Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : MODELING: Jurnal Program Studi PGMI

Pendidikan Multikultural: Mengintegrasikan Keragaman Suku, Agama, Budaya, Sosial, dan Gender dalam Pembelajaran Azimi, Muhammad Habibi; Aldiansyah, Aldiansyah; OK, Azizah Hanum
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol 11 No 3 (2024): September
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v11i3.2719

Abstract

Tujuan dari studi ilmiah ini adalah untuk menganalisa lebih mendalam terkait dengan pendidikan multikultural dalam rangka mengintegrasikan keragaman suku, agama, budaya, sosial, dan gender dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Data yang dipergunakan dalam kajian ini merupakan data sekunder, meliputi berbagai jurnal, serta buku yang sesuai dengan topik yang dikaji. Hasil studi menyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan multikultural tidak akan pernah ada tanpa adanya keberagaman yang mendasari terjadinya polemik di masyarakat. Pendidikan multikultural sendiri merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang memposisikan pandangan multikultural sebagai bagian penting dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan multikultural, terdapat beberapa komponen yang perlu untuk diintegrasikan dengan baik dalam diri peserta didik maupun masyarakat agar nantinya tercipta masyarakat yang memiliki sifat toleransi dan multikultural dalam dirinya. Adapun untuk dapat mengintegrasikan berbagai komponen tersebut, pendidik perlu memperhatikan elemn-elemen penting dari pendidikan multikultural, yakni kesadaran budaya, relevansi budaya, lingkungan yang mendukung, akses yang adil, fleksibilitas pembelajaran, dan integrasi instruksional. Abstract The purpose of this scientific study is to conduct an in-depth analysis of multicultural education to integrate diversity in ethnicity, religion, culture, social status, and gender into learning. This research employs a qualitative research method with a library research approach. The data used in this study consists of secondary data, including various journals and books relevant to the topic under review. The results of the study indicate that multicultural education fundamentally cannot exist without the diversity that underpins societal conflicts. Multicultural education is a discipline that positions multicultural perspectives as an essential part of the educational process. In multicultural education, several components need to be effectively integrated into learners and society to cultivate a community characterized by tolerance and multicultural values. To integrate these components, educators must consider key elements of multicultural education, namely cultural awareness, cultural relevance, supportive environments, equitable access, flexible learning, and instructional integration.
Pendidikan Multikultural dalam Konteks Global: Tantangan dan Peluang Pohan, Sonya Elsa Triyanda; Ismail, Ismail; Sitorus, Muhammad Rum; OK, Azizah Hanum
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol 11 No 4 (2024): Desember
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v11i4.2720

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji pendidikan multikultural dalam konteks global dengan fokus pada tantangan dan peluang yang dihadapi dalam implementasinya. Di era globalisasi, pendidikan multikultural menjadi semakin krusial sebagai instrumen untuk mempersiapkan generasi yang mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang beragam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama pendidikan multikultural meliputi: (1) kesenjangan sosio-ekonomi, (2) ketidaksetaraan gender, (3) implementasi era digital, (4) homogenitas lingkungan sosial, (5) arus globalisasi. Sementara itu, peluang yang dapat dioptimalkan mencakup: (1) meningkatkan toleransi dan pemahaman diantara individu, (2) dialog dan toleransi agama, (3) mengurangi potensi konflik, (4) pemanfaatan teknologi digital. Kesimpulan penelitian mengindikasikan bahwa keberhasilan pendidikan multikultural memerlukan pendekatan holistik yang mengintegrasikan aspek kebijakan, kurikulum, dan praktik pembelajaran. Rekomendasi yang diajukan meliputi penguatan kebijakan pendidikan inklusif. Pengembangan kurikulum berbasis keragaman dan peningkatan kapasitas pendidik dalam manajemen kelas multikultural.
Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal (Melestarikan Budaya Tari Daerah sebagai Warisan Budaya Bangsa) Armansyah, Armansyah; Ramadhan, Wahyu; OK, Azizah Hanum
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol 11 No 2 (2024): Juni
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v11i2.2721

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa lebih mendalam mengenai pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal, khususnya dalam penelilian ini adalah tari daerah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Data yang dipergunakan dalam kajian ini menggunakan berbagai jurnal dan buku yang sesuai dengan topik yang dikaji. Hasil studi menyatakan bahwa kearifan (budaya) lokal dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran multikultural terbaik bagi peserta didik. Warisan budaya lokal yang dijadikan sebagi sumber pembelajaran tersebut tidak hanya menjadi media untuk mencapai tujuan pendidikan multikultural, tetapi juga sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan warisan budaya agar tidak tergerus oleh jaman. Bahkan lebih jauh lagi, kearifan lokal dalam penerapannya mampu menjadi sarana dalam meningkatkan pemahaman moderasi beragama bagi siswa. Salah satu contoh dari penerapan kearifan lokal sebagai sumber pembelajaran multikultural dan upaya dalam meningkatkan pemahaman moderasi beragama bagi siswa adalah Tari Gandrung Banyuwangi. Upaya pemerintah Banyuwangi dalam melestarikan Tari Gandrung patut untuk dicontoh oleh pemerintah daerah lainnya. Hal ini tidak hanya sesuai dengan pengaplikasian kurikulum yang berlaku saat ini, tetapi juga menjadi sarana pengembangan diri dan pelestarian warisan budaya bangsa.
Pendidikan Multikultural: Mengintegrasikan Keragaman Suku, Agama, Budaya, Sosial, dan Gender dalam Pembelajaran Azimi, Muhammad Habibi; Aldiansyah, Aldiansyah; OK, Azizah Hanum
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 11 No. 3 (2024): September
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v11i3.2719

