Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

EKSTRASI DEDAK PADI SEBAGAI PENGAYAAN SUMBER MAKANAN BERPROTEIN TINGGI DI SUMATERA BARAT Sari, Santi Amelia; Putri, Restika; Suparmin, Suparmin; Astuti, Widya
Program Kreativitas Mahasiswa - Penelitian PKM-P 2014
Publisher : Ditlitabmas, Ditjen DIKTI, Kemdikbud RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.528 KB)

Abstract

West Sumatra is an area that still has a high poverty rate is as much as 407,470 people or 8.14% of the total population. One of the effect of this situation is approximately 0.9% of West Sumatra children still suffer from malnutrition due to lack of nutrition, especially protein. By extracting the rice bran, will be acquired proteins that can be used to ensure adequate intake of proteins which have not fulfilled. It’s caused by soybean price instability which has been used as a source of protein for most of the population of West Sumatra. By varying the alkaline solution, pH and extraction time will be obtained optimum conditions to obtain the highest protein concentrate that can be used as an alternative protein source. For the determination of protein content contained in each sample was used Kjeldahl method. Having done this research, was obtained the optimum conditions is KOH solution with extraction time was 3 hours and pH 10. Based on the results of ANOVA test shows that the extraction time and extraction pH have significant effect on the yield of concentrate protein. But, extraction solution factor didn’t have significant effect.Keywords: Extraction, Rice bran, Enrichment, Sources of food, High protein
VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN KEPRAKTISAN UJIAN MELALUI OBSERVASI DAN BENTUK LISAN BAGI KELAS BESAR PADA PRODI PAI FAKULTAS TARBIYAH DAN BAHASA IAIN SURAKARTA Suparmin, Suparmin; Bakar, Usman Abu; Giyoto, Giyoto; Fauzi, Ahmad
Kodifikasia Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Kodifikasia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap pelaksanaanujianmandiri (non-terjadual)dosen pengampu matakuliah paralel (kelas besar/lebih dari 30 mahasiswa dalam satu kelas) pada Prodi PAI semestergenap tahun 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikanvaliditas, reliabilitas dan kepraktisan soal dan penyelenggaraannya. Datadiperoleh dari angket dan observasi terhadap mahasiswa. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa: a) Tingkat validitas soal ujian lisan dilihat daributir-butir pertanyaannyacukup mengukurkompetensi mata kuliah yangdirencanakan, namun seringkalididapatisoal yang sama pada beberapamahasiswa untuk kelas paralel. Demikian pula dalam pelaksanaan ujiankecenderungansoal berkembang sesuai situasi dan kondisi Dosen padawaktu itu yang mengakibatkan mahasiswa kesulitan untuk menjawabpertanyaanyang diberikan karena lebih sulit dari materi yang telah diajarkanatau tidak konsisten terhadap kompetensi yang dituju. Tes lisandengan cara tidak terjadwal serempak dan mandiri sangat baik untukmenanyakan perbedaan-perbedaan pendapat (judgment) peroranganterhadap kasus tertentu. Tetapi tes lisan tidak efektif untuk menanyakankompetensi referensial dan normatif sebagaimana dalam buku sumber.b) Reliabilitassoal yang diujikan rendah hal ini dipengaruhi oleh tingkatsubyektifitas dosen sangat tinggi karena kondisi psikologisnya dan responmahasiswa terhadap soal yang diujikan.c) Tingkat kepraktisan soal ujianlisan juga rendah, karena soal rawan bocor danuntuk menjawabnya memerlukanwaktu yang lebih longgar dari jadwal akademik yang telah ditentukan.Kata Kunci:Validitas
Penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Dalam Pembelajaran Fisika Pada Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 16 Makassar Suparmin, Suparmin
JURNAL PENDIDIKAN FISIKA Vol 5, No 1 (2017): PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : JURNAL PENDIDIKAN FISIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.77 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan signifikan antara  hasil belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah diajar dengan menerapkan model pembelajaran berpikir induktif, pada ketiga aspek hasil belajar yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar sebelum dan setelah diajar dengan model pembelajaran berpikir induktif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan bentuk Pra-Experimental yang hanya melibatkan satu kelas, desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design dengan melibatkan satu variabel terikat yaitu model pembelajaran berpikir induktif dan tiga