Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

The Economy of Oil palm smallholders in Post-Conflict Aceh Akmal, M; Bobby Rahman; Zulhilmi; Irfan; Teuku Muzaffarsyah
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan Volume 39, No. 1, (Juni 2023) [Accredited Sinta 2, No 10/E/KPT/2019]
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mimbar.v39i1.2080

Abstract

Abstract. This article aims to describe the economy of oil palm smallholders in post-conflict Aceh. The data for this study were gathered through observation, interviews, and a review of the relevant literature. This study found that oil palm plantations were one of the industries that helped the people of North Aceh get back on their feet economically after the conflict. The peaceful conditions in post-conflict Aceh propelled the former GAM combatants to plunge into the oil palm plantation sector because the potential for land was quite wide. The success of the oil palm plantation activities by former GAM combatants encouraged the community to participate in planting oil palm so that the area of oil palm plantations continued to increase in North Aceh, and then the community's economy also increased. These conditions strengthened peace because GAM combatants successfully switched from conflict-related activities to economic ones.
PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR GAMPONG KEUDE JRAT MANYANG KECAMATAN TANAH PASIR KABUPATEN ACEH UTARA Rahman, Bobby; Akmal, M.; Muzaffarsyah, Teuku; Zulhilmi, Zulhilmi; Hidayat, Bimby; Irfan, Irfan
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol 4 No 1 (2023): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/icomse.v4i1.8463

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aparatur gampong di Gampong Keude Jrat Manyang. Manfaat kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan kapasitas aparatur dalam menjalankan tugas dan fungsinya melayani masyarakat juga untuk meningkatkan kualitas layanan yang dihasilkan oleh aparatur serta memberikan pemahaman akan pentingnya peningkatan kapasitas dalam menyahuti tuntutan pelayanan yang berkualitas oleh masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tiga tahapan, diantaranya observasi/survey awal lapangan, pelaksanaan kegiatan pelatihan dengan cara ceramah dan paparan langsung kepada peserta serta tahapan evaluasi hasil pelatihan dengan cara diskusi dan responsive. Hasil kegiatan menggambarkan bahwa sebelum pelatihan dilakukan kinerja aparatur Gampong kurang optimal dalam pelayanan bagi masyarakat. Setelah pelatihan terlaksana dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat memunculkan konsep efektifitas, efesiensi dan akuntabilitas dalam peningkatan aparatur Gampong di Keude Jrat Manyang. Dampak yang paling penting adalah meningkatkan potensi sumber daya manusia yang handal dalam menjalankan roda pemerintahan Gampong. Kesimpulannya Pelatihan peningkatan kapasitas aparatur gampong dapat membawa dampak yang sangat baik sehingga aparatur pemerintah gampong dalam memberikan pelayanan menjadi optimal. Kata kunci: Pelatihan, Kapasitas, Aparatur, gampong.
PELATIHAN DIGITAL MARKETING UNTUK PENGUSAHA MUDA DI DI GAMPONG UTEUNKOT KOTA LHOKSEUMAWE Faisal, Naidi; Rahman, Bobby; Fasya, Teuku Kemal; Muchlis, Muchlis; Muzaffarsyah, Teuku
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol 5 No 1 (2024): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/icomse.v5i1.13966

Abstract

Keterampilan dan pengetahuan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran sangat penting di era ekonomi digital, keberadaan online dan strategi pemasaran digital yang efektif sangat penting bagi pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang berbagai aspek digital marketing perlu diketahui. Pengenalan konsep dasar digital marketing, seperti pentingnya keberadaan online dan strategi untuk membangun brand yang kuat. Penggunaan berbagai platform digital seperti media sosial (Facebook, Instagram, Twitter), website, dan e-commerce diajarkan untuk membantu peserta memanfaatkan alat-alat ini secara efektif. Teknik Search Engine Optimization (SEO) dan Search Engine Marketing (SEM) juga dibahas untuk meningkatkan visibilitas bisnis di mesin pencari. Selain itu, peserta pelatihan diberikan keterampilan dalam desain grafis dan copywriting untuk membuat konten pemasaran yang menarik. Mereka juga belajar tentang fotografi dan videografi produk untuk meningkatkan daya tarik visual di platform digital. Pemanfaatan alat analitik seperti Google Analytics dan Facebook Ads Manager diajarkan untuk membantu peserta mengukur efektivitas kampanye mereka dan membuat keputusan berbasis data. Metode pelatihan meliputi workshop, hands-on training, dan sesi mentoring. Workshop dan hands-on training memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari, sementara mentoring dan pendampingan dari ahli digital marketing membantu peserta mengatasi tantangan spesifik yang dihadapi dalam bisnis mereka. Evaluasi dan feedback dilakukan setelah pelatihan untuk mengukur pemahaman dan kemampuan peserta, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut. Dengan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam pelatihan ini, diharapkan pengusaha muda di Gampong Uteunkot dapat meningkatkan penjualan, brand awareness, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal.
From Identity to Evaluation: Political Reorientation among Generation Z Voters in Post-Conflict Aceh Faisal, Naidi; Abdullah, Taufik; Mulyadi, Mulyadi; Abubakar, Muhammad bin; Muzaffarsyah, T.
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jsai.v6i1.7662

