Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam

Eksistensi Penyuluh Agama dalam Mewujudkan Moderasi Beragama di Bantaeng Jufri; Kurniati; Marilang
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 5 No 1 (2024): Education and Islamic Studies (Januari-Juni)
Publisher : STAI DDI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55623/au.v5i1.303

Abstract

Menjadi Penyuluh Agama Islam merupakan pilihan profesi yang sangat membanggakan. Disebabkan karena selain memenuhi kewajiban agama untuk mengajak pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran atau sering diistilahkan amar makruf nahi mungkar, juga untuk memenuhi tugas kedinasan sebagai Pegawai Kementerian Agama yang diberi tugas dan wewenang penuh untuk melaksanakan bimbingan dan penyuluhan agama serta konsultasi dan pembangunan dengan bahasa agama di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jabatan sebagai Penyuluh Agama Islam ini merupakan penghargaan dari pemerintah kepada tokoh-tokoh agama dengan harapan mereka dapat berperanserta mensukseskan program-program pemerintah dalam pembangunan di bidang agama. Dengan demikian, keberadaan Penyuluh Agama Islam di tengah-tengah masyarakat ini sangat signifikan dan diperlukan. Penyuluh Agama Islam menjadi inspirator, motivator, stabilisator, dan dinamisator pembangunan di tengah-tengah masyarakat dengan bahasa agama Islam. Hal ini disebabkan karena pembangunan nasional bangsa Indonesia bukan hanya dimensi fisik-material, tetapi harus diimbangi juga dengan pembangunan mental-spritual. Sebagaimana dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya disebutkan “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesiaa Raya”. Dalam lagu ini terdapat bahasa bangunlah jiwanya di sinilah pentingnya peran dan fungsi Penyuluh Agama Islam untuk membangun jiwa spiritual masyarakat Indonesia yang agamis danmoderat. Peran dan fungsi Penyuluh Agama Islam untuk membangun jiwa keagamaan masyarakat yang moderat sangat dibutuhkan. Karena ancaman bangsa Indonesia sekarang ini adalah maraknya paham-paham keagamaan yang radikal dan liberal yang dapat memecah-belah umat Islam bahkan akan menghancurkan suatu bangsa.
Kontroversi Ulama Kontemporer tentang Keberadaan Bank ASI Jufri; Hamzah Hasan; Muhammad Shuhufi
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2024): Education and Islamic Studies (Juni-Desember)
Publisher : STAI DDI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55623/au.v5i2.341

Abstract

Kedudukan ibu yang menyusui seorang bayi, sama statusnya dengan ibu kandung sendiri, dikarenakan tidak boleh menikahi wanita tersebut beserta dengan keturunannya. Dalam Islam disebut saudara sepersusuan. Yang jadi permasalahan sekarang ini adalah air susu yang tersimpan di Bank ASI yang kapan saja dapat dimanfaatkan oleh seorang bayi, bagaimanakah hukumnya dalam perspektif Islam, sehingga menimbulkan khilafiah di kalangan ulama terkait dengan keberadaan bank ASI. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelaahan dokumen. Kontroversial ulama terkait dengan keberadaan bank ASI, Ada sebagian ulama membolehkan Bank ASI dengan alasan bayi yang meminum air susu dari bank ASI tidak bisa menjadi mahram bagi wanita yang mamiliki ASI tersebut, karena susuan yang mengharamkan adalah jika dia menyusui langsung menghisap puting payudara wanita yang mempunyai ASI, seperti halnya seorang anak bayi yang menyusu ibunya lansung. Sedangkan ulama yang menolak keberadaan bank ASI alasan mereka adalah akan mengakibatkan bercampurnya nasab, karena susuan yang mengharamkan bisa terjadi dengan masuknya susu ke dalam perut bayi tersebut, walaupun tanpa menyusui langsung, seperti seorang bayi yang menyusu pada ibunya lansung