variabel tak terikat yaitu hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar pada aspek kognitif, hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar pada aspek afektif, dan  hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar pada aspek psikomotorik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar sebanyak 9 kelas dengan jumlah peserta didik 316. Adapun sampel penelitian diambil dengan cara acak yaitu kelas X MIA2 dengan jumlah peserta didik sebanyak 36 orang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil belajar fisika peserta didik yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebelum dan setelah diajar dengan model pembelajaran berpikir induktif. Instrumen yang digunakan untuk tes hasil belajar pada aspek kognitif adalah tes objektif berjumlah 21 nomor, untuk tes hasil belajar, pada aspek afektif menggunakan penilaian diri berkarakter yang diolah dengan menggunakan skala gronlund yang terdiri atas 25 pernyataan dan tes hasil belajar, pada aspek psikomotorik adalah keterampilan sains yang diwujudkan dalam bentuk tes objektif sebanyak 12 nomor. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar sebelum diajar dengan model pembelajaran berpikir induktif, pada aspek kognitif adalah 9,68, afektif adalah 12,53, dan psikomotor adalah 6,38. dan setelah diajar dengan model pembelajaran berpikir induktif pada aspek kognitif adalah 15,45, afektif 19,05 dan psikomotorik adalah 7,53. Dari hasil analisis inferensial terlihat bahwa dengan model pembelajaran berpikir induktif maka terdapat peningkatan signifikan antara hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar. Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Fisika, Berpikir InduktifThis study aims to determine significant improvement between physics learning outcomes of learners before and after being taught by applying the learning model inductive thinking, in all three aspects of learning outcomes namely cognitive, affective, and psychomotor. Are there learning outcome physics students MIA2 grade X SMAN 16 Makassar before and after being taught to think of inductive learning model. This research is an experiment with shapes Pre-Experimental involving only one class, the design used in this study is one group pretest-posttest design with the involvement of the dependent variable is the learning model inductive thinking and three variables unbound namely learning outcomes of physics students MIA2 grade X SMAN 16 Makassar on cognitive aspects, physics learning outcomes of students of class X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar on affective aspects, and the results studied physics students MIA2 grade X SMAN 16 Makassar on psychomotor aspects. The population in this study were all students of class X SMA Negeri 16 Makassar MIA2 many as nine classes with the number of learners 316. The sample taken in a random way that is class X MIA2 by the number of learners 36 people. The hypothesis of this study is there a significant increase between physics learning outcomes learners in terms of cognitive, affective and psychomotor before and after being taught to think of inductive learning model. The instrument used to test learning outcomes on cognitive aspects is an objective test amounted to 21 numbers, for the achievement test, the affective aspects of using the self-assessment character that is processed using a scale Gronlund consisting of 25 statements and achievement test, the psychomotor aspect is a skill science embodied in the form of objective test as many as 12 numbers. Descriptive analysis showed that the average score of students learning outcomes physics MIA2 grade X SMAN 16 Makassar before being taught to think of inductive learning model, the cognitive aspect is 9.68, was 12.53 affective, and psychomotor is 6.38. and after being taught to think of inductive learning model on cognitive aspects are 15.45, 19.05 affective and psychomotor is 7.53. From the results of inferential analysis shows that the learning model inductive thinking then there is a significant improvement between physics learning outcomes of students of class X MIA2 SMA Negeri 16 Makassar.Key words: Learning Outcomes, Learning Physics, Inductive Thinking
Hubungan peran guru bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa sekolah menegah kejuruan Sriyono, Heru; Suparmin, Suparmin
TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 1, No 1 (2017): TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI Jakarta & Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26539/111

