Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Analisis Penulisan Email dalam Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester 117 Mata Kuliah Tegami no Kakikata Yuniarsih; Putra, Joe Ariska
Japanology: The Journal of Japanese Studies Vol. 10 No. 1 (2023): Narration of Equality in Japanese Popular Culture
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jjs.v10i1.51622

Abstract

Writing business emails in Japanese has some challenges for second language learners. This can be seen from the mistakes made by students on the exam results of the Tegami no Kakikata course in the Pendidikan Bahasa Jepang study program at Universitas Negeri Jakarta. This research utilized qualitative methods with documentary techniques to identify errors in Japanese business email writing. The findings revealed various language errors within Japanese business emails. A major finding was the prevalence of Sonota (miscellaneous) errors, accounting for 58.5% of the total errors. This category indicates diverse errors that cannot be specifically classified into other categories. Furthermore, errors categorized under Datsuraku (omission of sentence elements) ranked second, totaling 32 errors or 20%. Additionally, Gokeishiki (word formation errors) represented 26 errors or 16%. Following these were Fuka (addition of sentence elements) with 7 errors (4.5%), Ichi (misplacement) with 2 errors (1%), and Kondo (exchange errors) which had no recorded errors. From the predominantly Sonota errors, the order of prevalence of errors in Japanese business email can be arranged from most common to least common. The highest error category was Kata/kalimat kurang tepat (inaccurate phrases/sentences) at 27%, followed by Pemahaman instruksi soal (understanding instructional questions) at 17%, Penulisan kenmei (件名) (kenmei writing) and Penggunaan 様 dan さん (usage of 様 dan さん) (16% each). Subsequently, Konsep uchi dan soto (uchi and soto concept) and Penulisan kanji (kanji writing) had 10% each, Interferensi bahasa Indonesia (interference of Indonesian language) had 4%, and Pleonasme had 2%, depicting fewer errors. The analysis indicates common errors in Japanese business emails are associated with inaccurate phrases/sentences, while less common errors are related to Pleonasme.
PENERAPAN KAWAII BUNKA PADA FIGUR VTUBER MINATOAQUA DALAM BUDAYA POPULER JEPANG Yuniarsih; Putri, Anindhita Asmarani
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 9 No. 2 (2023): Pengajaran Bahasa Jepang dan Budaya Populer
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v9i2.59524

Abstract

  Japan is a country that has a variety of cultures, one of which is its modern culture known as "Japanese Pop Culture" which then gave birth to kawaii culture or kawaii bunka. Kawaii bunka is a Japanese aesthetic culture that was born with the development of popular culture in Japan. Kawaii bunka can be found in popular culture products such as anime, manga, pop music, fashion and characters in Japan. In Japanese popular culture, the global community can experience the latest phenomena. One of them is the VTuber phenomenon. In this study, the application of kawaii bunka to the VTuber phenomenon will be discussed. Using a descriptive method, the author describes the truth that the VTuber phenomenon is part of kawaii bunka. Then the author conducted a case study of one of the most popular VTuber from Japan, Minato Aqua. It is intended to describe examples of the application of kawaii bunka elements in VTuber figures.This study was conducted as a form of contribution to the development of cultural science, especially Japanese popular culture. It was found that VTuber is a part of kawaii bunka. The kawaii bunka element in the figure of VTuber Minato Aqua can be found in physical aspects including appearance and non-physical aspects including voice, facial expressions, and personality.
PENGARUH KEBIJAKAN SAKOKU PADA AGAMA KRISTEN DI JEPANG Putri, Gabriella Btari; Yuniarsih
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 9 No. 3 (2023): Pendidikan dan Budaya Jepang
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v9i3.59683

