Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Pemahaman Terhadap Filsafat Ilmu Pertahanan Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Dasar Bela Negara Tomi Aris; Desi Albert Mamahit; Abdul Rivai Ras
DEFENDONESIA Vol 6 No 1 (2022): April: Jurnal Defendonesia
Publisher : Lembaga Kajian Pertahanan Strategis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.691 KB) | DOI: 10.54755/defendonesia.v6i1.116

Abstract

Filsafat Ilmu Pertahanan pada dasarnya merupakan cabang ilmu filsafat yang lebih khusus membahas berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu pertahanan. Filsafat Ilmu Pertahanan mengajak manusia untuk merefleksikan kegiatan ilmu pertahanan meliputi penanganan konflik, diplomasi, perang, pencegahan perang serta bagaimana mengakhiri perang yang terjadi. Memudarnya karakter dan jati diri bangsa sebagai individu dan sebagai manusia Indonesia, berimplikasi serius pada rusak atau hilangnya karakter bangsa. Sebagai warga negara, dituntut untuk memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) atau rasa cinta yang mendalam terhadap tanah air sehingga harus siap membela dan berkorban demi kelangsungannya. Pendidikan ilmu filsafat sebagai dasar berfikir ilmu diperlukan dalam upaya menanamkan nilai nilai Bela Negara, dimana kondisi pergeseran ancaman yang begitu nyata. Filsafat Ilmu Pertahanan sebagai cabang ilmu Filsafat sudah seharusnya dapat menjadi bentuk pembangunan dasar kemampuan dalam konsep Bela Negara, Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Kaitan Filsafat Ilmu Pertahanan dengan peningkatan kemampuan dasar Bela Negara. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran filsafat ilmu pertahanan dalam upaya meningkatkan kemampuan dasar bela negara. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan peneliti sebagai instrumen utama penelitian dan desain pendekatan yang digunakan adalah deskriptif-eksplanatif. Filsafat Ilmu Pertahanan dalam upaya meningkatkan kemampuan Dasar Bela Negara secara “Epistemologi” adalah dengan meningkatkan metode, langkah-langkah, metode-metode, dan sarana yang relevan dengan sasaran serta target kegiatan yang dilakukannya khususnya dalam sector Pendidikan dan pelatihan bagi kader Bela Negara. Keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Bela Negara adalah keberhasilan bangsa Indonesia membangun fondasi yang kokoh bagi eksistensinya. pendidikan bela negara dapat menjadi suatu formasi kultural yang baru bagi bangsa Indonesia, karena secara perlahan akan membuka sekat-sekat sosial, membangun ras kebersamaan yang meluas serta mentransformasi kehidupan generasi muda untuk secara mandiri dan bergotong royong siap menghadapi perubahan di sekelilingnya. Kata Kunci: Bela Negara, Filsafat, Ilmu Pertahanan
Indonesian Salt Import Policy as A Threat and Opportunity in The Concept of Blue Economy in Indonesia Tomi Aris; Desi Albert Mamahit; Abdul Rivai Ras
Jurnal Pamator : Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Vol 15, No 1: April 2022
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pamator.v15i1.14239

Abstract

Salt is a strategic resource or commodity with great potential and has not been appropriately managed. Indonesia, with a potential coastline of 81,000, has great potential to become a salt-exporting country, but currently, to meet the national salt demand, Indonesia must import salt. The right solution is needed to eliminate the problem of importing salt that occurs. The concept of the Blue Economy, which prioritizes economic growth from the marine and fisheries sector while ensuring the sustainability of resources and the coastal and marine environment, is closely related to the current salt import policy. This study aims to analyze the policy of importing salt from other countries to Indonesia as a threat or opportunity to realizing a Blue Economy in Indonesia. The method used in this study is a qualitative approach and the analysis used is PESTEL. It is recorded that 20 factors represent opportunities to import salt and 15 factors that threaten salt import. Even so, the study results show that the score for import opportunities is lower than the threat. From the score obtained, it can be concluded that although many factors encourage Indonesia to import salt, the urgency for Indonesia to import salt is still not too strong. This policy-making must be in line with the Blue Economy concept, which emphasizes the benefits and impacts of achieving welfare for the community. There needs to be a government policy to increase national salt production to suppress the increasing number of salt imports. The critical factor for its success is increasing the amount of domestic salt production. In the future, the results of this study can be used as material for consideration by the Indonesian government in developing national salt production
Predicting Tanjung Piai Coastline Changes Using Digital Shoreline Analysis System Method: Impact of Indonesia's Maritime Security Tomi Aris; Desi Albert Mamahit; Abdul Rivai Ras; Ari Widodo
Applied Information System and Management (AISM) Vol 5, No 1 (2022): Applied Information System and Management (AISM)
Publisher : Depart. of Information Systems, FST, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/aism.v5i1.24863