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran guru bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey. Data dan sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 9 Jakarta yang berjumlah 254 siswa. Sampel berjumlah 35 siswa yaitu siswa kelas XI Administrasi Perkantoran 2 dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket. Data dianalisa dengan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa dalam kategori rendah. Hal tersebut diketahui melalui analisis dan pengolahan data angket didapat hasil koefisien korelasi masuk dalam kategori rendah yaitu sebesar 0,260.
BENTUK SANTUN BERBAHASA DI SEKOLAH DASAR Suparmin, Suparmin
Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3 No 4 (2018)
Publisher : IPTPI Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/edudikara.v3i4.21

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk santun berbahasa dalam percakapan di kelas. interaksi antara siswa dengan guru. Jenis pendekatan yang digunakan, yaitu kualitatif deskriptif. Kegiatan penelitian ini dengan menggunakan metode pengumpulan data, yaitu metode simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan catat. Data penelitian berwujud ungkapan bahasa berupa kata-kata dan kalimat penutur. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data lisan yang berupa peristiwa tutur antara para penutur, yaitu antara siswa dengan guru. Bentuk santun berbahasa siwa ketika berinteraksi dengan guru dalam pembelajaran di kelas, sangat dominan diwujudkan melalui tiga modus tuturan yaitu: 1) permintaan; 2) permohonan; dan 3) mengharap. Meminta merupakan tindak kesantunan direktif yakni memiliki tujuan mengharapkan kepada mitra tutur supaya diberi sesuatu seperti yang diminta oleh penutur.
KAJIAN KRITIS TERHADAP STANDARISASI PENDIDIKANDI INDONESIA Suparmin, Suparmin
Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : IPTPI Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/edudikara.v3i2.95

Abstract

Beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia mengasumsikan bahwa pengembangan standarisasi, jaminan kualitas dan akreditasi harus di pahami sebagai respon negara terhadap situasi semakin kompleks yang disebabkan oleh banyaknya institusi pendidikan tinggi swasta. Akreditasi di gunakan untuk mengendalikan sistem pendidikan tinggi dan untuk menjaga standar kualitas minimal. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka Visi pemerintah Indonesia saat ini adalah untuk meningkatkan daya saing globalnya dan memperoleh posisi terhormat di antara negara-negara lain.Akan tetapi visi tersebut belum tercapai secara maksimal. Berdasarkan hasil Laporan Ekonomi Dunia, kontribusi pendidikan tinggi terhadap daya saing Indonesia hanya mencapai 4,5 (dari 7) dalam aspekpendidikan tinggi dan pelatihanpada 2017-2018(Moeliodihardjo, Soemardi, & Kurnia, 2017).Pendidikan tinggi tidak dapat berkontribusi secara berarti dalam meningkatkan daya saing Indonesia tanpa peningkatan kualitas yang signifikan.
NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI PENGOLAHAN KOMODITAS PANGAN UNGGULAN DI KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM Anwar, Anwar; Dipokusumo, Bambang; Suparmin, Suparmin; Hamidi, Hirwan
Jurnal Ilmiah Abdi Mas TPB Unram Vol 1, No 1 (2019): Volume 1 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Teknik Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/amtpb.v1i1.8