Abstract

Pada abad keenam belas hingga abad kesembilan belas, negara Jepang sempat menutup diri dari dunia luar selama dua abad. Keluarga Tokugawa memberlakukan sebuah kebijakan isolasi yang disebut kebijakan Sakoku atau negara tertutup. Sakoku merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Shogun Tokugawa Iemitsu yang pertama kali diterapkan pada tahun 1633 dan terus diberlakukan hingga tahun 1853. Pemberlakuan kebijakan ini dilatarbelakangi oleh anggapan para penguasa Jepang terhadap perilaku bangsa Belanda dan Portugis yang menimbulkan kekacauan di Jepang. Kebanyakan pengaruh dari negara asing dianggap akan mengancam tatanan dalam negeri yang dibilang sudah terencana. Salah satu ancaman yang dikhawatirkan mereka ialah masuknya agama Kristen ke Jepang. Dengan adanya pelarangan agama Kristen yang diberlakukan selama dua abad lamanya telah memberikan pengaruh besar bagi masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang yang menganut agama Kristen mengalami penindasan dan hukuman yang berat. Masyarakat yang selamat dari penganiayaan menyembunyikan kekristenan mereka, yang disebut dengan kakure kirishitan.
Analisis Kesulitan Mengungkapkan Argumentasi dalam Pidato Bahasa Jepang Mahasiswa Kaiwa V Yuniarsih; Hakim, Rurri Fadhillah; Sandi, Mutiara
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 10 No. 1 (2024): Melihat Lebih Dekat Pembelajaran Bahasa Jepang dan Kebudayaan Jepang
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v10i1.67517

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada 33 mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang mengikuti perkuliahan Kaiwa V. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyebab kesulitan mengungkapkan argumentasi dalam pidato bahasa Jepang serta strategi mahasiswa untuk mengatasi penyebab kesulitan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan kuisioner sebagai sumber data primer yang diperkuat dengan wawancara serta observasi yang dilakukan pada mahasiswa. Faktor penyebab kesulitan dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan kebahasaan, pengetahuan materi, penampilan, latihan dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal meliputi suasana dan moda pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis ditemukan indeks persentase tertinggi untuk masing-masing faktor internal terletak pada keterbatasan kosakata, kebiasaan menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang, kurangnya referensi untuk memperkuat argumentasi, kurangnya latihan di luar perkuliahan, gugup saat melakukan kontak mata dengan audiens serta kebingungan saat menerima respon yang di luar prediksi. Sedangkan indeks persentase tertinggi untuk faktor eksternal terletak pada suasana ruangan yang tidak kondusif. Strategi mahasiswa untuk mengatasi kesulitan yang dialami adalah dengan mencari referensi materi, latihan berulang kali, menonton animasi/drama/mendengarkan lagu berbahasa Jepang untuk menambah kosakata serta selalu meyakinkan diri sendiri.
Efektivitas Penerapan Metode Active Learning Model Rotating Roles terhadap Kemampuan Berbicara Mahasiswa Kaiwa II : Penelitian Eksperimen pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Tahun Akademik 2022/2023 Universitas Negeri Jakarta Yuniarsih; Hakim, Rurri Fadhillah; Siti Rahayu, Indah
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 10 No. 1 (2024): Melihat Lebih Dekat Pembelajaran Bahasa Jepang dan Kebudayaan Jepang
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v10i1.67533