Abstract

This article examines the political reorientation of Generation Z voters in Aceh, Indonesia, between the 2019 and 2024 presidential elections. In Aceh—a post-conflict region where Islamic values and inherited political affiliations continue to shape civic life—young voters have traditionally aligned with electoral choices informed by family ties, clerical influence, and communal expectations. Using a sequential explanatory research design, this study combines survey data from two election cycles (n=73 in 2019; n=267 in 2024) with 30 in-depth interviews across three public universities. Findings reveal a notable shift from identity-based loyalty toward a more evaluative form of political reasoning. By 2024, many respondents reported prioritizing leadership credibility, programmatic vision, and policy clarity over ethnic and religious affiliation. This transformation was catalyzed by increased exposure to diverse information via social media, peer deliberation, and civic engagement in academic settings. However, the shift unfolded amid significant tension, particularly from family members and educators who framed political choice as a moral imperative. Respondents navigated these pressures through selective compliance, quiet dissent, and emerging political autonomy. This behavioral shift is understood here as a form of selective identity politics, in which inherited affiliations remain relevant but are increasingly subjected to rational and ethical scrutiny. The study contributes to broader discussions on youth political agency, identity negotiation, and democratic participation in culturally embedded and post-conflict contexts.
Pola Komunikasi Organisasi Dalam Menjaga Loyalitas Kerja Karyawan Pada Event Organizer Muda Balia (MBA) Corporation Banda Aceh Ridha Humaira; Bobby Rahman; Masriadi; Masriadi; Subhani; Subhani; Teuku Muzaffarsyah; Teuku Muzaffarsyah
Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora Vol. 3 No. 3 (2025): Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.16014274

Abstract

Dalam organisasi yang mempunyai banyak anggota, tentunya sangat banyak sekali informasi yang masuk dalam organisasi, dengan menggunakan komunikasi yang baik dan efektif dalam menyampaikan informasi untuk menghindari kesalahpahaman yang nantinya akan berdampak pada loyalitas kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi secara vertikal yang digunakan antara pimpinan dan karyawannya pada Event Organizer MBA Corporation Banda Aceh dalam menjaga loyalitas kerja karyawan dengan menggunakan teori Karl E. Weick. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, menggunakan teknik Purposive Sampling untuk memperoleh informan. Data yang digunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi yang terjalin di Event Organizer MBA Corporation Banda Aceh adalah komunikasi atas ke bawah (Downward Communication) dan komunikasi bawah ke atas (Upward Communication) dengan menggunakan pola roda, pola bintang dan pola rantai sebagai aliran komunikasi yang digunakan perusahaan untuk menjaga loyalitas kerja karyawannya. Tahapan-tahapan yang digunakan untuk menghindari kesalahpahaman dari informasi yang masuk yaitu tahap Enactment, Selection dan Retention.
Pola Komunikasi Organisasi Dalam Menjaga Loyalitas Kerja Karyawan Pada Event Organizer Muda Balia (MBA) Corporation Banda Aceh Ridha Humaira; Bobby Rahman; Masriadi; Masriadi; Subhani; Subhani; Teuku Muzaffarsyah; Teuku Muzaffarsyah
Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora Vol. 3 No. 3 (2025): Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.16014274