Abstract

Tanjung Piai, Malaysia Coastline changes are caused by abrasion and accretion processes triggered by intensive human activities in coastal areas. A coastline change will bring the potential for conflict and security threats to maritime countries, such as Indonesia. Monitoring shoreline changes is essential for studying coastal dynamics, protecting the coastal environment, and developing the coastal environment. This study aims to determine the changes of Tanjung Piai, Malaysia Coastline with Digital Shoreline Analysis System method and the effect on Indonesia's maritime security. The type of data used in this research is secondary data. This study shows that the Coastline changes along the West Coast of Tanjung Piai, Malaysia tend to be significant from year to year. Prediction the coastline that directly faced the Malacca Strait will experience accretion, while it will experience abrasion in the east. The highest accretion on transect 2, namely Sungai Permas Kechil of 19m/year with a distance of 600 meters. It was found that the influence of changes in the coastline of Tanjung Piai, Malaysia, on maritime security was seen from four aspects, namely aspects of sea power, marine safety, blue economy, and human security
The Competitive Intelligence Analysis of Indonesian National Resilience in the Competition of Alternative Energy Resources AA Oka Wirayudha; Abdul Rivai Ras
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 2 (2022): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i2.4721

Abstract

Mastery of energy resources cannot be separated from the state's efforts to strengthen its defense. The shift in the use of fossil energy into alternative and renewable energy sources has created new competition between countries in the world. Again the US has an important role in the competition, but this time the main competitor is the PRC. Using a qualitative approach with a literature study method, this paper tries to provide an analysis from the point of view of competitive intelligence in looking at the context of great power competition on the issue of mastery of alternative energy resources, as well as its impact on Indonesia's position as a country that has a wealth of energy resources. The results of the discussion show that the shift in energy use in the future is strongly influenced by the issue of climate change, investment factors from developed countries in the development of alternative energy resource technologies and industrial factors that have begun to prioritize the use of resources other than fossils. Competition or competition between the US and China will still determine the continuity of alternative energy development in the future. Meanwhile, Indonesia as a country that has reserves of resources needed in the development of new energy will play a strategic role in the competition for mastery of energy resources, especially electricity.
Resolusi Konflik Papua dalam Perspektif Strategi Kontrainsurgensi Kontemporer Menggunakan the Dynamic Trust Model Jafits Al Fajri Nur Rafsanjani; Abdul Rivai Ras
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.41 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i4.6758

Abstract

Pendekatan non kekerasan melalui dialog damai hampir selalu menjadi rekomendasi utama yang diajukan beberapa peneliti resolusi konflik Papua. Pendekatan keamanan dengan demikian seringkali ditempatkan sebagai antithesis dalam resolusi konflik Papua sehingga perlu untuk dihindari. Sayangnya, rekomendasi eliminasi total pendekatan keamanan yang diajukan para analis konflik tidak mampu menjawab pertanyaan siapa yang harus dipersalahkan ketika konflik kekerasan pecah oleh karena provokasi kelompok separatis Papua, membuat opsi dialog damai menjadi paradoks dalam resolusi konflik Papua seiring dengan terus berjatuhannya jumlah korban jiwa dari penduduk sipil maupun apparat keamanan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan alternatif pandangan mengenai resolusi konflik Papua dalam perspektif strategi perang kontrainsurgensi kontemporer dengan menggunakan the Dynamic Trust Model. Hasil analisis menemukan bahwa konflik Papua diakibatkan oleh ketiadaan interpersonal trust antar aktor sehingga memerlukan procedural trust yang dibangun berlandaskan akar masalah Papua untuk menjamin proses negosiasi berjalan dengan semestinya. Konsep perang kontrainsurgensi kontemporer juga melihat penanganan konflik Papua melalui pendekatan humanis melalui dialog damai semata tanpa disertai pendekatan keamanan oleh negara jelas merupakan kesalahan fatal yang akan merugikan negara Indonesia sebagai pemilik otoritas politik dan kekerasan yang sah. Oleh karenanya, pendekatan elaboratif sipil-militer melalui akuntabilitas pengawasan atas penyelenggaraan keamanan dan intelijen sebagai procedural trust berjalan beriringan dengan dialog damai menjadi rekomendasi terbaik bagi resolusi konflik Papua dalam perspektif strategi perang kontrainsurgensi kontemporer.
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI PELABUHAN INTERNASIONAL (KIPI) MALOY UNTUK MENDUKUNG BLUE ECONOMY Laurensius Laurensius; Masaji Faiz Dani Agus Setiani; Regil Kentaurus Harryes; Abdul Rivai Ras
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 1 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v8i1.2021.69-83