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kaiwa II cenderung pasif untuk menggunakan bahasa Jepang di kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen pengampu, terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi pasifnya mahasiswa pada saat pembelajaran. Kecenderungan aktif atau pasifnya mahasiswa terlihat pada kemampuan antara mahasiswa yang sudah pernah mempelajari bahasa Jepang lebih dahulu dengan mahasiswa yang baru memulai pembelajaran bahasa Jepang. Kemudian mahasiswa masih sangat terfokus dengan penggunaan pola kalimat ataupun kosakata ketika ingin berbicara bahasa Jepang, serta perbedaan minat terhadap kebudayaan Jepang juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri mahasiswa ketika berbicara bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan metode Active Learning model Rotating Roles terhadap hasil belajar mata kuliah Kaiwa II. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode true experimental design. Adapun untuk penelitian ini, desain penelitian yang dipakai adalah pretest-posttest control group design dan populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kaiwa II Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta. Dengan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kaiwa II dari kelas A sebagai kelompok eksperimen dan kelas C sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 24 orang di setiap kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Hasil dari penerapan model Rotating Roles dalam pembelajaran Kaiwa II memperoleh t hitung sebesar 2,26 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) = 46 memperoleh t tabel yaitu 1,67. Dengan demikian (thitung > t tabel), dapat disimpulkan bahwa penerapan model Rotating Roles efektif meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa dalam perkuliahan Kaiwa II Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta tahun 2022/2023.
EUFEMISME BAHASA JEPANG DALAM FILM KARIGURASHI NO ARIETTY Yuniarsih; Kusuma Hapsari, Eky; Nabih, Faris
Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2023): Hikari: Jurnal Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dari bentuk eufemisme yang terdapat dalam film Karigurashi no Arietty. Permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana fungsi dari bentuk eufemisme yang terdapat dalam film Karigurashi no Arietty. Penelitian ini akan dianalisis berdasarkan teori dari Nani Sunarni dan Jonjon Johana yang dikutip dari jurnal yang berjudul “Eufemisme dalam Bahasa Jepang” dan fungsi eufemisme menurut Maruyama dalam bukunya yang berjudul “Kyaria Appu Kokugo Hyougen Hou”. Didalam penelitian ini dibatasi 3 bentuk eufemisme yaitu, eufemisme kalimat tak langsung, eufemisme pertanyaan bentuk negative dan eufemisme penggantian kosakata. Penulisan makalah ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil data dari film Karigurashi no Arietty. Dari 3 bentuk eufemisme yang terdapat pada data yang sudah ditemukan, yaitu pertanyaan bentuk negatif, kalimat tak langsung dan perubahan kosakata. Pada bentuk eufemisme pertanyaan bentuk negatif, terdapat ungkapan dantei, ungkapan irai, dan ungkapan kanyuu. Pada bentuk eufemisme kalimat tak langsung, terdapat ungkapan merei dan ungkapan irai. Dan pada bentuk eufemisme perubahan kosakata ditemukan ungkapan kinshi. Bahasa Jepang memiliki banyak variasi berdasarkan konteks dan hubungan antara pembicara. Eufemisme digunakan untuk menghindari kesalahpahaman atau konflik dalam komunikasi sehari-hari. Meneliti eufemisme membantu kita memahami bagaimana bahasa digunakan untuk menjaga hubungan sosial yang harmonis.
The Influence of Haji no Bunka on the Decline of Population in Japan Embriano, Vickryan; Yuniarsih; Mulya, Komara
Japanology: The Journal of Japanese Studies Vol. 11 No. 1 (2024): Japanese Society in Contemporary Era
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jjs.v11i1.54554

Abstract

The decline in Japan's population has become a major concern, with the number of deaths nearly double the number of births in 2022. One predicted contributing factor is haji no bunka (the culture of shame), which reflects the values of honor and shame within Japanese society. This study aims to explore whether the culture of shame contributes to Japan's population decline. The research uses a quantitative approach, analyzing survey data from 20 single Japanese individuals to assess their understanding and application of haji no bunka. The results indicate that while most respondents do not fully understand the culture of shame, many apply it in their daily lives. This culture encourages a focus on work and social status over marriage, as a means to avoid shame related to social and financial status. In conclusion, shame related to social and financial status is a major barrier to family formation, with Japanese respondents prioritizing work to avoid shame and discrimination. This highlights the importance of economic stability and social status as crucial prerequisites for marriage and family life.
JURIDICAL REVIEW REGARDING THE MAKING OF HALAL CERTIFICATION FOR MSMES IN SANGATTA CITY Radhitya, Atthyya; Yuniarsih; Azizah, Rizqi Amalia
Awang Long Law Review Vol. 6 No. 2 (2024): Awang Long Law Review
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Awang Long

