sampling". The method used is descriptive method, with direct interview data collection technique. The results showed that: 1) supply chain flow at candied nutmeg there were six supply chain streams and five institutions contributing to deliver the candied nutmeg product to the final consumer, 2) supply chain flow on fresh nutmeg there were seven supply chain and six institutions role to convey fresh nutmeg product to end consumer, 3) inter institutional marketing margin on supply chain of candied nutmeg: a. Collector-Market Rp 20.000/kg, b. Collector-Retailer Rp 25.000/kg, c. Collector-Shop Rp 25.000/kg, d. Market-Final Consumer Rp 10.000/ kg, e. Retailer-Final Consumer Rp 10.000/kg, f. Shop-Final Consumer Rp 10.000/ kg. 4) Inter-institutional marketing margin on fresh nutmeg supply chain as follows: a. Collector-Agro industry Rp 2.000/kg, b. Collector-Retailer Rp 2.500/kg, c. Collector-Shop Rp 3.000/kg, d. Collector-Market Rp 2.000/kg, e. Retailer-End Consumer Rp 1.500/kg, f. Shop-Final Consumer Rp 1.000/kg, g. Market-Final Consumer Rp 1.500/kg. To candied nutmeg agro-industry entrepreneurs can improve supply chain performance by strengthening partnerships with suppliers, to nutmeg farmers to continue to cultivate nutmeg and candied nutmeg craftsmen in order to maintain and improve their business to be more developed.
ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA UPSUS PADI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Suparmin Suparmin; Bambang Dipokusumo; Anwar Anwar; Hirwan Hamidi
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 2 (2018): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i2.240

Abstract

ABSTRAK Dalam jangka panjang penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya yang integratif guna mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan program-program ketahanan pangan serta bentuk-bentuk program peningkatan ketahanan pangan rumahtangga petani peserta Upsus Padi di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Untuk itu dirancang penelitian dengan desain Cross sectional study dengan metode survei. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis data kualitatif dan kuantitatif. Secara umum analisis data kualitatif yang digunakan adalah analisis kebijakan (evaluasi program), analisis kelembagaan, analisis potensi dan penentuan prioritas masalah tingkat komunitas. Analisis data kualitatif dilakukan melalui proses penyaringan data, penggolongan/pengakategorian, penyimpulan serta uji ulang. Analisis data kuantitaif menggunakan model tingkat ketahanan pangan, kerawanan pangan dan regresi logistik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) pendapatan rata-rata per tahun rumah tangga petani sebesar Rp 22.410.023. Sementara itu pendapatan rata-rata dari luar usahatani sendiri sebesar Rp 7.086.667 atau 31,62 % dari total pendapatan rumahtangga, 2) Rata–rata pengeluaran rumahtangga petani sebesar Rp 15.045.167. Pengeluaran rumah tangga petani terbesar adalah untuk pangan yaitu Rp 11.572.400 per tahun atau 76,92 % dari total pengeluaran, 3) Ketahanan pangan rumahtangga petani tergolong tahan pangan, 4) Faktor yang mempengaruhi ketahanan rumahtangga petani adalah pendapatan rumahtangga petani. ABSTRACT In the long term this study aims to examine the integrative effort to find the factors that influence the success and failure of food security programs as well as the forms of programs to increase household food security of Upsus Rice farmers in Gerung District, West Lombok Regency. For this purpose, we designed a research with cross sectional design with survey method. The collected data will be analyzed using qualitative and quantitative data analysis methods. In general, the qualitative data analysis used is policy analysis (program evaluation), institutional analysis, potential analysis and prioritization of community level issues. Qualitative data analysis is done through data filtering process, classification / categorization, conclusion and retest. Quantitative data analysis used a model of food security, food insecurity and logistic regression. The result of the research concludes that 1) the average income per farm household per year is Rp 22,410,023, -. Meanwhile, the average income from outside the farming itself amounted to Rp 7,086,667, - or 31.62% of total household income, 2) Average household expenditure of farmers amounted to Rp 15,045,167. The largest household expenditure of farmers is for food that is Rp 11,572,400, - per year or 76.92% of total expenditure, 3) Household food security of farmers classified as food resistant, 4) Factors affecting the resilience of farm households is household income of farmers.