Abstract

Dalam organisasi yang mempunyai banyak anggota, tentunya sangat banyak sekali informasi yang masuk dalam organisasi, dengan menggunakan komunikasi yang baik dan efektif dalam menyampaikan informasi untuk menghindari kesalahpahaman yang nantinya akan berdampak pada loyalitas kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi secara vertikal yang digunakan antara pimpinan dan karyawannya pada Event Organizer MBA Corporation Banda Aceh dalam menjaga loyalitas kerja karyawan dengan menggunakan teori Karl E. Weick. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, menggunakan teknik Purposive Sampling untuk memperoleh informan. Data yang digunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi yang terjalin di Event Organizer MBA Corporation Banda Aceh adalah komunikasi atas ke bawah (Downward Communication) dan komunikasi bawah ke atas (Upward Communication) dengan menggunakan pola roda, pola bintang dan pola rantai sebagai aliran komunikasi yang digunakan perusahaan untuk menjaga loyalitas kerja karyawannya. Tahapan-tahapan yang digunakan untuk menghindari kesalahpahaman dari informasi yang masuk yaitu tahap Enactment, Selection dan Retention.
ENVIRONMENTAL POLITICS: THE IMPACT OF THE ESTABLISHMENT OF A PALM OIL FACTORY IN DENSELY POPULATED AREA (CASE STUDY OF PULO PADANG VILLAGE, LABUHANBATU REGENCY) Sonya Amelia; M.Akmal; Muntasir; Muhammad Bin Abu Bakar; Teuku Muzaffarsyah
International Journal of Social Science, Educational, Economics, Agriculture Research and Technology (IJSET) Vol. 4 No. 9 (2025): AUGUST
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/ijset.v4i9.867

Abstract

This study examines the development of a palm oil mill in a densely populated area such as Pulo Padang Village, which has created complex dynamics related to environmental politics and social conflict. This study aims to evaluate the impact of development on society and the environment, as well as the resolution process. A qualitative approach method was used with interview, observation, and documentation techniques for residents, the government, and the company. The results show that the conflict is rooted in a lack of transparency, minimal community participation, and ecological impacts that are detrimental to the surrounding community. The government needs to strengthen regulations and actively involve the community to achieve equitable sustainable development. These findings emphasize the importance of an inclusive approach, constructive negotiation, and the application of environmental justice principles to reduce conflict and improve socio-ecological sustainability.
Strategi Digital untuk UMKM: Pelatihan Dasar Pemanfaatan Marketplace di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Teuku Markam Aceh Utara Husniati, Ade Muana; Maryam; Mardhiah, Ainol; Johan, Muhammad; Muzaffarsyah, Teuku
Jurnal Solusi Masyarakat (JSM) Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsm.v3i2.12014

Abstract

Basic digital marketing and marketplace utilization training is a strategic step in improving community skills in the digital era, especially for groups that have not yet been fully exposed to technology. Community Learning Activity Centers (PKBM) play a crucial role in providing access to non-formal learning that empowers communities economically and socially. This article discusses basic digital marketing and marketplace utilization training for participants in the sewing skills program at PKBM Teuku Markam, covering its objectives, materials, methods, benefits, impacts, and implementation recommendations. This training is designed to equip participants, mostly women with basic education backgrounds, with practical skills in utilizing digital media for marketing and managing online stores. The impact of this training included increased participants' understanding of digital marketing concepts, technical skills in creating marketing content, and the courage to launch online businesses, a concept previously unimaginable for most participants. Several participants successfully created their own online store accounts, uploaded their products to marketplaces, and used social media for promotion. This demonstrates that digital training can be a catalyst for community-based economic transformation, particularly in areas with limited access to formal training. Furthermore, this training fostered collaboration between educational institutions, industry practitioners, and local communities as a holistic approach to community economic empowerment. Continuous evaluation and cross-sector collaboration are highly recommended to ensure the sustainability of this program and anticipate future developments in digital technology.
FROM PEACE AGREEMENT TO POLITICAL ARENA: WOMEN’S PARTICIPATION IN POLITICS AFTER 15 YEARS OF THE MOU HELSINKI IN ACEH Teuku Muzaffarsyah; Bobby Rahman; Naidi Faisal; Fidhia Aruni; Rifki Elindawati
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review Vol. 10 No. 1 (2025): General Issues
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpi.v10i1.3170

Abstract

The Helsinki MoU is the peace agreement signed on August 15, 2005, between the Government of the Republic of Indonesia and the Free Aceh Movement (Gerakan Aceh Merdeka, GAM) in Helsinki, Finland. In the context of political participation, the MoU urges Acehnese to increase women's participation in politics through affirmative action, particularly a 30% quota in legislative bodies. However, after 15 years of the MoU, Acehnese women’s participation in politics is still yet far from the quota. Thus, this study aims to examines the effectiveness affirmative action policy through the landscape of gender and the persistent gaps between policy intent and outcomes. This study used a qualitative reseach method with post-positivist approach. The data were collected through in-depth interviews with members of the Aceh People’s Representative Council (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, DPRA), political party representatives, and women's empowerment officials. The secondary sources were derived from legislation, reports, and media. Findings reveal persistent structural, cultural, and institutional barriers, such as patriarchal norms, limited political support, insufficient resources, and weak institutional enforcement—that hinder the effectiveness of affirmative action policies. As the result we found that while legal frameworks exist, the actual empowerment of women in Aceh’s political sphere remains constrained and symbolic.