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56301/awl.v6i2.1162

Abstract

The majority of Indonesia's population is Muslim, so the halalness of a product is very important, especially for products that enter the body. Therefore, the Government, through several regulations, has implemented a policy, namely implementing mandatory halal certification for every MSME actor as stated in Article 2 paragraph (1) of Government Regulation no. 39 of 2021 concerning Implementation of Halal Product Guarantee Sector. However, there are many polemics among MSME players regarding halal certification, starting from limited knowledge regarding how to register, limited costs if it is necessary to register for halal certification, and also minimal outreach regarding the importance of halal certification for MSME players in Sangatta city . In order to overcome these obstacles, collaborative efforts are needed between the government, related institutions and MSME actors themselves. Concrete steps that can be taken include increasing outreach and education, providing cost subsidies, simplifying the certification process, strengthening coordination between related institutions. In this journal, it is appropriate to use normative methods with statutory and conceptual approaches. This halal certification has a very important role in increasing consumer confidence, product competitiveness and access to global markets.
PENGUATAN HARMONISASI HUKUM NASIONAL DAN ADAT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HIBAH TANAH DI KAMPUNG TELUK TEMPUDAU Rahmi, Adelia Hidayatul; Neuflapu, Erich Extrada; Audina, Dhea Januastasya; Andriansyah; Damanik, Amsari; Melati, Nanda Sukma; Radhitya, Atthyya; Hasanudin, Yulita Erika; Maulidayna, Ninna; Yuniarsih; Rosdiana, Anita
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v5i4.4414