Abstract

Pelabuhan Maloy merupakan pelabuhan yang terletak di Kalimantan Timur dan direncanakan berskala Internasional karena memiliki letak yang sangat strategis. Kawasan Industi Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy telah diproyeksikan dapat meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur. Mengingat lokasi KIPI Maloy yang strategis yaitu terletak pada ALKI II dan Provinsi Ibu Kota Baru Indonesia maka pelabuhan ini juga dapat berpotensi meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Penelitian terkait pengembangan terkait pengembangan Pelabuhan Maloy sebelumnya telah dilakukan. Namun, penelitian terkait perkembangan pembangunan Pelabuhan Maloy menjadi pelabuhan berskala internasional yang dikaitkan dengan potensi ekonomi di KIPI Maloy belum banyak dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisa deskriptif kualitatif dan triangulasi data untuk menguji keabsahan data. Sesuai dengan grand strategi pembangunan ekonomi Pemprov Kaltim, proyeksi kegiatan perekonomian KIPI Maloy mengarah pada pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan dengan mengembangkan industri eksisting (minyak bumi, pupuk, gas, crude palm oil (CPO) dan batubara) dan membangun industri berbasis pertanian dengan pendekatan skala ekonomi dan klaster. KIPI Maloy sebelumnya telah mengembangkan konsep green economy yang juga merupakan bentuk pembangunan keberlanjutan utamanya dalam sektor ekonomi. Produk dan jasa green economy cenderung lebih mahal karena membutuhkan banyak investasi sedangkan blue economy menggunakan konsep mempelajari cara kerja alam dan memanfaatkan potensi alam tanpa merusaknya. Blue economy direkomendasikan oleh peneliti perlu diterapkan sebagai bentuk pengalihan  pada konsumsi energi hijau, bersih, hasil daur ulang atau terbarukan.
Pancasila Sebagai Landasan Pertahanan Negara di Era Globalisasi Prima Aris Wardhani; Abdul Rivai Ras; Yusnaldi Yusnaldi; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.062 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2573

Abstract

AbstrakDampak globalisasi bukan hanya berpengaruh pada pesatnya kemajuan teknologi tetapi juga berpengaruh secara sosial budaya, ekonomi, politik, pertahanan, dan lain-lain. Di tengah arus globalisasi yang berlangsung sangat kuat, Indonesia sebagai suatu negara hendaknya semakin memperkuat jati diri dan pertahanan. Hal ini utamanya untuk menghindari dampak-dampak negatif yang masuk dan memungkinkan untuk mempengaruhi pondasi bangsa Indonesia. Peran Pancasila sangat penting pada Era Globalisasi. Pancasila sebagai ideologi dasar yang memuat etika dan nilai-nilai luhur bangsa diharapkan dapat menjadi pandangan hidup dan landasan yang menyatukan. Pada konsep pertahanan dan keamanan nasional, nilai-nilai Pancasila merupakan bagian penting dalam sistem pertahanan negara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti yang berperan sebagai human instrument. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, maka dalam menganalisis dan memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mencari teori dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, jurnal, artikel atau media lainnya. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu era globalisasi dapat mengubah berbagai aspek kehidupan beserta nilai di dalamnya. Adanya nilai-nilai Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan tertinggi dalam norma positif di Indonesia. Pada konsep pertahanan dan keamanan nasional, nilai-nilai Pancasila merupakan bagian penting dalam sistem pertahanan negara. Pancasila merupakan titik tolak pertahanan negara untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Kata kunci: Pancasila, Pertahanan Negara, Globalisasi AbstractThe impact of globalization not only affects the rapid progress of technology but also affects socio-culturally, economically, politically, defense, and others. In the midst of a very strong current of globalization, Indonesia as a country should further strengthen its identity and defense. This is mainly to avoid negative impacts that enter and allow them to affect the foundation of the Indonesian nation. The role of Pancasila is very important in the Era of Globalization. Pancasila as the basic ideology that contains ethics and noble values of the nation is expected to be a view of life and a unifying foundation. In the concept of national defense and security, the values of Pancasila are an important part of the national defense system. This study uses descriptive qualitative research methods. The instrument in this study is the researcher who acts as a human instrument. Through a descriptive qualitative approach, in analyzing and obtaining conclusions, it is done by looking for theories from various library sources such as books, journals, articles or other media. The conclusion in this study is that the era of globalization can change various aspects of life and the values in it. The Pancasila values in the preamble of the 1945 Constitution have the highest position in positive norms in Indonesia. In the concept of national defense and security, the values of Pancasila are an important part of the national defense system. Pancasila is the starting point for national defense to ensure the integrity and upholding of the Unitary State of the Republic of Indonesia.Keywords: Pancasila, National Defense, Globalization
Upaya Mahasiswa Dalam Mewujudkan Bela Negara Pada Sektor Keamanan Maritim Aini Nahdlia Puspita; Widodo Widodo; Abdul Rivai Ras; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.162 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2663