Abstract

Tujuan dari studi ilmiah ini adalah untuk menganalisa lebih mendalam terkait dengan pendidikan multikultural dalam rangka mengintegrasikan keragaman suku, agama, budaya, sosial, dan gender dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Data yang dipergunakan dalam kajian ini merupakan data sekunder, meliputi berbagai jurnal, serta buku yang sesuai dengan topik yang dikaji. Hasil studi menyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan multikultural tidak akan pernah ada tanpa adanya keberagaman yang mendasari terjadinya polemik di masyarakat. Pendidikan multikultural sendiri merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang memposisikan pandangan multikultural sebagai bagian penting dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan multikultural, terdapat beberapa komponen yang perlu untuk diintegrasikan dengan baik dalam diri peserta didik maupun masyarakat agar nantinya tercipta masyarakat yang memiliki sifat toleransi dan multikultural dalam dirinya. Adapun untuk dapat mengintegrasikan berbagai komponen tersebut, pendidik perlu memperhatikan elemn-elemen penting dari pendidikan multikultural, yakni kesadaran budaya, relevansi budaya, lingkungan yang mendukung, akses yang adil, fleksibilitas pembelajaran, dan integrasi instruksional. Abstract The purpose of this scientific study is to conduct an in-depth analysis of multicultural education to integrate diversity in ethnicity, religion, culture, social status, and gender into learning. This research employs a qualitative research method with a library research approach. The data used in this study consists of secondary data, including various journals and books relevant to the topic under review. The results of the study indicate that multicultural education fundamentally cannot exist without the diversity that underpins societal conflicts. Multicultural education is a discipline that positions multicultural perspectives as an essential part of the educational process. In multicultural education, several components need to be effectively integrated into learners and society to cultivate a community characterized by tolerance and multicultural values. To integrate these components, educators must consider key elements of multicultural education, namely cultural awareness, cultural relevance, supportive environments, equitable access, flexible learning, and instructional integration.
Pendidikan Multikultural dalam Konteks Global: Tantangan dan Peluang Pohan, Sonya Elsa Triyanda; Ismail, Ismail; Sitorus, Muhammad Rum; OK, Azizah Hanum
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 11 No. 4 (2024): Desember
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v11i4.2720

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji pendidikan multikultural dalam konteks global dengan fokus pada tantangan dan peluang yang dihadapi dalam implementasinya. Di era globalisasi, pendidikan multikultural menjadi semakin krusial sebagai instrumen untuk mempersiapkan generasi yang mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang beragam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama pendidikan multikultural meliputi: (1) kesenjangan sosio-ekonomi, (2) ketidaksetaraan gender, (3) implementasi era digital, (4) homogenitas lingkungan sosial, (5) arus globalisasi. Sementara itu, peluang yang dapat dioptimalkan mencakup: (1) meningkatkan toleransi dan pemahaman diantara individu, (2) dialog dan toleransi agama, (3) mengurangi potensi konflik, (4) pemanfaatan teknologi digital. Kesimpulan penelitian mengindikasikan bahwa keberhasilan pendidikan multikultural memerlukan pendekatan holistik yang mengintegrasikan aspek kebijakan, kurikulum, dan praktik pembelajaran. Rekomendasi yang diajukan meliputi penguatan kebijakan pendidikan inklusif. Pengembangan kurikulum berbasis keragaman dan peningkatan kapasitas pendidik dalam manajemen kelas multikultural.
Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal (Melestarikan Budaya Tari Daerah sebagai Warisan Budaya Bangsa) Armansyah, Armansyah; Ramadhan, Wahyu; OK, Azizah Hanum
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 11 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v11i2.2721

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa lebih mendalam mengenai pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal, khususnya dalam penelilian ini adalah tari daerah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Data yang dipergunakan dalam kajian ini menggunakan berbagai jurnal dan buku yang sesuai dengan topik yang dikaji. Hasil studi menyatakan bahwa kearifan (budaya) lokal dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran multikultural terbaik bagi peserta didik. Warisan budaya lokal yang dijadikan sebagi sumber pembelajaran tersebut tidak hanya menjadi media untuk mencapai tujuan pendidikan multikultural, tetapi juga sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan warisan budaya agar tidak tergerus oleh jaman. Bahkan lebih jauh lagi, kearifan lokal dalam penerapannya mampu menjadi sarana dalam meningkatkan pemahaman moderasi beragama bagi siswa. Salah satu contoh dari penerapan kearifan lokal sebagai sumber pembelajaran multikultural dan upaya dalam meningkatkan pemahaman moderasi beragama bagi siswa adalah Tari Gandrung Banyuwangi. Upaya pemerintah Banyuwangi dalam melestarikan Tari Gandrung patut untuk dicontoh oleh pemerintah daerah lainnya. Hal ini tidak hanya sesuai dengan pengaplikasian kurikulum yang berlaku saat ini, tetapi juga menjadi sarana pengembangan diri dan pelestarian warisan budaya bangsa.