Abstract

Kota Mataram merupakan salah satu sentra pemasaran produk-produk hasil usaha agroindustri. Kecamatan Selaparang merupakan salah satu kecamatan yang mampu menghasilkan produk hasil usaha agroindustri melalui pengolahan komoditas pangan unggulan. Tujuan dilaksanakannya pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk: (1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pentingnya nilai tambah komoditas unggulan; (2) menjalin kerjasama kemitraan antara petani dan pengusaha lokal dalam pemasaran hasil olahan komoditas pangan unggulan; dan (3) meningkatkan harga jual dan nilai tambah hasil olahan komoditas unggulan. Pelaksanaan menggunakan metode pendidikan orang dewasa (andragogy) yaitu merekontruksi pengetahuan dan pengalaman peserta secara sistematis agar memberikan manfaat praktis meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Pelaksanaan terdiri atas penyuluhan dan pendampingan. Materi penyuluhan adalah teknik pengolahan berbagai komoditas unggulan, teknik pengemasan produk dan pemasaran, sementara materi pendampingan adalah jalinan kerjasama kemitraan antara petani/pengusaha agroindustri dengan pengusaha lokal untuk mendapatkan jaminan bahwa produk yang dihasilkan memiliki kepastian tersedianya pembeli dengan harga yang lebih tinggi. Hasil kegiatan diperoleh nilai tambah agroindustri pengolahan komoditas pangan unggulan yang dilakukan di Kelurahan Rembiga Kecamatan Selaparang Kota Mataram, untuk produk tortila menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 36.349/kg bahan baku (53,62%),  produk rengginang menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 32.330/kg bahan baku (50,07%), produk emping menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 21.611/kg bahan baku (50,85%), produk kripik ubi kayu menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 14.875/kg bahan baku (53,22%).
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS LECTORA PADA PEMBELAJARAN SISTEM REM Handoyono, Nurcholish Arifin; Suparmin, Suparmin; Nugroho, Heryanto
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 17, No 2 (2020): Edisi Juli 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.969 KB) | DOI: 10.23887/jptk-undiksha.v17i2.24380

Abstract

Revolusi industri 4.0 menuntut bahwa pendidikan untuk keterampilan abad ke-21 saja tidaklah cukup, tetapi harus mempertimbangkan manajemen pembelajaran dalam aspek sosial dan pembelajaran virtual. E-Modul merupakan perwujudtan dalam menjawab tantangan tersebut sebagai media pembelajaran online yang menarik dan interaktif dengan memanfaatkan teknologi untuk mengefektifkan pembelajaran. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan e-modul berbasis lectora pada pembelajaran sistem rem. Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Delevopment) dengan 4 tahap (Define, Design, Develop, dan Dessiminate). Penelitian dilakukan pada siswa XI TKR SMK Muhammadiyah 2 Playen sebanyak 30 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui kelayakan e-modul berbasis lectora. Hasil uji kelayakan e-modul sistem rem oleh ahli materi mendapatkan nilai sebesar 81% dikategorikan sangat baik, oleh ahli media sebesar 85% dikategorikan sangat baik, oleh uji coba kelompok kecil sebesar 83% dikategorikan sangat baik, dan oleh uji coba kelompok besar nilai sebesar 79% dikategorikan baik. Dari hasil uji di atas dapat disimpulkan bahwa e-modul berbasis lectora yang dikembangkan layak digunakan pada pembelajaran sistem rem.Kata kunci: e-modul, lectora, sistem rem
2. Determinasi Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Lahan Irigasi Kabupaten Lombok Tengah Rahmayati, Baiq; Suparmin, Suparmin; Lanang, I Gusti; Tanaya, Parta
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i1.186

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tatacara penggunaan faktor produksi pada usahatani padi lahan irigasi, menganalisis faktor-faktor produksi yang secara signifikan mempengaruhi produksi dan tingkat efisiensi teknis pada usahatani padi, serta menganalisis faktor-faktor penentu tingkat efisiensi teknis tersebut, dilanjutkan dengan menganalisis besarnya biaya dan pendapatan pada usahatani padi di lahan irigasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara langsung dengan petani responden. Analisis utama yang digunakan adalah analisis fungsi Frontier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, rata-rata produksi padi adalah 56,54 kw per hektar, dan rata-rata penggunaan benih 49,42 kg per hektar serta rata-rata penggunan pupuk Urea 291,78 kg per hektar, SP36 100,48 kg per hektar, KCL 7,28 kg per hektar dan ZA 22,7 kgper hektar; Kedua, ada lima faktor produksi yang secara signifikan mempengaruhi tingkat produksi yaitu, luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk Urea + ZA dan pestisida. Ketiga, tingkat efisiensi teknis yang dicapai petani dalam usahatani padi lahan irigasi tergolong tinggi. Keempat, determinan utama efisiensi teknis adalah jumlah persil, umur, pengalaman, pendidikan dan frekwensi tanam padi dalam satu tahun. Kelima, rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan petani per hektar sebesar Rp.4.129.647.- dengan pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp. 7.596.227.- Abstract This study was conducted in the District of Central Lombok, West Nusa Tenggara Province. Aims of this study were to know farmers’ method to manage their farm inputs in irrigated farming, to analyse significant factors of rice production and technical efficiency, to reveal factors affecting farm specific technical efficiency and to understand cost and income of rice farming in irrigated land. Data used in this study were result of direct interview to farmer respondents with main analysis was Frontier function analysis. The result showed that first, rice farm produktivity was 56,54 kw/ha with average used of seed 49,42 kg/ha, Urea 291,78 kg/ha, SP36 100,48 kg/ha, KCL 7,28 kg/ha and ZA 22,7 kg/ha; second, there were five significant production factors were size of land, seed, labour, Urea + ZA and pesticide. Third, farm specific technical efficiency for farmers can be considered high. Forth, main determinants of farm specific technical efficiency is number of parcel, age, experience, education and planting intencity a year. The Fifth, average cost is Rp.4.129.647.- per hectare with average income is Rp. 7.596.227.- per hectare.
Membangun masyarakat tertib damai melalui penyelenggaraan pendidikan vokasional yang berwawasan ke-Bhineka-an Subagyo, Subagyo; Widyatmoko, Ardi; Suparmin, Suparmin
Jurnal Taman Vokasi Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/jtv.v8i2.9054