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara maritim dengan wilayah laut yang sangat luas sehingga dibutuhkan pertahanan negara yang kuat pada sektor maritim. Salah satu komponen bangsa Indonesia yang dapat mempertahankan kedaulatan NKRI adalah mahasiswa. Sebagai agent of change, mahasiswa diharapkan mampu berperan menjaga keutuhan NKRI, salah satunya dengan cara membela negara. Namun, pada kenyataannya nilai kesadaran bela negara mahasiswa masih rendah dan perlu diperbaiki. Mahasiswa masih mengedepankan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bangsa dan negara. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya bela negara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa pada sektor maritim. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mendeskripsikan fenomena melalui kata-kata. Selanjutnya, teknik pengambilan data berupa library research atau studi kepustakaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kontribusi seorang mahasiswa dalam upaya mewujudkan bela negara pada sektor maritim adalah menjadi kader bela negara, melakukan riset atau penelitian di sektor keamanan maritim, serta melakukan pengabdian di masyarakat.Kata kunci: Bela Negara, Pertahanan Negara, Keamanan Maritim. AbstractIndonesia is the biggest archipelagic state so that strong maritime security is needed for national defense. one of the components of the state that can defend the state are students. As agents of change, students are expected to be able to maintain the integrity of the Republic of Indonesia, one of which is defending the country or Indonesian independence. But in reality, the value of students' awareness of state defense is still low and needs to be improved. Students more concerned with personal interests than the interests of the nation and state. Therefore, this research aims to determine the national defense efforts of students in the maritime sector. This research uses a qualitative method that describes the phenomenon through words. Furthermore, the data collection technique used is library research or literature study. Based on the analysis, the contribution of a student in the effort to realize state defense in the maritime sector is to become a cadre of state defense, conducting research in the field of maritime security, and doing community dedication in maritime sector. Keywords: Indonesian Independence, National Defense, Maritime Security.
Bela Negara Dan Kaitannya Dengan Proses Pembentukan Karakter Bangsa Pada Aksi Demo Mahasiswa 11 April 2022 Grace Carolina; Abdul Rivai Ras; Purwanto Purwanto; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.728 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2971

Abstract

AbstrakMahasiswa menggelar aksi demonstrasi dibeberapa daerah di Indonesia pada 11 April 2022. Pada aksi demonstrasi tersebut, mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) datang dari kumpulan beberapa BEM Universitas. Para mahasiswa menyampaikan enam tuntutan, diantaranya penolakan penundaan Pemilihan Umum dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden. Diantara kesibukan aksi demonstrasi yang terjadi, tidak sedikit mahasiswa dan masyarakat yang ikut serta dalam berdemo, tidak mencerminkan hal yang baik untuk dipandang, salah satunya adalah fenomena mahasiswa yang membawa slogan yang dianggap tidak sopan. Maka dari itu, Pendidikan Karakter Bangsa dan Bela Negara baik dikalangan mahasiswa pada lingkup perguruan tinggi maupun masyarakat harus diluruskan.Kata Kunci: Karakter Bangsa dan Bela Negara, Pendidikan Pancasila, Aksi Demonstrasi AbstractStudents held demonstrations in several regions in Indonesia on April 11, 2022. At the demonstration, students on behalf of the All-Indonesian Student Executive Board (BEM SI) came from a collection of several University BEMs. The students submitted six demands, including the rejection of the postponement of the General Election and the extension of the President's term of office. Among the busy demonstrations that occurred, not a few students and the public who took part in the demonstration did not reflect a good thing to look at, one of which was the phenomenon of students carrying slogans that were considered disrespectful. Therefore, National Character Education and State Defense, both among students at the university and in the community, must be straightened out.Action Keywords: National Character and State Defense, Pancasila Education, Demonstration
Maritime Culture Degradation of Indonesian Society in Social Practice of Seafaring Aini Nahdlia Puspita; Widodo Widodo; Abdul Rivai Ras; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 2, No 1 (2023): January 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v2i1.286

Abstract

Indonesia since a long time ago has been known as a nation whose maritime is very strong, such as the activities or practices of seafaring which were carried out by the ancestors of the Indonesian nation. However, the current problem is the degradation of maritime culture in the social practices of seafaring. The purpose of this research is to find out the factors that cause Indonesian people not to go to sea and the degradation of maritime culture that occurs in Indonesian society in the social practices of seafaring. The method used in this study is a qualitative descriptive method with data sources derived from relevant books or journals. The results of this study, namely (1) the factors that cause people not to go to sea are due to unstable social economy for fisherman, climate change and erratic weather, fuel oil (BBM) which is difficult to obtain for ships, the use of technology that is still old technology, and the quota-based fisheries policy; and (2) the current degradation of maritime culture in Indonesian society is the transition from fisherman to other professions, such as farmers, foreign ship crews, and Indonesian migrant workers.