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi oleh urgensi penyelesaian sengketa hibah tanah di Kampung Teluk Tempudau yang timbul akibat dualisme sistem hukum. Permasalahan ini merupakan manifestasi dari inkonsistensi implementasi antara hukum positif nasional yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dengan hukum adat yang berlaku secara turun-temurun dalam masyarakat setempat. Metode pelaksanaan program ini terdiri dari tiga tahapan sistematis. Pertama, dilakukan survei permasalahan hukum melalui pendekatan yuridis-empiris untuk mengidentifikasi akar masalah dalam konteks pluralisme hukum. Kedua, distribusi instrumen pengukuran berupa kuesioner untuk mengevaluasi tingkat literasi hukum masyarakat terkait regulasi penghibahan tanah. Ketiga, implementasi program sosialisasi hukum sebagai bentuk intervensi edukatif yang bersifat preventif. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan adanya transformasi signifikan dalam tingkat pemahaman masyarakat terhadap aspek yuridis penghibahan tanah. Data pra-sosialisasi menunjukkan distribusi pemahaman dengan kategori tinggi sebesar 27%, sedang 31%, dan rendah 42%. Pasca-sosialisasi, terjadi peningkatan substansial pada kategori pemahaman tinggi menjadi 50%, sedang 32%, dengan penurunan kategori rendah menjadi 18%. Program ini menghasilkan implikasi multidimensional: (1) secara preventif-yuridis, program ini dapat memitigasi potensi sengketa pertanahan, (2) secara sosiologis-yuridis, memperkuat harmonisasi sistem hukum dalam masyarakat, dan (3) secara institusional, menyediakan prototipe sosialisasi hukum yang dapat direplikasi pada komunitas serupa.
PELATIHAN BAHASA JEPANG BAGI PEKERJA ASING DI JEPANG Frida Philiyanti; Cut Erra Rismorlita; Dwi Astuti Retno Lestari; Komara Mulya; Tia Ristiawati; Yuniarsih; Deadjeng Windari; Eghita Maura; Rayhan Nugraha Putra; Reyhan Putra Pratama; Talitha Rizqii Ardhana
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This Community Service Activity (P2M) aims to provide basic Japanese language training to foreign workers in Japan. This activity was carried out as a form of contribution from Jakarta State University to international problems, especially in Japan as one of the countries on the Asian continent. As is known, Japan is currently one of the countries that employs many foreign workers. This is because demographically, Japan is a country with the highest hyperage in the world. Data shows that 21% of Japan's population are elderly people aged 65 years and over, and it is predicted that by 2050 the number of elderly people will reach 40%. This is a strong reason why Japan needs productive age workers from other countries. Apart from the benefits obtained by Japan, there are several problems that arise along with the increasing number of foreigner living and working in Japan. One of them is the problem of communication. The existence of a language wall or 'kotoba no kabe' between companies as users and foreign nationals as workers which of course greatly affects the company's performance. The targets of P2M are workers of Thai, Vietnamese, and Indonesian nationality. From the results of the preliminary survey, it is known that the Japanese language training needed is Japanese Language Proficiency Test level N3 and N4 training. The method used is training via the Zoom platform which is carried out once a week on Saturdays and Mondays for 2 months. At the end of the session, a JLPT simulation test was given in collaboration with the UNJ Language UPT, and it was found that 60% of participants passed the JLPT N4 and 20% of participants passed the JLPT N3. From the results of the post-preliminary survey, it was found that participants were satisfied and agreed if similar activities were held again in the coming year. In addition, it was found that 72.7% of participants had problems with the training time. This is because workers still work on Saturdays and Sundays, so solutions need to be considered in the implementation time in the future. Keywords: foreigners; kotoba no kabe; Japanese language training Abstrak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) ini bertujuan untuk memberikan pelatihan bahasa Jepang tingkat dasar kepada para pekerja asing di Jepang. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi Universitas Negeri Jakarta terhadap permasalahan di tingkat internasional, khususnya di Jepang sebagai salah satu negara di benua Asia. Seperti diketahui, saat ini Jepang merupakan salah satu negara yang banyak mempekerjakan tenaga kerja asing di negaranya. Hal ini dikarenakan secara demografis Jepang merupakan negara dengan hyperage tertinggi di dunia. Data menunjukkan bahwa 21% penduduk Jepang adalah lansia yang berusia 65 tahun ke atas, dan diprediksi pada tahun 2050 jumlah lansia akan mencapai 40%. Hal ini menjadi alasan kuat mengapa Jepang membutuhkan tenaga kerja usia produktif dari negara lain. Terlepas dari keuntungan yang diperoleh Jepang, ada beberapa kendala yang muncul seiring bertambahnya jumlah warga negara asing yang tinggal dan bekerja di Jepang. Salah satunya adalah masalah komunikasi. Adanya tembok bahasa atau 'kotoba no kabe' antara perusahaan sebagai pengguna dengan warga negara asing sebagai pekerja yang tentunya sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sasarannya P2M adalah para pekerja berkewarganegaraan Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Dari hasil survey pendahuluan diketahui bahwa pelatihan bahasa Jepang yang dibutuhkan adalah pelatihan Japanese Language Proficiency Test level N3 dan N4. Metode yang digunakan adalah pelatihan melalui platform Zoom yang dilakukan seminggu sekali pada hari Sabtu selama 2 bulan. Di akhir sesi diberikan tes simulasi JLPT bekerja sama dengan UPT Bahasa UNJ, dan diketahui 60% peserta dinyatakan lulus JLPT N4 dan 20% peserta dinyatakan lulus JLPT N3. Dari hasil survey pasca pendahuluan diketahui bahwa peserta puas dan setuju jika kegiatan serupa diadakan kembali pada tahun mendatang. Selain itu diketahui bahwa 72,7% peserta memiliki permasalahan waktu pelaksanaan. Hal ini dikarenakan para pekerja tetap bekerja pada hari Sabtu maupun Minggu, sehingga perlu dipikirkan solusi dalam waktu pelaksanaan di masa mendatang. Kata Kunci: pekerja asing; kotoba no kabe; pelatihan bahasa Jepang