Abstract

Latar belakang penulisan didasarkan fenomena dimasyarakat saat ini yang terpolarisasi menjadi kelompok-kelompok dan semakin sulit disatukan. Ada sebagian masyarakat yang berkeinginan merubah dasar negara Indonesia yang bertentangan dengan prinsip keragaman dan sifat toleran terhadap agama, suku, dan budaya yang ada selama ini. Tujuan penulisan ini adalah mencermati latar belakang masing-masing sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD), dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Populasi penelitian ini adalah SD & MI negeri maupun swasta yang ada di wilayah DIY.  Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif kuantitatif, data statistik diperoleh berdasarkan jumlah penduduk, jumlah penganut agama, serta penyelenggaraan sekolah yang ada di lima (5) kabupaten kota, yang terdiri dari kabupaten Sleman, kabupaten Bantul, kabupaten Gunungkidul, kabupaten Kulonprogo, dan kabupaten kota Yogyakarta. Data yang diperoleh disusun dalam bentuk tabulasi, dan dianalisis berdasarkan prosentase. Hasil penelitian ini adalah penyampaian data jumlah sekolah sesuai afiliasinya yang ada di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Manfaat penelitian ini bisa sebagai masukan pembuatan kebijakan perundang-undangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) penyelenggaraan pendidikan khususnya sekolah formal bagi pembukaan sekolah baru. Keberadaan sekolah umum dan sekolah yang berafiliasi organisasi sosial keagamaan perlu ditata kembali. Proporsinya harus tepat agar tidak muncul arogansi akibat dominasi kuantitatif dari jumlah sekolah dan anggotanya. Abstract: The background of writing is based on phenomena in today's society which are polarized into groups and are increasingly difficult to unite. There are some people who want to change the basis of the Indonesian state which is contrary to the principles of diversity and tolerance towards religions, ethnicities and cultures that have existed so far. The purpose of this paper is to examine the background of each elementary school level and Madrasah Ibtidaiyah (MI) in the Special Region of Yogyakarta (DIY). The population of this research is public and private SD & MI in DIY. This research is classified as a quantitative descriptive study, statistical data is obtained based on the population, number of religious followers, and school administration in five (5) city districts, which consist of Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo, and city districts. Yogyakarta. The data obtained were arranged in tabulated form and analyzed based on the percentage. The result of this research is the submission of data on the number of schools according to their affiliations in the province of Yogyakarta Special Region. The benefit of this research is that it can be used as input for policy making in the legislation of the House of Representatives for the implementation of education, especially formal schools for the opening of new schools. The existence of public schools and schools affiliated with socio-religious organizations needs to be reorganized. The proportion must be correct so that arrogance does not appear due to the quantitative domination of the number of schools and their members.Key words: religious education; insight into diversity; soul of tolerance.